Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Disusun oleh :
Almaratus Solekhatun Nisa (20190340040)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
JL. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Telp. (0247) 387656, Fax (0274) 387646
Website : www.umy.ac.id
Pemeriksaan darah rutin merupakan pemeriksaan yang sering diminta oleh klinis
karena dengan melakukan pemeriksaan darah rutin dapat terdiagnosis beberapa
penyakit kelainan darah dan dapat ditentukan arah pemeriksaan lebih lanjut dari
penderita tersebut. Pemeriksaan darah rutin antara lain adalah uji kadar hemoglobin;
jumlah eritrosit, leukosit, trombosit, nilai hematokrit, laju endap darah disingkat LED
dan menentukan indeks eritrosit. Tujuannya dari pemeriksaan yaitu untuk mengukur
hasil pemeriksaan jumlah tombosit, hemoglobin, hematrokit pada pemberian ETDA.
Pemeriksaan darah rutin meliputi hemoglobin, hematokrit, lekosit, eritrosit,
trombosit. Pemeriksaan darah rutin dipengaruhi oleh perbandingan pemberian
antikoagulan EDTA dengan volume darah. Apabila pemberian antikoagulan tidak
tepat, sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan darah rutin yang tidak sesuai
kenyataannya.
Darah merupakan alat transportasi atau alat pengangkutan yang paling utama
dalam tubuh kita. Darah terdiri dari elemen-elemen dan berbentuk plasma yang
jumlahnya setara. Elemen-elemen itu terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Trombosit berperan penting dalam
pembentukan bekuan darah.
Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin eritrosit. Istilah
lain untuk indeks eritrosit adalah indeks korpusculer. Indeks eritrosit terdiri atas
volume atau ukuran eritrosit. Nilai eritrosit rerata dipakai untuk mengetahui volume
eritrosit rerata yang di ketahui dari nilai VER dan banyaknya hemoglobin dalam satu
eritrosit rerata dapat dilihat dari nilai HER serta untuk mengetahui konsentrasi
hemoglobin rerata dalam satu eritrosit dilihat pada nilai KHER.
Nilai eritrosit rerata dipakai untuk penggolongan anemia berdasarkan morfologi.
Dikenal 3 macam penggolongan anemia yaitu : anemia mikrositik hipokrom,
normositik normokrom dan makrositik. Darah mudah membeku jika berada di luar
tubuh. Apabila didiamkan, bekuan akan mengerut dan serum terperas keluar. Cepat
membekunya darah ini dapat diatasi dengan penambahan suatu zat yang disebut
dengan antikoagulan.
Antikoagulan merupakan bahan yang digunakan untuk menghindarkan terjadinya
pembekuan darah. Pembekuan dihambat melalui beberapa proses seperti kelasi,
pengikatan kalsium atau menghambat pembentukan trombin. Setelah darah masuk ke
dalam tabung, darah harus dicampur segera untuk mencegah pembentukan mikroklot.
antikoagulan yang banyak di pakai adalah garam EDTA, sitrat dan heparin.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah responden
sebanyak 30 orang dimana setiap orang diambil sampel darah vena sebanyak 4cc.
Kemudian sampel darah vena diperiksa kadar hemoglobin, jumlah eritrosit dan nilai
hematokritnya. Untuk analisa data dalam penelitian berupa nilai MCV, MCH dan
MCHC akan dilakukan analisis univariat untuk mengetahui gambaran dari setiap
parameter. Kemudian dilakukan analisis menggunakan uji Wahdaniah & Sri Tumpuk,
beda berpasangan untuk mengetahui apakah ada perbedaan penggunaan antikoagulan
K2EDTA dan K3EDTA terhadap nilai indeks eritrosit.

Trombosit merupakan salah satu komponen darah yang terdapat dalam tubuh
manusia, berperan penting dalam pembentukan bekuan darah. Trombosit adalah
fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti dan terbentuk di sumsum tulang.
Trombosit matang berukuran 2-4 um, berbentuk cakra bikonkaf. Setelah keluar
sumsum tulang, sekitar 20-30 trombosit mengalavi sekuestrasi di limpa (Wulandari
dan Zulaikah, 2012). Jumah trombosit adalah 150.000-450.000 sel/mm3 darah. Masa
hidupnya 8-10 hari, setelah itu keping darah akan dibawa ke limfa untuk dihancurkan.
Sisa-sisa sel tersebut akan diangkat oleh makrofag.
Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis selama respon
hemostatik normal terhadap luka vaskuler. Trombosit juga penting untuk
mempertahankan jaringan apabila terjadi luka. Trombosit ikut serta dalam usaha
menutup luka, sehingga tubuh tidak mengalami kehilangan darah dan terlindung dari
benda asing. Trombosit melekat (Adhesi) pada permukaan asing terutama serat
kolagen. Trombosit akan melekat pada trombosit lain (Agresi). Selama proses agresi
terjadi perubahan bentuk yang menyebabkan trombosit akan melepaskan isinya. Masa
agresi trombosit akan melekat pada endotel, sehingga terbentuk sumbat trombosit
yang stabil melalui pembentukan fibrin.
Kekurangan trombosit atau jumlah trombosit menurun disebut trombositopenia,
karena adanya kerusakan, penurunan pembentukan trombosit atau menghambat fungsi
sumsum tulang. Sedangkan peningkatan jumlah trombosit disebut trombositosis,
trombositosis terjadi karena produksi trombosit yang berlebihan atau tidak terkendali.
Trombosit meningkat sebagai bagian dari respon fase akut peradangan atau infeksi.

Metode Pemeriksaan Trombosit


a. Cara pemeriksaan manual yaitu cara langsung atau metode rees ecker:
1) Larutan rees ecker dihisap kedalam pipet eritrosit sampai garis tanda „1” kemudian
dibuang .
2) Darah dihisap sapai garis tanda “0,5” kelebihan darah yang melekat pada ujung
pipet dihapus dengan tisssue.
3) Ujung pipet dimasukkan ke dalam larutan rees ecker sambil menahandarah pada
garis tanda dan larutan dihisap sapai tanda “101”, pipet diangkat dari larutan , pipet
dikocok selama 3 menit.
4) Tiga sampai epat tetes cairan yang ada didalam batang kapiler dibuang.
5) Sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30 derajat pada perukaan kamar hitung dengan
menyinggung pinggir kaca penutup keudian campuran tersebut diteteskan.
6) Kamar hitung yang telah diisi dibiarkan dengan sikap datar dalam cawan petridis
yang tertutup selama 10 menit supaya trombosit mengendap.
7) Trombosit yang terdapat dalam seluruh bidang besar ditengahtengah (1
milipersegi) dihitung memakai lensa objektif besar.
8) Jumlah tersebut dikali 2000 untuk menghasilkan jumlah trombosit per µl darah.
Meskipun cara ini CV-nya relatif besar, tetapi cara ini masih dapat menghitung
trombosit berukuran besar yang tidak terhitung dengan cara otomatis.
b. Cara tidak langsung atau apusan darah:
1) Dipilih kaca objek yang bertepi rata untuk digunakan sebagai “kaca
penghapus”sudut kaca objek yang dipatahkan, menurut garis diagonal untuk dapat
menghasilkan sediaan apus darah yang tidak mencapai tepi kaca objek.
2) Satu tetes kecil darah diletakan pada ± 2-3 mm dari ujung kaca objek. Kaca
penghapus diletakan dengan sudut 30-45 derajat terhadap kaca objek didepan tetes
darah.
3) Kaca penghapus ditarik kebelakang sehingga tetes darah, ditunggu sampai darah
menyebar pada sudut tersebut.
4) Dengan gerak yang mantap, kaca penghapus didorong sehingga terbentuk apusan
darah sepanjang 3-4 cm pada kaca objek. Darah harus habis sebelum kaca
penghapusmencapai ujung lain dari kaca objek. Apusan darah tidak boleh terlalu tipis
atau teralu tebal, ketebalan ini dapat diatur dengan mengubah sudut antara kedua kaca
objek dan kecepatan menggeser. Makin besar sudut atau makin cepat menggeser,
maka makin tipis apusan darah yang dihasikan.
5) Apusan darah dibiarkan mengering udara. Identitas pasien ditulis pada bagian tebal
apusan dengan label.
6) Akukan pewarnaan meletakkan sediaan di atas bak pewarnaaan.
7) Elakukan fiksasi dengan eneteskan methanol sampai mengenanggi permukaan
apusan (2 menit).
8) Membuang sisa metanol.
9) Meneteskan cat giemsa selama 20 menit sampai memenuhi permukaan sediaaan.
10) Mencuci dengan aguadest.
11) Mengeringkan sediaan dengan mengangin-nginkannya.
12) Mengamati sediaan dibawah mikroskop.

Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat transportasi


oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Fungsi hemoglobin sendiri adalah mengatur
pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh. Mengambil
oksigen dari paru-paru kemudian dibawah keseluruh tubuh untuk dipakai sebagai
bahan bakar, mebawa karbondioksida dari jaringan tubuh sebagai metabolisme ke
paru-paru untuk dibuang.
Menurut Sutedjo 2010 nilai normal hemoglobin dalam darah yaitu: Wanita
dewasa : 12-16 gr/dl Laki-laki dewasa: 14-18 gr/dl
Anak : 12-16 gr/dl Bayi baru lahir : 12-24 gr/dl
Hemoglobin tersusun dari globin (empat rantai protein yang terdiri dari dua unit
alfa dan dua unit beta) dan heme (mengandung atom besi dan porphyrin: suatu
pigmen merah). Pigmen besi hemoglobin bergabung dengan oksigen. Hemoglobin
yang mengangkut oksigen darah (dalam arteri) berwarna merah terang sedangkan
hemoglobin yang kehilangan oksigen (dalam vena) berwarna merah tua. Satu gram
hemoglobin mengangkut 1,34 mL oksigen. Kapasitas angkut ini berhubungan dengan
kadar Hemoglobin bukan jumlah sel darah merah.
Kurangnya kadar hemoglobin dalam sel darah merah adalah penyebab anemia
yang utama. Hemoglobin rendah menunjukkan rendahnya tingkat oksigen dalam
darah yang sering menyebabkan sesak nafas. Untuk mengatasi kekurangan oksigen
dalam darah, tubuh meningkatkan daya kerja jantung. Hal ini menimbulkan gejala
seperti jantung berdebar dan nyeri dada. Jika oksigen tidak dipasok ke berbagai
bagian tubuh, fungsi tubuh akan terhambat, sel-sel tidak mendapatkan oksigen yang
cukup untuk melakukan aktivitasnya. Gejala yang paling umum ditampilkan adalah
mudah lelah.
Adapun beberapa metode pemeriksaan Hemoglobin antara lain :
a. Metode sianmethemoglobin
Prinsip metode ini adalah darah yang diencerkan dengan larutan pengencer Drabkin,
akan terjadi hemolisis eritrosit dan konversi Hb menjadi hemiglobinsianida
(sianmetHb). Larutan yang terbentuk selanjutnya diperiksa dengan spektrofotometer
(atau colorimeter), yang absorbansinya sebanding dengan kadar Hb dalam darah.
Metode sianmethemoglobin merupakan metode yang direkomendasikan oleh
International Committe for Standarization in Hematology (ICSH) dan dianggap paling
teliti hingga saat ini.
b. Metode Sahli
Prinsip metode ini adalah darah yang ditambahkan asam lemah (HCL 0,1N), maka
hemoglobin akan dirubah menjadi hematin asam yang berwarna coklat tua. Warna
yang terbentuk diencerkan menggunakan aquadest sampai warna yang terjadi sama
dengan warna standar.
c. Metode Cuprisulfat
Prinsip metode ini adalah mengukur kadar hemoglobin berdasarkan perbedaan berat
jenis darah dengan berat jenis larutan cuprisulfat. Baisanya metode ini digunakan
pada donor darah yang bertujuan untuk menilai kadar hemoglobin dalam darah. Kadar
Hemoglobin dari seorang donor harus cukup 80%. Kadar minimum ini ditentukan
dengan setets darah yang tenggelam dalam larutan cuprisulfat.
d. Metode Automatic
Analyzer adalah salah satu alat laboratorium yang berfungsi untuk pengukuran dan
pemeriksaan sel darah dalam sampel darah. Prinsip pemeriksaan ini ialah larutan
elektrolit (diluent) yang telah di campur dengan sel-sel darah dihisap melalui
Aperture, pada bilik pengukuran terdapat dua elektroda yang terdiri dari internal
elektroda dan eksternal elektroda. Kedua eletroda tersebut dilewati arus listrik yang
konstan.
e. Metode Strip Test
Prinsip pemeriksaan strip tes hemoglobin yaitu diletakkan pada alat, ketika darah
diteteskan pada zona reaksi tes strip, katalisator hemoglobin akan mereduksi
hemoglobin dalam darah. Intensitas dari electron yang terbentuk dalam strip setara
dengan konsentrasi hemoglobin dalam darah.
Daftar Pustaka

KARYA ILMIAH WIDIASTUTI

Wahdaniah & Sri Tumpuk, Perbedaan Penggunaan Antikoagulan K2EDTA


DAN K3EDTA

http://repository.unimus.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai