Anda di halaman 1dari 6

A.

PEMBAHASAN

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,


bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994).
Teknik komunikasi terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang
terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan
pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain (Stuart & sundeen,1995).

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan


klien (Depkes RI, 1997). Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi
terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang
direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien.

Fungsi-fungsi Komunikasi Terapeutik


Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan
pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi
dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).
Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil
tindakan yang efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri
sendiri. Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas
hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak memperhatikan hal ini, hubungan perawat-klien tersebut
bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi
hubungan sosial biasa.

Manfaat Komunikasi Terapeutik adalah :

Untuk mendorong dan menganjurkan kerjasama antara bidan-pasien.

Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang
dilakukan bidan.

Memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien mengatasi masalah yang
dihadapi.

Mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri pasien.

Tehnik-tehnik komunikasi terapeutik

Beberapa tehnik komunikasi terapeutik menurut Wilson dan kneis (1992)


serta stuart dan sunden (1998) antara lain:

1 Mendengarkan dengan penuh perhatian Dalam hal ini perawat


berusaha mengerti klien dengan cara mendengarkan apa yang
disampaikan klien. Satu-satunya orang yang dapat menceritakan
kepada perawat tentang perasaan ,pikiran dan persepsi klien adalah
klien sendiri
Sikap yang perlu dibutuhkan untuk menjadi pendengar yang baik
adalah pandangan saat berbicara,tidak menyilangkan kaki tangan ,
hindari tindakan yang tidak perlu, anggukan kepala jika klien
membicarakan hal hal yang penting atau memerlukan umpan balik,
condongkan tubuh kearah lawan bicara.
mendengar ada 2 macam

a. Mendengar pasif
Kegiatan mendengar dengan kegiatan non verbal
untuk klien misalnya dengan kontak mata ,
menganggukan kepala juga keikutsertaan secara
verbal misalnya uh huuuh,,hemmmm.
mendengar pasif akan dapat memperdayakan diri
kita saat kita mendengar dengan pasif karena kita
kurang memahami perasaan orang lain.
b. Mendengar aktif
Kegiatan mendengar yang menyediakan
pengetahuan bahwa kita tahu perasaan orang
laindan mengerti mengapa dia merasakan hal
tersebut

2 Menunjukan penerimaan
Menerima tidak berarti menyetujui . menerima berate bersedia untuk
mendengarkan orang lain tanpa menunjukan keraguan atau
ketidaksetujuan.
3 Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang
spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh klien. Oleh karena itu,
pertanyaan sebaiknya dikaitkan dengan topic yang dibicarakan dan
gunakan kata-kata yang sesuai dengan konteks social budaya klien.
4 Pertanyaan terbuka (open-ended Question)
Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban ya dan mungkin, tetapi
pertanayaan memerlukan jawaban yang luas,sehingga pasien dapat
mengemukakan masalahnya, perasaannya dengan kata-kata
sendiri,atau dapat memberikan informasi yang diperlukan.
5 Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata sendiri.
Melalui pengulangan kembali kata-kata klien , perawat membearikan
umpan balik bahwa ia mengerti pesan klien dan berharap kounikasi
dilanjutkan
6 Mengklarifikasi
Klarifikasi terjadi saat perawat berusaha untuk menjelaskan dalam
kata-kata ,idea tau pikiran (implicit maupun expliisit) yang tidak jelas
dikatakan oleh klien.Tujuanya dari tehnik ini adalah untuk
menyamakan pengertian.
7 Memfokuskan
Metode ini bertujuan untuk membatasi bahan pembicaran sehingga
percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti. Hal yang perlu
diperhatikan dalam maenggunakan metode ini adalah usahakan untuk
tidak memutus pembicaraan ketika klien menyampaikan masalah
yang penting.
8 Menyatakan hasil observasi
Perawat harus memberikan umpan balik kepada klien dengan
menyatakan hasil pengamatanya sehingga klien dapat mengetahui
apakah pesanya dapat diterima dengan benar atau tidak. Dalam hal ini
perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh isyarat non verbal
klien. Tehnik ini seringkali membuat klien berkomunikasi lebih jelas
tanpa perawat harus bertanya, memfokuskan dan mengklarifikasi
pesan. Observasi dilakukan sedemikian rupa sehingga klien tidak
menjadi malu atau marah.
9 Menawarkan informasi
Memberikan tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan
kesehatan untuk klien . perawat tidak dibenarkan memberikan nasihat
kepada klien ketika memberikan informasi ,karena tujuan dari tindakan
ini adalah untuk memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan.
Penahanan informasi yang dilakukan saat klien membutuhkan akan
mengakibatkan klien menjadi tidak percya.
10 Diam (memelihara ketenangan)
Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk
mengorganisir
Pikiranya. Penggunaan metode ini memerlukan keterampilan dan
ketepatan waktu, jika tidak akan menimbulkan perasaan tidak enak.
Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri
, mengorganisir pikiran dan memproses informasi.
Diam sangat berguna terutama pada saat klien harus mengambil
keputusan. Diam tidak dapat dilakukan dalam waktu yang lama karena
akan mengakibatkan klien menjadi kwatir.
Diam diguanakan pada saat klien perlu mengekspresikan ide tapi tidak
tahu bagaimana melakukan /menyampaikan hal tersebut
11 Meringkas
Meringkas adalah pengulangan ide utama telah dikomunikasikan
secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu mengingat
topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pembicaraan
berikutnya.
12 Memberikan penghargaan
Penghargaan jangan sampai jadi beban untuk klien. Dalam arti jangan
sampai klien berusaha keras dan melakuakan segalanya demi untuk
mendapatkan pujian atau persetujuan atas perbuatnnya. Selain itu
teknik ini tidak pula dimaksudkan untuk menyatakan bahwa yang ini
bagus dan yang sebaliknya buruk.
13 Menawarkan diri
Perawat menyediakan diri tanpa respons bersyarat atau respon yang
diharapkan.
14 Memberikan kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan.
Memberi kesempatan kepada klien untuk berinisiatif dalam memilih
topik pembicaraan. Untuk klien yang merasa ragu ragu dan tidak pasti
tentang perannya dalam interaksi ini, perawat dapat menstimulusnya
untuk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia diharapkan untuk
membuka pembicaraan.
15 Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan.
Teknik ini memberikan kesempatan kepada klien untuk mengarahkan
hamper seluruh pembicaraan. Teknik ini juga mengindikasikan bahwa
perawat mengikuti apa yang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang
akan dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan
selanjutnya. Perawat lebih berusaha menafsirkan dari pada
mengarahkan diskusi pembicaraan.
16 Menempatkan kejadian secara beraturan.
Mengurutkan kejadian secara teratur akan membantu perawatan dan
klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif. Kelanjutan dari suatu
kejadian akan menuntun perawat dan klien untuk melihat kejadian
berikut nya yang merupakan akibat dari kejadian sebelumnya dan juga
dapat menemukan pola kesukaran interpersonal.
17 Memberikan kesempatan kepada klien untuk menguraikan
persepsinya.
Apabila perawat untuk mengerti klien, maka ia harus melihat segala
sesuatunya dari perspektif klien. Klien harus merasa bebas untuk
menguraikan persepsinya pada perawat. Sementara itu perawat harus
waspada terhadap gejala ansietas yang mungkin muncul.
18 Refleksi
Refleksi ini memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengemukakan dan menerima ide dan perasaannya sebagai bagian
dari dirinya sendiri. Dengan demikian perawat mengindikasikan bahwa
pendapat klien adalah berharga dank lien mempunyai hak untuk
mengemukakan pendapatnya, membuat keputusan, dan memikirkan
dirinya sendiri.
19 Assertive
Assertive adalah kemampuan dengan cara meyakinkan dan nyaman
mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai
oranglain.
20 Humor
Dugan (1989) menyebutkan humor sebagai hal yang penting dalam
komunikasi verbal dikarenakan tertawa mengurangi ketegangan dan
rasa sakit akibat stres, dan meningkatkan keberhasilan asuhan
keperawatan. Sementara Sullivan Deane (1988) menyatakan bahwa
humor merangsang produksi katekolamin sehingga seseorang merasa
sehat, dan hal ini akan meningkatkan toleransi nyeri, mungarangi
kecemasan serta memfasilitasi relaksasi dan meningkatkan
metabolism

Hubungan terapeutik perawat - klien


1 Pengertian
Varcaloris dalam intan (2005), menyebutkan pengertian dari
hubungan yaitu:
Relationship adalah proses interpersonal antara dua atau lebih
orang. Pada keseluruhan kehidupan kita menemui orang dalam
setting yang bervariasi dan membagi bermacam pengalaman.
2 Bentuk hubungan
Secara umum ,bentuk dari hubungan dibagi dalam:
a. Hubungan social
Hubungan social bertujuan untuk bersahabat ,social
kesenangan atau menyelesaikan tugas. Kebutuhan bersama
dipenuhi selama hubungan social seperti berbagai ide
,perasaan dan pengalaman. Ketrampilan komunikasi
meliputimemberikan nasihat dan kadang kadang memenuhi
kebutuhan dasar,seperti meminjam uang dan membantu
pekerjaan. Sering hanya superficial .selama interaksi social
peran mungkin berganti. Dalam hubungan social , terdapat
sediakit penekanan dalam hal evaluasi dari interaksi social,
peran mungkin berganti. Dalam hubungan social ,terdapat
sedikit penekanan dalam hal evaluasi dari interaksi yang
dilakukan.
b. Hubungan intim
Terjadi diantara dua individuyang mempunyai komitmen
emosional antara satu terhadap yang lain. Dalam hubungan
ini seringkali mereka peduli tentang kebutuhan untuk
pertumbuhan dan kepuasan. Dalam hubungan ini pula
,kebutuhan bersama dipenuhi dan keinginan keintiman serta
fantasi dibagi. Orang mungkin ingin membina hubungan
intim untuk beberapa alas an : menjadi ayah,kepuasan
seksual atau emosi,kesamaan ekonomi,memiliki secara
social,dan penurunan kesepian.
c. Hubungan terapeutik
Hubungan terapeutik berbeda dari hubungan diatas dimana
perawat memaksimalkan keterampilan
komunikasi,pemahaman tingkah laku manusia dan kekuatan
pribadi untuk meningkatkan pertumbuhan klien. Focus
hubungan adalah pad aide klien , pengalaman dan perasaan
klien.
Perawat dan klien mengidentifikasi area yang memerlukan
eksplorasi dan evaluasi secara periodic terhadap tingkat
perubahan klien. Peran tidak akan berubah dan hubungan
tetep konsisten berfokus pada masalah klien
Ketrampilan komunikasi dan pengetahuan dari tahap dan
fenomena yang terjadi dalam hubungan terapeutik
merupakan alat yang penting sekali dalam pembentukan dan
pemeliharaan hubungan,kebutuhan dari klien diidentifikasi
dan pendekatan alternative penyelesaian masalah dibuat
serta ketrampilan koping baru mungkin dikembangkan.
KING cit.VARCAROLIS (1990) menggambarkan hubungan
teraupetik sebagai pengalaman belajar bagi klien dan
perawat. Dia mengidentifikasi empat tindakan yang harus
diambil diantara perawat dan klien:

1) Tindakan diawali oleh perawat


2) Respon reaksi dari klien;
3) Interaksi diamana perawat dan klien mengkaji
kebutuhan klien dan tujuan;
4) Transaksi dimana hubungan timbale balik pada
akhirnya dibangun untuk mencapai tujuan hubungan.

3 Tujuan hubungan teraupetik


Menurut STUART dan SUNDEEN (dalam KELIAT,2003) tujuan
teraupetik yang diarahkan kepada pertumbuhan klien meliputii:
a) Realisasi diri, penerimaan diri,dan rasa hormat terhadap
diri sendiri.
b) Identitas diri yang jelas dan rasa integritas diri yang
tinggi.
c) Kemampuan membina hubungan interpersonal yang
intim, saling
Tergantung dan mencintai.
d) Peningkatan fungsi dan kemampuan memuaskan
kebutuhan serta memncapai tujuan hubungan.
4 Tahap-tahap hubungan Teraupetik
Dalam membina hubungan teraupetik (berinteraksi) perawat
mempunyai 4 tahap yang pada setiap tahapnya mempunyai
tugas yang harus diselesaikan oleh perawat (stuart dan
sundeen) dalam cristina, (2003)

Anda mungkin juga menyukai