KEPERAWATAN ANAK
TINEA CRURIS
OLEH :
CHINTIA SUGITO
( 2017.01.005 )
BANYUWANGI
2020
A. Konsep Dasar Penyakit
a. Defenisi
Tinea Kruris ( Jock Itch) merupakan infeksi jamur pada lipatan paha yang
dapat melus ke paha bagian dalam dan daerah pantat ( Brunner Suddarth. 2001).
b. Etiologi
c. Patofisiologi
Cara penularan jamur dapat secara langsung maupun tidak langsung. Penularan
langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut yang mengandung jamur. Penularan
tidak langsung dapat melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, pakaian debu.
Agen penyebab juga dapat ditularkan melalui kontaminasi dengan pakaian, handuk
atau spreipenderita atau autoinokulasi( inokulasi dengn mikroorganisme dari tubuh
sendiri) dari tinea pedis, tinea inguium, dan tinea manum. Jamur ini menghasilkan
keratinase( pemecahan kreatinin) yang mencerna keratin, sehingga dapat
memudahkan invasi kestratum korneum. Infeksi dimulai dengan kolonisasi hifa atau
cabang-cabangnya didalam jaringan keratin yang mati. Hifa ini menghasilkan enzim
keratolitik yang berdifusi ke jaringan epidermis dan menimbulkan reaksi peradangan.
Pertumbuhannya dengan pola radial distratum korneum menyebabkan timbulnya lesi
kulit dengan batas yang jelas dan meninggi (ringworm). Reaksi kulit semula
berbentuk papula yang berkembang menjadi suatu reaksiperadangan.Beberapa faktor
yang berpengaruh terhadap timbulnya kelainan di kulit adalah:
Tinea kruris
Memudahkan invasi ke
stratum korneo
Reaksi peradangan
Peradangan Lokal
Perubahan tekstur kulit
Aktivitas makrofag
Gg Citra
Tubuh Pelepasan mediator kimia
Gambaran klinis Tinea kruris khas, penderita merasa gatal hebat pada daerah
kruris. Ruam kulit berbatas tegas, eritematosa, dan bersisik. Bila penyakit ini menjadi
menahun, dapat berupa bercak hitam disertai sedikit sisik. Erosi dan keluarnya cairan
biasanya akibat garukan dan daerah bersisik.
g. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Dengan Sediaan Basah
Kulit dibersihkan dengan alkohol 70% → kerok skuama dari bagian tepi lesi
dengan memakai scalpel atau pinggir gelas → taruh di obyek glass → tetesi KOH
10-15 % 1-2 tetes → tunggu 10-15 menit untuk melarutkan jaringan → lihat di
mikroskop dengan pembesaran 10-45 kali, akan didapatkan hifa, sebagai dua garis
sejajar, terbagi oleh sekat, dan bercabang, maupun spora berderet (artrospora) pada
kelainan kulit yang lama atau sudah diobati, dan miselium
Menurut Nasution M.A. (2005), disamping pengobatan, yang penting juga adalah
nasehat kepada penderita misalnya pada penderita dermatofitosis, disarankan agar :
Oleh karena itu, berikan anjuran-anjuran pada pasien agar tidak terjadi infeksi
berulang. Anjurkan pasien menggunakan handuk terpisah untuk mengeringkan daerah sela
paha setelah mandi, anjurkan pasien untuk menghindari mengenakan celana ketat untuk
mencegah kelembaban daerah sela paha, anjurkan pasien dengan Tinea kruris yang
mengalami obesitas untuk menurunkan berat badan, dan anjurkan pasien untuk memakai
kaus kaki sebelum mengenakan celana untuk meminimalkan kemungkinan transfer jamur
dari kaki ke sela paha (autoinokulasi). Bubuk antifungal, yang memiliki manfaat tambahan
pengeringan daerah sela paha, mungkin dapat membantu dalam mencegah kambuhnya
Tinea kruris.
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Kaji nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat, dan nomor register.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Kaji apa alasan klien membutuhkan pelayanan kesehatan
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji bagaimana kondisi klien saat dilakukan pengkajian. Klien dengan Tinea
kruris biasanya mengeluhkan kulit merah dan gatal, bersisik dan keluar sedikit
cairan dari area yang terkena tinea kruris.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji riwayat alergi makanan klien, riwayat konsumsi obat-obatan dahulu,
riwayat penyakit yang sebelumnya dialami klien.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji apakah di dalam keluarga klien, ada yang mengalami penyakit yang sama.
5. Riwayat Psikososial
Kaji bagaimana hubungan klien dengan keluarganya dan interaksi sosial.
c. Pola Fungsional Gordon
1. Pola persepsi kesehatan - manajemen kesehatan
: pada pola ini kita mengkaji:
Bagaimanakah pandangan klien terhadap penyakitnya?
Apakah klien klien memiliki riwayat merokok, alkohol, dan konsumsi obat-
obatan tertentu?
Bagaimakah pandangan klien terhadap pentingnya kesehatan?
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi: Warna, suhu, kelembapan, kekeringan
Palpasi: Turgor kulit, edema
- Data fokus:
DS: gatal-gatal pada kulit
DO: kemerah-merahan, keluarnya cairan dari area yang terkena tinea kruris
3. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan integritas kulit b/d lembab
2. Gangguan rasa nyaman b/d Penyakit
3. Defisiensi Pengetahuan b/d Tidak familiar dengan sumber informasi
4. Intervensi Keperawatan
NO NOC NIC
1. Infection Severity (0703) Skin Care: Topical Treatments
Setelah dilakukan tindakan (3584)
keperawatan selama .......x24 jam Bersihkan dengan sabun
integritas jaringan: kulit dan antibakterial jika perlu
mukosa normal dengan indikator: Berikan medikasi dalam
Bintik – bintik merah pada bentuk serbuk pada pasien, jika
kulit(070301) perlu
Malaise(070311) Persiapkan kebersihan toilet,
Penurunan jumlah jika perlu
leukosit(070327) Gunakan topikal antibiotik
Kelesuan (070331) untuk area yang luka
Gunkan topikal antijamur pada
daerah yang terserang jika
perlu
Gunakan topikal anti inflamasi
untuk area yang luka
Inspeksi kulit setiap hari
Dokumentasi tahapan dari
kerusakan kulit
2. Comfort Status: Physical (2010) Environtmental Management :
Setelah dilakukan tindakan Comfort (6482)
keperawatan selama .......x24 jam Kaji ketidaknyamanan yang
gangguan rasa nyaman teratasi dirasakan oleh klien.
dengan kriteria hasil : Berikan posisi yang nyaman
Kontrol Gejala ( 201001) pada klien ( meliputi .
Posisi nyaman( 201004) Batasi pengunjung saat klien
Tingkat energi( 201009) beristirahat.