Infeksi jamur pada manusia dapat terjadi di permukaan kulit dan mukosa (superfisial),
subkutan, atau sistemik, tergantung pada jenis jamur dan faktor host. Infeksi jamur dapat
mengakibatkan reaksi inflamasi hebat (seperti pada kerion) atau inflamasi minimal (piedra)
1. Dermatofitosis
2. Onikomikosis
3. Tinea nigra
4. Piedra
5. Kandidiasis mukokutan
6. Pitiriasis versikolor
Faktor host:
- Imunitas non spesifik: status gizi, keadaan hormonal, usia, barrier kulit dan
mukosa, sekresi permukaan (produksi keringat, asama lemak, asam laktat,
lisozim), respons radang.
- Imunitas spesifik: terutama imunitas seluler
Faktor lingkungan: kelembapan, suhu, geografi, pakaian oklusif, pekerjaan
Faktor jamur
Patogenesis:
Penunjang diagnosis:
TINEA KAPITIS
TINEA BARBAE
Hanya pada laki-laki, transmisi melalui alat cukur atau langsung zoofilik
Etiologi paling sering T.mentagrophytes dan T.verrucosum
Klinis: biasanya unilateral, lebih sering pada daerah janggut (beard area)
3 bentuk klinis:
1. Tipe inflamasi: analog dengan kerion pada T. Kapitis
2. Tipe superfisial: menyerupai folikulitis bakterial. Ditemukan eritem dan papul
serta pustul perifolikuler.
3. Tipe sirsinata: berupa area dengan tepi aktif vesikopustul dengan skuamasi.
Tinea korporis merupakan dermatofitosis semua daerah kulit glabrosa (kecuali telapak
tangan, telapak kaki dan selangkangan), termasuk juga tinea di daerah wajah (tinea
facialis)
Transmisi dapat terjadi secara langsung dari manusia lain atau hewan yang terinfeksi,
lewat perantara handuk/pakaian dll., atau otoinokulasi dari kolonisasi jamur seperti
kolonisasi T.rubrum di kaki.
Etiologi paling sering: T.rubrum, T.mentagrophytes, M.canis, dan T.tonsurans. Tinea
imbricata disebabkan oleh T.concentricum.
Klinis: terdapat beberapa varian. Gambaran klasik adalah lesi anuler atau polisiklik atau
arkuata, dengan bagian tepi eritem dengan penonjolan (papul atau vesikel). Bagian
sentral biasanya berskuama, tetapi dapat juga memberi kesan seolah menyembuh
(central clearing).
-TOPIKAL: golongan azol (mikonazol 2%, klotrimazol 1%, ketokonazol 2%), alilamin
(terbinafin 1%, naftitin 1%), hidroksipiridon (siklopiroksolamin 1%), diaplikasikan 2x
sehari 2-4minggu/2 minggu setelah lesi menyembuh.
-Untuk daerah dengan kulit yang hiperkeratotik, gunakan preparat yang mengandung
keratolitik seperti Whitfield oint (half strength/full strength).
TINEA KRURIS
Dermatofitosis pada kulit daerah selangkangan, genitalia, pubis, perineal dan perianal.
Sebagian besar disebabkan oleh T.rubrum dan E.floccosum
Lebih banyak mengenai laki-laki dari pada perempuan
Tinea pedis adalah dermatofitosis yang mengenai kaki, sedangkan tinea manus adalah
dermatofitosis yang mengenai telapak/palmar dan interdigital tangan.
Insidensi tinea pedis banyak dijumpai pada pengguna kamar mandi atau kolam renang
umum.
Tinea manus dapat ditularkan melalui kontak langsung (dengan manusia/tanah/hewan
yang terinfeksi), namun sering terkait dengan tinea pedis, dan mengenai tangan yang
digunakan untuk menggaruk kaki.
Sering disebabkan olah T.rubrum, T.mentagrophytes, dan E.floccosum
Klinis pada tinea pedis: 4 tipe:
ONIKOMIKOSIS
Onikomikosis merupakan infeksi kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofit, jamur
nondermatofit atau yeast.
Tinea unguium merupakan istilah untuk infeksi kuku yang disebabkan dermatofit saja
Onikomikosis sering dimulai sebagai tinea pedis, lalu menyebar ke nail bed, dan seing
berperan sebagai reservoir untuk sumber infeksi rekuren
Etiologi: T.rubrum, T.mentagrophytes, T.tonsurans, T.floccosum, Candida albicans,
Aspergillus, Fusarium
Klinis: ada 4 tipe:
- Onikomikosis subungual distal (OSD): jamur menyerang nail bed dibawah nail
plate/lempeng kuku melalui hiponikium dan bergerak ke arah proksimal. Invasi juga
dapat dari lateral (onikomikosis subungual distal dan lateral/OSDL). Klinis ditandai oleh
hiperkeratosis subungual dan onikolisis, serta diskolorisasi kekuningan.
- Onikomikosis subungual proksimal (OSP): infeksi mulai dari lipat kuku proksimal,
melalui kutikula masuk ke kuku yang baru terbentuk, selanjutnya bergerak ke distal.
Klinis berupa hiperkeratosis dan onikolisis proksimal, serta destruksi lempeng kuku
proksimal.
- Onikomikosis superfisial putih (OSPT): jarang ditemui, jamur langsung menginvasi
lapisan superfisial lempeng kuku. Klinis ditandai bercak-bercak putih kerub berbatas
tegas yang dapat bergabung. Kuku menjadi kasar, lunak, rapuh.
- Onikomikosis kandida: infeksi dapat dimulai sebagai paronikia kandidal, langsung
menginvasi kuku, atau invasi kandida pada kuku yang sudah onikolisis karena sebab
lain.
Pada keadaan lanjut keempat tipe tersebut akan menunjukkan gambaran distrofik
total.
Diagnosis banding: psoriasis kuku, eksem tangan, liken planus, onikodistrofi traumatik.
Terapi:
TINEA NIGRA
PIEDRA
Merupakan infeksi jamur superfisial asimtomatik pada batang rambut (disebut juga
trikomikosis nodularis)
Disebabkan oleh Piedraia hortae (piedra hitam) atau genus Trichosporon (T.asahii,
T.ovoides, T.inkin, T.mucoides, T.asteroides, T.cutaneum) untuk piedra putih.
Piedra hitam: lebih sering terjadi di daerah tropis, umumnya pada kulit kepala
Piedra putih: lebih sering terjadi di daerah subtropis, umumnya pada rambut aksila,
wajah dan rambut genital.
Klinis piedra hitam: rambut teraba kasar, granular, dengan nodul fusiform kecil (ukuran
mikron sampai beberapa mm), bisa tunggal atau multipel, pertumbuhan rambut
terganggu dan mudah patah.
Piedra putih: nodul rambut lebih halus, lebih lunak warna putih kuning sampai coklat
muda, tunggal atau multipel, mudah dilepas dari batang rambut.
Terapi: pencukuran efektif untuk piedra hitam maupun putih.
KANDIDIASIS ORAL
Kandidiasis pseudomembran Makula/patch pseudomembran putih padamukosa
bukal, lidah, palatum
Diagnosis banding kandidiasis oral: liken planus, herpes oral, anemia pernisiosa
PITIRIASIS VERSIKOLOR
Disebabkan olah jamur Malassezia furfur dalam bentuk miselial (dalam bentuk yeast
M.furfur merupakan bagian dari flora normal kulit)
Faktor yang mendorong transformasi dari bentuk yeast-miselial: lingkungan lembap
dan hangat, penggunaan kontrasepsi oral, herediter, hiperhidrosis, kortikosteroid
sistemin, sindroma Cushing, malnutrisi.
Patogenesis: M.furfur berkembang pada permukaan kulit dapat menghalangi sinar UV
dalam proses melanisasi kulit, M.furfur juga menghasilkan pytiriacitrin yang menyerap
sinar UV dan azelaic acid (suatu asam dekarboksilat) yang menghambat tyrosinase dan
merusak melanosit dan menyebabkan lesi hipopigmentasi.
Sistemik:
> Ketokonazol 200mg/hari 7-14 hari
Flukonazol 400-600mg dosis tunggal, dapat diulangi setelah 1 minggu
Itrakonazol 200mg 3-7 hari
Pencegahan: untuk PVC rekuren : ketokonazol shampoo/selenium sulfid 2,5% lot sekali
seminggu, ketokonazol 400mg tab tiap bulan