Anda di halaman 1dari 43

TIDUR DAN

GANGGUAN TIDUR

Pembimbing:

dr. Sulistiana Dewi, SpKJ


TIDUR
Tidur adalah sebuah aktivitas tubuh
mempertahankan fungsinya agar selalu dalam
keadaan baik dan bersifat ritmik, berulang setiap
hari, serta berpusat di otak.
Kebutuhan tidur setiap individu bervariasi, rata-
rata 6 9 jam sehari.
Pada bayi kebutuhan tidur dapat sampai 16 jam
sehari, berangsur-angsur berkurang sesuai
dengan bertambahnya usia individu.
Aserinsky dan Kleitmen membagi :
- tidur tanpa gerak mata cepat Non-
Rapid Eye Movement Sleep / tidur
NREM
- tidur dengan gerak mata cepat Rapid
Eye Movement Sleep/ tidur REM .
1.Non Rapid Eye Movement
(NREM)
Synchronized Sleep, Orthodox Sleep
Terdapat penurunan denyut jantung, tekanan darah, pernafasan,
gerakan bola mata lambat.
Terbagi menjadi 4 fase :
Fase 1fase transisi tidur dari keadaan terjaga sampai dengan

onset tidur, aktivitas gelombang alfa menurun. Sekitar


5% dari total waktu tidur
Fase 2 Merupakan fase onset tidur pertama, aktifitas

gelombang alfa dan teta menurun.


Fase 3 dan 4

Merupakan fase tidur yang dalam, Slow Wave Sleep, terdapat


aktifitas gelombang delta.Sekitar 15 -20 % dari total tidur.
Jumlahnya berkurang sesuai pertambahan usia. Dalam tidur gel
lambat ini pikiran terdisorientasi. Terbangun singkat dari fase ini
disertai dengan amnesia, dan dapat menyebabkan enuresis,
somnambulisme serta night terror.
2 .Rapid Eye Movement
(REM)
Dreaming Sleep, Paradoxial Sleep
Sekitar 20 -25% dari total waktu tidur.kec denyut jantung,
pernafasan dan tekanan darah tinggi, pemakaian
oksigen otakpun meningkat
Terdapat relaksasi tonus otot dan refleks tendon yang
mulai menurun dan terjadi inhibisi motorik sehingga
pergerakan tubuh tidak terjadi pada periode ini.terjadi
gerakan bola mata secara cepat dan ereksi penis dan
pembesaran klitoris.
Tidur REM 60-90% terjadi mimpi , biasanya abstrak dan
surealis. Mimpi pada tidur NREM jernih dan dengan
maksud tertentu.
Latensi REM adalah periode waktu dari fase 1 NREM
sampai REM berikutnya, sekitar 70 100 menitnya.
Biasanya terjadi 4 6 kali dalam semalam.
.

A typical hypnogram from a young, healthy adult. Light-gray areas represent


nonrapid eye movement (NREM) sleep.
Jumlah tidur NREM sebagian besar dapat
dikurangi tanpa adanya kerugian pada
organisme, akan tetapi sejumlah tidur REM
harus ada setiap malam .
Dalam percobaan menghilangkan tidur REM
ternyata neuron menjadi lekas terangsang,
individu menjadi lekas marah , bingung dan
gelisah.
Bila percobaan dihentikan maka tidur REM
menjadi lebih banyak.
Gangguan Tidur
Nonorganik
Dissomnia
Kondisi psikogenik primerr dengan ciri utama pada
jumlah, kualitas atau waktu tidur akibat penyebab
emosional, termasuk insomnia, hipersomnia dan
ggn jadwal tidur
Parasomnia
Peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama
tidur pada masa kanak berhubungan dengan
perkembangan anak, pada orang dewasa krn
psikogenik termasuk, somnabulisme, teror tidur
dan mimpi buruk
1.Insomnia Nonorganik
Insomnia adalah persepsi atau keluhan
tidak cukupnya tidur akibat hal-hal di
bawah ini:
sulit jatuh tidur (paling banyak)

sering terbangun dan sulit tidur kembali

terbangun lebih cepat

tidak segar bangun tidur

Gejala Berlangsung selama sekurangnya satu bulan/ satu


kurun waktu tertentu. Primer terlepas dari adanya
kondisi fisik atau mental yang diketahui
Kesulitan untuk tidur atau terjaga berulangkali, pasien
preokupasi mendapatkan tidur yang cukup. Semakin
mencoba untuk tidur semakin besar rasa frustrasi dan
ketegangannya dan semakin sulit untuk tertidur.
Insomnia dengan insomnia mengatakan dirinya merasa
tegang, cemass, khawatir atau mood deprsi dan merasa
pikirannya melayang-layang pada saat tidur
Pada waktu pagi mengeluh lelah fisik dan mental, pada
siang hari mood depresif dan preokupasi terhadap
keluhan tidur
Dalam Siklus tidur bangun ada dua faktor yang berperan
yaitu faktor endogen dan faktor eksogen.
Faktor endogen yang berperan penting adalah hormon
melatonin yang dihasilkan oleh kelenjar pineal.
Sedangkan salah satu faktor eksogen yang penting
adalah rangsangan cahaya yang diterima oleh sel retina
sehingga manusia dapat membedakan keadaan terang
dan gelap.
keadaan tidak seimbang dan stabil akan membuat
manusia mengalami gangguan tidur sehingga terjadi
disfungsi dan disabilitas di segi kehidupan lainnya.
Melatonin
(N-acetyl-
5methoxytryptamine)
Pedoman Diagnostik
a) Keluhan sulit masuk tidur, mempertahankan
tidur atau kualitas tidur yang buruk
b) Gangguan tidur terjadi minimal 3 kali dalam
seminggu selama minimal sebulan
c) Adanya preokupasi akan tidak bisa tidur dan
kekhawatiran berlebihan perihal akibatnya pada
malam dan sepanjang hari
d) Tidak puas secara kuantitas dan kualitas dari
tidurnya yang keduanya menyebabkan berbagai
gangguan dalam fungsi sosial atau pekerjaan
Tata laksana gangguan
tidur
Pengobatan insomnia adalah masalah
paling sukar diantara gangguan tidur.
Therapy dengan Hipnotik benzodiazepin,
Chloral hydrate dan sedatif lainnya.
Berbagai tindakan non spesifik (hygiene
tidur, therapi cahaya) dapat membantu
memperbaiki tidur.
SHORT ACTING VS
LONG ACTING HYPNOTIC
Original BZD sedative-hypnotic seperti flurazepam,
chlordiazepoxide (Librium) dan diazepam (Valium) :
long-acting, dengan
T metabolit aktifnya 50-100 jam atau lebih.
Short-acting triazolam (Halcion) dgn T 2-5 jam dapat
memperbaiki masalah ini. Selain memberi keuntungan
namun juga menimbulkan masalah me gangguan
memori.
Alprazolam,oxazepam,triazolam, midazolam (shortacting.)
intermediate acting compound half life 12-24
jam, cth : lorazepam, bromazepam, estazolam,
temazepam
Hipnotik non BZD terbaru, termasuk zolpidem (T
2,6 jam), zaleplon (Sonata) dgn T 1 jam relatif
bebas sedasi di siang hari, bekerja pada malam
pertama & kurang berpengaruh thdp memori.
Non BZD zolpidem diberikan tiap malam selama 6
bulan tdk ada bukti toleransi, spt pada studi
open-label zaleplon selama 1 tahun.
antihistamin spt diphenhydramine
(Benadryl) pernah digunakan memberi efek
sedasi di siang hari shg dpt mengganggu
aktivitas siang hari & relatif tdk efektif sbg
hipnotik malam hari.
Melatonin : sgt berguna pada kasus jet lag atau
gangguan siklus tidur ireguler pd pasien tuna
netra, juga berguna pada insomnia primer
walaupun msh kontroversi.
Melatonin 1 mg diberikan pkl 23.30 pada
sukarelawan sehat tdk memberi efek, sdgkan
diberikan pd pkl 18.30 sblm tjd sekresi endogen
mengubah tidur.
Derivat valerian : diambil dr akar Valeriana officinalis
preparat herbal utk tidur pada
pengobatan tradisional di bbrp negara Eropa salah
satu komponennya, lignan hidroksi
pinoresinol, yg berinteraksi dgn reseptor BZD.
Antidepresan sering digunakan untuk membantu
tidur sering digunakan adalah trazodone (Desyrel).
Mirtazapine (Remeron) kadang2 digunakan utk
tidur.
Golongan TCA (trisklik) sedasi >>
Penatalaksanaan Non
Farmakologis

Stimulus control therapy


Sleep hygiene education
Terapi relaksasi
Stimulus control

1. Pergi ke tempat tidur hanya ketika anda


merasa lelah
2. Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur.
Jangan membaca buku/majalah, menonton
TV, atau makan ketika di tempat tidur
3. Tinggalkan kamar tidur apabila Anda tidak
bisa tertidur setelah 15-20 menit. Pergi ke
ruangan lain dahulu dan kembali ke kamar
tidur hanya bila Anda merasa mengantuk
lagi
4. Apabila Anda tetap tidak bisa tidur,
ulangi langkah ke-3. Lakukan hal ini
sesering yang dibutuhkan sepanjang
malam
5. Bangun pada waktu yang sama setiap
pagi hari tanpa melihat berapa lama
anda tidur malam harinya. ( Gunakan
alarm bila diperlukan )
6. Hindari tidur siang
Sleep hygiene
education
1. Hindari minuman atau makanan yang
mengandung kafein, nikotin, alkohol,
soda, coklat, teh
2. Hindari makan makanan berat 2 jam
sebelum waktu tidur
3. Hindari minum terlalu banyak pada
malam hari
4. Hindari lingkungan yang membuat
Anda tetap terjaga seperti lingkungan
yg ribut
5. Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur.
Duduk di kursi bila hanya ingin relaks
6. Hindari menonton TV di tempat tidur
7. Bangunlah suatu kegiatan rutin untuk siap
ke tempat tidur, contoh: mandi air hangat,
minum susu hangat, makanan tinggi
triptofan (pisang), karbohidrat ringan
8. Aturlah waktu untuk relaks sebelum tidur
dengan menggunakan teknik relaksasi
9. Ciptakan atmosfir yang kondusif untuk
tidur :
- suhu yang nyaman
- gunakan earplug
- buat ruangan menjadi lebih gelap
- kasur yg lebih nyaman

10. Ketika di tempat tidur, relaks dan berpikir


hal yg menyenangkan untuk membantu
jatuh tertidur
11. Bangun pada waktu yang sama setiap
hari termasuk pada hari libur,
gunakan alarm bila diperlukan
12. Hindarkan tidur siang, apabila perlu
lakukan sebelum jam 3 sore dan
tidak lebih dari 1 jam
13. Lakukan olah raga yang teratur tetapi
hindari olah raga yang yang terlalu
dekat dengan tempat tidur dan
hindari berolahraga 3 jam sebelum
waktu tidur
TERAPI Relaksasi

1.Relaksasi otot
2.Meditasi
3. Yoga
4. Mendengarkan musik yang lembut
5. Latihan pernafasan
2. Hipersomnia nonorganik

Bila tidak dapat ditemukan penyebab lain untuk


somnolensi berlebihan (mengantuk berlebihan di siang
hari) yang terjadi sekurangnya 1 bulan.
Disebut rekuren jika memiliki periode sekurangnya 3 hari
terjadi beberapa kali dalam setahun dan sekurangnya
terjadi 2 tahun.
Terapi : stimulan (amfetamin ) pada pagi/malam hari.
Antidepresan nonsedatif(SSRI)
3. Narkolepsi
Serangan yang tidak tertahankan untuk tidur yang terjadi
setiap hari selama sekurangnya 3 bulan
0.02- 0.16% orang dewasa, insidensi familial, dapat
terjadi pada semua usia.
Merupakan kelainan mekanisme tidur.
Mempunyai onset REM ( memiliki REM yang abnormal)
yang singkat pada malam hari dan siang hari .
Tidur REM terdiri dari halusinasi hipnogogik,
hipnopompik, katapleksi dan paralisis tidur.
REM terjadi dalam 10 menit stl onset tidur bukti
narkolepsi.
Gejala tersering adalah serangan tidur dan terdpt >50%
gejala ini bersamaan dg adanya katapleksi hilangnya
tonus otot secara tiba-tiba (jaw drop, head drop, paralisis
semua otot rangka), dapat dipicu oleh emosi, merupakan
intrusi fenomena tidur REM pada keadaan terjaga.
Gejala lain adalah hal hipnogogik dan hipnopompik
visual dan auditorik yang merupakan mimpi yang hidup ,
yang timbul ketika pasien sadar, tetapi 1-2 menit kembali
ke kerangka pikir normal.
Berbahaya dapat menyebabkan kecelakaan kendaraan
dan industri.
terapi :
Psikostimulan (amfetamin, methylphenidate/Ritalin)
untuk atasi rasa kantuk
Antidepresan untuk mensupresi REM tidur, untuk terapi

katapleksi
Tidur singkat yang terjadwal , penyesuaian gaya
hidup,konseling psikologis, drug holiday untuk
mereduksi toleransi
4. Gangguan Tidur Yang Berhubungan
Dengan
Pernafasan
Kekacauan tidur yang menyebabkan rasa mengantuk
berlebihan atau insomnia yang disebabkan oleh
gangguan tidur .
Gangguan sistem napas terebut adalah apnea tidur
obstruktif atau sentral dan hipoventilasi alveolar sentral.
DISOMNIA YANG TIDAK DAPAT
DITENTUKAN
Untuk insomnia, hipersomnia atau irama sirkadian yg tdk
memenuhi kriteria disomnia spesifik.
Mioklonus Noktural
kontraksi otot-otot tungkai yang stereotipik dan tiba2 selama
tidur , pasien tidak memiliki kesadaran objektif tentang
sentakan tungkai tersebut.
Gerakan tsb berulang stp 20-60 detik, ekstensi ibu jari dan
fleksi pergelangan kaki , lutut dan panggul. Sering terjaga, tidur
yang tidak menyegarkan dan mengantuk pada siang hari.
Terapi belum ada yg efektif , penggunaan benzodiazepin dan
levodopa dapat membantu
B. PARASOMNIA
Suatu fenomena fisiologis atau perilaku yang tidak umum
dan tidak diinginkan yang tampak secara tiba-tiba selama
tidur atau terjadi pada ambang antara terjaga dan tertidur.
Biasanya terjadi pada stadium 3 dan 4.

1. Nightmare Disorder
Ditandai oleh mimpi yang lama dan menakutkan dimana
seseorang terbangun dalam keadaan ketakutan. Seperti
mimpi lainnya, mimpi buruk hampir selalu terjadi selama
tidur REM. Mimpi biasa terjadi setelah periode REM yang
panjang larut malam.
Tidak ada pengobatan spesifik, obat trisiklik menekan tidur
REM, menurunkan frekuensi mimpi buruk.
2. Sleep Terror Disorder
Suatu keadaan terjaga dalam sepertiga bagian pertama
malam hari selama tidur non REM (stadium 3 & 4).
Keadaan ini hampir selalu diawali oleh teriakan atau
tangisan yang tajam disertai oleh kecemasan yang kuat
hampir menjadi panik. Biasanya pasien terduduk di
tempat tidur dengan ekspresi ketakutan, berteriak
keras, kadang-kadang tetap terjaga dalam keadaan
terdisorientasi. Dapat berkembang menjadi episode
sleep walking. Teror malam sering terjadi pada anak-
anak.
3. Sleepwalking Disorder
Tidur berjalan dikenal sebagai somnambulisme,episode
berulang , bangkit dari tempat tidur dan berjalan
berkeliling terjadi dalam sepertiga bagian pertama
malam hari selama tidur non REM (stadium 3 & 4).
Berjalan sambil tidur, orang memiliki wajah kosong dan
menatap, relatif tidak responsif terhadap usaha orang
lain untuk berkomunikasi dengannya, dapat dibangunkan
dengan susah payah.
Saat terbangun pasien mengalami amnesia untuk
episode tersebut.
Beberapa menit setelah terjaga, tidak terdapat gangguan
aktivitas mental dan prilaku.
Biasanya dimulai usia 4-8 tahun, puncaknya usia 12
tahun. Sering pada anak laki2.
Kelainan neurologis minor kemungkinan mendasari
penyakit ini. Periode stres berhubungan dgn peningkatan
tidur berjalan. Kelelahan berat atau kekurangan tidur
sebelumnya mengeksaserbasi serangan. Berbahaya,
kemungkinan terjadi cedera mengakibatkan kecelakaan.
Pengobatan terdiri dari cegah cedera dan obat yang
menekan tidur stadium 3 & 4.
4. PARASOMNIA YANG TIDAK
DITENTUKAN
Sleep-Related Bruxism
Menggesekkan gigi terjadi pada sepanjang malam
terutama tidur stadium 2. 5 10% populasi menderita
bruksisme yang cukup berat mengakibatkan kerusakan
gigi. Keadaan ini berlangsung tanpa disadari, pagi hari
dirasakan nyeri pada rahangnya. Pengobatan : dental
bite plate dan prosedur ortodentik korektif.
REM Sleep Behavior Disorder
Keadaan kronis dan progesif ditandai hilangnya atonia
selama tidur REM dan selanjutnya terjadi perilaku yang
keras dan kompleks. Pasien dengan gangguan tersebut
melakukan mimpinya. Cedera serius dapat terjadi pasien
dan teman tidurnya. Pengobatan : clonazepam dan
carbamazepin.

Sleeptalking (Somniloquy)
Sering ditemukan pada anak dan dewasa terjadi pada
semua stadium tidur. Episode berbicara yang panjang
melibatkan kehidupan dan permasalahan orang
tersebut, tetapi tidak dapat menceritakan mimpinya
selama tidur. Menyertai teror malam dan tidur berjalan.
Tidak memerlukan pengobatan
Sleep-Related Head Banging (Jactatio
Capitis Nocturna)
mengoyangkan kepala yang ritmik ke depan dan ke
belakang, kadang menggoyangkan seluruh tubuh, terjadi
tepat sebelum atau selama tidur. Kondisi ini jarang
menetap. Pengobatan : cegah cedera
Sleep Paralysis
Ketidakmampuan tiba-tiba untuk melakukan gerakan
volunter tepat pada onset tidur atau pada saat terjaga di
malam hari atau di pagi hari.
C. GANGGUAN TIDUR BERHUBUNGAN
DENGAN GANGGUAN MENTAL
LAINNYA
Insomnia Berhubungan dengan Gangguan
Aksis I atau Aksis II
Insomia yang terjadi sekurangnya satu bulan dan jelas
berhubungan dengan gejala psikologis dan perilaku
gangguan mental. Gangguan tidur biasanya adalah
sekunder akibat kecemasan yang merupakan bagian
dari salah satu berbagai gangguan mental yg ada.
Insomnia yg berhub dengan depresi berat berupa onset
tidur yg relatif normal tetapi sering terbangun setengah
bagian kedua malam dan terbangun di pagi hari sebelum
waktunya dg mood yg tidak enak.
Pasien dengan episode manik dan gangguan bipolar II
adalah petidur singkat, memiliki kesulitan untuk tidur
tetapi jarang mengeluhkan adanya masalah tidur.
Mereka terbangun dg segar, tampak penurunan
kebutuhan tidur slm perjalanan manik atau hipomanik.

Pada Skizofrenia, lama tidur total dan tidur gel lambat


menurun. Tidur REM menurun selama eksaserbasi.
Hipersomnia Berhubungan dengan
Gangguan Aksis 1 atau Aksis II

Hipersomnia yg terjadi sekurangnya 1 bulan dan


berhubungan dengan gangguan mental termasuk
gangguan mood. Mengantuk berlebihan di siang hari
dilaporkan pada stadium awal depresif ringan dan
karakteristik untuk ggn Bipolar I fase terdepresi.

Terapi ggn primer menghasilkan pemulihan hipersomnia


dan insomnia tersebut.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai

  • Luka
    Luka
    Dokumen22 halaman
    Luka
    rara
    Belum ada peringkat
  • Luka
    Luka
    Dokumen22 halaman
    Luka
    rara
    Belum ada peringkat
  • Kolesistitis Dan Kolelitiasis
    Kolesistitis Dan Kolelitiasis
    Dokumen40 halaman
    Kolesistitis Dan Kolelitiasis
    Keyla Kehara Putri
    Belum ada peringkat
  • Kolesistitis Dan Kolelitiasis
    Kolesistitis Dan Kolelitiasis
    Dokumen40 halaman
    Kolesistitis Dan Kolelitiasis
    Keyla Kehara Putri
    Belum ada peringkat
  • S2 2017 326415 Introduction
    S2 2017 326415 Introduction
    Dokumen10 halaman
    S2 2017 326415 Introduction
    Ariyoko Patoding
    Belum ada peringkat
  • Diare Akut Anak
    Diare Akut Anak
    Dokumen40 halaman
    Diare Akut Anak
    auliaulfa
    Belum ada peringkat
  • Diare Akut
    Diare Akut
    Dokumen55 halaman
    Diare Akut
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • S2 2017 326415 Introduction
    S2 2017 326415 Introduction
    Dokumen10 halaman
    S2 2017 326415 Introduction
    Ariyoko Patoding
    Belum ada peringkat
  • Diare Akut Aulia
    Diare Akut Aulia
    Dokumen47 halaman
    Diare Akut Aulia
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Kelainan Dinding Perut - Je
    Kelainan Dinding Perut - Je
    Dokumen9 halaman
    Kelainan Dinding Perut - Je
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • HIDROKEL
    HIDROKEL
    Dokumen9 halaman
    HIDROKEL
    Danny Ardanny
    Belum ada peringkat
  • Soft Tissue Sarkoma
    Soft Tissue Sarkoma
    Dokumen23 halaman
    Soft Tissue Sarkoma
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Hernia Inguinalis
    Hernia Inguinalis
    Dokumen8 halaman
    Hernia Inguinalis
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Kuliah BRH Kel Payudara
    Kuliah BRH Kel Payudara
    Dokumen52 halaman
    Kuliah BRH Kel Payudara
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • 7 Trauma Abdomen - Ayah
    7 Trauma Abdomen - Ayah
    Dokumen32 halaman
    7 Trauma Abdomen - Ayah
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Kuliah U FK Baiturahmah I
    Kuliah U FK Baiturahmah I
    Dokumen19 halaman
    Kuliah U FK Baiturahmah I
    Galih Puji Astuti
    Belum ada peringkat
  • Appendicitis
    Appendicitis
    Dokumen35 halaman
    Appendicitis
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Peritonitis
    Peritonitis
    Dokumen10 halaman
    Peritonitis
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Peritonitis
    Peritonitis
    Dokumen9 halaman
    Peritonitis
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Perut Akut Pail
    Perut Akut Pail
    Dokumen16 halaman
    Perut Akut Pail
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Adenocarsinoma Colorecatal2
    Adenocarsinoma Colorecatal2
    Dokumen17 halaman
    Adenocarsinoma Colorecatal2
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Perut Akut Pail
    Perut Akut Pail
    Dokumen16 halaman
    Perut Akut Pail
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Peritonitis
    Peritonitis
    Dokumen10 halaman
    Peritonitis
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Adenocarsinoma Colorecatal
    Adenocarsinoma Colorecatal
    Dokumen17 halaman
    Adenocarsinoma Colorecatal
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Fissura Ani
    Fissura Ani
    Dokumen4 halaman
    Fissura Ani
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • ILEUS
    ILEUS
    Dokumen30 halaman
    ILEUS
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Ileus Paralitik Ayah
    Ileus Paralitik Ayah
    Dokumen9 halaman
    Ileus Paralitik Ayah
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Ileus Ayah
    Ileus Ayah
    Dokumen29 halaman
    Ileus Ayah
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Perianal Abses & Fistula
    Perianal Abses & Fistula
    Dokumen5 halaman
    Perianal Abses & Fistula
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat
  • Kulit
    Kulit
    Dokumen24 halaman
    Kulit
    Nofia Gustiani Indra
    Belum ada peringkat