Anda di halaman 1dari 18

ANTIANSIETAS

Pembimbing:
dr. Citra Fitri Agustina, SpKJ

Disusun oleh:
Thasya Ratu Renalita 1102017229
Yunita Puspita Dewi 1102017247
Shavira Wadya Putri Wahyudi 1102017215
Cakra Karim Narendra 1102014060
Qonita Fitro Martikasari 1102017181
Daffa Gibraltar Bahy 1102017059
OBAT ANTI-ANSIETAS
Sinonim : PSYCHOLEPTICS, MINOR TRANQUILLIZERS, ANXIOLYTICS, ANTIANXIETY DRUGS, ANSIOLITIKA
Obat Acuan : Diazepam/ Chloradiazepoxide

● Antiansietas adalah kelompok obat untuk menangani gangguan kecemasan, serangan panik,
atau rasa takut dan khawatir yang berlebihan. Obat golongan antiansietas atau obat pereda
cemas digunakan untuk pengobatan jangka pendek (Bandelow, B., 2020).
● Anxietas adalah salah satu gangguan yang paling umum terjadi ditandai dengan kecemasan
yang berlebihan dan tidak realistis mengenai suatu hal (Soodan & Arya, 2015).
MEKANISME KERJA
Obat antiansietas mendepresi subkortikal SSP

Create a timeline
Menghambat neurotransmitter GABA diotak

for each task


Gaba menghasilkan IPSPS

Hiperpolarisasi sel saraf

Muncul efek menenangkan

Hiperaktivitas mereda
MEKANISME KERJA
BENZODIAZEPINE
1. Diazepam
2. Chlorprodiazepoxide
Lorazepam
Benzodiazepine
3.
4. Clobazam
5. Bromazepam
6. Alprazolam

PENGGOLONGAN

1. Sulpride
Non-Benzodiazepine 2. Buspirone
3. Hydroxyzine
SEDIAAN OBAT dan DOSIS ANJURAN
NAMA GENETIK NAMA DAGANG SEDIAAN DOSIS ANJURAN
Diazepam Valium Tablet : 2 mg, 5 mg, 10 mg 1 x 2 – 40 mg/hari
Stesolid Injeksi : 10 mg/2 cc
Valdime
x
Buspirone Buspar Tablet : 10 mg 2-3 x 10 mg/hari
Xiety
Alprazolam Xanax Tablet : 0,25 mg, 0,5 mg, 1 2-3 x 0,5 – 2 mg/hari
Zypra mg, 2 mg
s
Lorazepam Ativan Tablet : 0,5 mg, 1 mg, 2 mg 2-3 x 1 mg/hari
Merlopam
Clobazam Frisium Tablet : 10 mg 2-3 x 10 mg/hari
Procloza
m
INDIKASI PENGGUNAAN

Gejala sasaran (target syndrome) : SINDROM ANXIETAS

● Perasaan cemas atau khawatir yang ● Hendaya dalam fungsi kehidupan


sehari-hari, bermanifestasi dalam
tidak realistik terhadap 2 atau
lebih hal yang dipersepsi sebagai gejala : Penurunan kemampuan
bekerja, hubungan sosial dan
ancaman, perasaan ini
menyebabkan individu tidak melakukan kegiatan rutin.
mampu istirahat dengan tenang
(inability to relax).
INDIKASI PENGGUNAAN

Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala berikut :
Ketegangan Motorik Hiperaktivitas otonomik Kewaspadaan berlebihan dan
penangkapan berkurang
1. Kedutan otot atau rasa gemetar 5. Nafas pendek/terasa berat
2. Otot tegang/kaku/pegal linu 6. Jantung berdebar-debar 14. Perasaan jadi peka/mudah ngilu
3. Tidak bisa diam 7. Telapak tangan basah-dingin 15. Mudah terkejut/kaget
4. Mudah menjadi lelah 8. Mulut kering 16. Sulit konsentrasi pikiran
9. Kepala pusing/rasa melayang 17. Sukar tidur
10. Mual, mencret, perut tak enak 18. Mudah tersinggung
11. Muka panas/badan menggigil
12. Buang air kecil lebih sering
13. Sukar menelan/rasa tersumbat
INTERAKSI OBAT
❖ Benzodiazepine + CNS Depressants (phenobarbital, alohol, obat anti-psikois, anti-depresi, opiates)
→ potensial efek sedasi dan penekanan pusat napas, risiko timbul “respiratory failure".

❖ Benzodiazepine + CNS stimulants (amphetamine, caffeine, appetite + suppressants) =


antagonisme efek Anti-Anxietas → efek Benzodiazepine menurun.

❖ Benzodiazepine + Neuroleptika = manfaat efek klinis Benzodiazepine mengurangi kebutuhan dosis


neuroleptika, sehingga risiko efek samping neuroleptika mengurang.
EFEK SAMPING

Sedasi Relaksasi otot

- Rasa mengantuk - Rasa lemas

- Kewaspadaan berkurang - Cepat lelah

- Kinerja psikomotor menurun

- Kemampuan kognitif melemah


EFEK SAMPING
 Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus obat

(rebound phenomena): pasien menjadi iritable, bingung, gelisah, insomnia,


tremor, palpitasi, keringat dingin, konvulsi.

 Ketergantungan relatif lebih sering terjadi pada individu dengan riwayat


peminum alkohol, penyalahguna obat atau “unstable personalities”.

 Untuk mengurangi risiko ketergantungan obat, maksimum pemberian = 3


bulan (100 hari) dalam rentang dosis terapeutik.
CARA PENGGUNAAN
Pemilihan Obat
● Gol. Benzodiazepine ("drug of choice" obat anti-anxietas) → toksisitas yang rendah,
dibandingkan meprobamate atau phenobarbital.
● Spektrum Klinis Benzodiazepine → anti-anxietas, antikonvulsan, anti- insomnia,
premedikasi tindakan operatif.
Diazepam/Chlordiazepoxide “broad spectrum”
Nitrazepam/Flurazepam Dosis anti-anxietas dan anti-insomnia berdekatan (non dose related)
> anti-insomnia
Midazolam Onset cepat dan kerja singkat, untuk premedikasi tindakan operatif
Bromazepam, lorazepam, Dosis anti-anxietas dan anti-insomnia berjauhan (dose-related), >
clobazam anti-anxietas
CARA PENGGUNAAN
Pemilihan Obat

● Beberapa spesifikasi :

- Clobazam = pasien dewasa dan usia lanjut yang ingin tetap aktif.

- Lorazepam = Pasien-pasien dengan kelainan fungsi hati atau ginjal

- Alprazolam = Anxietas antisipatorik, “ onset of action" lebih cepat dan mempunyai


komponen efek anti-depresi

- Sulpiride-50 = Efektif untuk meredakan gejala somatik dari sindrom anxietas dan paling
kecil risiko ketergantungan obat.
CARA PENGGUNAAN
Pengaturan Dosis

● “Steady state” (keadaan dengan jumlah obat yang masuk ke dalam badan sama dengan jumlah
obat yang keluar dari badan) dicapai setelah 5-7 hari dengan dosis 2-3 kali sehari (half life ≤
24 jam).
● Efek klinis terlihat bila kadar obat dalam darah telah mencapai “steady state”
● Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran)  naikkan dosis setiap 3 – 5 hari sampai mencapai
dosis optimal  dipertahankan 2-3 minggu  diturunkan 1/8 x setiap 2-4 minggu  dosis
minimal yang masih efektif (maintenance dose)  bila kambuh dinaikkan lagi dan bila tetap
efektif  pertahankan 4–8 minggu tapering off.
CARA PENGGUNAAN
Lama Pemberian

● Pada sindrom anxietas yang disebabkan faktor situasi eksternal → tidak lebih dari 1-3

bulan
● Pemberian yang sewaktu-waktu dapat dilakukan apabila sindrom anxietas dapat

diramalkan waktu datangnya dan hanya pada situasi tertentu (anticipatory anxiety),
serta terjadinya tidak sering
● Penghentian selalu secara bertahan (stepwise) agar tidak menimbulkan gejala lepas

obat (withdrawal symptoms)


PERHATIAN KHUSUS
❏ KONTRAINDIKASI
Pasien dengan hipersensitif terhadap benzodiazepine, glaukoma, myasthenia gravis, chronic pulmonary
insufficiency, chronic renal or hepatic disease
❏ GEJALA OVERDOSIS/INTOKSIKASI
- Kesadaran menurun, lemas
- Pernapasan, tekanan darah, denyut nadi menurun sedikit
- Ataksia, disertai “confusion”, refleks fisiologis menurun

EFEK TERATOGENIK
Obat golongan benzodiazepine dapat melewati placenta dan menyebabkan hypotonia, penekanan
pernasapan dan hypothermia pada anak yang dilahirkan.
❏ PADA USIA LANJUT DAN ANAK

Dapat terjadi reaksi yang berlawanan (paradoxical reaction): kegelisahan, iritabilitas, disinhibisi,
DAFTAR PUSTAKA
● Bandelow, B. (2020). Current and Novel Psychopharmacological Drugs for Anxiety Disorders. Adv Exp
Med Biol., doi: 10.1007/978-981-32-9705-0_19.
● Maslim, R. 2007. Panduan praktis penggunaan klinis obat psikotropik edisi ketiga. Jakarta: Bagian
Ilmu Kedokteran Jiwa FK- Unika Atma Jaya.
● Soodan, S. and Arya, A. 2015. Understanding the Pathophysiology and Management of the Anxiety
Disorders. International Journal of Pharmacy & Pharmaceutical Research, 4(3): 251-278
● Sadock, B. J., Sadock, V. A., & Ruiz, P. (2015). Kaplan & Sadock's synopsis of psychiatry: Behavioral
sciences/clinical psychiatry. 11th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai