Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Kesehatan jiwa merupakan kemampuan individu untuk menyesuaikan diri


dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan, sebagai perwujudan
keharmonisan fungsi mental dan kesanggupannya menghadapi masalah yang biasa
terjadi, sehingga individu tersebut merasa puas dan mampu (Rasmun, 2001).

Kesehatan jiwa seseorang selalu dinamis dan berubah setiap saat serta
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: kondisi fisik (somatogenik), kondisi
perkembangan mental-emosional (psikogenik) dan kondisi dilingkungan social
(sosiogenik). Ketidakseimbangan pada salah satu dari ketiga faktor tersebut dapat
mengakibatkan gangguan jiwa (Maramis,2004).

Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2000) adalah suatu perubahan pada fungsi
jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan
penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. WHO
memperkirakan saat ini di seluruh dunia terdapat 450 juta orang mengalami gangguan
jiwa, di Indonesia sendiri pada tahun 2006 diperkirakan26 juta penduduk Indonesia
mengalami gangguan jiwa dengan ratio populasi 1 berbanding 4 penduduk.
Departemen Kesehatan RI mengakui sekitar 2,5 juta orang di negeri ini telah menjadi
pasien rumah sakit jiwa (Setiawan, 2009.http//www. Gizi.net, diperolehtanggal 1
Jun2010).

II. Rumusan Masalah


A. Apa pengertian Psikofarmaka?
B. Sebutkan jenis-jenis obat psikofarmaka?
C. Jelaskan Jenis-jenis obat psikofarmaka?

III. Tujuan Masalah


A. Mahasiswa dapat memahami pengertian psikofarmaka
B. Mahasiswa dapat menyebutkan jenis-jenis obat psikofarmaka
C. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang jenis-jenis obat psikofarmaka

BAB II
PEMBAHASAN

1
I. Pengertian Psikofarmaka
Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif
pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental
dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap
taraf kualitas hidup pasien.
Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya: anti-psikosis,
anti-depresi, anti-mania, anti-ansietas, anti-insomnia, anti-panik, dan anti obsesif-
kompulsif,. Pembagian lainnya dari obat psikotropik antara lain: transquilizer,
neuroleptic, antidepressants dan psikomimetika.

II. Jenis-jenis Obat Psikotropika


A. Obat Anti-Psikosis
1. Pengertian
Anti-psikosis disebut juga neuroleptic, dahulu dinamakan major
transquilizer. Salah satunya adalah chlorpromazine (CPZ), yang
diperkenalkan pertama kali tahun 1951 sebagai premedikasi dalam anastesi
akibat efeknya yang membuat relaksasi tingkat kewaspadaan seseorang. CPZ
segera dicobakan pada penderita skizofrenia dan ternyata berefek
mengurangi delusi dan halusinasi tanpa efek sedatif yang berlebihan.

N
Golongan Obat Sediaan Dosis Anjuran
O
- Tablet 25 dan
150-600
Chlorpromazin 100mg
mg/hari
- Injeksi 25 mg/ml
Tablet 50 dan 150-600
Thioridazin
100 mg mg/hari
1 Fenotiazin
Tablet 1 mg dan
Trifluoperazin 10-15 mg/hari
5 mg
Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12-24 mg/hari
Tablet 2,5 mg, 5
Flufenazin 10-15 mg/hari
mg
2 Butirofenon - Tablet 0,5 mg,
1,5 mg dan
Halloperidol 5-15 mg/hari
5mg
- Injeksi 5 mg/ml
Droperidol Amp 2,5 mg/ml 7,5 15 mg/

2
hari
Difenilbutil Tablet 1 dan 4
3 Pimozide 1-4 mg/hari
piperidin mg
4 Atypical Risperidon Tablet 1,2,3 mg 2-6 mg/hari

2. Mekanisme Kerja
Semua obat anti-psikosis merupakan obat-obat potensial dalam
memblokade reseptor dopamin dan juga dapat memblokade reseptor
kolinergik, adrenergik dan histamin. Pada obat generasi pertama (fenotiazin
dan butirofenon), umumnya tidak terlalu selektif, sedangkan benzamid sangat
selektif dalam memblokade reseptor dopamine D2. Anti-psikosis atypical
memblokade reseptor dopamine dan juga serotonin 5HT 2 dan beberapa
diantaranya juga dapat memblokade dopamin sistem limbic, terutama pada
striatum

3. Indikasi
Obat anti-psikosis merupakan pilihan pertama dalam menangani
skizofreni, untuk memgurangi delusi, halusinasi, gangguan proses dan isi
pikiran dan juga efektif dalam mencegah kekambuhan. Major transquilizer
juga efektif dalam menangani mania, Tourettes syndrome, perilaku kekerasan
dan agitasi akibat bingung dan demensia. Juga dapat dikombinasikan dengan
anti-depresan dalam penanganan depresi delusional.

4. Efek Samping
a. Extrapiramidal: distonia akut, parkinsonism, akatisia, dikinesia tardiv
b. Endokrin: galactorrhea, amenorrhea
c. Antikolinergik: hiperprolaktinemia
Bila terjadi gejal tersebut, obat anti-psikosis perlahan-lahan dihentikan.
Bisa diberikan obat reserpin 2,5 mg/hari. Obat pengganti yang yang paling
baik adalah klozapin 50-100 mg/hari.
Reaksi idiosinkrasi yang timbul dapat berupa diskrasia darah,
fotosensitivitas, jaundice, dan Neuroleptic Malignant Syndrome(NSM). NSM
berupa hiperpireksia, rigiditas, inkontinensia urin, dan perubahan status
mental dan kesadaran. Bila terejadi NSM, hentikan pemakaian obat,
perawatan suportif dan berikan agonis dopamin (bromokriptin 3x 7,5 sampai

3
60 mg/hari, L-Dopa 2x100 mg atau amantidin 200 mg/hari)

5. Kontraindikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris yang
tinggi, ketergantungan alkohol, penyakit SSP dan gangguan kesadaran.

B. Obat Anti-Depresan
1. Pengertian
Sinonim antidepresan adalah thimoleptika atau psikik energizer.
Umumnya yang digunakan sekarang adalah dalam golongan trisiklik
(misalnya imipramin, amitriptilin, dothiepin dan lofepramin).
N Golongan Obat Sediaan Dosis Anjuran
O
Amitriptilin Tablet 25mg 75-150 mg/hari
1 Trisiklik (TCA)
Imipramin Tablet 25mg 75-150 mg/hari
Sentralin Tablet 50mg 50-150 mg/hari
Fluvoxamin Tablet 50mg 50-100mg/hari
- Kapsul 20mg
2 SSRI
Fluoxetin - Kapsul 20 20-40 mg/hari
mg
Paroxetin Tablet 20 mg 20-40 mg/hari
Muclobemid
3 MAOI Tab 150 mg 300-600mg/hari
e
Mianserin Tab 10,30 mg 30 60mg/hari
75 150
Tab 50mg,
Trazodon mg/hari dosis
100mg
4 Atypical terbagi
75 150
Tab 10, 25, 50,
Maprotilin mg/hari dosis
75 mg
terbagi

2. Mekanisme Kerja
Trisiklik (TCA) memblokade reuptake dari noradrenalin dan serotonin
yang menuju neuron presinaps. SSRI hanya memblokade reuptake dari
serotonin. MAOI menghambat pengrusakan serotonin pada sinaps. Mianserin
dan mirtazapin memblokade reseptor alfa 2 presinaps. Setiap mekanisme
kerja dari antidepresan melibatkan modulasi pre atau post sinaps atau disebut

4
respon elektrofisiologis.

3. Indikasi
Obat antidepresan ditujukan kepada penderita depresi dan kadang
berguna juga pada penderita ansietas fobia, obsesif-kompulsif, dan mencegah
kekambuhan depresi.

4. Efek Samping
Trisklik dan MAOI : antikolinergik (mulut kering, retensi urin,
penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardi) dan
antiadrenergik (perubahan EKG, hipotensi).
SSRI : Nausea, sakit kepala
MAOI : Interaksi tiramin
Jika pemberian telah mencapai dosis toksik timbul atropine toxic syndrome
dengan gejala eksitasi SSP, hiperpireksia, hipertensi, konvulsi, delirium,
confusion dan disorientasi. Tindakan yang dapat dilakukan untuk
mengatasinya :
- Gastric lavage
- Diazepam 10 mg IM untuk mengatasi konvulsi
- Postigmin 0,5-1 mg IM untuk mengatasi efek antikolinergik, dapat
diulangi setiap 30-40 menit hingga gejala mereda
- Monitoring EKG

5. Kontraindikasi
- Penyakit jantung koroner
- Glaucoma, retensi urin, hipertensi prostat, gangguan fungsi hati, epilepsi

C. Obat Anti-Ansietas
1. Pengertian
Ansietas (gangguan kecemasan) meliputi suatu kumpulan gangguan
dimana kecemasan (ansietas) dan gejala lainnya yang terkait yang tidak
rasional dialami pada suatu tingkat keparahan sehingga mengganggu
aktivitas/ pekerjaan. Ciri-ciri khasnya yaitu perasaan cemas dan sifat

5
menghindar. Obat anti ansietas ini memberi khasiat menghilangkan rasa
cemas melalui penguatan inhibitor GABA (gama acid amino biturat). GABA
adalah neurotransmiter inhibitor utama di sistem saraf pusat (SSP), Sehingga
obat ini akan memberi terapi pada kasus- kasus:
a. Gangguan cemas umum (generalized anxiety disorder)
b. Cemas karena stress pascatrauma
c. Gangguan tidur/ insomnia
d. Phobia
e. Cemas karena PTS (pascatraumatic stress)
f. Cemas dengan kondisi medik
g. Cemas karena tindakan medis
h. Gangguan kejang
i) Histeria
Obat anti-ansietas mempunyai beberapa sinonim, antara lain
psikoleptik, transquilizer minor dan anksioliktik. Dalam membicarakan obat
antiansietas yang menjadi obat racun adalah diazepam atau klordiazepoksid.
N Nama generik Gol Sediaan Dosis anjuran
O
1 Diazepam Benzodiazepi Tab 2-5 mg - Peroral 10-
n 30mg/hr, 2-
3x/hr
- Paenteral
IV/IM
- 2 10 mg/x,
setiap 3-4
jam
2 Klordiazepoksoi Benzodiazepi - Tab 5mg - 15-30
d n - Kap 5mg mg/hari
- 2-3x/sehari
3 Lorazepam Benzodiazepi Tab 0,5-2mg 2-3x/sehari
n
4 Clobazam Benzodiazepi Tab 10mg 2-3 x 10 mg/hr
n
5 Brumazepin Benzodiazepi Tab 1,5-3-6mg 3 x 1,5 mg/hr
n
6 Oksazolom Benzodiazepi Tab 10 mg 2-3 x 10 mg/hr
n
7 Klorazepat Benzodiazepi Cap 5-10mg 2-3 x 5 mg/hr

6
n
8 Alprazolam Benzodiazepi Tab 0,25 0,5 3 x 0,25 -0,5
n -1 mg mg/hr
9 Prazepam Benzodiazepi Tab 5mg 2-3 x 5 mg/hari
n
10 Sulpirid Non Cap 50 mg 100-200 mg/
benzodiazepin hari
11 Buspiron Non Tab 10 mg 15-30 mg/hari
Benzodiazepi
n
2. Mekanisme Kerja
Sindrom ansietas disebabkan hiperaktivitasndari system limbic yang
terdiri dari dopaminergic, nonadrenergic, seretonnergic yang dikendalikan
oleh GABA ergic yang merupakan suatu inhibitory neurotransmitter. Obat
antiansietas benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya yang akan
meng-inforce the inhibitory action of GABA neuron, sehingga hiperaktivitas
tersebut mereda.

3. Efek samping
- Sedasi ( rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerka psikomotor
menurun, kemampuan kognitif melemah)
- Relaksasi otot ( rasa lemas, cepat lelah dan lain-lain)
- Potensi menimbulkan ketergntungan lebih rendah dari narkotika

4. Kontra indikasi
Pasien dengan hipersensitif terhadap benzodiazepin, glaukoma,
miastenia gravis, insufisiensi paru kronik, penyakit ginjal dan penyakit hati
kronik Pada pasien usia lanjut dan anak dapat terjadi reaksi yang berlawanan
(paradoxal reaction) berupa kegelisahan, iritabilitas, disinhibisi, spasitas oto
meningkat dan gangguan tidur. Ketergantungan relatif sering terjadi pada
individu dengan riwayat peminum alkohol, penyalagunaan obat atau unstable
personalities. Untuk mengurangi resiko
Potensi ketergantungan obat disebabkan oleh efek obat yang masih
dapat dipertahankan setelah dosis trerakhir berlangsung sangat singkat.
Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus

7
obat, pasien menjadi iritabel, bingung, gelisah, insomania, tremor, palpitasi,
keringhat dingin, konvulsi.

D. Obat Anti-Mania/ MOOD


1. Pengertian
Obat anti mania mempunyai beberapa sinonim antara lain mood
modulators, mood stabilizers dan antimanik. Dalam membicarakan obat
antimania yang menjadi acuan adalah litium karbonat.

NO Nama generik Sediaan Dosis anjuran


1 Litium karbnonat - 250 500
mg/hari
2 Haloperidol - Tab 0,5mg, 4,5 -15 mg
2mg, 5 mg
- Liq 2mg/hr
- Injks 5
mg/ml
3 Karbamazepin Tab 200mg 400-600x/sehari
2-3 x/hr
2. Mekanisme Kerja
Efek antimania lithium disebabkan oleh kemampuannya mengurangi
dopaminereseptor supersensitivity meningkatkan cholinergic muscarinic
activity dan menghambat cyclic AMP (adenosine monophospat).

3. Indikasi
Mania dan hipomania, lebih efektif pada kondisi ringan. Pada mania
dengan kondisi berat pemberian obat anti mania dikombinasi dengan obat
antipsikotik. Obat-obat ini berguna untuk menghilangkan gejala manik seperti
logorhoe, hiperaktive euforia
4. Efek Samping
a. Efek samping Lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik
pasien
b. Gejala efek samping pada pengobatan jangka lama: mulut kering, haus,
gastrointestinal distress (mual, muntah, diare feses lunak), kelemahan otot,
poliuria, tremor halus (fine tremor, lebih nyta pada pasien usia lanjut dan
penggunaan bersamaan dengan neuroleptika dan antidepresan). Tidak ada

8
efek sedasi dan gangguan akstrapiramidal
c. Efek samping lain : hipotiroidisme, peningkatan berat badan, perubahan
fungsi tiroid, edema pada tungkai metalic taste, leukositosis, gangguan
daya ingat dan kosentrasi pikiran
d. Gejala intoksikasi
- Gejala dini : muntah, diare, tremor kasar, mengantuk, kosentrasi pikiran
menurun, bicara sulit, pengucapan kata tidak jelas, berjalan tidak stabil
- Dengan semangkin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran
menurun, oliguria, kejang-kejang
- Penting sekali pengawasan kadar lithium dalam darah
5. Kontra Indikasi
Wanita Hamil

BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Salah satu somatik terapi (terapi fisik) pada klien gangguan jiwa adalah
pemberian obat psikofarmaka. Psikofarmaka adalah sejumlah besar obat farmakologis
yang digunakan untuk mengobati gangguan mental.
Obat-obatan yang diberikan selain dapat membantu dalam proses
penyembuhan pada klien gangguan jiwa, juga mempunyai efek samping yang dapat
merugikan klien tersebut, seperti pusing, sedasi, pingsan, hipotensi, pandangan kabur
dan konstipasi. Untuk menghindari hal tersebut perawat sebagai tenaga kesehatan
yang langsung berhubungan dengan pasien selama 24 jam, harus mampu
mengimbangi terhadap perkembangan mengenai kondisi klien terutama efek dari

9
pemberian obat psikofarmaka.

DAFTAR PUSTAKA

Dadang Hawari, 2001, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia, Jakarta:
FKUI.
Keliat, B.A. dkk.2007. Advance Course Community Mental Health Nursing. Manajemen
Community Health Nursing District Level: Jakarta

Link Sumber : http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/makalah-keperawatan-


jiwa-peran-perawat.html#ixzz3ZQ9rWQfN

10

Anda mungkin juga menyukai