Identifikasi masalah
Analisis Masalah
c. Pemeriksaan penunjang
- Biopsi
- Untuk alergi RK : patch test menempelkan ekstrak resin ke kulit pasien.
Penempelan menggunakan kertas koil, ditunggu selama 48 jam lalu disinar
dengan sinar UV. Dari induksi cahaya akan terlihat hasilnya. Setelah pastch
test dilakukan pemeriksaan biopsi untuk mengetahui alergen.
Pacth test untuk mengetahui hipersensitivitas kontak, pada oral adalah
hipersensitivitas tipe lambat atau tipe 4.
- histopatologi : lesi karena infeksi vurs, bakteri atau jamur
- tes alergi tes monomer MMA
investigasi orofasial :
a. tes hematologi : secara luas
b. mikrobial : smear(dilakukan untuk memeriksa keberadaan bakteri dan
jamur dengan pewarnaan), plane swab (mendeteksi keberadaan bakteri,
jamur, dan virus), kultur jejak (menentukan kolonisasi bakteri atau jamur
dari mukosa dan permukaan protesa), obat kumur terkonsentrasi
c. biopsi jaringan : untuk pemeriksaan histopatologi
2. Tanda klinis
lesi ulserasi, vesicular dengan dasar lesi berwarna kemerahan pada mukosa
labial atas.
Ada reaksi alergi : didominasi wanita paruh baya dengan spektru klinis luas dan
bervariasi. Gejala secara subjekti : rasa terbakar, nyeri, kekeringan pada mukosa
Gejala objektif : stomatitis, cheilitis non spesifik dengan kemerahan mukosa
edematous, erosi, ulser
Manifestasi yg lebih khas : reaksi lichenoid terlokalisasi di mukosa bukal, lidah, bibir.
3. Diagnosis kasus dan ddx
Dx
Stomatitis alergi kontak (terhadap RK) : dari gambar dijelaskan bahwa pasien ada
tumpatan RK pada gigi, ulserasi di bagian bibir atas adalah tempat berkontaknya RK
dengan mukosa. RK terjadi degradasi partikel keluar reaksi alergi.
Terminologi lain : stomatitis venenata, reaksi kontak alergi karena bagian mukosa
kontak langsung dengan RK
Gejala sensasi terbaka dan nyeri bibir bagian atas Paparan sisa monomer RK
alergi, matriks RK dapat menimbulan reaksi alergi tersebut.
Tanda klinis : vesikula multipel yang bisa menjadi ulcer, tepi eritematous disertai
inflamasi dan rasa nyeri. Tahap aktif berupa sensasi terbakar, tahap kronis mukosa
eritematous dan hiperkeratosis.
DDX
a. Stomatitis apthous (secara klinis mirip, biasanya dipicu oleh faktor stres sehingga
terjadi lesi berulang, lesi menyeluruh)
b. pemfigus
c. stomatitis alergi medikamentosa : bedanya terletak pada faktor penyebab (obat-
obatan, lesi menyeluruh/luas)
4. Etiologi kasus
a. Reaksi hipersensitivitas tipe 4 (lambat) : secara umum diperantarai oleh limfosit T
(T helper dan T sitotoksik) sel T tersensibilisasi oleh degradasi komponen polimer
RK degradasi RK akan mengaktifkan makrofag dan sel plasma yang membuat sel T
peka dengan antigen tersebut mengeluarkan mediator inflamasi timbul reaksi
alergi (beberapa hari/jam setelah kontak)
b. Monomer metakrilat pada RK : BISGMA (paling berpengaruh), TEGDMA, UEDMA .
Reaksi alergi pasien
Mekanisme :
1. Monomer bebas atau adiktif dieulsi oleh pelarut setelah setting
2. Kebocoran komponen yang disebabkan degradasi/ erosi dari waktu kewaktu
Degradasi polimer: proses pemotongan rantai selama rantai polimer dibelah
menjadi oligomer dan dalam kasus khusus bisa jadi monomer dapat disebabkan
oleh hidrolisis atau katalisis enzim
Erosi : hilangnya bahan dari polimer.
Degradasi : proses matriks dan filler tidak bisa berikatan dengan baik lepas
sehingga berkontak dengan mukosa pasien
Ada 3 tipe :
1. Degradasi partikel bahan pengisi
2. Degradasi ikatan antara bahan filler dengan partikel bahan pengisi
3. Degradasi matriks
Bisa dicegah dari drg yang memastikan bahwa seluruh prosedur
penaplikasian RK, saat finishing dan polishing harus rapi.
c. Degradasi RK karena waktu penyinaran RK hasil berupa bahan tidak menyatu.
Bisa juga karena mikroorganisme dan tekanan mekanis menyebabkan biodegradasi,
berkurangnya permukaan keras, dan ketahanan aus sehingga menambah jumlah
monomer yang lepas.
d. Dokter gigi tidak menggunakan rubber dam secara adekuat paparan langsung RK
dengan saliva atau mukosa di RM monomer sisa RK berkontak langsung alergi.