Disusun oleh :
Velia Rahmadhani (012221070)
Anfis Integumen
A. EPIDERMIS
Terdiri dari 4-5 lapis :
a) Str. Corneum = Terdapat lapisan kreatinosit mati
b) Str. Lucidum
c) Str. Granulosum = Berperan dalam mencegah dehidrasi
d) Str. Spinosum = Beberapa lapis kreatinosit dengan kecepatan mitosis lebih rendah
e) Str. Basalle = Supplier Keratinocyte
Sel keratinocyte = sel utama epidermis
B. DERMIS
Lapisan :
a) Papillary layer
Dengan anyaman kapiller.
b) Reticular layer
Dengan anastomose arteriovenosus.
C. HYPODERMIS
Hypodermis bukan lagi bagian dari lapisan kulit. Pada lapisan terdapat jaringan ikat
longgar dan lemak.
D. Struktur Asesorius
a) Hair
b) Nails
c) Exocrine glands :
Sebasea (lemak),
Surodifera (keringat)
Fungsi Umum
1) Proteksi
2) Regulasi suhu tubuh
3) Sensoris
4) Eksresi
5) Metabolisme Vit D (Pro-vitamin D berada dikulit)
Sistem Pigmentasi
Faktor :
1) Pigmen melanin dan carotin
2) Ketebalan epidermis
3) Pembuluh darah dermis
4) Warna darah pada pembuluh
5) Genetik
Melanin = sintesa oleh melanosit
1. Eumelanin
Warna coklat gelap di epidermis, iris, rambut hitam dan coklat.
2. Pheomelanin
Warna kuning kemerahan
MELANOSIT
Jumlah melanosit/ unit area sama pada semua jenis warna kulit. Yang membedakan
warna kulit :
1) Kecepatan sintesa melanin
2) Kecepatan akumulasi
3) Kecepatan degradasi
Fungsi melanin
1) Perlindungan
2) Cara : absorbsi radikal bebas
A. Antibakteri
Preparat antibakteri topikal
1. Mencegah infeksi pada luka bersih
2. Terapi awal infeksi dermatosis
3. Mengurangi kolonisasi staphylococci pada nares, deodorisasi axila dan
penatalaksanaan jerawat
Bacitracin dan Gramicidin
Indikasi : bakteri gram positif
Penggunaan lama resisten
Efek samping : urtikaria anafilaksis jarang
kontak dermatitis
B. Anti Jamur
Terapi topikal : clotriazole, miconazole, econazole, ketoconazole,
oxiconazole,sulconazole, ciclopirox, naftfine, terbinafine dan tolnaftate.
Terapi oral : griseofulvin, terbinafine, ketoconazole, fluconazole and itraconazole.
Very responsive
a) Atopic dermatitis
b) Seborrheic dermatitis
c) Lichen simplex chronicus
d) Pruritus ani
e) Later phase of allergic contact dermatitis
f) Nummular eszematous dermatitis
g) Statis dermatitis
h) Psoriosis, especially of genitalia and face
Less responsive
a) Keloids
b) Hypertrophic scars
c) Hypertrophic lichen planus
d) Alopecia areata
e) Acne cysts
f) Prurigo nodularis
g) Chondrodermatitis nodularis chronica helicis
Pemeriksaan Diagnostik Integumen
A. Biopsi
Penting untuk menegakkan diagnosa kanker kulit, bula dan infeksi
1. Metode:
a) Eksisi/insisi
b) Punch biopsi (penusukan)
2. Jenis-jenis biopsy:
a. Shave Biopsy
Untuk menganalisa gangguan yang terdapat pada lapisan kulit epidermis.
b. Punch Biopsy
Untuk menganalisa gangguan yang terdapat pada lapisan kulit epidermis,
dermis dan subcutis.
c. Surgical Excision Biopsy
Untuk menganalisa lesi secara total.
Bila batas lesi tidak jelas dengan jaringan sekelilingnya. Pada kanker yang
agresif dan kanker yang kambuh.
3. Prosedur biopsi :
1) Lokal anastesi : 1-2% lidocaine dapat ditambahkan adrenaline (epinephrine)
untuk menurunkan terjadinya perdarahan, jangan digunakan untuk jari tangan
dan kaki
2) Incisional (diagnostic ) biopsy
3) Menjahit bekas insisi
Efek cosmetic synthetic monofilament suture (e.g. prolene).
Kolaborasi bedah plastik jika timbul skar
B. Punch
Jumlah sampel lebih sedikit
Sesuai untuk lesi kecil
1. Prosedur
1) Berikan anastesi lokal
2) Dorong pisau biopsi ke area lesi dangan gerakan melingkar
3) Angkat steker kecil, dan pisahkan dengan gunting atau pisau bedah
4) Hentikan perdarahan dengan perak nitrat atau jahitan kecil
C. Patch Test
Untuk menentukan substansi/zat penyebab alergi pada kulit. “Patch” dilengketkan
selama 48 jam; lepaskan patch bila sakit, pruritus atau iritasi. Pembacaan 20 – 30
menit setelah patch dilepas.
Penilaian hasil
(+) : Hanya eritema.
(++) : Eritema dan papula.
(+++) : Eritema, papula dan vesikula kecil.
(++++) : Semua diatas, vesikula besar, bulla, kadang ulserasi.
D. Immunofluresine
a) Mengkombinasikan antigen atau antibody dengan zat Fluorokrom (antibody dapat
berpencar dengan mengikatkan pada zat warna)
b) Ip direct test untuk mendeteksi autoantibody terhadap bagian bagian kulit
c) IP indirect test, mendeteksi antibody yang spesifik dalam serum pasien.
G. Kultur Luka
a) Peralatan cleaning wound
b) Tabung kultur steril dengan lidi kapasnya
c) Sarung tangan steril
d) Sarung tangan bersih disposable
e) Kantung plastic untuk tempat sampah atau bengkok
f) Label untuk tabung kultur
g) Lembar permintaan laboratorium
Terapi Kulit
Lice (Pediculus)
a. Passed by infected clothing or personal contact
b. Infest pubic area, hair
c. Lay eggs and leave debris called nits that attach to body hairs.
Organon Visus
1. Oculus
a. Bulbus Oculi
b. Nervus Opticus
2. Oculi Accessorius
a. Supercilium (eyebrow)
b. Palpebra – congjungtiva
c. M. extrinsic bulbi
d. Apparatus lacrimalis
B. Cornea
Fungsi : media refraksi, proteksi
Reflek cornea : reflek mata berkedip bila ada rangsangan mekanis pada kornea
C. Sclera
Serabut kolagen dan elastis = non transparan
Fungsi : Menyesuaikan diri terhadap tekanan dari dalam bulbus oculi
D. Iris
Struktur berpigmen yang membagi ruang cornea –lensa
Fungsi : diaphragma
Mengatur jumlah cahaya yang masuk pupil (celah antar 2 iris)
E. Retina
- Pars Iridis
- Pars Ciliaris
- Pars Optica
Retina = lapisann paling dalam rongga mata yang peka cahaya.
Bintik kuning = paling peka terhadap cahaya karena tempat perkumpulan sel saraf
yang berbentuk kerucut dan batang
Bintik buta = sel tidak peka cahaya
Jarak bintik buta : dimana kita tidak dapat melihat objek pada jarak tertentu
Sel batang (mampu menerima sel berwarna)
Sel kerucut ( menerima sel tidak berwarna)
Konvergensi
Udara
Ossiculae auditoria : untuk mengonduksikan getaran suara
Otot : M. Tensor tympani, M .stapedius
Fungsi = Meredam vibrasi pada suara keras
Chorda tympani
b. Tuba Eustachius
Penghubung cavum tympani dan nasopharynx.
Terdiri dari :
a) Pars osseus
b) Pars cartilaginosa
c. Tulang Pendengaran
3. Telinga Bag Dalam ( Auris Interna/Labyrinth ) :
a. Vestibulum
Berhubungan dengan auris media melalui fenestra vestibuli
Terdiri dari :
- Ultriculus
- Sacculus
Keduanya mengandung epithel sensorium, yaitu macula sacculi dan macula
utriculi.
b. Canalis Spiralis cochlea
Organ cochlearis
1. Canalis cochlearis :
Saluran yang mengitari sumbu tulang (modiolus)
2. Ductus cochlearis (scala media)
Isi cairan endolymph
= dinding bawahnya dibentuk oleh lamina basilaris
c. Canalis semicirkularis ( 3 buah )
Terdiri dari 3 saluran yang saling tegak lurus (anterior/superior, posterior,
lateral)
Didalamnya terdapat ductus semicircularis yang ujungnya melebar disebut
Ampulla, berisi epithelium sensorium (Crista Ampullaris).