Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BACA MINICEX

13 Oktober 2023

Pembimbing:
dr. Indah Kusuma Dewi, Sp.KJ

Disusun Oleh :

Yosua Darmadi Kosen - 2115294

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT


KABUPATEN BANDUNG BARAT
2023
Nama : Yosua Darmadi Kosen
NRP : 2115294
1. Cara pemberian obat Long Acting Injection
2. Rangkuman obat antipsikotik
3. Tatalaksana gaduh gelisah

1. Cara pemberian obat Long Acting Injection


→ Indikasi : Pd kondisi non-compliant (pd ggn jiwa berat, mis : skizofrenia yg minum obat bs
smpe tahunan) → bisa bosan dan lupa minum obat sehingga efektivitas obat jd krng adekuat →
inj. Obat long acting / DEPO
→ injeksi depo dari antipsikosis konvensional dapat meningkatkan risiko terjadinya reaksi
ekstrapiramidal dibandingkan dengan sediaan oral. Reaksi ekstrapiramidal lebih jarang terjadi
pada antipsikosis atipikal seperti risperidon. Informasi penggunaan injeksi depo antipsikotik
pada anak masih terbatas dan penggunaannya hanya boleh dilaksanakan di unit-unit khusus
⇒ Cara pemberian. Pemberian depo antipsikosis dilakukan melalui injeksi intramuskular dalam
dengan interval 1 hingga 4 minggu. Jika memulai terapi dengan sediaan lepas lambat dari
antipsikosis konvensional, pasien mula–mula sebaiknya diberi dosis uji yang kecil (small
test-dose) karena timbulnya efek samping yang tidak diinginkan dapat diperpanjang.
Umumnya, tidak lebih dari 2–3 ml dari injeksi berbasis minyak sebaiknya diberikan pada satu
tempat penyuntikan. Teknik injeksi yang benar (termasuk teknik penggunaan z-track) dan rotasi
tempat penyuntikan merupakan hal penting. Jika dosis perlu diturunkan untuk meringankan efek
samping, penting untuk mengetahui bahwa kadar obat dalam plasma tidak boleh turun selama
beberapa waktu setelah penurunan dosis. Oleh karena itu mungkin butuh waktu sebulan atau
lebih sebelum efek samping hilang.

Dosis. Respon individual terhadap obat neuroleptik sangat bervariasi dan untuk mendapatkan
efek optimum, dosis dan interval dosis harus dititrasi tergantung respon pasien.

Dosis ekuivalen dari depot antipsikosis Kesetaraan ini dimaksudkan hanya sebagai panduan
umum; instruksi dosis individual juga sebaiknya diperhatikan; pasien sebaiknya berhati–hati dan
dimonitor terhadap setiap perubahan selama pengobatan.
Pemilihan. Tidak ada batas yang jelas pada penggunaan antipsikosis konvensional, tetapi
zuklopentiksol mungkin dapat digunakan untuk pengobatan agitasi atau pasien yang agresif di
mana flupentiksol dapat menjadi penyebab dari kegembiraan yang berlebihan pada pasien ini.
Kejadian reaksi ekstrapiramidal hampir sama dengan antipsikosis konvensional.

2. Rangkuman obat antipsikotik


→ Indikasi : mengatasi gejala psikotik (ggn dlm menilai realitas mis: waham, halusinasi,
disorganized speech, perilaku organized atau agitasi), skizofrenia, skizoafektif, mania, depresi
berat dengan gejala psikotik, gangguan waham, perilaku kekerasan atau agitasi berat, sindroma
tourette, ggn kepribadian ambang, demensia, delirium, ggn psikotik akibat penggunaan zat
⇒ Tipikal/ Dopamin Receptor Antagonis/ APG-I/ obat” yg 1st founded 1950-an
→ predominan kerjanya sebagai antagonis di receptor dopamin-2 / D2; sbg antagonis receptor
muskarinik asetilkolin, receptor antihistamin, Alpha adrenoreceptor → ESO
- Haloperidol inj/ inj short acting for gaduh gelisah, inj long acting → diberikan 1x tp efek
bsa sampai sebulan (utk pasien non-compliance/ tdk patuh)
- Chlorpromazine
- Trifluoferazine
⇒ Atipikal/ Serotonin Dopamin Antagonis/ APG-II
→ predominan kerjanya sebagai antagonis di receptor dopamin D2 & serotonin 5-HT2A → ESO
EPS lbh kecil (parkinsonisme, distonia, dll)
→ efikasi yg baik untuk gejala negatif (social withdrawal, afek tumpul, afek datar, abulia,
anhedonia)
- Risperidone
- Olanzapine
- Quetiapin
- Clozapine → monitor neutropenia, myocarditis, sialorrhea/ mengiler
⇒ Gol. lain : parsial agonis
- Aripiperazole → monitor impulse control disorder/ behavioural addiction
===> ESO :
1. ExraPyramidal
→ blokade reseptor dopamine D2 di jaras nigrostriatal → akut [distonia akut (spasme
otot leher, otot sekitar mata-mata mendelik ke atas/ oklukiri), akathisia (pasien spt
gelisah krn restlessness), parkinsonism (tremor, bradikinesia, rigiditas/ cogwheel rigidity/
cogwheeling)], kronis [tardive dyskinesia (efek panjang dari antipsikotik tipikal)]
2. Efek Endokrin
→ blokade reseptor dopamine D2 di jaras tuberoinfundibular/ tuberohypofisis →
meningkatkan prolaktin → gynecomastia (pembesaran kelenjar air susu pd laki”),
galactorrhea (keluar air susu pd org yg tdk sdg menyusui), amenorhea, disfx seksual)
3. Sindroma Neuroleptik Maligna (SNM)
→ Sifat fatal → tanda” (penurunan kesadaran, rigiditas yg berat, hipertermia, disfungsi
otonom spt inkontinensia urin)
4. ESO lain
→ Antagonis reseptor Histamine H1
a. Sedasi
b. Nafsu makan meningkat → BB meningkat
→ Antagonis muskarinik → efek antikolinergik (pandangan mata kabur, mulut kering,
antiparkinson)
→ alpha-1 adrenergik → hipotensi ortostatik
→ efek cardiovascular → prolong QT in ECG
→ meningkatkan TG
→ Hiperglikemia pd obat antipsikotik atipikal (lbh mempengaruhi metabolik)
→ menurunkan ambang kejang
→ meningkatkan risiko di cerebrovaskular (pd pasien demensia)
Contoh dan Jenis anti-psikotik
Obat Antipsikotik Rentang Dosis Anjuran Bentuk Sediaan Waktu Paruh
(mg/hari)

Antipsikotik Generasi I Dosis Anjuran (mg/hari) Bentuk Sediaan Waktu Paruh


(APG-I) (Jam)

Klorpromazin 300 - 1000 tablet (25 mg,100 mg) 6

Perfenazin 16 – 64 tablet (4 mg) 10

Trifluoperazin 15 – 50 tablet (1 mg, 5 mg) 24

Haloperidol 5 – 20 tablet (0.5, 1 mg, 1.5 mg, 2 21


mg, 5 mg) injeksi short acting
(5 mg/mL), tetes (2 mg/5 mL),
long acting (50 mg/mL)

Obat Antipsikotik Rentang Dosis Anjuran Bentuk Sediaan Waktu paruh


(mg/hari)

Antipsikotik Generasi II Dosis Anjuran (mg/hari) Bentuk Sediaan (jam)


(APG-II)

Aripiprazol (Abilify®) 10-30 Tablet 5 mg; 10 mg; 15 mg; 75


20 mg Injeksi 10 mg/vial; 7,5
mg/mL; 9,75 mg/1,3mL; 1
mg/mL

Klozapin (Clozaril®) 150-600 Tablet 25mg, 50mg, 100mg 12

Olanzapin (Zyprexa®) 10-30 Tablet 5mg, 7,5mg, 15mg, 33


20mg

Quetiapin ( Serouel®) 300-800 Tablet 25mg, 50mg, 100mg 6

Risperidon ( Risperdal®) 2-8 Tablet 1mg, 2mg, 3mg 24

3. Tatalaksana gaduh gelisah


⇒ Gaduh gelisah adalah suatu kondisi dinamis yang dapat meningkat cepat dari yang paling
ringan (stres, gelisah, cemas, takut, dsb.) hingga yang berat dan kehilangan kendali
(kekerasan, agresif, bingung, dsb.)
⇒ merupakan suatu kegawatdaruratan, sehingga harus diobati dengan cepat dan tepat,
umumnya dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
⇒ Gaduh gelisah bisa disebabkan karena:
1. Gangguan Jiwa (Contoh: Skizofrenia, Bipolar, Skizoafektif, Depresi Berat, Dementia, dll.)
2. Gangguan Fisik Nonjiwa (Infeksi otak, Gangguan Elektrolit, Dehidrasi Berat karena Diare,
Infeksi Paru dll.)
3. Kombinasi Gangguan Jiwa dengan Gangguan Fisik
4. Penyalahgunaan Zat Narkoba

Pengobatan gaduh gelisah meliputi:


1. Fiksasi, dengan tujuan melindungi pasien dan orang lain (termasuk staf medis yang
bertugas)
2. Persuasi (bujuk) bila memungkinkan
3. Intervensi farmakologis berupa suntikan dan obat minum rutin
4. Edukasi keluarga tentang apa yang dilakukan

• Pasien harus ditempatkan dalam lingkungan yang aman


• haloperidol intramuskular (IM) adalah salah satu terapi gawat darurat yang paling bermanfaat
untuk pasien psikotik yang melakukan kekerasan, 5-10 mg setiap ½ sampai 1 jam diperlukan
sampai pasien distabilkan
• Terapi elektrokonvulsif (ECT) juga telah digunakan dalam ruang gawat darurat untuk
mengendalikan kekerasan psikotik.
• orang dengan respon alergik atau menyimpang terhadap antipsikotik atau benzodiazepine
diobati dengan sodium amobarbital (amytal) (sebagai contohnya, 130 mg oral atau IM),
paraldehyde, atau diphenhydramine (Benadril, 50 sampai 100 mg oral atau IM)
• Pasien yang melakukan kekerasan dan melawan paling efektif ditenangkan dengan sedatif
atau antipsikotik yang sesuai. Diazepam (Valium), 5-10 mg, atau lorazepam (ativan), 2-4 mg,
dapat diberikan intravena (IV) perlahan-lahan sampai 2 menit
• Jika kemarahan adalah bagian dari proses psikotik yang sedang berlangsung dan kembali
setelah medikasi IV menghilang, medikasi kontinu dapat diberikan
• Kadang-kadang lebih baik menggunakan dosis IM atau oral kecil dengan interval 1/2 sampai 1
jam sebagai contohnya, Haloperidol 2-5 mg, diazepam 10mg sampai pasien terkendali
dibandingkan dengan menggunakan dosis besar pada awalnya dan menghentikannya dengan
pasien yang mengalami overmedikasi
• Transkuilisasi cepat. Medikasi antipsikotik dapat diberikan dalam cara cepat dengan interval
30-60 menit untuk mencapai hasil terapeutik yang secepat mungkin
• Pada orang dewasa 5-10 mg Haloperidol peroral atau IM dan diulangi dalam20-30 menit
sampai pasien menjadi tenang
• Kegawatan ekstrapiramidal berespon terhadap benztropine (Cogetin) 2 mg peroral atau IM,
atau diphenhydramine 50 mg IM atau IV. Beberapa pasien berespon terhadap diazepam 5-10
mg peroral atau IV
• Pengikatan. Pengikatan digunakan ika pasien sangat berbahaya bagi dirinya sendiri atau
orang lain karena memiliki ancaman yang sangat parah yang tidak dapat dikendalikan dengan
cara lain untuk mendapatkan medikasi atau untuk periode yang lama ika medikasi tidak dapat
digunakan
- Fiksasi Psikologis : menarik perhatian pasien dengan melakukan penerimaan yang
menyenangkan, memberi perhatian terhadap masalahnya, mencoba menentramkan, atau
memberi solusi sementara.
- Fiksasi farmakologis/ medikasional : dengan pemberian obat-obatan yg berefek menenangkan
atau sedatif-hipnotik.
- Fiksasi fisik/ mekanis : dengan melakukan pengikatan atau memasukkan dalam ruang isolasi
(isolasi/ seclution)
DAFTAR PUSTAKA
1. Guidelines for the use and management of long-acting injectable antipsychotics in
serious mental illness - PMC (nih.gov)
2. Injeksi Depo Antipsikosis | PIO Nas (pom.go.id)
3. Stahl S M. Essential psychopharmacology. Neuroscientific basis and practical
application. 4th edition.
4. Martínez-Raga, J., Amore, dkk. 2018. 1st International Experts’ Meeting on Agitation:
Conclusions Regarding the Current and Ideal Management Paradigm of Agitation.
Frontiers. https://doi.org/10.3389/fpsyt.2018.00054.
5. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id)

Anda mungkin juga menyukai