GANGGUAN TIDUR
Pembimbing:
1.Relaksasi otot
2.Meditasi
3. Yoga
4. Mendengarkan musik yang lembut
5. Latihan pernafasan
2. Hipersomnia nonorganik
katapleksi
Tidur singkat yang terjadwal , penyesuaian gaya
hidup,konseling psikologis, drug holiday untuk
mereduksi toleransi
4. Gangguan Tidur Yang Berhubungan
Dengan
Pernafasan
Kekacauan tidur yang menyebabkan rasa mengantuk
berlebihan atau insomnia yang disebabkan oleh
gangguan tidur .
Gangguan sistem napas terebut adalah apnea tidur
obstruktif atau sentral dan hipoventilasi alveolar sentral.
DISOMNIA YANG TIDAK DAPAT
DITENTUKAN
Untuk insomnia, hipersomnia atau irama sirkadian yg tdk
memenuhi kriteria disomnia spesifik.
Mioklonus Noktural
kontraksi otot-otot tungkai yang stereotipik dan tiba2 selama
tidur , pasien tidak memiliki kesadaran objektif tentang
sentakan tungkai tersebut.
Gerakan tsb berulang stp 20-60 detik, ekstensi ibu jari dan
fleksi pergelangan kaki , lutut dan panggul. Sering terjaga, tidur
yang tidak menyegarkan dan mengantuk pada siang hari.
Terapi belum ada yg efektif , penggunaan benzodiazepin dan
levodopa dapat membantu
B. PARASOMNIA
Suatu fenomena fisiologis atau perilaku yang tidak umum
dan tidak diinginkan yang tampak secara tiba-tiba selama
tidur atau terjadi pada ambang antara terjaga dan tertidur.
Biasanya terjadi pada stadium 3 dan 4.
1. Nightmare Disorder
Ditandai oleh mimpi yang lama dan menakutkan dimana
seseorang terbangun dalam keadaan ketakutan. Seperti
mimpi lainnya, mimpi buruk hampir selalu terjadi selama
tidur REM. Mimpi biasa terjadi setelah periode REM yang
panjang larut malam.
Tidak ada pengobatan spesifik, obat trisiklik menekan tidur
REM, menurunkan frekuensi mimpi buruk.
2. Sleep Terror Disorder
Suatu keadaan terjaga dalam sepertiga bagian pertama
malam hari selama tidur non REM (stadium 3 & 4).
Keadaan ini hampir selalu diawali oleh teriakan atau
tangisan yang tajam disertai oleh kecemasan yang kuat
hampir menjadi panik. Biasanya pasien terduduk di
tempat tidur dengan ekspresi ketakutan, berteriak
keras, kadang-kadang tetap terjaga dalam keadaan
terdisorientasi. Dapat berkembang menjadi episode
sleep walking. Teror malam sering terjadi pada anak-
anak.
3. Sleepwalking Disorder
Tidur berjalan dikenal sebagai somnambulisme,episode
berulang , bangkit dari tempat tidur dan berjalan
berkeliling terjadi dalam sepertiga bagian pertama
malam hari selama tidur non REM (stadium 3 & 4).
Berjalan sambil tidur, orang memiliki wajah kosong dan
menatap, relatif tidak responsif terhadap usaha orang
lain untuk berkomunikasi dengannya, dapat dibangunkan
dengan susah payah.
Saat terbangun pasien mengalami amnesia untuk
episode tersebut.
Beberapa menit setelah terjaga, tidak terdapat gangguan
aktivitas mental dan prilaku.
Biasanya dimulai usia 4-8 tahun, puncaknya usia 12
tahun. Sering pada anak laki2.
Kelainan neurologis minor kemungkinan mendasari
penyakit ini. Periode stres berhubungan dgn peningkatan
tidur berjalan. Kelelahan berat atau kekurangan tidur
sebelumnya mengeksaserbasi serangan. Berbahaya,
kemungkinan terjadi cedera mengakibatkan kecelakaan.
Pengobatan terdiri dari cegah cedera dan obat yang
menekan tidur stadium 3 & 4.
4. PARASOMNIA YANG TIDAK
DITENTUKAN
Sleep-Related Bruxism
Menggesekkan gigi terjadi pada sepanjang malam
terutama tidur stadium 2. 5 10% populasi menderita
bruksisme yang cukup berat mengakibatkan kerusakan
gigi. Keadaan ini berlangsung tanpa disadari, pagi hari
dirasakan nyeri pada rahangnya. Pengobatan : dental
bite plate dan prosedur ortodentik korektif.
REM Sleep Behavior Disorder
Keadaan kronis dan progesif ditandai hilangnya atonia
selama tidur REM dan selanjutnya terjadi perilaku yang
keras dan kompleks. Pasien dengan gangguan tersebut
melakukan mimpinya. Cedera serius dapat terjadi pasien
dan teman tidurnya. Pengobatan : clonazepam dan
carbamazepin.
Sleeptalking (Somniloquy)
Sering ditemukan pada anak dan dewasa terjadi pada
semua stadium tidur. Episode berbicara yang panjang
melibatkan kehidupan dan permasalahan orang
tersebut, tetapi tidak dapat menceritakan mimpinya
selama tidur. Menyertai teror malam dan tidur berjalan.
Tidak memerlukan pengobatan
Sleep-Related Head Banging (Jactatio
Capitis Nocturna)
mengoyangkan kepala yang ritmik ke depan dan ke
belakang, kadang menggoyangkan seluruh tubuh, terjadi
tepat sebelum atau selama tidur. Kondisi ini jarang
menetap. Pengobatan : cegah cedera
Sleep Paralysis
Ketidakmampuan tiba-tiba untuk melakukan gerakan
volunter tepat pada onset tidur atau pada saat terjaga di
malam hari atau di pagi hari.
C. GANGGUAN TIDUR BERHUBUNGAN
DENGAN GANGGUAN MENTAL
LAINNYA
Insomnia Berhubungan dengan Gangguan
Aksis I atau Aksis II
Insomia yang terjadi sekurangnya satu bulan dan jelas
berhubungan dengan gejala psikologis dan perilaku
gangguan mental. Gangguan tidur biasanya adalah
sekunder akibat kecemasan yang merupakan bagian
dari salah satu berbagai gangguan mental yg ada.
Insomnia yg berhub dengan depresi berat berupa onset
tidur yg relatif normal tetapi sering terbangun setengah
bagian kedua malam dan terbangun di pagi hari sebelum
waktunya dg mood yg tidak enak.
Pasien dengan episode manik dan gangguan bipolar II
adalah petidur singkat, memiliki kesulitan untuk tidur
tetapi jarang mengeluhkan adanya masalah tidur.
Mereka terbangun dg segar, tampak penurunan
kebutuhan tidur slm perjalanan manik atau hipomanik.