Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MPS OBAT LASA, ELEKTROLIT KONSENTRAT TINGGI,

SITOSTATIK

Disusun oleh:
Kelompok 2 / Kelas 1B

1. Dea Arista Dewi (20015)


2. Helda Larasati (20062)
3. Inaya Kamalia Putri K (20080)
4. Meandy Talapessy (20085)
5. Shafa Putri Rahmadina (20085)
6. Syntya Sari Syam P (20093)

AKADEMI KEPERAWATAN FATMAWATI


JAKARTA
2021
TUGAS KELOMPOK MENCARI CONTOH OBAT LASA,
ELEKTROLIT KONSENTRAT TINGGI DAN OBAT SITOSTATIKA

1. Obat LASA (Look A Like Sound A Like)


a. Histapan= Heptasan

Heptasan adalah sebuah obat yang dibuat untuk membantu mengatasi berbagai


masalah yang berhubungan dengan alergi. Di dalam Heptasan, terkandung zat aktif
bernama siproheptadin yang merupakan salah satu obat golongan antihistamin lini
atau generasi pertama.

Histapan 50mg tablet adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis
alergi. Histapan mengandung mebhydrolin, suatu obat yang termasuk golongan
antihistamin (antagonis reseptor histamin H1). Mebhydrolin bekerja dengan cara
menghambat efek dari histamin sehingga berbagai reaksi alergi itu dapat dikurangi.
Dalam penggunaan obat ini HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER.

Dosis obat:
1) Histapan
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER. Dewasa : 100 mg-300 mg sehari dalam dosis terbagi. Anak-anak 6-
12 tahun : 100 mg-200 mg sehari dalam dosis terbagi. Atau menurut petunjuk
dokter.

2) Heptasan
Dewasa : 1–5 tablet per hari Dosis harus disesuaikan dan tidak melebihi 0,5
mg/kg/hari atau maksimal 32 mg/hari.

Farmasi: Sanbe Farma.

b. Bufect syr= Bufect forte syr

Bufect adalah obat yang mengandung Ibuprofen. Bufect digunakan untuk mengurangi
rasa sakit dari berbagai kondisi, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri perut saat
menstruasi, nyeri otot atau nyeri persendian. Bufect juga digunakan untuk
menurunkan demam dan meringankan rasa sakit dan nyeri ringan akibat flu. Bufect
bekerja dengan menghalangi produksi zat alami tertentu didalam tubuh yang dapat
menyebabkan peradangan, sehingga membantu mengurangi pembengkakan, nyeri atau
demam. Bufect tersedia dalam 2 jenis sediaan yaitu tablet dan suspensi.

Bufet suspensi

 Golongan: Obat Bebas Terbatas


 Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid
 Kandungan: Ibuprofen 100 mg/5 mL
 Bentuk: Suspensi
 Satuan Penjualan: Botol
 Kemasan: Botol @ 60 mL
 Farmasi: Sanbe Farma

Bufet forte suspensi


 Golongan: Obat Bebas Terbatas
 Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid
 Kandungan: Ibuprofen 200 mg/5 mL
 Bentuk: Suspensi
 Satuan Penjualan: Botol
 Kemasan: Botol @ 60 ml

Farmasi: Sanbe Farma

c. Mefinter=Metifer

Mefinter Metifer

MEFINTER merupakan obat dengan kandungan Asam Mefenamat yang berfungsi


sebagai anti nyeri pada tingkat ringan hingga sedang. Obat ini sering digunakan
untuk meredakan sakit gigi, sakit kepala, sakit telinga, nyeri pada otot dan sendi,
serta nyeri haid. Dalam penggunaan obat ini harus SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER.

Metifer adalah obat yang di produksi oleh Ikapharmindo Putramas dan tersedia dalam
berbagai bentuk sediaan diantaranya kapsul dan injeksi. Obat ini mengandung
Mecobalamin yang diindikasikan untuk pengobatan penyakit anemia, neuropati
perifer (kerusakan pada sistem saraf tepi), anemia megaloblastik yang disebabkan
oleh kekurangan vitamin. Mekanisme kerja obat ini adalah mecobalamin bertindak
sebagai koenzim metionin sintetase dalam transmetilasi homosistein menjadi
metionin untuk berbagai fungsi metabolisme yang penting dalam replikasi sel dan
haematopoiesis dan mempromosikan asam nukleat dan sintesis protein, produksi
semua sel epitel dan pemeliharaan mielin di seluruh sistem saraf.

Dosis obat:
1) Metifer merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan resep dokter untuk
pembelian serta penggunaannya.

 Metifer Kapsul

-Anemia Megaloblastik yang disebabkan oleh Defisiensi Vitamin B12,


Neuropati Perifer: 1 kapsul di minum 3 kali sehari, dosis dapat di sesuaikan
tergantung pada usia pasien dan beratnya gejala.  

 Sediaan Injeksi

-Anemia Megaloblastik disebabkan oleh Defisiensi Vitamin B12: 500 mcg


injeksi melalui Intra Vena / Intra Muskular 3 x seminggu selama 2 bulan. 
Terapi pemeliharaan: 500 mcg injeksi melalui Intra Vena / Intra Muskular
setiap 1-3 bulan.

-Neuropati perifer
Dewasa: 500 mcg injeksi melalui Intra Vena / Intra Muskular 3 x seminggu,
dosis dapat di sesuaikan tergantung pada usia pasien dan beratnya gejala.

2) mefinter

PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK


DOKTER. Dewasa dosis Awal 500 mg, dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam, bila
perlu.
2. Obat Elektrolit Konsentrat Tinggi
a. Obat Trolit

Kegunaan:
Trolit digunakan untuk mengembalikan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang,
serta memperbaiki daya tahan tubuh, dan memenuhi kebutuhan vitamin.

Dosis & Cara Penggunaan


1 sachet Trolit di larutkan dalam 200 ml air. Maksimal 6 sachet per hari.

b. Natrium / sodium klorida (NaCl) lebih pekat 0,9%

NaCl 0.9% memiliki penyebutan natrium klorida. NaCl 0.9% merupakan sediaan
infus steril yang mengandung elektrolit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
karena beberapa faktor, misalnya dehidrasi, serta menjaga keseimbangan kadar air
dalam tubuh. Tak hanya itu, NaCl 0.9% juga berfungsi untuk mengatur kerja dan
fungsi otot jantung, mendukung metabolisme tubuh, dan merangsang kerja saraf. 
NaCl 0.9% termasuk ke dalam golongan obat keras. Anda harus menggunakan
resep dokter jika ingin membelinya. Selain itu, dosis penggunaan NaCl 0.9% juga
harus dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. 

c. Magnesium sulfat (MgSO4) sama dengan 50% atau lebih pekat

Obat Magnesium sulfat atau MgSO4 adalah obat yang sering digunakan untuk
merawat dan mencegah tekanan darah rendah dan kejang pada wanita yang
mengalami masalah eklamsia. Fungsi MgSO4 sebagai obat kejang ini terkait dengan
kemampuan obat untuk mengurangi kejang dengan mengurangi impuls tertentu
dalam tubuh. Selain kegunaan MgSO4 untuk mengobati kejang yang terjadi pada
pasien, obat Magnesium Sulfat juga digunakan untuk merawat torsades de pointes
(TdP), asma akut, eksaserbasi asma akut, konstipasi atau sembelit, dan keracunan
barium.

3. Obat Statistika
Sitostatik mengacu pada komponen seluler atau obat yang mampu menghambat
pertumbuhan sel. Umumnya digunakan dalam kemoterapi kanker, pengobatan penyakit
kulit dan pengobatan infeksi tertentu. Sediaan ini termasuk produk steril yang harus
higienis.

Pengobatan kanker dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah kemoterapi.
Kemoterapi merupakan bentuk pengobatan kanker yang paling banyak digunakan saat
ini. Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan obat sitostatika. Obat sitostatika adalah
obat-obatan yang digunakan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel–sel
kanker. Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum 2 operasi,
merusak sel–sel kanker yang tertinggal setelah operasi dan mengobati berbagai macam
kanker (Kelvin dan Tyson, 2011).

Obat sitostatika tidak hanya membunuh sel-sel kanker namun juga membunuh sel-sel
tubuh lainnya yang sedang berkembang. Oleh sebab itu penggunaan obat ini harus selalu
dalam pengawasan tenaga medis. Selain itu, berisiko tinggi menimbulkan efek samping
sehingga membuat pasien merasa tidak nyaman bahkan tidak kuat menjalani kemoterapi
karena efek samping tersebut (Sukardja, 2000).

Obat dalam kelompok ini digunakan secara luas. Efek kelompok obat ini mirip dengan
efek radioterapi sehingga tidak boleh digunakan bersamaan karena dapat meningkatkan
toksisitas secara signifikan. Daunorubisin, doksorubisin, epirubisin dan idarubisin
merupakan antibiotika antrasiklin. Mitoksantron (mitozantron) adalah derifat antrasiklin.

a. Doksorubisin

Digunakan untuk leukemia akut, limfoma, dan beberapa jenis tumor solid. Obat ini
diberikan dalam infus yang cepat dengan interval 21 hari. Dapat menyebabkan nekrosis
kulit pada tempat penyuntikan. Efek toksik yang umum adalah mual, muntah,
mielosupresi, kebotakan dan mukositis. Obat ini diekskresi melalui empedu bila kadar
bilirubin meningkat, berarti dosis harus dikurangi. Beberapa efek samping yang jarang
antara lain takikardia supraventrikel. Kardiomiopati berhubungan dengan kumulasi obat
dalam darah, sehingga biasanya total kumulatif dosis dibatasi sampai 450 mg/m2 luas
permukaan tubuh, sebab di atas dosis ini biasanya dapat terjadi gagal jantung fatal. Bagi
pasien dengan penyakit jantung, hipertensi, lansia dan yang telah mendapat iradiasi
miokard, obat sebaiknya diberikan dengan hati-hati.

Monitor jantung dilakukan untuk menentukan dosis yang aman. Beberapa bukti
menunjukkan bahwa pemberian dosis mingguan yang lebih rendah dapat mengurangi
efek kardiotoksik. Doksorubisin diberikan pada instilasi kandung kemih untuk
pengobatan karsinoma sel transisi, tumor kandung kemih papiler dan karsinoma in-situ.

Formulasi liposom doksorubisin untuk penggunaan intravena juga tersedia. Formulasi ini
dapat mengurangi kardiotoksisitas dan tejadinya nekrosis lokal, tapi reaksi infus yang
berat kadang dapat terjadi. Hand-foot syndrome (rasa sakit, erupsi kulit makular merah)
dapat terjadi pada pemberian liposom doksorubisin dan mungkin dapat dicegah dengan
pengurangan dosis. Hal ini dapat terjadi setelah 2-3 siklus pengobatan dan dapat dicegah
dengan mendinginkan tangan dan kaki dan menghindari kaus kaki, sarung tangan yang
ketat selama 4-7 hari setelah pengobatan.

Antibiotika antrasiklin, pada kondisi normal, tidak boleh digunakan pada anak dengan
disfungsi ventrikel kiri. Epirubisin dan mitoksantron diperkirakan kurang toksik sehingga
sesuai untuk anak yang telah menerima dosis kumulasi yang tinggi dari antrasiklin lain.

b. Epirubisin
Mirip dengan doksorubisin dan efektivitasnya terhadap kanker payudara juga setara. Agar
tidak timbul efek kardiotoksik, dosis maksimum kumulatifnya adalah 0,9-1 g/m2. Seperti
juga doksorubisin, obat ini diberikan intravena dan intrakavitas (misalnya instilasi
kandung kemih).

c. Idarubisin
Sifatnya mirip doksorubisin. Sebaiknya diberikan secara intravena dan diindikasikan untuk lekemia
akut. Mitoksantron secara struktur kimiawi mirip dengan doksorubisin dan sama efektifnya untuk
kanker payudara. Mitoksantron juga digunakan untuk pengobatan limfoma non- Hodgkin dan
leukemia non-limfositik pada dewasa. Diberikan intravena dan cukup dapat diterima kecuali efek
samping mielosupresi dan kardiotoksik. Karena itu pemeriksaan jantung diperlukan pada dosis
kumulatif 160 mg/m2.

d. Bleomisin

Diberikan secara intravena atau intramuskular untuk pengobatan kanker sel metastase
dan pada beberapa regimen, limfomanon-Hodgkin. Obat ini dapat menimbulkan
sedikit supresi sumsum tulang, toksisitas dermatologi umum terjadi dan peningkatan
pigmentasi di lipatan kulit dan plak sklerotik sub kutan bisa terjadi. Mukositis juga hal
yang biasa terjadi dan berhubungan dengan fenomena Raynaud. Manifestasi reaksi
hipersensitivitas dengan demam dan menggigil biasa terjadi beberapa jam setelah
penggunaan dan dapat dicegah dengan pemberian kortikosteroid secara bersamaan,
misalnya hidrokortison secara intavena. Masalah utama dalam penggunaan bleomisin
adalah fibrosis paru progresif yang bersifat bergantung dosis; biasanya timbul pada
dosis lebih dari 300.000 unit (300 mg) dan pada lansia. Bila ada krepitasi dan
gambaran radiologi yang mencurigakan, terapi harus dihentikan. Pasien yang
mendapat pengobatan ekstensif dengan bleomisin (misalnya dosis kumulatif lebih dari
100.000 unit) juga berisiko tinggi untuk mengalami gagal napas dalam anestesi umum
yang disertai oksigen kadar tinggi. Spesialis anestesi perlu diperingatkan mengenai hal
ini.

Anda mungkin juga menyukai