Anda di halaman 1dari 3

Antibiotika adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan

atau menghentikan suatu proses biokimia pada organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh
bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau
transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme, hanya saja targetnya adalah molekul bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan
dalam hal cara kerjanya, yaitu desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang
tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
Tanda tanda
 Pembengkakan, ruam

HISTAMIN

Histamin terlibat di dalam sistem kekebalan tubuh, mengatur fungsi sistem pencernaan dan
berfungsi sepagai neurotransmiter dalam otak, sumsum tulang belakang dan rahim. Histamin
terlibat dalam sistem peradangan dan mempunyai peran utama sebagai mediator gatal.

Sebagain bagian dari sistem kekebalan tubuh yang menyerang patogen asing, histamin diproduksi
oleh basofil dan sel mast dari jaringan ikat sekitarnya. Histamin meningkatkan permeabilitas jalur
kapiler supaya sel darah putih dan protein untuk sistem imun bisa memasuki jaringan tubuh yang
mengalami infeksi dan melawan kuman-kuman yang menyebabkan infeksi tersebut.

Asam amino histidin akan masuk ke dalam tubuh dari makanan yang kaya akan protein dan telah
dikonsumsi tubuh.[1] Pada berbagai jaringan tubuh, terutama pada usus halus, histidin akan diubah
menjadi histamin. Histamin juga bekerja sebagai neurotransmiter.[1] Histamin memegang peran
utama pada sistem peradangan atau inflamasi.[2] Histamin terdiri atas cincin imidazol yang terlekat
pada rantai entilamin. Dalam kondisi fisiologis, gugus amino di rantai samping diprotonasi.

Contoh sel yang menimbun histamin adalah sel mast yang berbentuk menyerupai bola-bola kecil
berisi gelembung yang penuh dengan histamin dan zat perantara lainnya.[1] Sel mast ini banyak
ditemukan pada bagian tubuh yang terpapar dengan lingkungan luar, seperti kulit, lapisan mukosa
mata, hidung, saluran pernapasan, usus, dan juga terdapat dalam leukosit basofil darah.[1]

Hubungan histamin dengan alergi

Histamin adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel-sel di dalam tubuh ketika mengalami reaksi alergi
atau infeksi. Namun jika diproduksi secara berlebihan, histamin bisa menyebabkan masalah dan
mengganggu beberapa fungsi tubuh.

Ketika Anda mengalami alergi terhadap zat tertentu seperti debu, serbuk sari, bulu hewan
peliharaan, atau makanan, maka sistem kekebalan tubuh menganggap zat tersebut berbahaya bagi
tubuh. Guna melindungi tubuh, sistem kekebalan tubuh memulai reaksi berantai yang membuat
beberapa sel-sel tubuh melepaskan histamin dan bahan kimia lain ke dalam aliran darah.

Pereda Alami Reaksi Histamin - Alodokter

Efek Histamin dalam Tubuh


Selain membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi dan alergi, histamin juga berperan dalam
mendukung beberapa fungsi tubuh, antara lain sebagai komponen asam lambung yang membantu
menghancurkan makanan dalam proses pencernaan, serta menjadi neurotransmiter yang
meneruskan pesan dari tubuh ke otak. Meski fungsinya penting, produksi histamin tidak boleh
berlebihan.

Produksi histamin yang terlalu banyak dikenal dengan istilah intoleransi histamin. Jika Anda tidak
mampu mengendalikan produksi histamin di dalam tubuh, Anda mungkin akan merasakan beberapa
gejala yang mirip dengan alergi, misalnya gatal-gatal, ruam, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut,
diare, hidung tersumbat atau berair, sesak napas, kulit kemerahan, dan merasa ingin pingsan

Anda mungkin juga menyukai