KELOMPOK ETOSUKSIMID
(Muttaqin, 2008).
Terapi Farmakologi Epilepsi
Obat anti epilepsi merupakan terapi farmakologi utama pada epilepsi. Berdasarkan
mekanisme kerjanya, obat antiepilepsi dapat dibagi menjadi empat kategori (Waheed, 2016).
1. GABA-Glutamat dependent
menghambat pada kanal Ca2+ tipe T. Talamus berperan dalam pembentukan ritme
sentakan yang diperantarai oleh ion Ca2+ tipe T pada kejang absens, sehingga
absens(McNamara, 2005).
1. Asam Valproat
2. Etosuksimid
ETOSUKSIMID
Etosuksimid atau disebut juga zarontin adalah
sejenis obat antiepilepsi yang diberikan bagi penderita
kejang absen.
Etosuksimid mempunyai efek penting pada arus Ca2+ , menurunkan nilai arus ambang rendah (Tipe
T). Efek ini terlihat pada konsentrasi terapeutik di saraf talamus. Arus kalsium tipe T diperkirakan
merupakan arus pemacu di saraf talamus yang bertanggung jawab menimbulkan lepasan muatan
dikorteks yang ritmik pada serangan absence. Oleh karena itu, inhibisi arus tersebut merupakan
Absorbsi terjadi dengan sempurna pada pemberian obat per oral. Kadar puncak tercapai dalam 3-7
jam setelah pemberian kapsul per oral. Obat ini tidak terikat pada protein. Etosuksimid
dimetabolisasi dengan sempurna, terutama melalui proses hidroksilasi, menjadi metabolit yang
tidak aktif. Bersihan total etosuksimid sangatlah rendah (0,25 L/kg/hari). Hal ini sesuai dengan
waktu paruhnya yang mencapai kurang lebih 40 jam, walaupun berbagai laporan menyebut antara
18-72 jam.
Dosis Obat Etosuksimid
• Dewasa: Dosis awal 500 mg setiap hari dalam 2 dosis terbagi, dapat ditingkatkan dengan
penambahan 250 mg pada interval 4-7 hari. Dosis biasa: 1-1,5 g setiap hari dalam 2 dosis terbagi.
• Anak: Pada usia <6 tahun, dosis awal 250 mg setiap hari, dapat ditingkatkan secara bertahap setiap
beberapa hari hingga dosis biasa 20 mg/kg setiap hari. Maksimal: 1 g setiap hari; usia diatas 6 tahun