Anda di halaman 1dari 22

plenary bahasa

tutorial 7
anggota
1. Rania Azzahra (20190340006)
2. Indah Nurfalah (20190340017)
3. Nurul Azizah (20190340018)
4. Firly Amrulloh K. (20190340034)
5. Almaratus Solekhatun N. (20190340040)
6. Carissa Mutiara J. (20190340045)
7. Daffa Majid R. (20190340059)
8. Dita Sri Erisona (20190340071)
9. Muhammad Fadhil I. (20190340083)
10. Ars Hafizhah R. (20190340104)
11. Nur Izzatul Mujidah (20190340113)
skenario cbl 1
Seorang anak perempuan berumur 9 tahun datang ke RSGM Bersama ibunya
mengeluhkan sakit mulut akibat sariawan. Keluhan sudah dirasakan 2 hari
yang lalu dan belum ditangani. Dari anamnesis diketahui bahwa 5 hari
sebelumnya pasien mengalami sakit tenggorokan yang disertai demam. Setelah
berobat ke dokter, radang tenggorokannya sembuh, tapi keesokan harinya ada
sariawan di seluruh mulutnya. Penderita tidak mau makan dan kesulitan dalam
membersihkan rongga mulut. Biasanya pasien rajin membersihkan mulutnya.
Kondisi yang dialami pasien ini baru pertama kali terjadi dan tidak melibatkan
bagian tubuh lain. Kesehatan umum pasien yang baik, riwayat rawat inap,
penyakit kronis dan alergi ditolak. Imunisasi anak selesai. Riwayat penyakit
yang sama dalam keluarga disangkal. Saat ini pasien tidak bersekolah, dan
beberapa teman sekolahnya juga tidak bersekolah karena demam. Pemeriksaan
klinis ekstra oral, kelenjar getah bening submandibular kanan dan kiri teraba,
membesar dan nyeri tekan. Pemeriksaan intra oral menunjukkan pembesaran
gingiva interdental, eritematus, ulkus multipel di mukosa bibir, pipi dan area
langit-langit.
subbab
NTENTS

01 02
definisi etiologi dan predisposisi

03 04
tanda dan gejala patogenesis

pencegahan dan

05
penatalaksaan
01.
definisi
DEFINISI
Gingivostomatitis herpetika primer merupakan
manifestasi primer infeksi HSV tipe 1 yang
sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai
5 tahun (bersifat asimtomatik), puncak kedua
terjadi pada usia awal 20 tahunpd rongga
mulut diawali gejala prodromal yaitu demam
dan vesikel pada wajah, mukosa mulut, dan
bibir. Sering terjadi pada anak masa remaja
dan masa pubertas terakhir.
02.
etiologi
dan predisposisi
ETIOLOGI
Agen penyebabnya adalah virus Herpes simplex tipe 1 (HSV-1), yang termasuk dalam
kelompok alphaherpesvirus. Virus ini terbungkus dan memiliki genom DNA untai ganda
linier. HSV-1 sebagian besar bertanggung jawab atas infeksi mulut, mata, dan wajah
karena memiliki tropisme untuk epitel mulut. Sementara sebagian besar kasus
gingivostomatitis herpes dikaitkan dengan infeksi HSV-1, beberapa kasus dewasa telah
dilaporkan di mana HSV-2 diisolasi dari lesi oral. Infeksi oral dengan HSV-2 mungkin
ditularkan melalui kontak orogenital dan juga telah diamati pada pasien HIV-positif dan
pasien yang menjalani terapi imunosupresif.
FAKTOR
PREDISPOSISI ● Usia
● lingkungan (paparan sinar matahari)
● sistem imun yang buruk
● kurang menjaga oral hygiene
● kebiasaan anak yang potensi beresiko
(kebiasaan anak memegang mulut,
cangkir, menghisap jari, dan bertukar
sendok)
● pasien imunosupresan
● pasien yang meminum obat penekan
imun (kortikosteroid)
● kondisi stress
03.
tanda
dan gejala
GEJALA
PRO
sariawan pusing malaise

DORMAL
demam sakit pada otot pembesaran
kelenjar limfe
TANDA DAN GEJALA
Sariawan Bau mulut
Gingivitis interdentall Konstipasi
Eritematus Bintik berisi cairan tunggal / multiple
Ulkus multiple dimukosa mulut Anorexia
Sakit kepala Sakit otot
Demam Pembengkakan kelenjar getah bening
Xerostomia Gatal dan sensasi terbakar pada bibir
04.
patogenesis
PATOGENESIS

TAHAP 2 TAHAP 4
muncul bintik-bintik berisi luka yang mulai mengering dan
cairan dalam bentuk tunggal sembuh. Lesi dapat kambuh
atau multiple yang seringkali kembali secara berulang pada
TAHAP 1 disertai rasa nyeri TAHAP 3 berbagai interval waktu
merasa tidak nyaman, gatal, bintik-bintik tersebut akan
sensasi terbakar sekitar bibir pecah dan membentuk luka
dan hidung durasi 1-2 hari, yang basah. Cairan yang keluar
disertai demam dan dengan dalam vesikel akan menular
atau tanpa pembengkakan pada bagian tubuh atau orang
kelenjar getah bening di leher lain yang melakukan kontak
langsung dengan bagian yang
terluka
patogenesis
VHS adalah virus DNA yang dibagi menjadi VHS-1 dan VHS-2. VHS-1 paling sering menyebar melalui
mukosa rongga mulut. Saat berada pada permukaan epitelium, virion akan masuk melalui mekanisme
fusi yang ada dalam selubungnya. VHS kemudian secara produktif mengalami replikasi pada daerah
infeksi dan menyebar ke sel.Saat replikasi ini, beberapa virionakan terlepas dari sel yang terinfeksi dan
mengikat pada terminal saraf sensoris yang terletak pada mukosa epitelium. VHS kemudian akan
terbawa melalui fast axonal transport ke sel tubuh, atau soma neuron yang kemudian akan masuk ke
dalam nukleus. Dalam nukleus ini, virus akan melakukan switching off lytic gene transcription sehingga
memasuki masa laten.Lokasi utama VHS1 laten setelah infeksi mukosa oral adalah ganglion trigeminal.
VHS-1 mengalami reaktivasi akibat stimulus berupa stres emosi, demam tinggi, paparan sinar
ultraviolet,trauma jaringan oral atau jaringan saraf, imunosupresi, dan gangguan hormon. dan virus
dapat mengifeksi secara litik maupun laten. Rekuren infeksi HSV-1 ditunjang juga oleh kemampuan untuk
menghindari sistem kekebalan tubuh, yaitu dengan adanya ekspresihost shutoff protein (vhs)
penghambatan presentasi antigen pada sel yang terinfeksi, pengikatan dengan kaskade komplemen
C3b untuk menghambat pembentukan membrane attack complex. Dalam infeksi HSV-1, metode
masuknya HSV-1 ke dalam sel dan penyebaran sel ke sel, merupakan salah satu faktor selain
penghindaran sistem imun, dalam menentukan keberhasilan infeksi
05.
pencegahan
dan penatalaksanaan
PENCEGAHAN
1 2
mengonsumsi makanan
menghindari memakai
yang sehat dan senantiasa
barang bersamaan (make
menjaga kebersihan diri
up, alat cukur)
dan lingkungan

3 menghindari makanan
pedas, asin, asam karena 4 jangan melakukan oral
seks terlebih dahulu
selama muncul gejala
dapat mengiritasi luka
sakit
PENATALAKSANAAN
Terapi kausatif
pemberian antivirus disertai analgesik, antipiretik,
dan antibiotik. Selain itu, pemberian tablet acyclovir
200 mg 5x sehari sebanyak 1 tablet multivitamin yang
berisi vitamin B dan vitamin C (B Comp C) serta obat
kumur Benzidamin HCl 0,2% 3-4x sehari, dikumur
setelah makan dan salep acyclovir untuk dioleskan
pada bibir atas dan bibir bawah
Terapi supportif
multivitamin, obat kumur, makanan cair
tinggi kalori dan protein, istirahat, serta
rehidrasi.

Promotif preventif
mencegah kekambuhan dengan cara
menghindari faktor pencetus, mencegah
infeksi melalui penyuluhan
DIAGNOSIS
BANDING
1. Candidiasis oral
2. Stomatitis apthosa
3. Herpangina
4. Hand Foot and Mouth
Disease
KESIMPULAN
Gingivostomatitis herpetika primer
merupakan manifestasi primer infeksi
herpes simplex virus tipe 1 (HSV 1)
yang sering terjadi pada anak anak. hal
ini ditandai dengan adanya gejala
berupa malaise, sakit pada otot, demam,
dan pembesaran kelenjar limfe. pada
kasus anak-anak, hal ini sering
disebabkan karena bertukar mainan,
cangkir, dan kebiasaan menghisap jari.
perawatannya dapat dilakukan berupa
terapi kausatik, terapi suportif, dan
preventif promotif.
DAFTAR PUSTAKA

● http://dentj.fkg.unair.ac.id/entryfile/drg.kus-ejournal-pdf.pdf
● Taieb A, Body S, Astar I, du Pasquier P, Maleville J. Clinical
epidemiology of symptomatic primary herpetic infection in
children. A study of 50 cases. Acta Paediatr Scand. 1987
Jan;76(1):128-32. [PubMed] [Reference list]
● Jaya, P. and Harijanti, K. 2009. Gingivostomatitis Herpetika
Primer. Oral Medicine Dental Journal. 1(2) : 6-9.
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai