Anda di halaman 1dari 43

Case Presentation

Osteoarthritis Genue

Oleh :
Erika Resti Prahastika 04054821719069
Devia Amalia 04054821719070

Pembimbing : dr. Ernie, Sp.KFR

BAGIAN REHABILITASI MEDIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
OUTLINE
• Pendahuluan

• Status Pasien
Jun Akizaki – The Power of PowerPoint
http://thepopp.com
• Tinjauan Pustaka
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Keluhan-keluhan pasien
Inggris dan Wales  1,3 meliputi nyeri sendi yang
hingga 1,75 juta orang merupakankeluhan utama
mengalami simptom OA. yang membawa pasien ke
Osteoartritis menempati Di Amerika, 1 dari 7 Osteoartritis merupakan dokter, hambatan gerakan
urutan kedua setelah penduduk menderita OA. penyakit penyakit sendi sendi, kaku.
penyakit kardiovaskuler degeneratif yang belum Osteoartritis dapat
sebagai penyebab Indonesia tercatat diketahui secara pasti menyebabkan disfungsi
ketidakmampuan fisik mencapai 5% pada usia penyebabnya, ditandai dan disabilitas yang dapat
(seperti berjalan dan <40 tahun,30% pada usia dengan kerusakan rawan menghambat atau
menaiki tangga) di dunia 40-60 tahun, dan 65% sendi dan tulang menganggu aktifitas
barat. pada usia >61 tahun. subkondral secara sehari-hari bahkan dapat
10 – 15% orang dewasa Untuk osteoarthritis lutut bertingkatdan menimbulkan kecacatan
lebih dari 60 tahun prevalensinya cukup menyebabkan nyeri pada fisik bagi penderitanya.
menderita OA. tinggi yaitu 15,5% pada sendi.
(Vogelgesang S. , 2002) pria dan 12,7% pada
. wanita.
STATUS PASIEN
Laporan Kasus
IDENTIFIKASI
Nama : Ny. Z
Umur : 67 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Alamat : Lorong Gotong Royong no 45, Seberang
Ulu, Palembang
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Kunjungan : Senin, 9 Juli 2018
No. Medrek : 722911
ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri sendi pada lutut sebelah kiri.

Riwayat perjalanan penyakit :


Sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu, penderita mengeluh terasa kaku
dan nyeri sendi pada lutut sebelah kiri. Tidak ada penjalaran pada nyeri. Nyeri terasa
hilang timbul, dan berkurang pada saat istirahat. Nyeri bertambah bila beraktivitas,
terutama saat penderita menggendong cucunya dan duduk dalam waktu yang cukup
lama atau setelah bangun tidur. Penderita juga mengeluh lutut terasa kaku sehingga
sulit untuk digerakkan, terutama setelah bangun tidur pagi. Lutut kaku juga dirasakan
bila pasien terlalu lama duduk di lantai. Keluhan semakin lama semakin bertambah
nyeri dan mengganggu aktivitas. Kemudian, pasien berobat ke Poliklinik Rehab Medik
RSMH.
Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat diabetes melitus disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat trauma pada ekstremitas bawah disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal

Riwayat penyakit pada keluarga:


Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes melitus disangkal
Riwayat asma disangkal

Riwayat pekerjaan: Penderita merupakan Ibu rumah tangga.


Riwayat sosial ekonomi: Penderita tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Suaminya
pensiunan PNS dan kedua anaknya wiraswasta.
Kesan ekonomi: Menengah atas.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 74 x/menit, reguler isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7C
Berat badan : 48 kg
Tinggi badan : 155 cm
BMI : 19,98 kg/m2
Cara Berjalan : antalgik gait
VAS : 5/10
Pemeriksaan Fisik Khusus
Kulit : Tidak ada kelainan
Status Psikis :Sikap kooperatif , ekspresi wajah wajar, orientasi dan perhatian baik.
Nervus kranialis I-XII : Tidak diperiksa
Kepala : Bentuk normal, normocephali
Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat, isokor, RC (+/+).
Hidung : Bagian luar tidak ada kelainan, deformitas (-), deviasi septum (-),
selaput lendir dalam batas normal.
Telinga : Bentuk normal, sekret (-), liang telinga kanan dan
iri lapang, nyeri tekan tragus/aurikula (-).
Mulut : Sianosis (-), arcus faring baik, hiperemis (-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran kelenjar getah
bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), massa (-).
Luas Gerak Sendi : Dalam batas normal
Tes provokasi : Tidak dilakukan
Thorax

Pulmo
Inspeksi : Statis : kanan dan kiri simetris
Dinamis : pergerakan dinding dada kanan = kiri
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikula (+) normal, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi : Redup, batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : HR: 76 x/menit, reguler, BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, simetris, scar (-), spider nevi (-).
Palpasi : lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-).
Perkusi : timpani, shifting dullness (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normal.

Trunkus
Inspeksi : Simetris, Deformitas (-), Hairy Spot (-),
Pelvic Tilt (-)
Palpasi : Sapsme otot paravertebrae (-), Nyeri Tekan (-)
Luas Gerak Sendi : Dalam batas normal
Tes Provokasi : Tidak Dilakukan
Ekstremitas
Ekstremitas superior:
Inspeksi : Simetris, deformitas (-), edema (-), tremor (-),
nodus herbenden (-)
Palpasi : Nyeri tekan pada bahu kiri (+), diskrepansi (-), Krepitasi (-)
Motorik Dextra Sinistra
Gerakan Luas Terbatas
Kekuatan
Abduksi lengan 5 4
Fleksi siku 5 5
Ekstensi siku 5 5
Ekstensi wrist 5 5
Fleksi jari-jari tangan 5 5

Abduksi jari tangan 5 5


Tonus Eutoni Eutoni
Tropi Eutropi Eutropi
Refleks fisiologis
Refleks tendon biceps Normal Normal

Refleks tendon triceps Normal Normal

Refleks patologis
Hoffman Tidak ada Tidak ada
Tromner Tidak ada Tidak ada
Sensorik
Protopatik : Normal
Proprioseptik : Normal
Vegetatif : Normal
Penilaian fungsi tangan dalam batas normal.
Tes Provokasi : Tidak dilakukan

Ekstremitas Inferior:
Inspeksi : deformitas (+), edema (-), tremor (-).
Palpasi : Nyeri tekan (+), diskrepansi (-), Krepitasi (+)
Motorik Dextra Sinistra
Gerakan Luas Luas
Kekuatan
Fleksi paha 5 5
Ekstensi paha 5 5
Ekstensi lutut 5 5
Fleksi lutut 5 5
Dorsofleksi pergelangan kaki 5 5
Dorsofleksi ibu jari kaki 5 5
Plantarfleksi pergelangan kaki 5 5
Tonus Eutoni Eutoni
Tropi Eutropi Eutropi
Refleks fisiologis
Refleks tendo patella Normal Normal
Refleks tendo achilles Normal Normal
Refleks patologis
Babinsky Tidak ada Tidak ada
Chaddock Tidak ada Tidak ada
Sensorik
Protopatik : Normal
Proprioseptik : Normal
Vegetatif : Normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologis : Tidak Dilakukan
Laboratorium : Tidak Dilakukan

Evaluasi
RESUME

Seorang perempuan berusia 67 tahun datang ke poli rehabilitasi medis


RSMH dengan keluhan terasa kaku dan nyeri sendi pada lutut sebelah kiri yang
dirasakannya sejak 1 tahun yang lalu. Tidak ada penjalaran pada nyeri. Nyeri terasa
hilang timbul, dan berkurang pada saat istirahat. Nyeri bertambah bila beraktivitas,
terutama saat penderita menggendong cucunya dan duduk dalam waktu yang cukup
lama atau seletah bangun tidur. Penderita juga mengeluh lutut terasa kaku sehingga sulit
untuk digerakkan, terutama setelah bangun tidur pagi. Lutut kaku juga dirasakan bila
pasien terlalu lama duduk di lantai. Keluhan semakin lama semakin bertambah nyeri
dan mengganggu aktivitas. Keluhan semakin lama semakin bertambah nyeri dan
mengganggu aktivitas. Kemudian, pasien berobat ke Poliklinik Rehab Medik RSMH.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, tanda
vital dalam batas normal, dan skala nyeri 5/10. Pada pemeriksaan regional thorax,
abdomen, thrunkus, dan ekstremiatas inferior dalam batas normal. Pada ekstremitas
superior sinistra didapatkan bentuk simetris tak tampak atropi otot, tak tampak tanda
inflamasi, ada nyeri tekan pada lutut kiri. Pemeriksaan luas gerakan sendi pada lutut
kiri didapatkan keterbatasan gerakan pada sendi kiri baik aktif maupun pasif. Pada
pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang. Akan tetapi pemeriksaan radiologis
dapat dilakukan untuk mengetahui gambaran pada sendi lutut penderita.

DIAGNOSIS KLINIS : OA Genu Sinistra


REHABILITASI MEDIK
Fisioterapi
Terapi panas : Short Wave Diathermy (3x seminggu)
Terapi dingin :-
Stimulasi listrik : TENS
Terapi latihan : Active movement, strengthening exercise otot quadriceps dan hamstring
Okupasi terapi
ROM exercise : Melakukan gerakan pada persendian baik aktif maupun pasif
ADL exercise : Melakukan aktivitas sehari-hari

Ortotik prostetik
Ortotic : Tidak ada
Prostetic : Tidak ada
Alat bantu ambulansi : Tidak ada
Terapi wicara
Afasia : Tidak dilakukan
Disartria : Tidak dilakukan
Disfagia : Tidak dilakukan
Sosial medik :Memberikan motivasi agar pasien datang terapi dan latihan secara rutin.
Edukasi :
Bila nyeri, lakukan kompres panas ±15 menit pada lutut yang sakit.
Dianjurkan pada pasien untuk membatasi yang mengakibatkan pembebanan sendi lutut secara
berlebihan
Tetap menggunakan kaki dalam batas toleransi pasien
Hindari posisi kaki yang diam dalam waktu lama
pasien dapat memakai sepatu dengan sol tambahan yang empuk

PROGNOSIS
Medik : Bonam (Bila pasien secara rutin dan teratur melakukan terapi)
Fungsional : Bonam (Dengan terapi teratur, aktivitas sehari-hari dapat dilakukan)

FOLLOW UP : Tidak dilakukan


TINJAUAN PUSTAKA
We are awesome!
Sendi Lutut

Tulang Ligamen Kapsul Sendi : Katilago


sendi, Meniskus, Bursa
DEFINISI

“Osteoartritis
berasal dari kata
Yunani, yaitu osteo
Osteoartritis (OA) adalah suatu kelainan sendi kronis (jangka lama)
yang berarti tulang, dimana terjadi proses pelemahan dan disintegrasi dari tulang rawan
sendi yang disertai dengan pertumbuhan tulang dan tulang rawan
arthro yaitu sendi baru pada sendi sehingga fungsi sendi berkurang bahkan sampai
dan itis berarti hilang.

radang atau
inflamasi”
ETIOLOGI
• usia dewasa madya hingga lansia, tetapi sering
Usia pada usia lebih dari 50 tahun.

Jenis Kelamin • wanita dibanding dengan pria, 3,2% : 3%.gtbhyfrde

• Anak yang ibunya menderita OA berpeluang 3 kali


Genetik lebih sering untuk terkena penyakit yang sama

• peningkatan berat badan akan melipat gandakan


Berat Badan beban sendi lutut saat berjalan

Trauma dan • Trauma menimbulkan perubahan retikular pada


sendi
Pekerjaan
PATOFISIOLOGI
Manifestasi Klinis

•Rasa kaku terutama pada pagi hari


•Rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat.
•Hambatan pada pergerakan sendi, pembengkakan sendi dan pern gaya berjalan.1
•Terdapat krepitasi tulang.
•Tanda-tanda peradangan pada sendi tersebut tidak menonjol dan timbul belakangan,
mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak,
rasa hangat dan kemerahan
•Daerah predileksi OA biasanya mengenai sendi – sendi penyangga tubuh seperti di
pada lutut. Selain itu dapat juga terjadi pada sendi karpometakarpal I,
metatarsofalangeal, apofiseal tulang belakang, lutut dan paha.
Diagnosis

Anamnesis

Gejala utama adalah nyeri pada sendi yang terkena, terutama pada waktu bergerak. Awal mula terasa kaku, kemudian
timbul rasa nyeri yang berkurang dengan istirahat.
gejala-gejala yang sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan.
Krepitasi atau rasa gemeretak pada sendi yang sakit juga menjadi keluhan dari penderita osteoartritis

Pemeriksaan Fisik

Dilakukan beberapa tes provokasi untuk memeriksa sendi lutut dan kemungkinan penyebab nyeri lutut.

Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan radiologi foto polos lutut


• Pemeriksaan laboratorium darah
• Analisa cairan sendi
Tes McMurray Tes Anterior Drawer
Merupakan tindakan Merupakan suatu tes untuk

pemeriksaan untuk mendeteksi ruptur pada ligamen

mengungkapkan lesi meniskus. cruciatum lutut.


Posterior Drawer Test
Tes Lachman Apley Compresion Test
sama halnya dengan Anterior Tes ini dilakukan untuk menentukan
Drawer Test, hanya saja nyeri lutut yang disebabkan oleh
menggenggam tibia kemudian robeknya meniskus

didorong kearah belakang


Derajat kerusakan sendi berdasarkan gambaran
radiologis kriteria Kellgren & Lawrence
Derajat 0: Radiologi normal.
Derajat 1: Penyempitan celah sendi meragukan.
Derajat 2: Osteofit dan penyempitan celah sendi
yang jelas.
Derajat 3: Osteofit sedang dan multipel,
penyempitan celah sendi, sklerosis sedang dan
kemungkinan deformitas kontur tulang.
Derajat 4: Osteofit yang besar, penyempitan celah
sendi yang nyata, sklerosis yang berat dan
deformitas kontur tulang yang nyata.
.
PENATALAKSANAAN
Lorem ipsum dolor sit amet, alii aliquip ei vel

Tujuan penatalaksanaan osteoartritis adalah

Menghilangkan rasa nyeri


Mengurangi disabilitas
Memperbaiki fungsi sendi yang terkena
Menghambat progresifitas
Penatalaksanaan OA terdiri dari pengobatan/medikamentosa yang
terdiri dari analgesik dan anti inflamasi (sering digunakan NSAID) dan
program rehabilitasi medik.
FISIOTERAPI

Terapi panas superfisial


Terapi panas superfisial yaitu panas hanya mengenai kutis atau jaringan sub kutis saja (Hot pack, infra merah,
kompres air hangat, paraffin bath) Sedangkan terapi panas dalam, yaitu panas dapat menembus sampai ke jaringan
yang lebih dalam yang sampai ke otot,tulang, dan sendi Diatermi gelombang mikro (MWD), Diatermi gelombang
pendek (SWD), Diatermi gelombang suara ultra(USD). Pada kasus OA digunakan SWD (short wave diathermi) dan
USD (ultra sound diathermi).8

Terapi Dingin
Terapi dingin digunakan untuk melancarkan sirkulasi darah,mengurangi peradangan,
mengurangi spasme otot dan kekakuan sendisehingga dapat mengurangi nyeri. Dapat juga
menggunakan es yangdikompreskan pada sendi yang nyeri. Terapi dingin dapat
berupacryotherapy, kompres es dan masase es.8

Terapi Listrik
Yang digunakan adalahTENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation). TENS
merupakan modalitas yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
nyeri melalui peningkatan ambangrangsang nyeri.8
FISIOTERAPI

Hidroterapi
Hidroterapi bermanfaat untuk memberi latihan. Daya apung air akan membuat ringan bagian atau
ekstermitas yang direndam sehingga sendi lebih mudah digerakan. Suhu air yang hangat akan
membantu mengurangi nyeri, relaksasi otot dan memberi rasa nyaman. 8

Latihan Penguatan Otot


Latihan diketahui dapat meningkatkan dan mempertahankan pergerakan sendi,
menguatkan otot, meningkatkan ketahanan statik dan dinamik dan meningkatkan
fungsi yang menyeluruh.Latihan terdiri dari latihan pasif, aktif, ketahanan, peregangan
dan rekreasi.9

Ortotik Prostetik
Digunakan untuk mengembalikan fungsi, mencegah dan mengoreksi
kecacatan, menyangga berat badan dan menunjang anggota tubuh
yang sakit. Pada penderita OAbiasa dilakukan rencana penggunaan
knee brace atau knee support.9
FISIOTERAPI

Terapi okupasi
Terapi okupasi meliputi latihan koordinasi aktivitas kehidupan sehari-hari(AKS) untuk
memberikan latihan pengembalian fungsi sehingga penderita bisa melakukan kembali
kegiatan/perkerjaan normalnya.9

Terapi Psikologi
Terapi psikologi diperlukan untuk pemberian motivasi dan
penanaman sugesti positif terhadap pasien agar mendapatkan
kepercayaan dirinya kembali untuk melakukan kegiatan sehari-hari.9

Sosial Medik
Tujuannya adalah menyelesaikan/memecahkan masalah sosial
yang berkaitan dengan penyakit penderita, seperti masalah
penderita dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat.9
Panduan latihan fisik bagi pasien OA
DAFTAR PUSTAKA

1. Sunarti S, Ridwan M, Firdaus M M. Komorbiditas Pasien Geriatri Dengan Osteoartritis Genu Di Rumah Sakit Dr. Saiful
Anwar Malang. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; 2011
2. Asviarty, Nuhani SA, Tulaar A, dkk. Osteoartritis. Dalam: StandarOperasional Prosedur.DEPKES. Jakarta, 2000; 15-18.
3. Rosjad C. Kelainan Degeneratif Tulang dan Sendi. Dalam : Pengantar IlmuBedah Ortopedi. Ujung Pandang : Bintang
Lamumpatue, 2003;1197-235.
4. Braunwald E, Fauci AS, et al. Degenerative joint disease. In: Harrison‟smanual of medicine 15 thed. Boston:
McGraw-Hill: 2002;748-49.
5. Vogelgesang S. Osteoartritis. In: West SG, editor. Rheumatology secrets,2nd edition. Philadelphia: Hanley & Belfus Inc,
2002;365-74.
6. Sengkey LS, dkk. Kumpulan Kuliah Rehabilitasi Medik FK UNSRAT Manado: 2010.
7. Erwinanti E. Perbandingan terapi osteoartritis lutut menggunakan SWD dengan atau tanpa latihan di RSUP Dr. Kariadi
Semarang [skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang; 2000.
8. Reni H. Masduchi. Rehabilitasi Nyeri pada Sendi Degeneratif. SMF/Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi RSU
dr.Soetomo/FK UNAIR. PKB Rehabilitasi Medik, Surabaya: 2005
9. Tulaar ABM. Peran Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik padaTatalaksana Osteoartritis. Semijurnal Farmasi dan
Kedokteran EthicalDigest. Februari 2006;46-54
10. Vogelgesang S. Osteoarthritis. In: West SG, editor. Rheumatology secrets,2nd edition. Philadelphia: Hanley & Belfus Inc,
2002;365-74.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai