Anda di halaman 1dari 5

CBL 3

Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang kembali ke klinik drg dengan keluhan sensasi


terbakar dan nyeri pada bibir atas. Keluhan dirasakan sejak 2 minggu yang lalu setelah
pasien mendapatkan perawatan restorasi komposit pada gigi depan atas. Berdasarkan
anamnesis, riwayat alergi, penyakit sistemik, pengobatan atau riwayat atopi dalam keluarga
disangkal. Gejala penyerta seperti demam, malaise juga disangkal. Pemeriksaan ekstra-oral
tidak ada kelainan. Pemeriksaan intraoral menunjukkan lesi ulserasi, vesicular dengan dasar
lesi berwarna kemerahan pada mukosa labial atas. Terdapat tumpatan komposit resin pada
gigi 12, 11, 21 dan 22 seperti pada gambar

Identifikasi masalah

1. Bagaimana pemeriksaan subjektif, onjektif, dan penunjang?


2. Tanda klinis pemeriksaan di skenario
3. Diagnosis kasus dan ddx
4. Etiologi kasus
5. Faktor risiko dari kasus
6. Apa saja faktor predisposisi dari kasus diatas
7. Manifestasi klinis kasus
8. Treatment planing dan pencegahan dari kasus
9. Apa saja klasifikasi dari lesi

Analisis Masalah

1. Bagaimana pemeriksaan subjektif, objektif, dan penunjang?


a. Pemeriksaan subjektif (CC, PI, PDH, PMH, FH, SH)
- PI: Lokasi, waktu, faktor yang memperparah, gejala lain, hal yang
memperparah dan memperingan, sebelumnya pernah mengalami kondisi ini
belum?
- PDH : riwayat perawatan dental, jenis perawatan, riwayat periksa RO
- FH : keluhan serupa, riwayat penyakit dalam
- SH : gaya hidup, sosial ekonomi, kebiasaan
b. Pemeriksaan objektif :
a. Ekstraoral : nodus limfatik, sendi temporomandibula, kelenjar saliva, otot
pengunyahan, kepala, wajah, leher
b. Intraoral : lapisan mukosa, lidah, dasar mulut, palatum, gigi geligi, jaringan
periodonsia, gambaran lesi
Gambaran lesi :
- Menentukan deskripsi lesi : jenis lesi (ulkus, ulser, erosi, nodul papul, tumor,
bula, plak, makula, fisur) , lokasi (seluruh RM, area tertentu), warna (merah,
hitam, kuning, coklat), jumlah (tunggal, multipel), konsistensi (keras, kenyal,
lunak dg perabaan), batas, tekstur permukaan (halus, bergranuler, kasar)

c. Pemeriksaan penunjang
- Biopsi
- Untuk alergi RK : patch test  menempelkan ekstrak resin ke kulit pasien.
Penempelan menggunakan kertas koil, ditunggu selama 48 jam lalu disinar
dengan sinar UV. Dari induksi cahaya akan terlihat hasilnya. Setelah pastch
test dilakukan pemeriksaan biopsi untuk mengetahui alergen.
Pacth test untuk mengetahui hipersensitivitas kontak, pada oral adalah
hipersensitivitas tipe lambat atau tipe 4.
- histopatologi : lesi karena infeksi vurs, bakteri atau jamur
- tes alergi  tes monomer MMA
investigasi orofasial :
a. tes hematologi : secara luas
b. mikrobial : smear(dilakukan untuk memeriksa keberadaan bakteri dan
jamur dengan pewarnaan), plane swab (mendeteksi keberadaan bakteri,
jamur, dan virus), kultur jejak (menentukan kolonisasi bakteri atau jamur
dari mukosa dan permukaan protesa), obat kumur terkonsentrasi
c. biopsi jaringan : untuk pemeriksaan histopatologi

teknik pemeriksaan lesi

a. inspeksi : pengelihatan langsung


b. diaskopi : dengan kaca bening yg ditekankan pd jaringan 
membedakan lesi itu vesikular atau non vesikuler
c. palpasi : indera peraba : 2 jari (bidigital), 2 tangan (bimanual)
d. perkusi : mengetukan jari/instrumen ke jaringan  mengetahui kondisi
jringan periodontal
e. auskultasi : tindakan mendengarkan bunyi (langsung/ tdk langsung)

2. Tanda klinis
 lesi ulserasi, vesicular dengan dasar lesi berwarna kemerahan pada mukosa
labial atas. 
 Ada reaksi alergi : didominasi wanita paruh baya dengan spektru klinis luas dan
bervariasi. Gejala secara subjekti : rasa terbakar, nyeri, kekeringan pada mukosa
 Gejala objektif : stomatitis, cheilitis non spesifik dengan kemerahan mukosa
edematous, erosi, ulser
 Manifestasi yg lebih khas : reaksi lichenoid terlokalisasi di mukosa bukal, lidah, bibir.
3. Diagnosis kasus dan ddx
 Dx
Stomatitis alergi kontak (terhadap RK) : dari gambar dijelaskan bahwa pasien ada
tumpatan RK pada gigi, ulserasi di bagian bibir atas adalah tempat berkontaknya RK
dengan mukosa. RK terjadi degradasi  partikel keluar  reaksi alergi.
Terminologi lain : stomatitis venenata, reaksi kontak alergi karena bagian mukosa
kontak langsung dengan RK
Gejala sensasi terbaka dan nyeri bibir bagian atas  Paparan sisa monomer RK 
alergi, matriks RK dapat menimbulan reaksi alergi tersebut.
Tanda klinis : vesikula multipel yang bisa menjadi ulcer, tepi eritematous disertai
inflamasi dan rasa nyeri. Tahap aktif berupa sensasi terbakar, tahap kronis mukosa
eritematous dan hiperkeratosis.
 DDX
a. Stomatitis apthous (secara klinis mirip, biasanya dipicu oleh faktor stres sehingga
terjadi lesi berulang, lesi menyeluruh)
b. pemfigus
c. stomatitis alergi medikamentosa : bedanya terletak pada faktor penyebab (obat-
obatan, lesi menyeluruh/luas)
4. Etiologi kasus
a. Reaksi hipersensitivitas tipe 4 (lambat) : secara umum diperantarai oleh limfosit T
(T helper dan T sitotoksik)  sel T tersensibilisasi oleh degradasi komponen polimer
RK  degradasi RK akan mengaktifkan makrofag dan sel plasma yang membuat sel T
peka dengan antigen tersebut  mengeluarkan mediator inflamasi  timbul reaksi
alergi (beberapa hari/jam setelah kontak)
b. Monomer metakrilat pada RK : BISGMA (paling berpengaruh), TEGDMA, UEDMA .
Reaksi alergi pasien
Mekanisme :
1. Monomer bebas atau adiktif dieulsi oleh pelarut setelah setting
2. Kebocoran komponen yang disebabkan degradasi/ erosi dari waktu kewaktu
Degradasi polimer: proses pemotongan rantai selama rantai polimer dibelah
menjadi oligomer dan dalam kasus khusus bisa jadi monomer dapat disebabkan
oleh hidrolisis atau katalisis enzim
Erosi : hilangnya bahan dari polimer.
Degradasi : proses matriks dan filler tidak bisa berikatan dengan baik  lepas
sehingga berkontak dengan mukosa pasien
Ada 3 tipe :
1. Degradasi partikel bahan pengisi
2. Degradasi ikatan antara bahan filler dengan partikel bahan pengisi
3. Degradasi matriks
Bisa dicegah dari drg yang memastikan bahwa seluruh prosedur
penaplikasian RK, saat finishing dan polishing harus rapi.
c. Degradasi RK  karena waktu penyinaran RK  hasil berupa bahan tidak menyatu.
Bisa juga karena mikroorganisme dan tekanan mekanis menyebabkan biodegradasi,
berkurangnya permukaan keras, dan ketahanan aus sehingga menambah jumlah
monomer yang lepas.
d. Dokter gigi tidak menggunakan rubber dam secara adekuat  paparan langsung RK
dengan saliva atau mukosa di RM  monomer sisa RK berkontak langsung  alergi.

5. Faktor risiko dan faktor predisposisi


 Faktor risiko
a. Wanita paruh baya usia 50-60 tahun
 Faktor predisposisi
a. Penggunaan ruber dam dan aplikasi RK tidak adekuat (teknik filling komposit
karena tidak memakai teknik selapis tipis  saat polimerisasi monomer tdk
maksimal terpolimerisasi)
b. Obat-obatan : obat kumur yang mengandung chlorhexidin dan listerine
c. Alergen makanan : karena reaksinya sangat luas bisa dari tipe 1-4. Dalam kasus
ini tipe 4.
d. Alergi bahan kedokteran gigi
e. Alergen di pasta gigi : zinc oxide
6. Manifestasi klinis kasus di RM
a. Lichenoid dan leukoplakia : eritema, eema, deskuamasi, pembentukan vesikel, dan
ulserasi tpi letak dan gejala berbeda
b. Ulcer kambuhan
c. Cheilitis
d. Gingivitis
e. Orofasial granulomatosis
7. Treatment planning dan pencegahan dari kasus
 Treatment planning
a. KIE
b. Alergi bahan RK dihilangkan Perombakan RK di ke 4 gigi insisivus RA, bahan RK
harus sesuai biokompatibilats yang ketat .Tumpatan dilepas dahulu  hilangkan
lesinya (obat topikal)  observasi 3-7 hari lesinya mengecil atau menghilang  jika
sembuh lanjut perawatan.
c. Medikasi : anti histamin, kortikosteroid, dan imunosupressan.
Perawatan :
1. Hilangkan zat alergen (diganti dengan bahan yg tidak menimbulkan alergi) dan
menghilangkan rasa sakit pasien.
2. Pemberian anti histamin dikombinasi anastesi topical
 Pencegahan
a. Tes alergi terhadap bahan alergen : patch test dan skin prick test
b. Penggunaan rubber dam adekuat
c. Menggunakan light cure yang tepat
d. Aplikasi komposit dalam beberapa lapisan tipis

8. Apa saja klasifikasi dari lesi


a. Ulkus/ulser
Lesi yang melibatkan kehilangan pada seluruh jaringan epitel dan jaringan
dibawahnya.
b. Erosi
Lesi yang melibatkan kehilangan sebagian jaringan epitel
c. Nodul
Lesi padat dan menonjol dengan diametr krg dari 1 cm
d. Papul
Lesi padat dan menonjol dengan diameter 1-2 mm
e. Tumor
Lesi pada dan menonjol dengan diameter lbh dari 1 cm
f. Pustulat
Lesi meonjol seperti vesikel yang berisi eksudat purulen
g. Vesikel
Lesi menonjol berisi cairan berbatas jelas dengan diameter kurang dari 1 cm
h. Bula
Lesi menonjol berisi cairan berbatas jelas dengan diameter lebih dari 1 cm

Anda mungkin juga menyukai