Anda di halaman 1dari 7

pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
Page

CASE REPORT : LOW BACK PAIN Et Causa


SPONDYLOARTHROSIS LUMBALES

Fitriyani1*, Wega Fabia Prawira2

Departemen Neurologi Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin


1
2
Program Studi Profesi Dokter Universitas Malahayati

*)
Email Korespondensi: dr.fitriyani@yahoo.co.id

Abstract: Low Back Pain Et Causa Spondyloarthrosis Lumbales. Low Back Pain
(LBP) is one of the most common health problems complained of by patients. 60-
80% of people in Europe have complained of this disorder. According to data from
America, the prevalence of low back pain disorders ranges from 15-20% of the
general population. About 50% of the working age group admit to experiencing low
back pain every year. Jayson's group found that 35-37% of workers experienced back
pain and some of the sufferers referred to were those aged 49-59 years. This disorder
can be caused by various things, from muscle fatigue, radiculopathy, trauma (from
mild ones such as pulled muscles to severe ones such as spinal fractures), tissue
degeneration (such as osteoporosis and intervertebral disc degeneration), spinal
infections, spinal stenosis, spinal deformities (scoliosis, lordosis, and kyphosis) to
cancer.
Keywords: Low Back Pain, Scoliosis Vertebrae Lumbalis

Abstrak: Low Back Pain Et Causa Spondyloarthrosis Lumbales. Low Back Pain
(LBP) adalah salah satu masalah Kesehatan yang paling umum dikeluhkan pasien.
60-80% orang di Eropa pernah mengeluhkan gangguan ini. Menurut data dari
Amerika, prevalensi gangguan low back pain berkisar 15-20% dari populasi umum.
Dari kelompok usia bekerja sekitar 50% mengaku pernah mengalami low back pain
setiap tahunnya. Kelompok Jayson menemukan bahwa 35-37% pekerja mengalami
nyeri punggung dan sebagian penderita yang dimaksud adalah mereka yang ada
pada usia 49-59 tahun. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, dari
kelelahan otot, radikulopati, trauma (dari yang ringan seperti otot yang tertarik
hingga yang berat seperti fraktur tulang belakang), degenerasi jaringan (seperti
osteoporosis dan degenerasi discus intervertebralis), infeksi tulang belakang,
stenosis spinal, kelainan bentuk tulang belakang (scoliosis, lordosis, dan kifosis)
hingga kanker.
Kata kunci: Low Back Pain, Scoliosis Vertebrae Lumbalis

PENDAHULUAN usia 49-59 tahun. Gangguan ini dapat


Low Back Pain (LBP) adalah salah disebabkan oleh berbagai hal, dari
satu masalah Kesehatan yang paling kelelahan otot, radikulopati, trauma
umum dikeluhkan pasien. 60-80% orang
di Eropa pernah mengeluhkan gangguan (dari yang ringan seperti otot yang
ini. Menurut data dari Amerika, tertarik hingga yang berat seperti fraktur
prevalensi gangguan low back pain tulang belakang),
berkisar 15-20% dari populasi umum. degenerasi jaringan (seperti
Dari kelompok usia bekerja sekitar 50% osteoporosis dan degenerasi discus
mengaku pernah mengalami low back intervertebralis), infeksi tulang
pain setiap tahunnya (Meliala, dkk belakang, stenosis spinal, kelainan
2005). Kelompok Jayson menemukan bentuk tulang belakang (scoliosis,
bahwa 35-37% pekerja mengalami nyeri lordosis, dan kifosis) hingga kanker.
punggung dan sebagian penderita yang Pembagian etiologi berdasarkan
dimaksud adalah mereka yang ada pada sistem anatomi : LBP Viserogenik (organ

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 5, Mei 2023 2069
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
Page

abdomen) : Kelainan berasal dari ginjal, lancar tidak ada kelainan.


viscera pelvis, omentum minor, tumor
retroperitoneal, fibroid retrouteri. LBP HASIL DAN PEMBAHASAN
Verkulogenik (pembuluh darah) : Status pasien. Keadaan Umum :
Aneurisme diabdomen, penyakitTampak sakit sedang, Kesadaran :
vaskuler perifes, insufiensi dari arteri Compos mentis, GCS : E4 V5 M6 = 15.
glutea superior. LBP Neurogenik : Tanda vital Tekanan darah : 110/70
Tumor-tumor letaknya ekstraduralmmHg, Nadi : 92x/menit, Pernapasan :
maupun intradural ekstra medullar 22x/menit, Suhu : 36,7oC, SpO2 : 99%.
sering menyebabkan LBP oleh karena Status Generalisata. Kepala,
juga menekan radiks. LBP Spondilogenik Rambut : Normal, Pipi : nyeri
: Berasal dari :Tulang koluma spinalis perkusi (-), Mata : Konjungtiva anemis
(trauma, radang, tumor, metabolic dan (-/-), Sklera ikterik (-/-), Telinga :
spondilolistesis). Simetris, Normotia (+/+), Nyeri tekan (-
Sendi-sendir sakroiliakan. Jaringan/-), Nyeri tarik (-/-), Sekret (-/-) ,
lunak (degenerasi diskus, aptur diskus, Hidung : Deformitas (-), Nyeri tekan (-),
penjepitan akar saraf akibat stenosis Krepitasi (-), Deviasi septum (-), Sekret
spinalis. LBP Psikogenik : Dapat (-/-), Pernafasan cuping hidung (-),
disebabkan oleh keadaan depresi, Mulut : Sudut bibir simetris, Kering (-),
kecemasan maupun neurosis. Sianosis (-) Lidah : Tidak terdapat
deviasi. Leher, Pembesaran KGB :
METODE Tidak dilakukan pemeriksaan,
Pasien ny. U usia 65 tahun datang Pembesaran Tiroid : Tidak dilakukan
ke Poli Saraf RSPBA pada hari Sabtu pemeriksaan.
pukul 13.00 WIB dengan Keluhan Nyeri Semua pemeriksaan pada mata
pada bagian Pinggang dan menjalar ke dalam batas normal.telinga dalam batas
bagian Kaki sejak 2 minggu yang lalu. normal, hidung dalam batas normal,
Nyeri dirasakan pasien seperti tertusuk2 leher dalam batas normal, dada dalam
pada daerah pinggang dan kaki kadang2 batas normal, kulit dalam batas normal.
terasa kebas/kesemutan, Nyeri Status Neurologis didapatkan :
dirasakan seperti tertusuk tusuk dalam1. Pemeriksaan Rangsang Meningeal
jangka waktu yang lama. Os Hasil Pemeriksaan Rangsang Meningeal;
mengatakan Nyeri pada bangun saat Kaku kuduk kanan dan kiri
dirinya sedang dalam posisi tertidur atau (-), kernig test kanan dan kiri (-),
duduk Nyeri juga dirasakan ketika Lasseque test kanan dan kiri (-),
keadaan membungkuk. Os mengatakan Brudzinski I kanan dan kiri (-),
Nyeri membaik ketika sedang berbaring. Brudzinski II kanan dan kiri (-).
Pada saat itu Os terjatuh dari kursi yang Pemeriksaan saraf kranial
tiba2 ditarik oleh cucung nya dan Os didapatkan : Nervus Olfaktorius (N.I)
terjatuh dalam posisi duduk lalu Hasil Pemeriksaan Nervus Olfaktorius
terlentang hingga akhirnya Os jatuh (N.I); Daya pembau Normal. Nervus
Pingsan. Keluarga Os sempat memanggil Opticus (N.II). Tajam Penglihatan :
tukang urut namun tidak ada perubahan, Normal, Lapang Pandang : Normal,
lalu Os dibawa ke Bidan. Setelah 1 Tes warna : Normal, Fundus
minggu dari kejadian badan Os tiba2 oculi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Demam tinggi, Nyeri pinggang akhirnya Nervus Okulomotorius (N.III), Nervus
Os pun dibawa ke klinik Ridho Husada Trochlearis (N.IV) dan Nervus Abducen
dan dirawat inap selama 3 hari. Lalu Os (N.VI)
menjalani control kembali ke klinik Tabel 3 Hasil Pemeriksaan Nervus
tersebut yang kemudian di rujuk ke Okulomotorius (N.III), Nervus
RSPBA karena sakitnya yang tak Trochlearis (N.IV) dan Nervus Abducen
kunjung membaik. Keluhan demam (-), (N.VI); Hasil Pemeriksaan keadaan
mual muntah (-), kelemahan anggota Ptosis, Endoftalmus, Eksoftalmus,
gerak (-), riwayat trauma (+), hipertensi Nistagmus, Strabismus Mata Kanan dan
(-), DM (-), Kolesterol (-), BAB & BAK Kiri (-) ; Untuk Keadaan sensorik

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 5, Mei 2023 2070
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
Page

Diameter pupil Kanan dan kiri Normal Dalam : Tidak dilakukan. Koordinasi
(3mm), Bentuk pupil (Bulat), RCL (+), Rasa Sikap :
RCTL (+), Refleks Akomodasi (+); Untuk Tidak dilakukan Test Tunjuk Hidung :
pemeriksaan motoric gerakan bola mata Dapat dilakukan. Test pronasi supinasi :
(Normal). Dapat dilakukan.
Nervus Trigeminus (N.V) ; Hasil Susunan saraf otonom
Pemeriksaan Nervus Trigeminus (N.V) Miksi : DBN
Gerakan Motorik; Menggigit, membuka Defekasi : DBN
mulut, menutup mulut, masseter, M. Fungsi luhur
Temporalis (Normal). Nervus Facialis Fungsi bahasa : Baik
(N.VII) ; Diam : Simetris, Tersenyum : Fungsi orientasi : Baik
Simetris, Meringis : Simetris , Bersiul Fungsi memori : Baik
: Simetris , Tertawa : Simteris. Fungsi emosi : Baik
Nervus Vestibulokochlearis
(N.VIII) Tidak dilakukan Nervus 2. Pemeriksaan Refleks Fisiologis dan
Glossopharingeus dan Nervus Vagus Refleks Patologis
(N.IX dab N.X). Suara bindeng/nasal (-), a. Pemeriksaan Refleks Fisiologis
Posisi uvula (Normal) ditengah, deviasi • Bicep (+/+)
(-), Palatum mole (Tidak dilakukan), • Patella (+/+)
Arcus palatoglossus (Tidak dilakukan), • Trisep (+/+)
Arcus palatoparingeus (Tidak dilakukan), • Achilles(+/+)
Perasa lidah (1/3 anterior) (Tidakb. Pemeriksaan Refleks Patologis
dilakukan), Refleks menelan (+), Refleks• Hoffman trommer (-/-)
batuk (+), Refleks muntah (Tidak• Babinsky (-/-)
dilakukan), Peristaltik usus (Tidak • Chaddock (-/-)
dilakukan), Bradikardi (-), Takikardi (-)• Oppenheim (-/-)
Kesan → Tidak ada kelainan. • Gordon (-/-)
Nervus Assesorius (N.XI) ; Hasil
Pemeriksaan Nervus Assesorius (N.XI)
dari M. Sternocleidomastoideus dan M.
Trapezius kanan dan kiri (+). Nervus
Hipoglossus (N.XII); Kedudukan lidah
saat istirahat Atrofi : (-) ; Fasikulasi :
(-) Kedudukan lidah saat dijulurkan
Deviasi : (-) Kekuatan lidah menekan
mukosa pipi : Dapat dilakukan Artikulasi
“Ular melingkar lingkar di atas pagar” :
Dapat dilakukan
Pemeriksaan Motorik dan
Sensibilitas a. Pemeriksaan Motorik
Kekuatan Otot : 5/5 5/5
Tonus : Normal / Normal
Normal / Normal ; Klonus : Tidak Ada Gambar 1. Rontgen Thorax. Keterangan.
/ Tidak Ada Tidak Ada / Tidak Ada. Atrofi Kelengkapan melurus, tampak osteofit VL
Otot : Tidak Ada / Tidak 4,5. Tampak penyempitan di DIV VL 4-5.
Trabekulasi menurun. Spondyloarthrosis
Ada Tidak Ada / Tidak Ada.
lumbales. Paraspinas musculospasme
Pemeriksaan Sensibilitas
Eksteroseptif/rasa permukaan
Tidak didapatkan kelainan pada
(Superior/inferior) ; Rasa Raba :
pemeriksaan laboratorium darah
(+/+) ;Rasa Nyeri : (+/+) ; Rasa
lengkap dan pemeriksaan laboratorium
Suhu Panas : Tidak dilakukan. Rasa
kimia darah. Dari hasil anamnesis,
Suhu Dingin : Tidak dilakukan.
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
Propioseptif / Rasa dalam
penunjang didapatkan diagnosis Kerja
(Superior/Inferior). Rasa Getar
1. Diagnosis Klinis : Low Back Pain
: Tidak dilakukan. Rasa Nyeri

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 5, Mei 2023 2071
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
Page

2. Diagnosis Topis : Vertebra L4-L5 - Tulang koluma spinalis (trauma,


3. Diagnosis Etiologi : Low Back Pain e.c radang, tumor, metabolic dan
Spondyloarthrosis lumbales e.c spondilolistesis).
Paraspinas musculospasme - Sendi-sendir sakroiliakan.
Diagnosis Banding : Hernia Nucleus - Jaringan lunak (degenerasi diskus,
Pulposus (HNP), LBP Spondilogenik, aptur diskus, penjepitan akar saraf
Osteogenik (Skoliosis). akibat stenosis spinalis.
Tatalaksana dengan 2 metode e. LBP Psikogenik : Dapat disebabkan
yaitu diberikan terapi medikamentosa oleh keadaan depresi, kecemasan
dan terapi non medika mentosa. Untuk maupun neurosis.
terapi medikamentosa dapat diberikan LBP dapat diderita oleh orang
Na Diclofenac 50mg 2x1 dan Ranitidine dalam berbagai tingkatan social, tetapi
2x1. Untuk terapi non medikamentosa prevalensi nya berbeda tergantung dari
dianjurkan untuk fisioterapi dan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan
imobilisasi/pembatasan aktivitas fisik. pekerjaan. Wanita lebih sering
Low Back Pain (LBP) adalah salah menderita LBP dibandingkan pria, orang
satu masalah Kesehatan yang paling dengan usia lebih tua juga lebih sering
umum dikeluhkan pasien. 60-80% orang menderita LBP. Beberapa jenis penyebab
di Eropa pernah mengeluhkan gangguan serius LBP mengalami peningkatan
ini. Menurut data dari Amerika, prevalensi seiring dengan bertambahnya
prevalensi gangguan low back pain usia, dan terus meningkat hingga usia
berkisar 15-20% dari populasi umum. 60-65 tahun. LBP juga lebih sering
Dari kelompok usia bekerja sekitar 50% terjadi pada orang dengan pendidikan
mengaku pernah mengalami low back yang lebih rendah dengan durasi episode
pain setiap tahunnya (Meliala, dkk yang lebih lama dan outcome yang lebih
2005). Kelompok Jayson menemukan buruk. Pekerjaan yang mengharuskan
bahwa 35-37% pekerja mengalami nyeri pasien untuk mengangkat mendorong,
punggung dan sebagian penderita yang atau menarik bebab berat, atau
dimaksud adalah mereka yang ada pada pekerjaan yang dengan aktivitas fisik
usia 49-59 tahun. Gangguan ini dapat yang sedikit akan memperbesar resiko
disebabkan oleh berbagai hal, dari terjadinya gangguan ini. Tingkat
kelelahan otot, radikulopati, trauma kebugaran, kehamilan, berat badan
(dari yang ringan seperti otot yang yang berlebih, genetik, dan gangguan
tertarik hingga yang berat seperti fraktur jiwa juga berpengaruh.
tulang belakang), degenerasi jaringan Beban berat memiliki berbagai efek
(seperti osteoporosis dan degenerasi terhadap diskus intervertebralis, badan
discus intervertebralis), infeksi tulang dari vertebrata, faset dan ligamen-
belakang, stenosis spinal, kelainan ligamen tulang belakang. Pada beban
bentuk tulang belakang (scoliosis, berat yang menekan (compressive load)
lordosis, dan kifosis) hingga kanker. serabut anuker dari diskus mengalami
Pembagian etiologi berdasarkan perenggangan. Tulang vertebra juga
sistem anatomi : mengalami tekanan dan dapat patah
a. LBP Viserogenik (organ abdomen) : pada end–plate–nya. Ligamen- ligamen
Kelainan berasal dari ginjal, viscera tulang belakang cenderung dapat
pelvis, omentum minor, tumor melengkung dengan mudah dan sendi
retroperitoneal, fibroid retrouteri. faset hanya dapat sedikit menahan
b. LBP Verkulogenik (pembuluh darah) kompresi. Diskus intervertebralis akan
Aneurisme diabdomen, penyakit mengalami perubahan sifat ketika usia
vaskuler perifes, insufiensi dari arteri bertambah tua. Pada orang muda diskus
glutea superior. terutama tersusun atas fibrokartilago
c. LBP Neurogenik : Tumor-tumor dengan matriks gelatinus. Pada lansia
letaknya ekstradural maupun intradural akan menjadi fibrokartilago yang padat
ekstra medullar sering menyebabkan dan tak teratur. Degenerasi diskus
LBP oleh karena juga menekan radiks. merupakan penyebab nyeri punggung
d. LBP Spondilogenik : Berasal dari : yang biasa diskus lumbal bawah, L4-L5

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 5, Mei 2023 2072
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
Page

dan L5-S1, menderita stress mekanis Jenis OAINS yang paling sering
paling berat dan perubahan degenerasi digunakan di dunia adalah diklofenak,
terberat. Penonjolan diskus (herniasi biasanya dengan dosis antara 75 mg
nucleus pulposus) atau kerusakan sendi hingga 150 mg. obat ini bekerja dengan
faset dapat mengakibatkan penekanan cara menekan kerja enzim
pada akar saraf ketika keluar dari kanalis siklooksigenase (COX), sehingga jumlah
spinalis yang mengakibatkan nyeri yang prostaglandin yang dihasilkan kurang.
menyebar sepanjang saraf tersebut. Selain itu, diklofenak juga menekan jalur
Sekitar 12% orang dengan nyeri lipoksigenase, sehingga megurangi
punggung bawah menderita hernia inflamasi yang disebabkan oleh
nucleus pulposus ( Brunner & Suddarth, peningkatan leukotriene dan fosfolipase
2002 : 2321 ). A2. Obat ini juga mempengaruhi saluran
Menurut International Association ion kalium, sehingga menambah efek
for the Study of Pain (IASP), yang antinosiseptifnya. Diklofenak memang
termasuk dalam low back pain terdiri merupakan obat anti nyeri yang sangat
dari : efektif, tetapi seperti OAINS lainnya.
1. Lumbal Spinal Pain, nyeri di daerah Obat ini bersifat iritatif terhadap saluran
yang dibatasi: superior oleh garis pencernaan, sehingga berbagai
transversal imajiner yang melalui ujung penelitian telah dilakukan untuk
prosesus spinosus dari vertebra thorakal mengurangi terjadinya efek samping ini.
terakhir, inferior oleh garis transversal Salah satunya adalah dengan
imajiner yang melalui ujung prosesus menambahkan vitamin B.
spinosus dari vertebra sakralis pertama Untuk prognosis itu sendiri
dan lateral oleh garis vertikal tangensial biasanya pasien sembuh rata-rata dalam
terhadap batas lateral spina lumbalis. 7 minggu. Tetapi sering dijumpai
2. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah episode nyeri berulang. Dan sebanyak
yang dibatasi superior oleh garis 80% pasien mengalami keterbatasan
transversal imajiner yang melalui ujung dalam derajat tertentu selama 12 bulan,
prosesus spinosus vertebra sakralis mungkin hanya 10-15% yang
pertama, inferior oleh garis transversal mengalami disabilitas berat. Status
imajiner yang melalui sendi pasien setelah 2 bulan terapi merupakan
sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh indikator untuk meramalkan status
garis imajiner melalui spina iliaka pasien pada bulan ke-12. The Agency for
superior posterior dan inferior. Healthcare Research and Quality (AHRQ)
3. Lumbosacral Pain, nyeri di daerah 1/3 mengkaji hasil dari pembedahan untuk
bawah daerah lumbar spinal pain dan masalah – masalah low back pain.
1/3 atas daerah sacral spinal pain. Secara umum, dikektomi lumbal dapat
Menurut pedoman menghilangkan manifestasi nyeri pada
penatalaksanaan untuk adult acute and klien – klien dengan nyeri kaki yang
subacute LBP dari the Institute for parah dan melumpuhkan, lebih cepat
Clinical Systems Improvement and the dibandingkan dengan menejemen medis
National Institute of Neurological jangka panjang. Namun, pada klien-
Disorders and Stroke pilihan obat-obatan klien tanpa nyeri kaki, hanya ada sedikit
yang dapat digunakan antara lain adalah perbedaan pada hasil akhir antara
analgesik, obat-obatan antiinflamasi perawatan diskektomi dengan
nonsteroid (OAINS), anti konvulsan, dan perawatan konservatif. Kebanyakan
antidepresan. Untuk mengatasi nyeri klien yang mendapatkan injeksi nyeri –
dapat diberikan analgesic yang ringan kimopa (chymopa – pain) pada akhirnya
seperti paracetamol atau yang berat memerlukan diskektomi sebagai solusi
seperti morifn, sedangkan jika terjadi nyeri permanen. Masih diperlukan
nyeri yang disertai dengan inflamasi, banyak penelitian untuk menentukan
sebaiknya diberikan OAINS seperti teknik apa yang paling baik bagi klien
ibuprofen, ketoprofen, natrium tertentu; pilihan klien juga berperan
diklofenak, atau kalium diklofenak. dalam penentuan teknik yang akan
digunakan (Joyce, 2009).

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 5, Mei 2023 2073
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
Page

Anurogo Dito. (2013). Diagnosis dan


KESIMPULAN Manajemen Amyotrophic Lateral
Telah dilaporkan satu kasus LBP Sclerosis.
(low back pain) e.c scoliosis vertebra http://www.kalbemed.com/Portals
lumbalis pada seorang perempuan /6/10_204Diagnosis%20dan%20M
berusia 65 tahun yang ditegakkan anajemen%20Amyotrophic%20Lat
diagnosisnya berdasarkan anamnesis eral%20Sclerosis.pdf.
didapatkan Nyeri Pinggang dan menjalar Fialova L, Svarcova J, Bartos A, Ridzon
ke bagian Kaki selama 2 minggu. Pada P, Malbohan I, Keller O, Rusina R.
pemeriksaan fisik tidak didapatkan 2010. Cerebrospinal fl uid and
kelainan dan pemeriksaan penunjang serum antibodies against neurofi
Rontgen terdapat Kelengkapan melurus, laments in patients with
tampak osteofit VL 4 dan 5, Tampak amyotrophic lateral sclerosis. Eur J
penyempitan di DIV VL 4-5, Trabekulasi Neurol. 2010 Apr;17(4):562-6.
menurun, Spondyloarthrosis lumbales, Ehrlich, George E. 2003. Low Back Pain.
Paraspinas musculospasme. Diberikan http://www.who.int/bulletin/volu
penanganan terapi medikamentosa dan mes/81/9/Ehrlich.pdf.
terapi non medika mentosa. Untuk terapi Goertz M, Thorson D, Bonsell J, Bonte B,
medikamentosa dapat diberikan Campbell R, Haake B, Johnson K,
Diclofenac 50mg 2x1 dan Ranitidine 2x1. Kramer C, Mueller B, Peterson S,
Untuk terapi non medikamentosa Setterlund L, Timming R. (2012).
dianjurkan untuk fisioterapi dan Adult
imobilisasi/pembatasan aktivitas fisik. Acute and Subacute Low Back Pain.
Institute for Clinical Systems
DAFTAR PUSTAKA Improvement. Updated November
A. Delitto, S.Z. George, L. Van Dillen, et 2012.
al. (2012). Low Back Pain: Clinical H.A. Ponce-Monter, M.I. Ortiz, A.F.
Practice Guidelines Linked to the Garza-Hernandez. (2012) Effect of
International Classification of Diclofenac with B vitamins on the
Functioning Disability and Health treatment of acute pain originated
from the Orthpedic Section of the by lower limb fracture and surgery.
American Physical Therapy Hindawi Publishing Company. Pain
Association. J Orthop Sports Phys Research and Treatment. Vol.
Ther. 42(4):A1-A57. Doi: 2012. Article ID 104782. Doi:
10.2519/jospt.2012.0301. 10.1155/2012/104782.
Adnyana, I Wayan Widhi. (2018). Harsono. 1996. Buku Ajar Neurologi
Pengaruh Senam Lansia terhadap Klinis. Edisi 1. Yogyakarta: Gadjah
Kemampuan Fungsional pada Mada University Press.
Lansia yang Mengalami Low Back Jokelainen M. Amyotrophic lateral
Pain (Nyeri Punggung) di Desa sclerosis in Finland. II: Clinical
Leyangan Kecamatan Ungaran characteristics. Acta Neurol Scand.
Timur Kabupaten Semarang. 1977;56:194–204.
http://perpusnwu.web.id/karyailm Leigh PN, Abrahams S, Al-Chalabi A,
iah/documents/3551.pdf. Ampong MA, Goldstein LH, Johnson
Andersen PM, Borasio GD, Dengler R, J, et al., King’s MND Care and
Hardiman O, Kollewe K, Leigh PN, Research Team. The management
Pradat PF, Silani V, Tomik B. EFNS. of motor neuron disease. J Neurol
(2005). Task force on management Neurosurg
of amyotrophic lateral sclerosis: Psychiatry.2003;70(Suppl 4):32–
guidelines for diagnosing and 47
clinical care of patients and M.A. Mibelli, M. Geller, J.C. Cohen, et al.
relatives. An evidence-based (2009). Diclofenac plus B vitamins
review with good practice points. versus diclofenac monotherapy in
European Journal of Neurology lumbago: the DOLOR study.
12:921–38 Current Medical Research &

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 5, Mei 2023 2074
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan
Page

Opinion. Vol. 25, No. 11 ; 2589-


2599.
Murray A. Christine. 2006. Amyothriphic
lateral sclerosis. New York: Nova
Science Publisher inc.
National Institute of Neurological
Disorders and Stroke. (2015). Low
Back Pain Fact Sheet. Last updated
February 23, 2015.
Pepijn DDM Roelofs, Rick A Deyo, Bart W
Koes, Rob JPM Scholten, Maurits W
van Tulder. (2011). Non-steroidal
anti-inflamatory drugs for low back
pain. Cochrane review. The
Cochrane Collaboration. John Wiley
& Sons Ltd.
Tiara, Aninditha,. 2022. Buku Ajar
Neurologi Edisi keuda. halaman
688.

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 10, No. 5, Mei 2023 2075

Anda mungkin juga menyukai