Anda di halaman 1dari 6

A 35 years-old woman went to the dentist since she felt discomfort while chewing because of a big

cavity in her lower posterior tooth. She wanted her tooth to be extracted. The anamnesis result showed
that she felt weak, dizzy eyes and headache easily. Vital sign examination showed that her blood
pressure was 90/60 mmHg. Physical examination resulted that pale in her face, conjunctiva, and finger
nails. Intraoral examination showed that there was a pulp depth cavity in 36 with (+) in percussion, (+) in
palpation, (-) in thermal test, and pale mucosa. Laboratory examination result showed that her
erythrocyte and hemoglobin were below the normal range. Radiograph examination showed that there
were signs of periapical abscess in tooth 36

Pertanyaan
1. Definisi abses periapical
2. Apa yang terjadi pada pasien berdasar pemeriksaan intra oral dan laboratorium
3. Penyebab kondisi sistemik dan abses periapikal kondisi sistemik apa yang diderita pasien
4. Apakah ada hubungan antara gejala yang dialami pasien dengan kondisi dental
5. Mekanisme abses periapical
6. Interpretasi hasil pemeriksaan lab eritrosit dan hemoglobin yang rendah Nilai eritrosit dan HB
normal
7. Interpretasi hasil pemeriksaan objektif
8. Indikasi dan kontraindikasi pencabutan gigi
9. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dan batas normal
10. Komplikasi dari abses gigi
11. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk abses
12. Hal hal yang perlu diperhatikan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pasien
13. Perawatan yang dilakukan terhadap pasien

Menjawab pertanyaan

1. Definisi abses periapical


-Abses periapical adalah kumpulan pus yang terlokalisir di batasi oleh jaringan tulang yang
disebabkan oleh infeksi dari pulpa dan atau periodontal, sebagian besar kasus abses periapical
biasanya diawali oleh invasi dari bakteri yang ada pada karies (grossman 1995)
-Merupakan pus yang terlokalisir menghancurkan jaringan periradikuler akibat adanya infeksi
dan supurasi jaringan sebagai respon inflamasi terhadap iritan mikroba dan iritan nin mikroba
dari pulpa dan nekrosis (torabinejat M Dan Walton 2002)
-Dalam perkembangannya dibedakan menjadi 2 yakni abses akut yaitu lesi yang disertai dengan
gejala nyata seperti nyeri atau pembrngkakan (simptomatik) gambaran radiolusen dengan batas
tidak jelas di apex, ada penebalan ligament peridonsium tapi jarang yang kedua abses kronis
yaitu lesi yang disertai gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali (asimptomatik) gambaran
radiografi radiolusen besar dengan batas tidak jelas lamina dura, kerusakan jaringan
periradikular dan intraradikular

2. Apa yang terjadi pada pasien berdasar pemeriksaan intra oral dan laboratorium

Perkusi (+) biasanya nekrosis pulpa yang bermasalah di jaringan periodontal


Palpasi (+) di submandibularis dapat merasakan adanya abses atau tonjolan kecil di bagian
submandibularis
Thermal (-) karena gigi non vital (mengalami nekrosis pulpa)
Kalau hasil labortorium menuju ke kondisi sistemik yakni anemia
Intra oral diperkuat dengan radiografi yakni adanya abses periapical pada gigi 36

3. Penyebab kondisi sistemik dan abses periapikal kondisi sistemik apa yang diderita pasien
-Anemia :dapat disebabkan oleh banyak hal seperti eritrosit tidak terbentuk sempurna,
terganggu pada sumsum tulang,intinya kekurangan sel darah merah, absorbs menurun, diat
yang tidak mencukupi,pendarahan menstruasi, donor darah,kebutuhan meningkat saat
kehamilan

-Abses periapical : Karena nekrosis gigi 36 dimana tubulus dentin menjadi jalan masuk bakteri
untuk masuk ke gigi yang membuat bakteri berkoloni (biasanya streptococcus mutan dan
stapilococcus aureus)pada jaringan nekrotik pulpa yang nantinya memicu reaksi inflamasi,
-Hipotensi : disebabkan karena anemia yang diderita pasien menyebabkan tekanan darah
rendah

4. Apakah ada hubungan antara gejala yang dialami pasien dengan kondisi dental
-Karena adanya abses periapical dapat merubah homeostasis,menjadi proban anemia aplastik
berperan dalam penyakit gingival dan periodontal. pny kerentanan inflamasi
akibatnneutropenia (neutrofil turun)
-Dari gejala yang ada dapat ditentukan tindakan apa yang diberikan pada pasien
5. Mekanisme abses periapical
-Abses periapical biasanya terjadi sebagai akibat dari infeksi yang mengikuti karies gigi dan
infeksi pulpa, setelah trauma pada gigi yang mengakibatkan pulpa nekrosis, iritasi jaringan
periapical baik oleh manipulasi mekanik maupun olej aplikasi bahan-bahan kimia didalam
prosedur endodontic, dan dapat berkembang secara langsung dari periodontitis periapikalakut.
Abses pada gigi timbul sebagai respon akibat dari infeksi oleh flora normal mulut pada gigi karies
atau sebagai akibat dari trauma gingiva mukosa. Ketika proses karies terus berlanjut melalui
stuktur keras gigi (enamel dan dentin) menuju ke ruang pulpa, infeksi pulpa dan/atau proses
peradangan terjadi. Proses ini biasanya menghasilkan nekrosis pulpa.
Abses gigi dimulai dengan nekrosis pulpa gigi, yang mengarah ke invasi bakteri dari runang pulpa
dan jaringan yang lebih dalam. Dalam kavitas (karies) menyebabkan nekrosis dengan memicu
vasodilatasi dan edema, yang menyebabkan tekanan dan nyeri pada dinding gigi. Tekanan ini
memotong sirkulasi ke pulp,
memotong sirkulasi ke pulp, dan infeksi dapat menyerang tulang disekitarnya. Proses inflamasi
kemudian meluas ke jaringan periapical melalui foramen apical, yang menyebabkan
pembentukan abses periapical. Jika terdapat infeksi bakteri di dalam saluran akar, abses
periapical dapat terjadi. Abses periapical dapat bersifat akut atau mungkin kronis.

-Abses periapical berasal dari jaringan nekrosis pulpa jaringan yang mati Abses periapical
umumnya berasal dari nekrosis jaringan pulpa. Jaringan yang terinfeksi menyebabkan Sebagian
sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel
darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam
rongga tersebut dan setelah memfagosit bakteri, sel darah putih pun akan mati. Sel darah putih
inilah yang akan membentuk pus yang mengisi rongga tersebut.

6. Interpretasi hasil pemeriksaan lab eritrosit dan hemoglobin yang rendah Nilai eritrosit dan HB
normal
6. •penuruna jumlah eritro
- Anemia
- Peningkatan hemolisis
- Dehidrasi berlebihan
- Gagal ginjal kronis
- Defisensi vitamin
- Kehamilan
- Infeksi parasit
- Keganasan : limfoma, leukimia, multipel meiloma
●peningkatan eritrosit
-polisitemia vera
-penduduk yg tinggal di dataran tinggi
-penyakit kardiovaskular
-perokok
● penurunan jumlah hb
- anemia
●peningkatan hb
-polistemia
hemoglobin pria: 13-18 g/dL
Wanita:12-16 g/dL
Eritrosit
pria: 4.4-5.6 × 10 pangkat 6(juta) sel/mm3
wanita: 3.8-5 × 10 pangkat 6(juta) sel/mm3

-penurunan hb bisa disebabkan karena anemia hemolisi, kehamilan, infeksi parasite dsb,
eritrosit naik bisa dikarenakan polisitemia vena, kardiovaskular, perokok(krng)
Hb normal who berdasar umur dan kelamin
Usia 6- 59 bulan : 11 g/dL
Usia 5-11 tahun : 11,5 g/dL
Usia 12-14 tahun: 14 g/Dl
Wanita lebih dari 14 tahun : 12 g/dL
Laki laki lebih dari 14 thn: 11,5 g/dL
Wanita hamil : 11 g/dL
-penurunan Hb kemungkinan pasien terjadi defisiensi zat besi biasanya zat besi ada di
hemoglobin untuk mengikat oksigen ketika Hb memiliki kadar oksigen rendah sel darah merah
juga akan mengalami kekurangan Hb dimana sel darah merah berfungsi mengangkut oksigen
unuk disebar ke seluruh jaringan tubuh
7. Interpretasi hasil pemeriksaan objektif
Perkusi (+) biasanya nekrosis pulpa yang bermasalah di jaringan periodontal
Palpasi (+) di submandibularis dapat merasakan adanya abses atau tonjolan kecil di bagian
submandibularis
Thermal (-) karena gigi non vital (mengalami nekrosis pulpa)
Inspeksi: adanya cavitas pulpa pada gigi 36

8. Indikasi dan kontraindikasi pencabutan gigi

Indikasi: gigi dengan patologis pulpa kronik atau akut


Gigi dengan karies besar
Gigi dengan penyakit periodontal yang parah
Gigi malposisi dan over eruption
Gigi impaksi dalam denture area
Gigi trauma
Gigi yang ada pada garis fracture rahang
GIGI yang fracture akar
Supernumeritic
Keperluan perawatan orthodonsia atau prostodhonsia
Gigi dengan sisa akar
Gigi nekrosis pulpa
Gigi yang gagal dilakukan konservasi
Masalah ekonomi
-untuk gigi decidui : gigi belum goyang tetapi sudah waktu tanggal, gigi masih kuat tertanam
tetapi gigi pengganti sudah keluar, gigi sudah waktu tanggal tetapi masih persistensi bila pada
foto radiografi tampak penggantinya sudah keluar, gig yang merupakan penyebab fokal infeksi,
dan gigi penyebab infeksi jaringan disekitar

Kontraindikasi :
-lokal : Infeksi dental akut, perawatan infeksi pericorono akut, tumor ganas, terapi radiasi pada
rahang
-sistemik: diabetes mellitus tak terkontrol, kelainan darah (hemophilia, leukimia, anemia),
kehamilan di trimester 1 dan 3, kelainan kardiovaskuler (hipertensi), kelainan hati (hepatitis)
Pasien yang mengalami medicalic compromised (pasien dengan penyakit yang melemahkan
seperti TB)
Kontraindikasi relatif. Ada lokal dan sistemik : periapikal patologi, adanya infeksi oral seperti
vincent's angina, perikoronitis akut, penyakit ganas seperti gigi yang terletak di daerah ber
tumor
Menurut Laskin (1985) kontraindikasi pencabutan gigi adalah sebagai berikut:
1. Infeksi mulut akut seperti necrotizing ulcerative gingivitis atau herpetic gingivostomatitis.
2. Gigi pada area yang pernah mengalami radiasi juga tidak boleh dilakukan pencabutan karena
dapat mengakibatkan terjadinya osteonecrosis.
3. Pasien yang memiliki riwayat penyakit sistemik tidak terkontrol seperti penyakit diabetes
mellitus dan blood dyscrasias.
-pasien dengan penyakit jantung tidak terkontrol dan tidak disarankan untuk ekstraksi karena
ditakutkn terjadi syncope,
-Gigi yang tidak dapat lagi dirawat secara konservasi. • Gigi yang sangat goyang (mobility) • Gigi
yang merupakan penyebab infeksi jaringan sekitarnya. • Gigi yang dianggap merupakan fokus
infeksi. • Untuk keperluan orthodontik • Gigi Kelebihan (Super numerary teeth) • Gigi dengan
fraktur akar • Gigi yang impaksi • Gigi yang menyebabkan trauma pada jaringan lunak sekitarnya
dan tidak dapat dirawat lagi untuk mencegah trauma tsb. • Gigi yang malposisi dan tidak dapat
dirawat lagi secara orthodontic
- Untuk sistemik relatif ada diabetes tidak terkontrol, pasien jantung, dycrasias darah, anemia,
hemofilik harus dilakukandengan hati-hati agar tidak terjadi pendarahan berlebihan. ada juga
pasien Addison's, demam, nephritis,
2, kontraindikasi mutlak dari sisi lokal adalah gigi yang terlibat dalam malformasi anterio-
venous. Dari sisi sistemik adalah leukimia, gagal ginjal, sirosis hati, gagal jantung

9. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dan batas normal


Pemeriksaan darah
- Pemerikasaan darah rutin :
1. Hemoglobin
2. Eritrosit / sel darah merah,
3. Leukosit/ sel darah putih,
4. Hematokrit
5. Trombosit
6. Indeks Eritrosit

- Pemeriksaan darah lengkap


• Pemeriksaan darah lengkap meliputi PDR + leukosit diferensial.
• Pemeriksaan leukosit diferensial terdiri :
a. Neutrophil
b. Basofil
c. Eosinofil
d. Limfosit
e. Monosit
Radiographi untuk mengetahui seberapa luas infeksi yang terjadi
CT scan : dilakukan sejak infeksi menyebar ke area lain yang lebih jauh mislnya leher
Kultur bakteri : untuk pasien dengan kondisi sistemik yang memiliki gejala seperti demam
neutrophil imatur
10. Komplikasi dari abses gigi
-kista gigi
-sinusitis
-osteomielitis
-angina ludwig atau infeksi bakteri langka pada dasar mulut
-sepsis atau reaksi sistem imyn yang mematikan akibat infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh
11. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk abses
-sikat gigi 2 kali sehari
-dental floss
- ganti sikat gigi rutin
-mengurangi konsumsi makanan minuman yang manis
-rutin ke dokter gigi 6 bulan sekali
-menghindari menggunakan obat kumur (jika memakai setelah sikat gigi dapat menghilangkan
efek )

12. Hal hal yang perlu diperhatikan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pasien
-Pencabutan gigi pda penderita anemia tidak dapat langsung dilakukan, harus mendapat izin
dari ahli hematologi
-pencabutan tidak dapat dilakukan apabils kadar hemoglobin dibawah 80 g/L
-Bila hendak dilakukan anestesi umum pada penderita harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas lengkap dan persedian darah untuk transfusi
13. Perawatan yang dilakukan terhadap pasien
Abses :
-perawatan saluran akar, perawatan ini dilakukan dengan mengangkat jaringan pulpa yang telah
terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran akar, kemudian dilakukan penumpatan untuk mencegah
peradangan lebih lanjut
-Trepanasi atau disebut juga fistula artifisial, merupakan prosedur bedah dengan memperforasi
tulang kortikal alveolar untuk melepaskan akumulasi eksudat pada jaringan.
-Pemberian antibiotic dan analgesic juga anestesi

Anemia:
-transfusi darah
-Pemberian obat yang menekan sistem kekebalan tubuh
-Zat besi, b 12, asam folat
-Pemberian obat yang memperbanyak sel darah dalam tubuh

Anda mungkin juga menyukai