Anda di halaman 1dari 70

Penyakit jamur kulit

( Dermatomikosis )

Klasifikasi Mikosis

1.Superfisial : Dermatofitosis
Non dermatofitosis

2.Intermedia

3.Profunda
Dermatofitosis

Definisi : Suatu kelainan pada kulit yang disebabkan oleh jamur


dermatofita ( Microsporum, Trichophyton dan Epidermophyton) yang
menyerang keratin seperti kulit rambut dan kuku.

Etiologi
Trichophyton sp ( T. mentagrophytes, T. rubrum,
T. tonsurans, T. violaceum )
Microsporum sp ( M. canis, M.. gypseum )
Epidermatophyton sp ( E. floccosum )

Gambaran klinis
Menurut lokalisasi : Tinea kapitis Tinea Imbrikata
Tinea Pavosa Tinea pedis
Tinea fasialis Tinea manus
Tinea barbae Tinea ungium
Tinea korproris Tinea kruris
Non Dermatofitosis
Pitiriasis versikolor
Piedra
Tinea nigra
Otomikosis *

Intermedia
Kandidiasis

Profunda
Sporotrikosis
Misetoma
Kromomikosis
TINEA KAPITIS
Kulit kepala dan rambut
Usia 3-10 tahun
Sumber penularan : Zoofilik
Geofilik
Antropofilik

Gambaran klinis
1.Gray patch ring worm
Etiologi : M. audoinii, M. ferrugium,
Ukuran 2-4 cm,bisa multipel
Papel eritem sekitar rambut,melebar membentuk bercak memucat
bersisik,rambut abu-abu tidak berkilat, mudah patah, alopesia.

2.Blackdot ring worm


Etiologi : T. tonsurans, T. Violaceum.
Rambut rapuh dan patah pada muara folikel sehingga ujung rambut
yang hitam didalam folikel rambut terlihat bintik hitam
3. Bentuk Radang
Etiologi : M. canis, M.gypseum atau T. mentagrophytes,
T. violaceum
Lesi bentuk pustular folikulitis sampai bentuk kerion (abses), berupa
sebukan massa rambut yang patah dan pus.
Jaringan parut, alopesia permanen.

4. Favus
Etiologi: T. Schoenleini.
Varian dari Tinea kapitis, jarang
Pembentukan scutula yaitu krusta berbentuk mangkok warna merah
kuning berkembang menjadi kuning kecoklatan. Pengangkatan
krusta terlihat dasar cekung, merah, basah dan berbau seperti tikus
( mousy odor)
Jaringan parut, atrofi, alopesia permanen.
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan lampu Wood


M. canis, M. audoinii, M. distortum, M. ferrugineum dan kadang-
kadang M. schoenleinii memberikan fluoresensi putih kebiruan
sedangkan T. tonsurans dan T. violaseum tidak berfluoresensi.

2.Pemeriksaan KOH 10-20 %

3.Kultur
Mengunakan media agar Sabourauds

Diagnosa Banding

1. Dermatitis seboroika
2. Psoriasis
3. Alopesia Areata
4. Diskoid Lupus Eritematosus
5. Trikotilomania
6. Folikulitis
Penatalaksanaan :
Hindari sumber penularan : anjing, kucing, monyet, sisir,
topi,handuk, sarung bantal.

Obat-obatan
1. Griseofulvin
- anak-anak : 10-15 mg/kg BB/hari,ultra microsized
15-25 mg/kg BB/hari, microsized
- dewasa : 500 mg/hari
lama pengobatan minimal 6-8 minggu
sampai 3-4 bulan atau sampai kultur (-)

2. Ketokonazol : 3,3-6,6 mg/kg BB/hari selama 3-6 minggu


Kurang efektif untuk M. canis, Hepatotoksik

3. Itrakonazol : 100 mg/hari selama 5 minggu ( 3-5 mg/kg BB/hari )

4. Terbinafin : 62,5-250 mg/hari selama 6 minggu


3-6 mg/kg BB/hari selama 4 minggu
5. Flukonazol
Tinea Fasialis
Wajah,kulit tidak berambut ( glabrous skin )
Etiologi : T. rubrum, T. mentagrophytes

Gambaran klinis :
Serupa dengan tinea korporis

Pemeriksaan Penunjang :
Larutan KOH 10 %, hifa (+)

Diagnosis Banding :
1. Psoriasis
2. Dermatitis kontak
3. Diskoid Lupus Eritematosus

Penatalaksanaan :
Mengobati atau menghilangkan sumber penularan
Topikal : Ung .Whitfield, salep 2-4, Imidazol, alilamin.
Oral : Grisefulvin 500 mg/hari, 3-4 minggu
Ketokonazol : 200 mg/hari 2-3 minggu
Tinea Barbae
Janggut, jambang, kumis.
Rambut putus-putus
Penularan melalui kontak hewan atau tanah
Etiologi : jamur zoofilik, Trichophyton sp, Microsporum sp

Gambaran klinis :
Bentuk superfisial : eritropapulo skuamus ( Tinea korporis )
Bentuk Kerion ( Tinea Kapitis )

Pemeriksaan Penunjang
Larutan KOH 10%, hifa (+)

Diagnosis Banding :
1. Sikosis barbae
2. Karbunkel
3. Mikosis dalam

Penatalaksanaan
Hindari sumber penularan hewan
Oral : Griseofulvin , Gol azol
Tinea Korporis
Kulit tidak berambut ( glabrous skin )
Leher, badan, lengan, tungkai.
Penularan melalui hewan, tanah dan manusia ke manusia.
Etiologi : Trichophyton sp, Microsporum sp, Epidermaphyton sp

Gambaran klinis:
Lesi bulat berbatas tegas, bagian tepi tampak lebih meradang, bagian
tengah cenderung menyembuh ( central healing ) berskuama, polisiklik.
Derajat inflamasi bervariasi tergantung spesies penyebab, terdiri dari
eritem, vesikel, pustul

Pemeriksaan Penunjang
Larutan KOH 10%, hifa (+)
Diagnosis Banding :
1. Ptiriasis Rosea
2. Psoriasis Vulgaris
3. Creeping eruption
4. Numular eksim
5. Dermatitis kontak

Penatalaksanaan
Mengobati atau menghilangkan sumber penularan
Pengobatan oral jika lesi luas atau gagal dengan pengobatan topikal
Topikal : Imidazol , azol, alilamin
Oral : Griseofulvin microsized : 500- 1000 mg/hari, 2-6 minggu, resisten ?
Ketokonazol : 200 mg /hari, 4 minggu
Itrakonazol : 100 mg/hari , 2 minggu atau
200 mg/hari , 1 minggu
Terbinafin : 250 mg/hari , 1-2 minggu
Tinea Imbrikata
Varian Tinea korporis, kronis, sering kambuh
Sulawesi, Papua Barat, Kalimantan, Sumatera, Indonesia Timur.
Etiologi : T. concentricum

Gambaran Klinis :
Makula dan papul kecoklatan melebar dari tengah ke arah luar, lapisan
stratum korneum terlepas dengan bagian bebasnya menghadap sentrum
lesi, proses ini berlangsung terus menerus sehingga terbentuk lingkaran-
lingkaran konsentris seperti susunan genteng, eritama sangat minim,
pada awal infeksi terasa sangat gatal.

Pemeriksaan Penunjang
Larutan KOH 10% , hifa (+)
Diagnosis Banding
Tidak diperlukan karena mempunyai gambaran khas.

Penatalaksanaan
Hindari sumber penularan seperti pakaian, tempat tidur, alat-alat yang
digunakan..
Pengobatan topikal kurang bermanfaat
Oral : Griseofulvin
Itrakonazol
Terbinafin
Tinea Kruris
Genito krural, sangat berpengaruh lembab, karena keringat, celana
tebal,celana dalam nilon
Etiologi : T. rubrum, E. floccosum, T. mentagrophytes

Gambaran klinis:
Lokasi genito-krural atau sisi medial paha atas, asimetris atau bilateral.
Lesi berbatas tegas, tepi meninggi ( papulo vesikel eritematosa ) atau pustul.
Bagian tengah menyembuh warna coklat kehitaman, berskuama, likenifikasi.

Pemeriksaan Penunjang :
Larutan KOH 10%, hifa (+)

Diagnosis Banding :
1. Kandidiasis kutis 3. Dermatitis seboroika
2. Eritrasma 4. Psoriasis

Penatalaksanaan
Hindari faktor predisposisi, pengobatan sama dengan Tinea korporis
Tinea Pedis
Infeksi dermatofita pada kaki terutama sela jari dan telapak kaki ,dapat
meluas ke lateral maupun punggung kaki
Dewasa, bekerja ditempat basah ( tukang cuci, memakai sepatu tertutup
dalam waktu lama
Etiologi : T. rubrum, T. mentagrophytes, E. floccosum.

Gambaran klinis
Tipe interdigitalis : maserasi ( putih, berfisura atau erosi ) sela jari 4 dan
5 ,tercium bau busuk

Tipe vesikuler ( akut atau sub akut ) : beberapa vesikel, vesiko-pustulosa


kadang bula ditelapak kaki, jarang ditumit. Perluasan lesi interdigital,
mulai sekitar jari kemudian punggung kaki atau telapak kaki.

Tipe papulo skumosa hiperkeratotik ( kronis ) : tumit, telapak kaki bagian


lateral, lesi dengan bercak skuama putih agak mengkilat, melekat dan
relatif tidak meradang. Lesi setempat tapi bisa seluruh telapak kaki,
simetris disebut Moccasin foot
Pemeriksaan Penunjang :
Larutan KOH 10% , hifa ( +), agak sulit karena sering infeksi bakteri

Diagnosis Banding :
1. Dermatitis kontak alergi
2. Kandidiasis interdigital
3. Psoriasis pustulosa
4. Dermatitis atopik
5. Skabies pada kaki

Penatalaksanaan
Umum : Hindari faktor predisposisi
Khusus : Peradangan dengan infeksi bakteri dapat diberikan
Erytromisin atau Penisilin semi sintetik
Topikal : Salep Whitfield setelah kaki direndam KMnO4,
Ketokonazol 2%,
Bedak anti jamur
Oral : Griseofulvin, ketokonazol, itrakonazol

Prognosa : sulit sembuh, sering berulang


Tinea Manus

Infeksi Dermatofita pada satu atau dua tangan


Etiologi : T. rubrum, T. mentagrophytes, E fluccosum (antropofilik), M.canis,
T. verrucosum (zoofilik) dan M. gypseum ( geofilik )
Penularan melalui kontak manusia, binatang, atau tanah ( langsung, tidak ),
autoinokulasi.

Gambaran klinis
Unilateral, dorsum manus menyerupai tinea korporis
Lesi pada telapak tangan :
Dishidrosis/eksematoid (akut), vesikel-vesikel sisi lateral tangan atau jari-
jari, telapak tangan
Hiperkeratotik (kronis/subakut ), vesikel-vesikel deskuamasi, makula eritem,
skuama tebal berwarna putih, mengenai seluruh telapak tangan dan terjadi
fisura.

Diagnosis Banding
Dishidrosis
Pemeriksaan Penunjang
Larutan KOH 20% , hifa (+), kultur ( spesies )

Penatalaksanaan
Topikal : Imidazol, Ketokonazol, Terbinafin, Sertakonazol
Oral : Griseofulvin, Ketokonazol, Itrakonazol, Terbinafin
Onikomikosis

Menyerang kuku tangan dan kaki


Etiologi : T. rubrum, T. mentagrophytes

Gambaran klinis
Kuku rusak atau warna kuku suram, dimulai dari distal, lateral, proksimal,
atau keseluruhan, kronis sulit sembuh.
Ada 4 tipe onikomikosis :
1. Onikomikosis menyerang bantalan kuku dibawah lempeng kuku.
Tepi distal atau distolateral kuku menjalar ke proksimal, hiperkeratosis
sub ungual dan onikolisis, warna kuku kekuningan.
2. Onikomikosis subungual proksimal
3. Onikomikosis superfisial putih
4. Onikomikosis kandida

Pemeriksaan Penunjang:
Larutan KOH 20%, (hifa , spora ). Kultur, spesies dermatofita/non
dermatofita.
Diagnosis banding
1. Psoriasis kuku
2. Infeksi bakterial
3. Dermatitis kontak
4. Onikodistrofi traumatika
5. Yelloe nail sindrom
6. Onikolisis idiopatik

Penatalaksanaan
Hindari faktor predisposisi
Topikal : Bifonazol 1% + Urea 40%
Amoralfin
Oral : Ketokonazol, Flukonazol, Itrakonazol, Terbinafin
Pitiriasis Versikolor
Stratum korneum, kronis, ringan, tanpa peradangan, tidak gatal kecuali
berkeringat.
Etiologi : Malassezia fulfur atau Pityrosporum orbiculare.

Gambaran klinis
Lesi dijumpai dibagian atas dada meluas ke lengan atas, leher punggung
dan perut atau tungkai atas/bawah, muka. Bercak bersisik warna putih
pada kulit hitam atau coklat, kulit putih terlihat coklat kemerahan.

Pemeriksaan Penunjang
Larutan KOH 10-20% , kelompokan sel ragi, bulat berdinding tebal
Woods Light : flouresensi kuning muda

Diagnosis Banding
1. Pitiriasis Alba 5. Vitiligo
2. Leucoderma 6. Dermatitis seboroika
3. Pitiriasis Rosea
4. Morbus Hansen
Penatalaksanaan
Hindari faktor predisposisi
Hipopigmentasi, kemungkinan terjadi oleh asam dekarboksilat yang
diproduksi M. furfur yang bersifat inhibitor kompetitif terhadap enzim
tirosinase dan mempunyai efek sitotoksik terhadap melanosit.
Topikal : Azol ( ketokonazol, bifonazol, tiokonazol ), bentuk krim,
2-3 minggu
Ketokonazol 2% , shampo, 10-15 menit sebelum mandi kemudian
dicuci , 2-4 minggu
Selenium sulfida 1,8%, shampo.
Sal Na Tiosulfas 20%, sesudah mandi, 15-30 menit, kemudian
dibilas.

Pencegahan
Ketokonazol 200 mg/hari, 3 hari sebulan
Itrakonazol 200 mg sekali sebulan
Selenium sulfida sekali seminggu.
Piedra

Penyakit infeksi jamur pada rambut


Etiologi :
Piedra Hitam, Piedra hortai
Piedra Putih : Trichosporon beigelii

Gambaran klinis :
Asimtomatik, batang rambut teraba kasar, granular, nodul, fusiform, ukuran
kecil.
Pemeriksaan Penunjang
Larutan KOH 10-20% , astrospora, blastopora, pseudohifa.

Penatalaksanaan
Rambut cukur, asam benzoat , shampo ketokonazol
Tinea Nigra Palmaris

Infeksi jamur asimtomatik, superfisial pada stratum korneum, bercak coklat


hitam pada telapak tangan dan kaki , tidak berskuama.
Etiologi : Cladosporium Werneckii, Stenella araguata
Jamur terdapat saprofit di tanah, limbah, sampah tumbuhan busuk dan
humus, dikayu, cat dilingkungan lembab, tirai kamar mandi.

Gambaran klinis
Makula coklat sampai hitam, skuama (-)

Pemeriksaan Penunjang
Larutan KOH 10%, hifa bercabang banyak, miselium
Diagnosis Banding
1. Nevus pigmentosus
2. Melanoderma
3. Terkena bahan kimia
4. Dermatitts kontak,
5. Pigmentasi (penyakit addison )

Penatalaksanaan
Salep Whitfield II (asidum salisilikum 6%, asidum benzoikum 12%, dan
vaselin album)
Imidazol krim
Oral : Ketokonazol 200 mg/hari 3 minggu
Otomikosis
- Penyakit ini bersifat subakut kronik
- Mengenai liang telinga luar

Etiologi : Aspergillus, Penisilium, Mukor, kadang-kadang Dermatofita


Sering disertai bakteri Pseudomonas auriginosa,Proteus Sp,
Mikrococcuc aureus, Streptococcus hemoliticus.

Gambaran klinis :
Gejala yang menyolok : inflamasi, eksudatif dan gatal
Penderita mengeluh rasa penuh,sangat gatal dalam telinga,liang telinga
merah, sembab,banyak krusta,rasa nyeri dan supurasi akibat infeksi
sekunder.

Pemeriksaan Penunjang:
KOH 20% hifa (+)
Penatalaksanaan:
Bersihkan liang telinga dengan kapas basah lar PK 1: 10000 tarik keluar masuk
Beri antibiotika dan anti jamur ( Ketokonazol)
TINEA INKOGNITO

Definisi: Infeksi jamur pada kulit yang ruamnya tidak khas akibat
pemberian kortikosteroid topikal maupun sistemik,sehingga sulit
didiagnosa.
Gambaran klinis: Batas tidak tegas,tampak ruam papula,
pustula,kadang-kadang nodul yang besar
Diagnosis banding
1. Dermatitis seboroika
2. Kandidiasis
3. Furunkulosis
4. Folikulitis
5. Dermatitis kontak
6. Psoriasis pustular
Pengobatan:
- Steroid dihentikan
- Diberi preparat anti jamur
Kandidiasis
Definisi : Penyakit jamur yang bersifat akut atau sub akut disebabkan
oleh spesies kandida biasanya oleh Candida albicans dan
dapat mengenai kulit, kuku, vagina, kadang-kadang dapat
menimbulkan septikemia, endokarditis, atau meningitis.

Klasifikasi
Kandidiasis kutan
1. Intertriginosa dan perianal kandidiasis generalisata
2. Paronikia dan onikomikosis
3. Diaper diseases ( kandidiasis popok )
4. Granuloma
Kandidiasis mukokutan :
1. Pada mulut, thrush, glositis, stomatitis, cheilitis, perleche, vaginitis,
balinitis
2. Pada bronkus dan paru-paru
3. Pada saluran pencernaan, esofagus, usus dan perianal
4. Kandidiasis mukokutan kronik
Kandidiasis sistemik
Etiologi :

Candida albicans, C. parapsilosis, C. krusei,, C. tropicalis, C.


pseudotropicalis, C. lusitaniae.
Genus Candida merupakan sel ragi uniseluler yang termasuk kedalam
fungi imperfecti yang memperbanyak diri dengan cara bertunas.
Candida hidup sebagai saprofit, merupakn flora normal pada mulut,
tenggorokan, saluran cerna, vagina, lipatan kulit, ditemukan pada tanah,
air, serangga dan tumbuh-tumbuhan. Jamur bimorfik, bentuk miselium atau
hifa bersifat patogen, ditemukan pada penyakit sedang bentuk ragi atau
klamidospor bentuk istirahat sebagai saprofit.

Gejala Klinis

Kandidiasis Kutan
Kandidiasis intertriginosa
Lesi berupa bercak berbatas tegas, bersisik, basah, eritematosus,
dikelilingi lesi satelit berupa vesikel, pustul kecil atau bula pecah - erosif.
Bentuk yang paling sering pada orang dewasa
Lokasi lesi :
Lipataran kulit ketiak
Lipatan paha
Intergluteal
Perianal
Lipatan payu dara
Antara jari tangan atau kaki
Umbilikus

Kandidiasis generalisata
Mengenai kulit glabrosa, bisa akibat perluasan kandidiasis intertriginosa
Ditemukan pada penderita dengan kondisi sistemuk yang buruk seperti
DM, atau dapat juga pada orang yang berdiam lama dalam air disebut
water-bath dermatitis.
Lesi eritem, vesikel, pustul, mengenai daerah yang luas
Paronikia & Onikomikosis
Ditemukan terutama pada wanita yang sering kontak dengan air.
Paronikia : jari tangan keempat dan kelima, jaringan pinggir kuku
bengkak kemerahan terasa nyeri, bila ditekan keluar eksudat seperti
krim.
Onikomikosis: menyerang kuku, perubahan warna kuku, kuku
rusak/tidak mengkilap dan menebal

Kandidiasis popok
Mengenai daerah perianal, perigenital, lipat paha sampai bokong.
Sering pada bayi, diduga usus merupakan sumber penularan
Dapat pula sebagai penyebab sekunder yang menyertai penyebab
primer dermatitis kontak iritan.
Keluhan gatal dan perih, kulit daerah perianal eritem , edem, papul,
pustul, erosif dan basah serta terdapat skuama kolaret pada tepi lesi.

Granuloma kandida
Jarang ditemukan, penderitanya anak-anak, lesi mengenai wajah,
kulit kepala berambut, jari tangan,badan,kaki dan faring. Lesi berupa
papul hiperkeratotik yang ditutupi krusta tebal kuning kecoklatan
( granuloma)
Kandidiasis mukosa selaput lendir
A.Thrush atau stomatitis
Pada bayi ( terutama )
Sakit dan panas dimulut
Mulut bau asam
Lesi berupa selaput ( pseudomembran) putih, coklat kelabu, bila
selaput diangkat - ulkus dangkal, mudah berdarah.
B.Perleche
Lesi bentuk fisura pada sudut mulut, maserasi, erosi, basah, dasar
eritem.
Faktor predisposisi : defisiensi riboflavin.
C.Vulvo vaginitis
Fluor albus, mukopurulen, bau asam, perasaan gatal vagina, sering
pada DM, wanita hamil.
d. Balanitis
Papul-papul eritem, pustul, vesikel, erosi pada glans penis & sulkus
koronarius.
Glans penis, sulkus koronarius dan frenulum biasanya hiperemis
Penatalaksanaan
1. Menghindari faktor predisposisi

2. Topikal
Gentian violet 0,5- 2 %
Nystatin
Gol Azol/ non azol

3. Sistemik
Nystatin
Amfoterisin B
Ketokonazol
Flukonazol
Itrakonazol
KANDIDID (REAKSI ID)

Definisi : reaksi alergi kulit setempat (mis. telapak tangan) terhadap


investasi kandida ditempat jauh ( sela-sela jari kaki) ataupun
sistemik (usus).
Gambaran Klinis
Manifestasi kelainan kulit (akibat alergi) biasanya jauh dari tempat asal
infeksi jamur (fokus mikologik) : eritema, vesikel,papul, papuloskuamosa
ataupun urtika disertai rasa gatal ( lesi-lesi timbul secara bersama-sama )
Pemeriksaan Penunjang :
Lesi kerokan kulit jamur (-)
Fokus mikologik dengan KOH sel ragi, hifa semu
Diagnosis Banding :
1. Tinea manus
2. Dermatitis kontak
Pengobatan :
- Oral anti jamur ( Ketokonazol, Itrakonazol)
- Topikal : Hidrokortison 2,5%
Mikosis Profunda
SPOROTRIKOSIS
Infeksi jamur kronis disebabkan oleh Sporothrix schenkii dengan
karakteritik lesi berupa nodul pada kutan atau sub kutan dan pembuluh
limfe, bisa mengalami supurasi, ulserasi dan eksudasi.

Etiologi : Sporothrix schenkii, dijumpai pada tanah, gigi tikus, paruh


burung beo, dan tumbuh-tumbuhan busuk.

Cara penularan
Jamur masuk kekulit lewat luka ( trauma)

Ada 3 tipe :
1. Tipe Limfokutan
2. Tipe Fix kutaneus
3. Tipe diseminata
Gambaran klinis
Tipe Limfokutan
Lesi dimulai dari nodul atau papel subkutan,berwarna merah
muda, nekrosis sentral, ulkus granulomatous
Infeksi meluas mengikuti aliran limfe ( asenden )
Pembuluh limfe teraba keras seperti tali dan terlihat ulkus
yang granulomatous mengikuti jalannya pembuluh limfe
Lokalisasi : paling sering ekstremitas bawah dan atas,
unilateral

Tipe Fix kutaneus


Terbatas daerah inokulasi, tidak melibatkan pemb getah
bening. Krusta tebal menutupi ulkus, erosi, pioderma, papul
yang infiltratif, plak sarkoid, plak verukosa, plak psoriatif
Paling sering daerah muka,leher,badan (jarang)
Tipe diseminata
Tulang. Sendi, selaput lendir, paru-paru, SSP,
Penyebaran melalui pemb darah dari satu inokulasi
limfokutan atau melalui inhalasi ke organ-organ lain
kemudian melalui pemb darah.

Pemeriksaan Penunjang

KOH - sel berbentuk cerutu


Biakan media agar sabaroud : koloni warna putih

Diagnosis banding

1. Tuberkulosis verukosa
2. S II
3. Deep mycosis lainnya.
Pengobatan

1. Kalium Yodida
Dewasa : 3 x 5 tetes sehari dinaikkan setiap hari 5 tetes
sampai mencapai dosis sekitar 3 x 30-40 tetes, sampai
dijumpai tanda-tanda toksisitas( mual, muntah,pusing)
Anak-anak : 3 x 3 tetes sehari dinaikkan setiap hari 2
tetes selama 2 minggu.

2. Golongan Azol
Ketokonazol
Itrakonazol

3. Amfoterisin B
MISETOMA
( Madura foot, Maduromycosis)

Etiologi : Jamur gol Eumycetes Misetoma Eumikotik


Bakteri gol Actinomycetes Misetoma Aktinomikotik
Keduanya memberikan gambaran klinis yang sama

Predileksi : kaki, tangan, bahu, bokong atau kepala yang sering karena
trauma
Mengenai kulit, jaringan sub kutan, fascia dan tulang.
Lesi terdiri atas granuloma dan abses yang keluar melalui sinus-sinus,
terdiri dari atas butir-butir berwarna kuning berukuran sampai 5 mm.

Cara penularan : melalui trauma (tertusuk duri atau kayu yang


infeksius)

Gejala klinis : Pembengkakan (tumor /abses)


Sinus-sinus/multipel fistel ( eksudat granul)
Butiran pigmen (eksudat granul)
Pemeriksaan laboratorium :
Butiran granul + KOH 10-20%
Kultur
Pemeriksaan histopatologi :
jaringan diambil dengan biopsi dari bagian dalam , dibawah
mikroskop tampak saluran sinus-sinus yang mengandung granul.
Granul dapat dibedakan antara bakteri Actinomycetes ( filamen 1-2
mikron), jamur Eumycetes ( hifa 3-5 mikron)
Pemeriksaan radiologi :
Tidak spesifik, osteoporosis, dekstruksi tulang, erosi tulang dan
osteomielitis

Diagnosis Banding :
1. Aktinomikosis
2. Skrofuloderma
3. Sporotrikosis
4. Blastomikosis
5. Kromomikosis
6. Karsinoma sel skuamous
Penatalaksanaan

Bedah : drainase
Obat-obatan : Trimetropin + Kotrimoksazol + Streptomisin ( 9 bulan 1
tahun ) Misetoma Aktinomikotik
Ketokonazol, Itrakonazol, Amphoterisin B Misetoma Eumikotik.
KROMOMIKOSIS
( Kromoblastomikosis)

Etiologi : Jamur golongan Dematiaceae


Cladosporium carionii
Phialophora verucosa Saprofit ditanah dan
Fonsecae pedrosoi tumbuhan
Hemodendrum compactum

- Kronis, menyerang kutan dan subkutan membentuk nodul verukosa


- Tropis, subtropis seperti Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika,
Australia, Asia, Thailand, Indonesia.
- Laki-laki > wanita
- Penderitanya : rural, petani, pencari kayu dihutan

Cara penularan : trauma, kadang-kadang melalui inhalasi.


Gambaran klinis :
1. Kutan- subkutan
- Predileksi : kaki,paha,lengan,muka, bahu, bokong
- 4-15 tahun
- papel kecil,gatal, membentuk plak dengan pinggir yang meninggi,
irreguler, nodul dengan permukaan verukos warna coklat, merah,
unggu.
- Beberapa lesi bergabung bunga kol
- Bila mengenai jaringan yang lebih dalam menyumbat aliran limfe
elefantiasis

2. Kromomikosis alat-alat dalam ( jarang).

Pemeriksaan Pembantu :
Sediaan langsung : Pus + KOH 10% spora, hifa
Kultur : Sabaraud agar
Histopatologi
Diagnosis Banding :

1. TBC kutis verukosa


2. Sifilis
3. Frambusia
4. Skuamous sel karsinoma
5. Infeksi jamur granulomatosa

Penatalaksanaan :
- Lesi awal/kecil : elektrodesikasi dan kuretase
- Obat-obatan : Itrakonazol
Amfoterisin B
Pitiriasis versikolor
Pitiriasis versikolor
Pitiriasis versikolor
Tinea kapitis tipe Gray patch
Tinea unguium subungual distal
Tinea kapitis tipe kerion
Tinea fasialis
Tinea korporis bentuk subakut
Tinea korporis
Tinea korporis
Tinea kruris
Tinea Imbrikata
Tinea Manus
Tinea pedis interdigitalis
Tinea pedis subakut
Tinea pedis tipe hiperkeratotik
Tinea inkognito
Kandidiasis intertriginosa
Kandidosis popok
Onikomikosis dan paronikia kandida
Reaksi Id pada dermatomikosis
Piedra
Tinea Nigra Palmaris
Tinea Nigra Palmaris

Anda mungkin juga menyukai