PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk melengkapi syarat kepaniteraan klinik
senior (KKS) bagian jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. HB Sa’anin.
b. Tujuan Khusus
Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan antipsikotik dan antianxietas.
1.3 Manfaat
a. Bagi Penulis
Sebagai bahan acuan dalam mempelajari, memahami dan mengembangkan
teori mengenai antipsikotik dan antianxietas.
b. Bagi Institusi pendidikan
Dapat dijadikan sumber referensi atau bahan perbandingan bagi kegiatan yang
ada kaitannya dengan pelayanan kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan
antipsikotik dan antianxietas.
c. Bagi masyarakat
Dapat menambah ilmu pengetahuan terhadap penyakit beserta pencegahan dan
pengobatan antipsikotik dan antianxietas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ANTI-PSIKOTIK
2.1.1. Sinonim
Obat-obat neuroleptika juga disebut tranquilizer mayor, obat anti psikotik atau obat
anti skizofren, karena terutama digunakan dalam pengobatan skizofrenia tetapi juga efektif
untuk psikotik lain, seperti keadaan manik atau delirium.
2.1.2. Penggolongan
Obat-obat anti psikotik ini terbagi atas dua golongan besar, yaitu :
I. Obat anti psikotik tipikal
1. Phenothiazine
Rantai aliphatic : CHLORPROMAZINE
LEVOMEPROMAZINE
Rantai piperazine : PERPHENAZINE
TRIFLUOPERAZINE
FLUPHENAZINE
Rantai piperidine : THIORIDAZINE
2. Butyrophenone : HALOPERIDOL
3. diphenyl-butyl-piperidine : PIMOZIDE
II. obat anti psikotik atipikal
1. Benzamide : SULPIRIDE
2. Dibenzodiazepine CLOZAPINE
OLANZAPINE
QUETIAPINE
3. Benzisoxazole : RISPERIDON
Farmakokinetik CPZ
Kebanyakan antipsikosis diabsorpsi sempurna. Bersifat larut dalam lemak, terikat kuat
protein plasma. Metabolit ditemukan di urin sampai beberapa minggu setelah pemberian obat
terakhir.
Efek samping :
Efek samping merupakan perluasan efek farmakodinaminya.
Efek samping :
Reaksi ekstrapiramidal dengan insidens tinggi
Depresi akibat reversi keadaan mania
Perubahan hematologi ringan
Sebaiknya tidak diberikan pada wanita hami sampai terbukti tidak menimbulkan efek
teratogenik
3.Antipsikosis Atipikal
A. KLOZAPIN
Farmakodinamik
Klozapin merupakan obat antipsikotik atipikal yang pertama ditemukan.
Klozapin bekerja sebagai antagonis kuat reseptor 5-HT2, adrenergik a1 dan a2. memiliki
affinitas yang baik pada reseptor H1 dan reseptor muskarinik, serta affinitas yang paling
rendah terhadap reseptor D2.
Farmakokinetik
Pemberian melalui preparat oral. Klozapin mencapai kadar tertinggi di dalam plasma
dalam waktu 2 jam. Klozapin memiliki waktu paruh 12 jam.
Klozapin di metabolisme di hati dan saluran pencernaan
Efek samping
Agranulositosis
sistem kardiovaskular
takikardia, hipotensi postural dan aritmia
efek samping perifer antikolinergik
mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, dan retensi urin.
gangguan pengaturan temperatur tubuh
peningkatan berat badan
diabetes mellitus
gangguan gastrointestinal
obstruksi saluran cerna
efek ekstrapiramidal : Akatisia, tremor, rigiditas
sindrom neuroleptik maligna
Kejang
B. RISPERIDONE
Memiliki profil efek samping yang ringan.
Risperidon bekerja sebagai antagonis reseptor 5HT2 dan D2.
Memiliki affinitas yang kuat terhadap reseptor a1 dan a2, tetapi lemah pada reseptor b
adrenergik dan reseptor muskarinik.
Menimbulkan efek samping ekstrapiramidal, namun tidak seberat pada antipsikotik
konvensional.
Baik untuk mengobati gejala negatif skizofrenia, kurang memiliki efek sedasi dan
antikolinergik.
Indikasi terapi
psikosis akut
untuk mengobati gejala skizofrenia dan skizoafektif dengan gejala positif dan negatif dari
psikosis.
memelihara pengobatan pada skizofrenia dan skizoafektif
mencegah relaps
diskinesia tardif
pasien yang rentan gejala ekstrapiramidal.
Efek samping
Efek ekstrapiramidal bergantung dosis
Dosis batas aman risperidon dari efek samping ekstrapiramidal adalah 6 mg/hari. Dosis
terbaik adalah 2 – 4 mg.
peningkatan prolactin plasma
risperidon dapat menginduksi munculnya sindrom neuroleptik maligna, tetapi dengan
risiko yang rendah.
C. OLANZAPINE
Olanzapin merupakan obat yang aman dan efektif untuk gejala skizofrenia baik gejala
positif maupun negatif dengan profil efek samping yang aman.
Dapat diberikan dalam dosis tunggal dimulai dari 10 mg.
Profil efek samping meliputi peningkatan berat badan, somnolence, hipotensi ortostatik,
dan konstipasi.
Kemungkinan terjadinya efek samping ekstrapiramidal dan kejang sangat kecil.
Farmakokinetik
Olanzapin mencapai kadar puncaknya dalam plasma dalam waktu 5 jam. Waktu paruh
olanzapin 31 jam.
Farmakodinamik
Memblokade reseptor 5HT2a dan D2 dengan spesifik. olanzapin juga memblokade reseptor
muskarinik, H1, 5HT2c, 5HT3, 5HT6, a1, D1, dan D4. Blokade reseptor 5HT jauh lebih kuat
dibandingkan blokade pada reseptor dopamin.
Indikasi
Psikosis akut
Melanjutkan pengobatan
Diskinesia tardif
Pasien yang rentan dengan efek samping ekstrapiramidal.
Skizoafektif.
Efek samping
Olanzapin meningkatkan berat badan dan kadar trigliserid serum pada dosis 2,8 mg/hari.
Diabetes mellitus.
D. QUETIAPIN
Farmakokinetik
Quetiapin memiliki waktu paruh yang stabil, yaitu sekitar 6-9 jam. Konsentrasi maksimum
dicapai dalam waktu kurang dari 2 jam.
Farmakodinamik
Memiliki affinitas yang tinggi terhadap 5HT2, H1, 5HT6, a1, dan a2 reseptor, dan affinitas
yang rendah terhadap reseptor D1.
Indikasi
Quetiapin baik untuk pasien dengan skizofrenia dengan eksserbasi akut dan skizoafektif.
Efek samping
Somnolence, hipotensi postural, dan pusing.
Mulut kering dan konstipsai
Peningkatan kecil frekuensi nadi
Penurunan hormon tiroid tanpa disertai dengan penurunan TSH.
Peningkatan sementara aktivitas ALT selama 2 minggu pertama.
2.1.8. Kontraindikasi
a) Penyakit hati (Hepato-toksik)
b) Penyakit darah (hemato-toksik)
c) Epilepsi
d) Kelainan jantung
e) Febris yang tinggi
f) Ketergantungan alkohol
g) Penyakit SSP
h) Gangguan kesadaran
2.2. ANTI-ANXIETAS
2.2.1. Sinonim
Obat anti-anxietas mempunyai beberapa sinonim, antara lain psikoleptik,
transquilizer minor dan anksioliktik. Dalam membicarakan obat antiansietas yang menjadi
obat racun adalah diazepam atau klordiazepoksid
2.2.2. Penggolongan
1. Benzodiazepine : Diazepam, Chlordiazepoxide, Lorazepam, Clobazam,
Bromazepam, Alprazolam
2. Non-Benzodiazepine: Sulpiride, Buspirone, Hydroxyzine
Paenteral
IV/IM
2-10 mg/kali,
setiap 3-4 jam
Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada
Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan
perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap taraf
kualitas hidup pasien. Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya:
anti-psikosis, anti-depresi, anti-mania, anti-ansietas, anti-insomnia, anti-panik, dan anti
obsesif-kompulsif,. Pembagian lainnya dari obat psikotropik antara lain: transquilizer,
neuroleptic, antidepressants dan psikomimetika. Anti-psikotik terbagi atas 2 golongan
yaitu anti-psikotik tipikal dan anti-psikotik atipikal. Terget symptom dari anti-psikotik
ialah sindrom psikotik.
Anti-anxietas memiliki sinonim : psikoleptik, transquilizer minor dan anksioliktik.
Terbagi atas 2 golongan yaitu Benzodiazepine dan Non-benzodiazepine. Target symptom
dari anti-anxietas ialah sindrom anxietas
DAFTAR PUSTAKA