BLOK 8
Skenario 2
A female patient, 54 years old, complained her pain on the right side of posterior
tooth while chewing. The problem has felt since 2 weeks ago and the gum have ever
swollen about 3 months ago. She has history of uncontrolled type 2 diabetic mellitus.
Blood pressure resulted 160/100 mmHg. Intraoral examination showed that there was
pulp depth cavity in 46 with (+) in percussion, (-) in palpation, and (-) in thermal test.
The dentist held some supporting examination to gain definitive diagnose. The
radiograph examination showed that there was widened condition in periodontal
ligament.
Klarifikasi istilah
1. Diagnosa definitive : disebut juga diagnosis final jadi diagnosis akhir yang
dijadikan sebagai acuan dari perawatan pasien. Diagnosis ini didapatkan dari hasil
pemeriksaan penunjang dan mendalam.
2. Termal test : Tes termal, merupakan tes kevitalan gigi yang meliputi aplikasi panas
dan dingin pada gigi untuk menentukan sensitivitas terhadap perubahan termal
(Grossman, dkk, 1995).
3. Intrepretasi tekanan darah 160/100 mmhg : pasien menderita hipertensi.menurut jnc
8 ( Hipertensi tingkat 2), menurut WHO ( hipertensi sedang)
Menetapkan permasalahan
1. Apa informasi yang didapat pemeriksaan fisik,intraoral,radiografi dari skenario di
atas
2. Penyebab dari gusi bengkak dan rasa sakit ketika mengunyah
3. Jenis jenis diagnosis berdasarkan prosesnya
4. Jenis pemeriksaan radiografi yang dilakukan
5. Pemeriksaan penunjang apa yang tepat dari skenario
6. apa hubngan tekanan darah yang menghasilkan 160/100mmHg dan adanya riwayat
dm 2 dengan keluhan pasien
7. Arti dari kedalaman pulpa gigi 46, jika ada peradangan akan menuju kemana
8. Apa saja manifestasi dari DM pada kondisi di rongga mulut
9. Apa saja yang perlu diperhatikan saat perawatan dan pemeriksaan kondisi pasien
DM
10. Apa efek penyakit periodontal pada pasien DM
11. Apa saja yang perlu diperhatikan saat perawatan dan pemeriksaan pasien
hipertensi
12. Apa diagnosis yang dialami pasien pada skenario
Menganalisis masalah
1. Apa informasi yang didapat pemeriksaan fisik,intraoral,radiografi dari
skenario di atas
-Perkusi (+) : adanya peradangan di periodontal atau periapical. Sesuai skenario
pasien mengalami kelainan periapikal disebabkan oleh lesi karies.
-Palpasi (-) : tidak ada pembengkakan
-Tes thermal (-): giginya non vital
Memberikan informasi bahwa gigi sudah tidak vital, dimana cavitas sudah mencapai
pulpa, maka didapatkan diagnosis nekrosis pulpa : karena kavitas sudah mencapai
pulpa namun tidak menunjukan adanya rasa sakit pada tes vitalitas maka dipastikan
pulpa sudah mengalami kematian.
Pemeriksaan fisik 160/100 mmhg artinya pasien menderita hipertensi tingkat 2
menurut JNC 8.
Pemeriksaan radiografi terjadi pelebaran ligamen periodontal.
Dari pasien dia mempunyai riwayat DM 2 yaitu penyakit gangguan metabolis yang
ditandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
pancreas atau resistensi insulin.
Dengan pemeriksaan radiograf dapat diketahui operator dapat mengetahui kondisi
jaringan yang terletak dibawah mukosa yang tidak dapat dilihat secara langsung.
Sehingga dapat memastikan kelainan yang terjadi di daerah tsb. Salah satu kelainan
pada jaringan lunak gigi yang dapat dilihat pada pemeriksaan radiografi adalah
kelainan pada jaringan penyangga gigi seperti ligament periodontal.
-Mendiagnosis penyakit periodontal, menentukan keparahan, dan prognosis serta
evaluasi hasil perawatan.
-Gambaran radiografi ligament periodontal normal : radiolusen mengelilingi akar gigi
dan melekat pada processus alveolaris
Disebabkan akumulasi
2. Penyebab dari gusi bengkak dan rasa sakit ketika mengunyah
Adanya tumpukan debris atau sisa sisa makanan pada daerah interdental atau gusi
yang tidak dibersihkan saat menggosok gigi. Tumpukan sisa makanan akan
menyebabkan plak di bagian trb yang menyebabkan gusi mengalami pembengkakan.
Adanya karies nyampe pulpa, nanti bakteri bisa masuk ke pulpa dan masuk ke akar
dan menyebabkan rasa nyeri. Bakteri streptococcus mutans.
DM kadar gula menganddung advanced glycation end product (AGE) merupakan
senyawa kimiawi yang berasal dari glukosa, secara irreversible, dan terbentuknya
secara pelan tetapi kontinyu seiring peningkatan kadar glukosa darah. Penimbunan
AGE dapat terjadi di dalam plasma dan jaringan, termasuk jaringan gingival pada
penderita Diabetes Mellitus-> Sel-sel pada endothelial, otot polos, neuron dan
monosit memiliki sisi pengikat (binding site) AGE pada permukaannya yang
dinamakan reseptor AGE (RAGE). Ikatan antara AGE dengan sel-sel endothelial
menyebabkan terjadinya lesi vaskuler, trombosis, dan vasokonstriksi pada penderita
DM.
Penyebab gusi bengkak dan rasa sakit dikaitkan dengan inflamasi jar periodontal. Dm
mempengaruhi periodontitis.
Semakin dm tidak terkontrol makan semakin tertimbun.
age yg berikatan dengan rage di endhotelial akan menyebabkan terjadinya lesi
vaskuler, trombosis, vasokonstriksi
-age yg berikatan sm rage di monosit maka akan meningkatkan kemotaksis dan
aktivasi monosit diiringi naiknya sitokin
-age yg berikatan sm rage di fibroblas akan mengakibatkan gangguan remodelling
jaringan ikat
-age yg berikatan dgn kolagen akan mengakibatkan menurunnya solutibilitas dan laju
pembaharuan kolagen
-pemeriksaan periapical untuk melihat gigi geligi secara individual mulai dari
keseluruhan mahkota, akar gigi dan jaringan pendukungnya.
Dimana itu gambaran pelebaran ligamen periodontal terjadi karena imflamasi pulpa
atau gigi yang goyah.
-Pemeriksaan Bitewing untuk memeriksa karies atau tumpatan.
Teknik intraoral terbagi menjadi 3 tipe yaitu periapikal, bitewing dan oklusal.
1. radiografi periapikal yang berguna untuk melihat gigi geliligi secara individual
mulai dari keseluruhan mahkota, akar gigi dan jaringan pendukungnya.
Pemakaian teknik radiografi periapikal bertujuan untuk mendapatkan gambaran gigi,
daerah apikal akar gigi secara individual beserta struktur jaringan sekitarnya.
Radiografi yang dihasilkan dapat memuat 3 sampai 4 gambar gigi serta jaringan
pendukungnya dan sudah cukup memberikan informasi yang detail dari gigi dan
jaringan sekitarnya. Radiografi periapikal merupakan jenis proyeksi intra oral yang
sering digunakan dalam praktek kedokteran gigi.
Periapikal khususnya digunakan untuk perawatan endodontik pada evaluasi morfologi
jumlah akar dan saluran akar untuk evaluasi sebelum perawatan.
Kelebihan radiografi periapikal yaitu penempatan film ini sederhana dan cepat, posisi
film nyaman disemua area mulut, dan panjang gigi akan sama panjangnya dengan gigi
aslinya, sedangkan kekurangan teknik ini adalah mahkota gigi sering terdistorsi,
pada bagian tulang periodontal gambarnya tidak jelas.
Radiografi periapikal dibagi menjadi dua tehnik yaitu parallel dan bisecting :
1) Teknik parallel: Reseptor gambar dimasukkan ke dalam mulut sejajar dengan
sumbu panjang gigi, kemudian tabung sinar X di arahkan ke sudut 12 kanan
menghadap vertikal atau horizontal ke gigi reseptor gambar dengan menggunakan
pemegang film atau sensor dengan reseptor gambar dan posisi sinar tabung x tetap,
teknik ini dapat direproduksi.
2) Tehnik bisecting: Film harus diletakkan sepanjang permukaan lingual atau patahan
dari gigi, film holder digunakan untuk menstabilkan film selama penyinaran, film
kontak dengan gigi, bidang film dan aksis panjang gigi membentuk sudut, sumbu
sinar x tegak lurus terhadap garis 13 bisektris sehingga menghasilkan dua segitiga
yang sama.
Radiografi Bitewing
Radiografi yang digunakan untuk melihat permukaan gigi yang meliputi mahkota
gigi, interproksimal dan puncak aheolar di maksila dan mandibula daerah anterior
maupun posterior dakam satu film khisus. Radiografi ini juga dapat digunakan untuk
mengetahui status jaringan periodontal dan juga untuk melihat kakulus pada
interproksimal. Radiografi bitewing tidak menggumkan pegangan film melainkan
dengan cara pasien menggigit sayap film untuk stabilisasi film di dakm rongga mulut.
Radiografi bitewing ebih akurat menunjukkan tingkat kerusakan tulang interproksimal
dari pada radiografi periapikal.
Radiografi oklusal
Teknik Oklusal Radiografi oklusal menunjukkan sebuah segmen yang relatif luas
pada bagian gigi. Radiografi ini digunakan untuk melihat anatomi tulang maksila
maupun mandbula. Radiografi oklusal juga bermanfaat untuk pasien yang tidak dapat
membuka mulut secara lebar untuk radiografi periapik al. Radiografi oklusal dapat
mendeteksi adanya fraktur, cehh di palatum, dan kelainan lainnya yang terjadi pada
area luas.
Radiografi ekstraoral adalah pemeriksaan radiografi yang lebih luas dari kepala dan
rahang dengan film berada di luar mulut. Radiografi ekstraoral yang paling populer
dan sering dipakai adalah radiografi panoramik
Radiografi ekstraoral meliputi:
Panoramik: Radiografi panoramk adalah radiografi yang digunaka n utuk melihat
adanya fraktur pada rahang. lesi atau tumor, dan melihat keadaan gigi geigi pada masa
bercampur untuk recana perawatan ortodonti Radiografi panoramik akan
memperlihatkan gambaran radiografi keadaan gigi ge ligi maksih, mandibula, sinus
maksikari. dan sendi temporo mindibular secara menyeluruh dalam satu buah film.
Kekbihan radiografi panoramik adaah daerah yang dapat dilihat kebih uas, dosis
radiografi ebih kecil waktu pengerjaan cepat,cocok untuk pasien yang sulit membuka
mulut dan nyanan untuk pasien Kelemahan radiografi panoramik adalah pergerakan
pasien saat penyinaran akan menyu litkan pada interpretasi, hasil radiografi pada gigi
tidak spesifik.
lateral jaw: Teknik Lateral Teknik lateral digunakan untuk memeriksa tengkorak dan
tukng wajah sebagai keterangan di trauma, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak
normal Gambaran ini menunjukkan jaringan lunak rasopharyngeal, sinus paranasal,
dan palatum keras. Orthodontist menggurakan ini untuk menilai perkembangan
wajah. Teknik lateral juga digurakan pada bedah mulut untuk menetapkan perawatan
awal dan riwayat perawatannya. Teknik lateral menampakkan jaringan kunak pada
wajah yang serupa dengan gambaran tengkorak lateral.
lateral cephalometric: Teknik Cephalometri Radiografi cephabmetri adalah
radiografi yang digunakan untuk melihat hubungan gigi dengan rahang dan profil
individu serta keadaan tengkorak wajah akibat trauma penyakit dan kelainan
pertumbuhan perkembangan. Selain itu hasil radiografi ini juga memperlihatkan
jaringan lunak nasofaringeal, sinus paranasal dan palatum keras. Pada umumnya
radiografi ini digunakan orthodontist untuk merencanakan perawatan ortodonti agar
mendapatkan gigi selaras sesuai dengan ukuran gigi dan rahang.
postero-anterior: teknik Postero-Anterior Dinamakan teknik posteroanterior karena
sinar-X menyorot melalui posterior menuju arah anterior melalui tengkorak. Teknik
ini digunakan untuk memeriksa tengkorak karena penyakit, trauma, atau
perkembangan yang tidak normal Teknik ini juga mendeteksi perubahan progresif
pada dimensi mediolateral di tengkorak, termasuk pertumbuhan yang tidak simetris.
Sebagai tambahan, teknik ini memberi visualisasi struktur wajah yang baik, termasuk
sinus frontal dan ethmoid, dan nasalfossae.
Antero-Posterior: teknik Antero-Posterior Radiografi anteroposterior adahh
radiografi yang digunakan untuk melihat keadaan pada bagian depan maksila dan
mandibula, gambaran sinus frontalis, sinus ethmoidalis, dan tulang hidung
Waters:Teknik Waters Foto Waters dilakukan dengan posisi dimana kepala
menghadap kaset, garis orbiomeatus membentuk suduk 37° dengan kaset. Sentrasi
sinar kira-kira dibawah garis interorbital. Pada foto Waters, secara ideal piramid
tulang petrosum diproyeksikan pada dasar sinus maksilaris sehingga kedua sinus
maksilaris dapat dievaluasi seluruhnya. Foto Waters umumnya dilakukan pada
keadaan mulut tertutup. Pada posisi mulut terbuka akan dapat menilai daerah dinding
posterior sinus sfenoid dengan baik .
-Mikrobiologi: Air liur dikumpulkan, lalu diencerkan dgn fosfat buffer selin, lalu
disentrifugasi.
Metode yang dilakukan :
Metode kultur : melihat mikroba apa yang menyerang
Metode PCR : untuk menentukan evaluasi / keberhasilan dari terapi
7. Arti dari kedalaman pulpa gigi 46, jika ada peradangan akan menuju
kemana?
Pada gigi 46 ada kedalaman karies sampai pulpa. Peradangan menjalar ke akar.
Patogenesis:
Karies superficial -->Karies pulpa -->Pengiriman sel imun (PMN) -->defect
neutrophil karena perubahan metabolism -->aktivasi respon imun (CD 8)--> jaringan
pulpa hancur dan membentu suatu jaringan nekrotik -->pus pada pulpa -->nekrosis
pulpa -->bakteri masuk ke saluran akar -->keluar ke jaringan periapical melalui
foramen -->respon imun pada jaringan periapical (infiltrasi neutrophil, peningkatan
osteoclast) -->nyeri saat menggigit / saat diperkusi, periapicalnya radiolusen, secara
histologis terdapat sel neutrophil
9. Apa saja yang perlu diperhatikan saat perawatan dan pemeriksaan kondisi
pasien DM
-Yang harus diperhatikan pengecekan kadar gula dalam darah seperti TTV GCU.
Penanganan dengan kontrol gula darah akan memnetukan keberhasilan klinis.
Penanganan ataupun pengawasan penderita diabetes dengan kontrol kadar
gula darah akan mempengaruhi keberhasilan perbaikan klinis. Kadar glukosa darah
pada penderita Diabetes Mellitus yang terkontrol baik akan menurunkan terjadinya
infeksi. Jadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap penurunan penyakit periodontal
pada penderita Diabetes Mellitus dengan men-gendalikan kadar glukosa darah.
Semakin rendah kadar gula darah pada penderita Dbetes Mellitus makin baik kondisi
jaringan periodontalnya.
-Dokter meminimalisir perawatan yang menyebabkan luka.
- edukasi diabetes dilakukan dengan pelatihan. Edukasi
Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan serta
keterampilan diabetisi yang bertujuan menunjang perubahan perilaku. Dengan
edukasi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pasien akan penyakit diabetes
yang dideritanya, seperti bagaimana mengelola penyakit dan komplikasi yang dapat
terjadi bila pasien tidak mengelola penyakitnya dengan baik.
-Perencanaan Makanan
Tujuan umum dari terapi gizi adalah membantu pasien diabetes memperbaiki
kebiasaan gizinya dan ditujukan pada pengendalian gula darah, lemak serta hipertensi.
-Kegiatan Jasmani
Manfaat kegiatan jasmani (olahraga) pada pasien diabetes adalah pengaturan kadar
gula darah, menurunkan berat badan dan lemak tubuh serta menjaga kebugaran.
Frekuensi : jumlah olahraga per minggu ( teratur 3-5 kali per minggu)
Intensitas : ringan dan sedang (60%-70% maximal heart race /MHR ). Cara
menghitung (MHR): 220- umur.
Waktu : 30-60 menit
Jenis : aerobik ( jalan,jogging, berenang, bersepeda)
Pengelolaan Farmakologis
Pemilihan obat diabetes mellitus bersifat individual, artinya disesuaikan dengan
kondisi metabolik pasien.
-P.G.D.M (Pemeriksaan Gula Darah Mandiri)
PGDM bertujuan untuk menjaga kestabilan kadar gula darah, panduan dalam
penggunaan obat-obatan maupun pola hidup dan pola makan penderita diabetes.
11. Apa saja yang perlu diperhatikan saat perawatan dan pemeriksaan pasien
hipertensi
- memeriksa kondisi tekanan darah jika pasien ingin cabut gigi tapi hipertensi maka
akan bahaya nantinya bisa terjadi syok. Harus diturunkan dulu tekanan darahnya.
- pemeriksaan gula darah
- Apabila ada kolonisasi bakteri akan menjadi inflamasi pada jar. Periodontal yang
akan meningkatkan kadar sitokin (protein yg dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh)
resistensi insulin, kondisi ketika sel tubuh tidak dpt menggunkan gula darah
dengan baik karen aterganggunya respon sel tubuh terhadap insulin kontrol gula
darah sulit
- Efek dri penderita DM yang mpy penyakit periodontal memiliki resiko 3 kali
lebih mudah terkena penyekit jantung.
- Terbentuk AGE(senyawa kimia dri glukosa sifatnya irreversible, terbentuk pelan
tapi continue) , penimbunan Age terjadi pada plasma dan jaringan, termasuk jaringan
gingiva pada penderita DM, sel2 di dlm tubuh (seperti endotelial) punya reseptor di
permukaan utk menangkap AGE menyebabkan terjadinya lesi vaskuler, trombosis,
dan vasokontriksi pada penderita DM, (-)kontrol gula darah akan meningkatkan
pembentukan AGE dan menginduksi stress oksidan pada gingival sehingga
memperparah jaringan periodontal.