Anda di halaman 1dari 18

ADULT NUSING III

RANGKUMAN SISTEM INTEGUMEN DAN PERSEPSI SENSORI

Dosen Pengampu : Shenda Maulina Wulandari, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun oleh :
Velia Rahmadhani (012221070)

Program Studi S1 Keperawatan


Universitas Binawan
Tahun Ajaran 2022-2023
INTEGUMEN

Anfis Integumen

A. EPIDERMIS
Terdiri dari 4-5 lapis :
a) Str. Corneum = Terdapat lapisan kreatinosit mati
b) Str. Lucidum
c) Str. Granulosum = Berperan dalam mencegah dehidrasi
d) Str. Spinosum = Beberapa lapis kreatinosit dengan kecepatan mitosis lebih rendah
e) Str. Basalle = Supplier Keratinocyte
Sel keratinocyte = sel utama epidermis

B. DERMIS
Lapisan :
a) Papillary layer
Dengan anyaman kapiller.
b) Reticular layer
Dengan anastomose arteriovenosus.

C. HYPODERMIS
Hypodermis bukan lagi bagian dari lapisan kulit. Pada lapisan terdapat jaringan ikat
longgar dan lemak.

D. Struktur Asesorius
a) Hair
b) Nails
c) Exocrine glands :
Sebasea (lemak),
Surodifera (keringat)

 Fungsi Umum
1) Proteksi
2) Regulasi suhu tubuh
3) Sensoris
4) Eksresi
5) Metabolisme Vit D (Pro-vitamin D berada dikulit)

 Sistem Pigmentasi
Faktor :
1) Pigmen melanin dan carotin
2) Ketebalan epidermis
3) Pembuluh darah dermis
4) Warna darah pada pembuluh
5) Genetik
Melanin = sintesa oleh melanosit

Macam – macam melanin

1. Eumelanin
Warna coklat gelap di epidermis, iris, rambut hitam dan coklat.
2. Pheomelanin
Warna kuning kemerahan

MELANOSIT

 Jumlah melanosit/ unit area sama pada semua jenis warna kulit. Yang membedakan
warna kulit :
1) Kecepatan sintesa melanin
2) Kecepatan akumulasi
3) Kecepatan degradasi

 Fungsi melanin
1) Perlindungan
2) Cara : absorbsi radikal bebas

 Penyebab-penyebab peningkatan sintesa melanin :


1) Paparan ultaviolet
2) Hormon : MSH,estrogen, ACTH
3) Obat-obatan : Chloquin, Khemoterapi
4) Polusi : logam berat
5) Postinflamasi

 Fisiologi Sistem Integumen dalam kehamilan


a. Terutama akibat pengaruh hormon
Hormon yang terlibat :
1. Estrogen
2. MSH
b. Pengaruh :
1. Melanocyte lebih besar, lebih aktif
2. Sirkulasi & neovaskularisasi
c. Klinis :
1. Melasma gravidarum/chloasma
2. Linea nigra
Dermatologic Pharmacology

1. Drugs applied to the skin:


a. Regional variation in drug penetration
Daerah kulit mempengaruhi penetrasi obat
Misalnya : kulit scrotum, muka, axilla dan scalp lebih permeabel dibanding kulit
lengan, sehingga membutuhkan obat yang sedikit untuk menghasilkan efek yang sama
(equivalent).
b. Concentration Gradient
Peningkatan gradient konsentrasi akan meningkatkan transfer massa obat per satuan
waktu.
c. Dosing schedule
a) Sifat fisik kulit = reservoir obat
Misal : kortikosteroid cukup efektif diberikan 1x sehari, dimana pada kondisi lain
diberikan beberapa kali.
b) Vehicles
Vehicles memaksimalkan kemampuan obat
 Penggunaan topikal
Kandungan bahan aktif dalam vehicle memfasilitasi aplikasi ke kulit :
1. Kelarutan bahan aktif dalam vehicle
2. Kecepatan lepasnya bahan aktif dari vehicle
3. Kemampuan vehicle membasahi stratum corneum untuk meningkatkan penetrasi
4. Stabilitas agen terapi dalam vehicle
5. Interaksi secara kimia dan fisika dari vehicle dengan stratum corneum dan bahan
aktif obat
Kemampuan vehicle mencegah evaporasi/ penguapan obat kulit

A. Antibakteri
Preparat antibakteri topikal
1. Mencegah infeksi pada luka bersih
2. Terapi awal infeksi dermatosis
3. Mengurangi kolonisasi staphylococci pada nares, deodorisasi axila dan
penatalaksanaan jerawat
Bacitracin dan Gramicidin
Indikasi : bakteri gram positif
Penggunaan lama resisten
Efek samping : urtikaria anafilaksis jarang
kontak dermatitis

Topical Antibiotics In Acne


1. Clindamycin
2. Erythromycin
3. Metronidazole
4. Sodium Sulfacetamide

B. Anti Jamur
 Terapi topikal : clotriazole, miconazole, econazole, ketoconazole,
oxiconazole,sulconazole, ciclopirox, naftfine, terbinafine dan tolnaftate.
 Terapi oral : griseofulvin, terbinafine, ketoconazole, fluconazole and itraconazole.

C. Nystatin and amphotericin B


Nystatin and amphotericin B are useful in the topical therapy of C albicans infections
but ineffective against dermatophytes.
Topical application is nonirritating and allergic contact hypersensitivity is
exceedingly uncommon.

2. Drugs for Psoriosis


a. Acitretin
 Tidak boleh untuk orang hamil
 Tidak boleh jadi donor darah
b. Tezarotene
c. Clcipotriene
1) Antiinflamasi
(Kortikosteroid)
Dermatolgy disorders responsive to topical corticosteroids ranked in order of
sensitivity

Very responsive
a) Atopic dermatitis
b) Seborrheic dermatitis
c) Lichen simplex chronicus
d) Pruritus ani
e) Later phase of allergic contact dermatitis
f) Nummular eszematous dermatitis
g) Statis dermatitis
h) Psoriosis, especially of genitalia and face

Less responsive

a) Discoid lupus erythematosus


b) Psoriasis of palms and soles
c) Necrobiosis lipoidica diabeticorum
d) Sarcoidosis
e) Lichen striatus
f) Pemphigus
g) Familial benign pemphigus
h) Vitiligo
i) Granuloma annulare

Least responsive: intralesional injection required

a) Keloids
b) Hypertrophic scars
c) Hypertrophic lichen planus
d) Alopecia areata
e) Acne cysts
f) Prurigo nodularis
g) Chondrodermatitis nodularis chronica helicis
Pemeriksaan Diagnostik Integumen

A. Biopsi
Penting untuk menegakkan diagnosa kanker kulit, bula dan infeksi
1. Metode:
a) Eksisi/insisi
b) Punch biopsi (penusukan)
2. Jenis-jenis biopsy:
a. Shave Biopsy
Untuk menganalisa gangguan yang terdapat pada lapisan kulit epidermis.
b. Punch Biopsy
Untuk menganalisa gangguan yang terdapat pada lapisan kulit epidermis,
dermis dan subcutis.
c. Surgical Excision Biopsy
Untuk menganalisa lesi secara total.
Bila batas lesi tidak jelas dengan jaringan sekelilingnya. Pada kanker yang
agresif dan kanker yang kambuh.
3. Prosedur biopsi :
1) Lokal anastesi : 1-2% lidocaine dapat ditambahkan adrenaline (epinephrine)
untuk menurunkan terjadinya perdarahan, jangan digunakan untuk jari tangan
dan kaki
2) Incisional (diagnostic ) biopsy
3) Menjahit bekas insisi
Efek cosmetic synthetic monofilament suture (e.g. prolene).
Kolaborasi bedah plastik jika timbul skar
B. Punch
 Jumlah sampel lebih sedikit
 Sesuai untuk lesi kecil
1. Prosedur
1) Berikan anastesi lokal
2) Dorong pisau biopsi ke area lesi dangan gerakan melingkar
3) Angkat steker kecil, dan pisahkan dengan gunting atau pisau bedah
4) Hentikan perdarahan dengan perak nitrat atau jahitan kecil
C. Patch Test
Untuk menentukan substansi/zat penyebab alergi pada kulit. “Patch” dilengketkan
selama 48 jam; lepaskan patch bila sakit, pruritus atau iritasi. Pembacaan 20 – 30
menit setelah patch dilepas.

Penilaian hasil
(+) : Hanya eritema.
(++) : Eritema dan papula.
(+++) : Eritema, papula dan vesikula kecil.
(++++) : Semua diatas, vesikula besar, bulla, kadang ulserasi.

Jika terjadi dermatitis akan menimbulkan reaksi :


1. Positif lemah ; apabila ada kemerah-merahan,tonjolan halus dan gatal-gatal.
2. Positif sedang;apabila ada papulla,dan gatal-gatal.
3. Positif kuat: adaanya bula,nyeri serta ulserasi
 Sebelum dan sesudah pelaksanaan patch test tidak boleh menggunakan obat
kortison.
 Sampel masing-masing bahan test dalam jumlah yang sedikit dibubuhkan
 Pada plester berbentuk cakram.

D. Immunofluresine
a) Mengkombinasikan antigen atau antibody dengan zat Fluorokrom (antibody dapat
berpencar dengan mengikatkan pada zat warna)
b) Ip direct test untuk mendeteksi autoantibody terhadap bagian bagian kulit
c) IP indirect test, mendeteksi antibody yang spesifik dalam serum pasien.

E. Kerokan dan Biakan Jamur


a) Konfirmasi segera terhadap adanya infeksi jamur pada kulit, rambut dan kuku.
b) Daerah yang perlu dipertimbangkan dalam pemeriksaan ini adalah: kulit kepala,
sudut mulut, intertriginous area (sela jari kaki, ketiak, lipatan paha dan bokong,
dibawah atau diantara breast, lipatan perut) dan kuku.
F. Usapan Sitologis (Tzank’s Smear)
a) Bermanfaat untuk menganalisa cairan dan sel yang berasal dari vesikel atau bulla.
b) Untuk mengganti pemeriksaan biopsy.
c) Memungkinkan lesi-lesi majemuk diperiksa secara berulang-ulang.
d) Memungkinkan konfirmasi diagnose beberapa proses penyakit segera ditegakkan.

G. Kultur Luka
a) Peralatan cleaning wound
b) Tabung kultur steril dengan lidi kapasnya
c) Sarung tangan steril
d) Sarung tangan bersih disposable
e) Kantung plastic untuk tempat sampah atau bengkok
f) Label untuk tabung kultur
g) Lembar permintaan laboratorium
Terapi Kulit

A. Three Layers of Skin


1. Epidermis most superficial skin layer
 Thick skin-5 layers
 Soles of feet, palms of hands
 Melanocytes-provide protection against the sun.
2. Dermis—under epidermis
 Provides foundation for epidermis, hair and nails
 Location of receptor nerve endings, sweat glands, oil glands, blood vessels.
3. Subcutaneous layer or hypodermis- deepest layer
 Mainly composed of adipose tissue
 Cushions, insulates, provides a source of energy.
 Involved with the maintenance of homeostasis, temperature regulation,
metabolism

B. Major Causes Of Skin Disorders


a) Major causes of skin disorders are injury, aging, inherited factors and other
medical conditions.
b) Symptoms associated with stress or injury to the skin.
c) Classification of Skin Disorders: infectious disorders, inflammatory disorders, and
skin cancers.

Burns may affect all layers of the skin :


1. First degree burns affect outer layers of epidermis.
 Redness and sunburn
2. Second degree burns affect most of the epidermis and part of the dermis.
 Inflammation and blisters
3. Third degree burns affect all layers of the skin.
 Skin cannot regenerate; requires skin grafting
 Scabicides & Peducilicides
Scabicides and peducilicides treat parasitic mite and lice infestation.
Common skin parasites are mites and lice
a. Mites cause scabies
b. Female burrows into the skin and lays eggs
c. Causes intense itching
d. Fingers, extremities, around the trunk, pubic area

 Lice (Pediculus)
a. Passed by infected clothing or personal contact
b. Infest pubic area, hair
c. Lay eggs and leave debris called nits that attach to body hairs.

1) Three drugs kill lice and mites


a) Lindane (Kwell, Scabene) = gamma benzene hexachloride
b) Crotamiton (Eurax)
c) Permethrin (Nix) = insecticide
Drug profile = lindane (Kwell) pg. 628
2) Drugs for Sunburn & Minor Irritation
 The goal of drug therapy for sunburn is to eliminate discomfort until healing occurs.
 Drugs include mild lotions and topical anesthetics
a) Benzocaine (Solarcaine)
b) Dibucaine (Nupercainal)
c) Tetracaine (Pontocaine)
3) Drugs for Acne
a) Benzoyl peroxide (Benzaclin, Benzamycin) = main OTC medication
b) Retinoid = vitamin A-like compounds
c) Prescription medications for acne
d) Keratolytic agents = severe conditions; promote shedding of old skin
4) Topical Corticosteroids
a) Topical corticosteroids are used mainly to treat dermatitis and related symptoms
b) Eczema = aka atopic dermatitis --resembles an allergic reaction
c) Contact dermatitis = delayed type allergic reaction
d) Seborrheic dermatitis = caused by overactive oil glands
e) Stasis dermatitis = seen more in older women
GANGGUAN SISTEM PENGINDERAAN

A. Gangguan sistem penginderaan


Anfis Mata
Mata merupakan organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya dan akan
disalurkan ke otak oleh saraf sensorik menjadi informasi visual. Bola mata bergerak dan
diarahkan kesuatu arah dengan 3 otot penggerak yang dikendalikan saraf-motoric:
a) M.rektus okuli medial  gerak bola mata
b) M. obliques okuli inferiorgerak atas kebawah dan kedalam
c) M. obliques okuli superior memutar mata keatas ke bawah

Organon Visus
1. Oculus
a. Bulbus Oculi
b. Nervus Opticus
2. Oculi Accessorius
a. Supercilium (eyebrow)
b. Palpebra – congjungtiva
c. M. extrinsic bulbi
d. Apparatus lacrimalis
B. Cornea
Fungsi : media refraksi, proteksi
Reflek cornea : reflek mata berkedip bila ada rangsangan mekanis pada kornea
C. Sclera
Serabut kolagen dan elastis = non transparan
Fungsi : Menyesuaikan diri terhadap tekanan dari dalam bulbus oculi
D. Iris
Struktur berpigmen yang membagi ruang cornea –lensa
 Fungsi : diaphragma
Mengatur jumlah cahaya yang masuk pupil (celah antar 2 iris)
E. Retina
- Pars Iridis
- Pars Ciliaris
- Pars Optica
Retina = lapisann paling dalam rongga mata yang peka cahaya.
 Bintik kuning = paling peka terhadap cahaya karena tempat perkumpulan sel saraf
yang berbentuk kerucut dan batang
 Bintik buta = sel tidak peka cahaya
Jarak bintik buta : dimana kita tidak dapat melihat objek pada jarak tertentu
Sel batang (mampu menerima sel berwarna)
Sel kerucut ( menerima sel tidak berwarna)

Akomodasi dan Kovergensi


a. Akomodasi Bayangan dari suatu objek pada jarak < 6 meter (20 feet) secara
normal akan difokuskan dibelakang retina, bukan tepat diretina.
b. Untuk menjadikan bayangan difokuskan tepat diretina, diatur oleh lensa mata
dengan cara membuat lensa mata lebih cembung.
c. Reflek dari lensa tersebut, dinamakan : Akomodasi.

Konvergensi

Manusia mempunyai penglihatan binokuler, artinya walau mempunyai 2 mata,


tapi kita merasakan/melihat pada satu bayangan.

a. Gangguan penglihatan mata


a) Astigmatisme (silindris)
 Gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa mata atau kornea tidak rata,
keadaan kelengkungan permukaan kornea atau lensa tidak mulus,
 Akibat : bila melihat suatu kotak, garis-garis vertical terlihat kabur dan garis
horizontal terlihat jelas atau sebaliknya
 Koreksi: kacamata lensa silindris
b) Katarak (bular mata)
 Keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam
kapsul lensa
 Sebab: lensa mata keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina,
proses menua, sinar X, DM, pemberian obat tertentu,
 Buta tanpa rasa sakit
c) Konjungtivitis
Peradangan konjungtiva yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri,
alergi, virus.
Penyebab:
1) Virus,
2) Bakteri
3) Jamur
4) Alergi (cuaca, debu, dll)
5) Bahan kimia (polusi udara, sabun, kosmetik, chlorine, dll)
6) Trauma
Konjungtivitis, Dibedakan Atas 3 Stadium:
1. Stadium Infiltrat
Berlangsung selama 1-3 hari  palpebra bengkak, hiperemi, tegang,
bleparospasme
2. Stadium Supuratif atau Purulenta
Berlangsung selama 2-3 minggu.
3. Stadium KonvalesenJ (Penyembuhan) Hypertropi Papil.
Berlangsung 2-3 minggu.

Tanda dan gejala


1. Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.
2. Produksi air mata berlebihan (epifora).
3. Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah
akan Menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel
konjungtiva bagian atas.
4. Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi
nonspesifik
peradangan.
5. Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya.
6. Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein.
7. Dijumpai secret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah).
8. Fotofobia (keengganan terhadap cahaya).
9. Rasa panas dan gatal pada mata adalah khas untuk konjungtivitis alergi
b. Sistem Penginderaan
1. Telinga Bagian Luar (Auris Externa):
a. Aurikula (pinna/daun telinga)
 Fungsi menangkap gelombang suara, terdapat otot sehingga bisa digerakan
b. Meatus Akustikus externus (Liang telinga)
Saluran OAE –membran typani
Terdiri dari :
 Pars cartilagines
 Pars osseus
c. Membrana tympani
 Melekat pada os temporalis, diameter 1 cm
 Memisahkan MAE dengan cavum tympani
2. Telinga Bag Tengah (Auris Media) :
a. Kavum Timpani
Ruangan di dalam pars petrosa os. Temporalis
Terbagi atas 2 :
1) Cavum tympani : langsung berbatasan dengan membran tympani dibagian
lateral
2) Recessuss epitympanicus : ceruk pada bagian superior

Isi Cavum Tympani :

 Udara
 Ossiculae auditoria : untuk mengonduksikan getaran suara
 Otot : M. Tensor tympani, M .stapedius
Fungsi = Meredam vibrasi pada suara keras
 Chorda tympani
b. Tuba Eustachius
 Penghubung cavum tympani dan nasopharynx.
Terdiri dari :
a) Pars osseus
b) Pars cartilaginosa
c. Tulang Pendengaran
3. Telinga Bag Dalam ( Auris Interna/Labyrinth ) :
a. Vestibulum
 Berhubungan dengan auris media melalui fenestra vestibuli
Terdiri dari :
- Ultriculus
- Sacculus
Keduanya mengandung epithel sensorium, yaitu macula sacculi dan macula
utriculi.
b. Canalis Spiralis cochlea
Organ cochlearis
1. Canalis cochlearis :
Saluran yang mengitari sumbu tulang (modiolus)
2. Ductus cochlearis (scala media)
Isi cairan endolymph
= dinding bawahnya dibentuk oleh lamina basilaris
c. Canalis semicirkularis ( 3 buah )
 Terdiri dari 3 saluran yang saling tegak lurus (anterior/superior, posterior,
lateral)
 Didalamnya terdapat ductus semicircularis yang ujungnya melebar disebut
Ampulla, berisi epithelium sensorium (Crista Ampullaris).

Anda mungkin juga menyukai