TINEA KAPITIS
Latipah Binti Latip, S.Ked
04084821719244
Pembimbing:
dr. Fitriani, Sp.KK, FINSDV
BAGIAN DERMATOLOGI DAN VENEREOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2018
TINEA KAPITIS
Epidemiologi
Prevalensi tertinggi terdapat di Afrika, Asia, dan Eropa Tengg
ara.
Tinea kapitis merupakan infeksi dermatofita pali
Di Eropa, Amerika Selatan, Australia, Asia, dan Afrika Utara, t
ng banyak pada anak kurang dari 12 tahun deng
inea kapitis umumnya disebabkan oleh M. canis .
an puncak insiden pada usia 3-7 tahun.
Di Medan penderita tinea kapitis didapatkan 0,4% (1996-19
Sebab paling sering dari tinea kapitis adalah Mir
Icon Icon 98), RSCM Jakarta 0,53 % (2005-2010), Manado 9,23% (201
crosporum canis (M. canis), Microsporum gypse
2) dan Surabaya 0,53-1,55% (2001-2006). 4,6
um (M. gypseum), Microsporum audouinii (M. au
douinii), dan Tricophyton equinum (T. equinu
m).
Icon Icon Etiologi
Berdasarkan ekologinya, dermatfita digolongkan dal
am antrofiilik (pada manusia), zoofilik (pada binatan
g), geofilik (di tanah), berdasarkan tempat penghasil
an arthospora dibagi dua yaitu ektotriks dan endotri
Icon Icon
ks
Faktor risiko
1. Rendahnya hygiene individu Definisi
2. Padatnya penduduk Tinea kapitis adalah infeksi jamur superfisial (derm
3. Status ekonomi rendah. atofitosis) yang disebabkan oleh jamur kelompok d
ermatofita ( Trichophyton sp., Epidermophyton sp.
dan Microsporum sp ) pada folikel rambut di kepala
dan kulit sekitarnya
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
3
ETIOLOGI DAN PATOGENESI 4
S
Infeksi Ektothrix
Invasi terjadi pada batang rambut luar.
Hifa fragmen ke arthroconidia, menyebabkan kerusakan
kutikula.
Infeksi ini disebabkan oleh Microsporum spp. ( M. audoui
nii dan M. canis ). Gray patch merupakan variasi ektothix
yang menunjukkan lesi non-inflamasi.
Infeksi Endothrix
Infeksi terjadi di dalam batang rambut tanpa kerusaka
n kutikula.
Arthroconidia ditemukan dalam batang rambut.
Infeksi ini disebabkan oleh Trichophyton spp . ( T. tons
urans di Amerika Utara, T. violaceum di Eropa, Asia, se
bagian Afrika).
Manifestasi Klinis
Non inflamasi
Gambar 7. Favus 22
Gambar 6. Kerion22
Favus merupakan tinea kapitis inflamasi kronik.
Peradangan yang disebabkan M. caniis dan M. gypseum m
DIsebabkan oleh infeksi T. schoenleinii .
emiliki gambaran yang lebih jelas dibanding T. violaceum .
Jenis ini sering ditemukan pada daerah Timur-Tengah dan Afri
Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea ka
ka Utara.
pitis, berupa pembengkakan yang menyerupai sarang leba
Favus digambarkan dengan krusta berwarna kuning, lesi cup-s
h dengan serbukan sel radang yang padat disekitarnya.
haped (skutula) terdiri dari hifa dan debris keratin dan berke
Kelainan ini dapat menimbulkan skar dan berakibat alopesi
mbang menjadi pembukaan folikular
a yang menetap, kadang dapat terbentuk skar yang menonj
Skutula berbau seperti tikus ( mousy odor ) bisa menyebabkan
ol.
alopesia sikatrik. 14,15
Diagnosis
Tes tambahan
Pemeriksaan laboratorium dapat d
igunakan untuk menunjang pemili
han obat terapi sistemik yang sesu
ai dengan organisme penyebab. 18
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lampu Wood
Icon Icon
a b c
Itrakonazole Flukonazole
Fungistatik ataupun fungisidal tergantung konsentr Dapat digunakan sebagai terapi alternatif
asi di jaringan, namun mode aksi utama adalah fun dari terbinafine, tetapi jarang dipakai. 15
gistatik dengan menghambat enzim dependent sito
krom P-450, memblok sistesis ergosterol, kompone
n utama membran sel fungi. 11
Dosis:
Anak-anak 5 mg/kgBB/hari selama 2-4 minggu
Dewasa; 100-200
mg selama 2-4 minggu
Second line treatment ataupun fi rst-line treatment
s 5,15
PENATALAKSANAAN
Berdasarkan British Association of Dermatologists Guidelines for the Management of Tinea Capitis
Terapi oral
Diagnosis Banding
1. Dermatitis Seboroik
2. Psoriasis
3. Dermatitis Atopik
Komplikasi
1. Timbulnya skar.
Prognosis
2. Alopesia permanen dengan jaringan
sikatrik. Jika penyembuhan telah dicapai dan fa
3. Superinfeksi dengan bakteri (impeti ktor-faktor infeksi dapat dihindari, prog
go). nosis umumnya baik.
4. Perubahan warna kulit, hingga terja
di hipersensitivitas dermatitis tipe p
opular.
Kesimpulan
Tinea kapitis merupakan infeksi dermatofita pada kepala paling banyak pada anak-a
nak dan dibagi menjadi dua tipe; inflamasi dan non inflamasi.
Berdasarkan ekologinya, dermatfita digolongkan dalam antrofiilik (pada manusia), z
oofilik (pada binatang), geofilik (di tanah), berdasarkan tempat penghasilan arthosp
ora dibagi dua yaitu ektotriks dan endotriks.
Penegakkan diagnosis tinea kapitis adalah dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik
sesuai dengan gambaran klinis, dan pemeriksaan penunjang menggunakan KOH ser
ta kultur.
Diagnosis banding tinea kapitis adalah dermatitis seboroik, psoriasis, dan dermatiti
s atopik.
Tatalaksana pasien secara umum adalah dengan KIE, tatalaksana khusus berupa ob
at topikal antifungal dan obat sistemik.
Prognosis pasien tinea kapitis baik dengan pengobatan adekuat.
THANK YOU!
Any Questions?