A 65 years old man complained about his upper full denture which had been replaced 3 months ago.
It could be detached easily while he was eating. He also complained about his burning tongue and
bad breath. He said that he used listerine gargle twice a day and cleaned his teeth at dentist
routinely every year. His medical history showed that he has been consuming metformin and eclid
for 6 years, and also ACE inhibitor and Calcium Chanel Blocker since 2 years ago. He has been using
amitriptyline for this last 6 month. Intra oral examination showed poor oral hygiene, gingivitis
marginalis and viscous sticky saliva. There was white plaque on his tongue which could be rub easily
and left a reddish area. There were red atrophic mucosal and cervical caries on his remaining teeth.
Klarifikasi istilah:
Atrofi : penurunan masa otot. Penyusutan atau pengecilan ukuran sel atau jaringan atau bagian
tubuh.
Metformin : obat untuk mengontrol kadar gula darah tinggi yang biasanya diberikan kepada pasien
diabetes tipe 2.
ACE inhibitor : golongon obat yang menghambat kerja enzim anigiotensin converti enzim , enzim
yang berperan dalam sistem renin yang mengatur volume ekstaseluler,dan vaso kontriksi arteri,
diresepkan untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi
Calsium chanel bloker: kelompok obat yang mengganggu kalsium melalui sarluran kalsium.
Penghambat saluran kalsium yang digunakan obat anti hipertensi
Eclid :obat oral bagi penderita diabetes tipe 2. Obat untuk mengontrol gula darah, caranya
menghambat perubahan gula menjadi monosakarida, mengandung akar bose, termasuk golongan
penghambat alfaglukosidase yaitu enzim yang ada di usus halus serta menghambat hiperglikemik.
Amitriptylie : obat anti depresan, digunakan untuk mengobati masalah kejiwaan, dapat membantu
penderita merasa tenang dan nyaman. Bekerja untuk mempengarusi kesembagan kimia alami
tertentu contohnya neurotransmiter seperti serotonin di otak.
Klarifikasi masalah:
Gigi tiruan tidak dapat bertahan dalam lingkungan mulut yang kering,misalnya
padapenderita diabetes melitus, perokok, pemakai obat-obatan tertentu, penderita
berusia lanjut.
2. Apa yang menyebabkan lidahnya terbakar, bau mulut, dan atrofi ?
-Sensasi lidah perih atau terbakar sering kali dialami oleh wanita yang memasuki masa
menopause. Selain menopause, keluhan lidah perih juga bisa disebabkan oleh alergi,
penggunaan pasta gigi atau obat kumur berbahan kimia keras, gangguan sistem kekebalan
tubuh, hingga stres.
.
-Penyebab bau mulut pada penderita diabetes lebih disebabkan karena tingginya kadar keton
dalam darah. Saat terkena diabetes, tubuh menjadi resisten insulin atau tidak menghasilkan
cukup insulin. Akibatnya, sel-sel tidak mendapatkan cukup glukosa yang dibutuhkan untuk
mengisi bahan bakar tubuh.
-Penyebab atrofi antara lain mutasi (yang dapat merusak gen untuk membangun organ), nutrisi
yang buruk, sirkulasi yang buruk, hilangnya dukungan hormon, hilangnya pasokan saraf ke organ
target, jumlah apoptosis sel yang berlebihan, dan kurangnya gerakan atau penyakit intrinsik
pada jaringan itu sendiri.
1. Poliuri atau sering buang air kecil dengan volume yang banyak, apalagi pada malam hari.
Mengapa demikian? Jika kadar gula darah melebihi nilai ambang ginjal atau lebih dari 180 mg/dl,
maka gula akan keluar bersama urine. Untuk menjaga agar urine yang keluar, yang mengandung gula
itu, tak terlalu pekat, tubuh akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam urine sehingga volume
urine yang keluar banyak dan kencing pun menjadi sering. Hal tersebut akan sangat sering sehingga
pada malam hari bisa mengganggu tidur.
2. Polidipsi atau sering kali merasa haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya. Dengan begitu
banyaknya urine yang keluar, badan akan kekurangan air atau dehidrasi. Untuk mengatasi hal
tersebut, timbullah rasa haus sehingga orang ingin selalu minum dan ingin yang dingin, manis, segar,
dan banyak. Minuman manis akan sangat merugikan karena membuat kadar gula semakin tinggi.
3. Polifagi atau nafsu makan meningkat dan kurang tenaga. Pada diabetes, karena insulin
bermasalah, pemasukan gula ke dalam sel-sel tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk pun
kurang. Itu sebabnya orang menjadi lemas. Dengan demikian, otak juga mengira bahwa kurang
energi itu terjadi karena kurang makan. Oleh karena itu, tubuh berusaha meningkatkan asupan
makanan dengan menimbulkan rasa lapar sehingga timbulah perasaan selalu ingin makan.
Jawab
Eclid : obat untuk mengontrol kadar gula darah yang diberikan ketika program diet, olahraga, dan
penurunan berat badan tidak mampu memberikan hasil yang diharapkan pada kontrol gula darah
pasien diabetes
calcium channel blocker (CCB) : obat antihipertensi. Bekerja dengan memperlambat masuknya
calsium ke dalam sel jantung dan dinding pembuluh darah, cara kerjanya mengendurkan otot
jantung yg tegang dan memperbanyak pasokan oksigen yg mengalir
Ace inhibitor : batuk kering , penglihatan kabur, kelelahan, pusing, kehi;angan daya pengecap,
hiportensi, hiperkalemia, demam , diare, nyeri sendi , pingsan.
Metformin: diare, banyak buang gas, nyeri otot, kispa, mag, penurunan vitamin b12, mual,anoreksia
psikologis, ketakutan makan karena bb nambah.
Eclid: diare, edema, sakit perut, pernurunan kadar enzim hati, perut kembung, pusing, vertigo.
Dispeksia/rasa tidak nyaman pada perut, trombositopenia/ penurunan kadar trombosit pada darah.
Amitriptilin: penglihatan kabur, pusing, menurunnya libido, mual, muntah, nyeri perut, perubahan
nafsu makan, mulut kering, diare, kesulitan buang air kecil, gemetar.
Ccb : pusing sakit kepala,sembelit, diare, heartburn sensasi terbakar dan panas pada ulu hati, mual,
ruang kulit/kemerahan pada wajah, penuruna glukosa darah, pembengkakan pada kaki dan tungkai
bawah. Detak jantung menjadi cepat
5.Bagaimana penggunaan dosis yang tepat untuk obat obatan yang dikonsumsi pasien?
metformin dibagi berdasarkan usia, tingkat keparahan, riwayat kesehatan dan repons paisen thd
obat. dewasa: dosis awal 500-850 mg per hari 2-3 kali. dosis maksimal 3000 mg per hari dibagi dalam
3 aklai minum. anak2 usia 10 tahun keatas: 500-850 mg perhari 1 kali sehari. dosis maksimal 2000
mg per hari dibagi dalam 2-3 kali minumAce inhibitor: hipertensi dewasa 10mg 1x sehari,
pemeliharaan 20-40mg/hari sebagai dosis tunggal atau terbagi menjadi dua. Dosis max 80mg/hari.
Anak usia 6th keatas 0,2mg/kg berat badan 1x sehari, dosis pemeliharaan 0,6mg/kg bb per 1x sehari,
dosis maksimal 40mg/kg bb.
Eclid:
dewasa: awal 50mg 3x sehari, dapat ditingkatkan 200mg 3x sehari, peningkatan dosis biasanya
dilakukan pada jarak 4-8 minggu atau sesuai arahan dokter.
Amitriptilin:
6.Apa hubungan konsumsi obat dengan kondisi oral pasien dan bagaimana mekanismenya?
CCBs merupakan obat yang digunakan pada penderita hipertensi yang menyebabkan efek pada
kelenjar saliva. Pada kelenjar saliva, obat ini menekan sekresi air dengan menutup channel Ca2+
sehingga pintu Cl- tidak dapat terbuka. Pintu Cl- yang tidak terbuka menyebabkan Cl- dari
intraseluler tidak dapat keluar melewati membran apikal sel asinar dan air juga tidak dapat masuk
menuju lumen asinar. Mekanisme tersebut mempengaruhi whole saliva yang terdiri 99% air
sehingga akhirnya menyebabkan xerostomia.
dm
Dental Caries (Karies Gigi) Diabetes Mellitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan
terjadinya dan jumlah dari karies. Keadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan
darah mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik. (2) Karies gigi dapat
terjadi karena interaksi dari 4 faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan waktu. Pada penderita Diabetes
Melitus telah diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat pada permukaan
gigi, dan bila yang melekat adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur dengan kuman
yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan keasaman
didalam mulut menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya lubang atau caries gigi.
Kandidiasis oral merupakan infeksi bakteri yang terjadi dalam keadaan hiperglikemia karena keadaan
tersebut dapat menyebabkan terjadinya disfungsi aliran saliva karena adanya kehilangan cairan dari
tubuh dalam jumlah yang banyak, sehingga aliran saliva juga berkurang. Selain itu, juga
menyebabkan komplikasi berupa microangiopathy yang paling sering muncul pada penderita
diabetes mellitus terkontrol atau tidak terkontrol. Oleh itu, Kandidiasis dapat ditemukan pada
penderita diabetes mellitus bila didukung berbagai faktor, seperti terjadinya defisiensi imun,
berkurangnya aliran saliva, keadaan malnutrisi dan pemakaian gigi tiruan dengan oral hygiene yang
buruk
candidiasis atau oral thrush hal ini bisa disebabkan akibat dm karena sistem imun innate atau imun
bawaannya menurun, dan dapat disebabkan karena konsumsi obat dan penggunaan denture yang
tidak pas
Dm ,hipertensi,depresi.
LO : KEKENTALAN SALIVA/ENCER ?
Kekentalan saliva berperan dalam kemampuan saliva membersihkan sisa-sisa makanan dari
dalam rongga mulut. Saliva yang encer akan memiliki efek self cleansing yang membantu
saliva secara alami membersihkan sisa makanan sehingga tidak menempel dengan erat pada
permukaan gigi.
Laju aliran saliva tergantung pada lama dan intensitas stimulus. Stimulus tersebut terdiri atas
stimulus mekanik dan stimulus kimiawi. Bila stimulus mekanik tampak dalam bentuk
pengunyahan, maka stimulus kimiawi tampak dalam bentuk pengaruh pengecapan. Kedua
jenis stimulus tersebut akan membangkitkan kegiatan refleks saliva. Stimulus asam, frekuensi
pengunyahan yang tinggi,dan gigitan yang kuat dapat meningkatkan sekresi saliva.
Sifat-sifat saliva pada manusia ditentukan oleh glikoprotein saliva terutama mucin.Viskositas
adalah suatu keadaan viskus yang memiliki hubungan erat dengan komposisi glikoprotein.
Peran saliva sangat penting untuk kesehatan mulut, dan memfasilitasi pergerakan lidah dan
bibir selama proses menelan. Viskositas saliva normal penting untuk pencernaan makanan
dan fungsi motorik seperti pengunyahan, menelan, berbicara,dan retensi pada pemakaian gigi
tiruan lepasan.