Anda di halaman 1dari 58

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA

KASUS HEMIPARESE DUPLEX ET CAUSE


AUTOIMUN VASKULER UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN
FUNGSIONAL BERJALAN

Latar Belakang
Stroke adalah tanda- tanda klinik karena gangguan
fungsi otak dengan gejala klinis yang bertahan
selama 24 jam atau lebih.
Fisioterapi merupakan profesi kesehatan yang
menyediakan perawatan untuk mengembangkan,
memelihara, dan memaksimalkan gerak dan fungsi
gerak dalam kehidupan seseorang, terutama saat
terjadi gangguan gerak dan fungsi gerak akibat
penuaan, cedera/trauma fisik, penyakit, dan faktor
lingkungan lainnya.

Definisi Stroke

Stroke menurut World Health Organization


(WHO) adalah tanda- tanda klinik yang
berkembang cepat oleh karena gangguan fungsi
otak baik fokal maupun global dengan gejala klinis
yang bertahan selama 24 jam atau lebih dan dapat
menyebabkan kematian, tanpa penyebab lain
selain gangguan vaskuler.

Anatomi dan Fisiologi Otak


Otak adalah organ vital yang terdiri dari 100-200
milyar sel aktif yang saling berhubungan dan
bertanggung jawab atas fungsi mental dan
intelektual.
Cerebrum
Cerebellum
Brainstem

Klasifikasi Stroke

Hemoragik
Iskemik
Transient

Ischemic Attack
Reversible Ischemic Neurological Deficit

Manifestasi Stroke Iskemik


Kelumpuhan wajah dan anggota gerak.
Terjadi pada saat santai atau terjadi pada pagi hari.
Gangguan sensibilitas daerah yang lumpuh.
Adanya riwayat TIA sebelumnya.
Tidak biasanya ditemukan nyeri kepala, muntah,

kejang dan kesadaran yang menurun.


Tidak
ditemui adanya tanda rangsangan
meningeal.

Definisi Hemiparese

Hemiparese adalah kelemahan otot pada satu


sisi tubuh.
Hemiparese duplex adalah kelemahan otot pada
kedua sisi bagian tubuh sekaligus bahkan dapat
sampai mengakibatkan kelumpuhan.

Etiologi Hemiparese Duplex

Patofisiologi Hemiparese Duplex


Penurunan aliran darah
Pengurangan O2
Kegagalan energi
Terminal depolarisasi
Kegagalan homeostasis
ion
Apoptosis proses patofisiologi
pada cedera SSP akut sangat
kompleks dan melibatkan
permeabilitas patologis dari
sawar darah otak, kegagalan
energi, hilangnya homeostasis
ion sel, asidosis,

Eksitoksisitas dan
kegagalan
homeostasis ion
Spreading depression

Inflamasi

Prognosis Hemiparese Duplex

Program dimulai kurang dari 24 jam maka


pengembalian fungsi lebih cepat
Saat dimulainya pemulihan klinis, prognosis
akan lebih buruk bila ditemukan adanya: 1-4
minggu gerak aktif masih nol

Autoimun
Sistem imunitas menjaga tubuh melawan pada
apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau
berbahaya.
Gangguan autoimun adalah kegagalan fungsi
sistem kekebalan tubuh yang membuat tubuh
menyerang jaringannya sendiri.

Hemiparese Duplex et cause Autoimun Vaskuler

Pada pasien dengan stroke atau transient ischaemic attack,


ada beberapa dari mereka yang mempunyai penyakit autoimun
atau inflamasi vaskuler.
Pada faktanya, pasien dengan penyakit kolagen vaskuler
biasanya mempunyai ensefalopati secara umum atau aseptic
chronic meningitis, dengan atau tanpa ciri fokal, yang tidak
terlalu sesuai dengan pasien stroke biasa
Systemic Lupus Erythematosus
Sindrom Sjgren

Fisiologi Exercise
Waktu terjadinya stroke, apabila terjadi paralise secara
total pada anggota gerak makaekstremitas yang terkena
akan fleksid dalam 48 jam, yang kemudian akan
berkembang ke arah spastisitas dan akhirnya ke tonus
otot yang normal, sedangkan kekuat-an otot akan
kembali melalui pola sinergis menuju gerakan itu sendiri.
Aplikasi metode Bobath meningkatkan pola gerak
normal dengan peningkatan jarak gerak sendi pada sendi
panggul dan lutut, serta pergerakan pelvis dan ankle.

Penatalaksanaan Fisioterapi

Bobath
Neuro-Developmental Treatment
Gait Training

Proses Fisioterapi

Assesmen adalah suatu penilaian fisioterapis


mengenai kondisi pasien. Hal ini sangat penting
dalam proses fisioterapi karena dengan assesmen
yang lengkap, fisioterapi dapat mengetahui masalah
yang dihadapi oleh pasien dan intervensi apa saja
yang harus diberikan oleh fisioterapi.

FORMULIR FISIOTERAPI
Nama Fisioterapi :
Peminatan
: Fisioterapi Neuromuskular
Nama Dokter
:
Ruangan
: Poli FT C
Nomor Register : 400-61-51
Tanggal periksa
: 03 November 2016

1. PENGUMPULAN DATA IDENTITAS PASIEN : (S)


Nama jelas
:
Tempat/tgl Lahir :
Alamat
:
Pendidikan terakhir : Sarjana Komunikasi
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Hobi
: Menonton TV, mendengarkan radio
Diagnosis Medik : Hemiparese duplex et cause autoimun dd/
vaskuler

2. PENGUMPULAN DATA RIWAYAT PENYAKIT : (S)


KU

: Lemah pada lengan kanan dan tungkai kanan dan tidak

dapat berjalan seimbang


RPS

:
Pada pertengahan tahun 2015, Os merasakan berat pada tungkai

kanannya saat berjalan, dan nyeri hilang timbul pada paha kanan seperti
tertusuk-tusuk. Saat itu Os tidak dapat mengendarai motor, bekerja dan
mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Lalu Os berobat ke Puskesmas
Pisangan dan dirujuk ke RSUD Ciputat bagian poli saraf. Selanjutnya Os
dirujuk ke RSUPN Cipto Mangunkusumo dibagian saraf dan hanya
diberikan obat.

Pada akhir tahun 2015, Os menghentikan pengobatan dengan


dokter saraf RSCM, karena dokter yang bersangkutan pergi ke Cina.
Os dibawa ke pengobatan alternatif dan diberikan obat herbal.
Hasilnya tidak ada perubahan. Pada akhir tahun 2015 sampai
pertengahan tahun 2016 Os tidak melakukan pengobatan apapun.
Pada pertengahan tahun 2016, Os mengetahui bahwa dokter saraf
yang merawat Os sebelumnya telah kembali ke Indonesia. Os
kembali berobat ke bagian saraf RSCM dan dirujuk ke fisioterapi
untuk menjalani terapi berupa latihan berjalan. Saat itu Os merasakan
sisi kanan tubuh makin melemah, membuat Os kesulitan dalam
melakukan aktifitas sehari-hari.

Pada Oktober 2016, Os pertama kali ke


Fisioterapi RSCM dan saat ini adalah terapi kelima.
Perubahan yang dirasakan Os ialah sisi kanan tubuh
Os terasa lebih ringan dan gerakan di lengan kanan
menjadi lebih mudah dari pada sebelum terapi.

RPD

: Kolesterol negatif
Diabetes Melitus negatif
Hipertensi negatif
Penyakit jantung negatif
Riwayat trauma negatif
RPK
: Tidak ada
Rpsi
:
Os tinggal bersama orang tua , kaka dan 2 orang
Saat ini Os tidak berkerja.
Sebelumnya Os bekerja sebagai Guru TK dan pengajar les private
Os tidak mengerjakan pekerjaan rumah (Ibu Os yang mengerjakan)

Pemeriksaan khusus :
1. Inspeksi
Dinamis
Cara jalan
: Hemiplegic Gait
Drop foot ankle dextra
a. Stance phase
Heel strike : Tidak ada
Foot flat : Hip semifleksi, Knee semifleksi, Ankle netral
Mid stance : Hip netral, Knee hyperekstensi, Ankle netral
Heel off
: Hip ekstensi, abduksi, Knee ekstensi, Ankle
plantar fleksi
Toe off : Hip ekstensi, abduksi, Knee ekstensi, Ankle
plantar fleksi

Statis:

Posisi saat berdiri


Anterior :
Head in midline
Nistagmus kedua mata
Asimetris shoulder (kiri lebih tinggi dari kanan)
Body arm space asimetris

Lateral :
Alignment simetris
Tidak tampak forward head
Posterior :
Head in midline
Asimetris shoulder (kiri lebih tinggi dari kanan)
Body arm space asimetris (sinistra = 3cm, dextra = 5 cm)
SIPS simetris
Popliteal simetris
Partial Weight Bearing ankle dextra

Pola sinergis :
Shoulder : Endorotasi, adduksi
Elbow : Semifleksi
Wrist : Pronasi
Phalange : Semifleksi
Hip
: Ekstensi, Abduksi
Knee : Hiperekstensi
Ankle
: Plantar fleksi
Toes : Netral

Posisi saat telentang


Anterior :
Head in midline
Asimetris shoulder (kiri lebih tinggi dari kanan)
SIAS simetris
Patella simetris
Ankle plantar fleksi bilateral
Tidak tampak atrofi otot UE dan LE

Pola synergis :
Shoulder : Endorotasi, adduksi
Elbow : Semifleksi
Wrist
: Pronasi
Phalange : Semifleksi
Hip
: Ekstensi, Endorotasi, Abduksi
Knee
: Ekstensi
Ankle : Plantar fleksi, eversi
Toes
: Netral

Posisi saat duduk


Anterior :
Head in midline
Asimetris shoulder (kiri lebih tinggi dari kanan)
SIAS simetris
Patella simetris
Partial Weight Bearing gluteus dextra
Tidak tampak atrofi otot UE dan LE

Pola synergis :
Shoulder : Endorotasi, adduksi
Elbow : Semifleksi
Wrist : Pronasi
Phalange : Semifleksi
Hip
: Fleksi, Abduksi, Eksorotasi
Knee : Fleksi
Ankle : Plantar fleksi, inversi
Toes : Netral

Lateral :
Alignment simetris
Tidak tampak forward head
Posterior :
Head in midline
Asimetris shoulder (kiri lebih tinggi dari kanan)
Partial Weight Bearing gluteus dextra
Tidak tampak atrofi otot UE dan LE

2. Palpasi
Tidak ada oedem pada UE dan LE
Tidak ada spasme pada UE dan LE
Tidak ada nyeri tekan pada UE dan LE

3. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar


Dari pemeriksaaan fungsi gerak dasar didapatkan

bahwa ROM upper extremity, lower extremity, dan


trunk secara pasif full untuk semua gerakan lingkup
gerak sendi.
Intention tremor pada hand dextra
Rest tremor tidak ada

Manual Muscle Testing

4. Test khusus
Antropometri

Tes Clonus : Ankle dextra positif


Tes Spastisitas : Ashworth Scale

Tes Keseimbangan

Romberg Test Negatif


(tidak ada gangguan)
Modified Romberg Test Positif
(ada gangguan : jatuh pada detik ke-6)
Two point discrimination test : positif
(tidak ada gangguan)
Tes Koordinasi
Finger to nose test negatif
(ada gangguan karena kelemahan otot)
Finger to finger test negatif
(ada gangguan karena kelemahan otot)

Tes sensibilitas : normal

(dapat merasakan tajam dan tumpul)


Tes Refleks
Babinski Test Positif/ Negatif
Knee Reflex dextra : 4/4 (Baik)
sinistra : 4/4 (Baik)
Tightness pada :
Deltoideus middle dextra
Flexor elbow dextra
Flexor wrist dextra
Adduktor hip bilateral
Tendon achilles bilateral

Barthel index

Pada pemeriksaan didapatkan skor = 70 yang berarti


pasien termasuk kategori ketergantungan sedang.

IV. PENGUMPULAN DATA TERTULIS PEMERIKSAAN


PENUNJANG
1. Laporan radiologi
Oleh
: Dr. dr. Jacub Pandelaki, SpRad
Tanggal
: 25-08-2016
Untuk pemeriksaan : Brain
Hasil : Infark akut periventrikel dan basal ganglia bilateral
(DD0thrombosis vena cerebral interna)
2. Laporan laboratorium
Tanggal
: 26-08-2016
Untuk pemeriksaan : Darah
Hasil
:
- Bakteria Positif
- Autoimun : ANA Positif ( Pola speckled halus, titer 1/100 >
anti SS-A, anti SS-B, kemungkinan: Sjogrens Syndrome, SLE)

V. Urutan Masalah Fisioterapi


1. URUTAN MASALAH FISIOTERAPI BERDASARKAN PRIORITAS

Kelemahan anggota gerak Upper Extremity dextra dan Lower


Extremity dextra
Tonus postural tinggi
Tightness pada Deltoideus middle dextra , Flexor elbow dextra,
Flexor wrist dextra, Adduktor hip bilateral, Tendon achilles
bilateral
Belum bisa ke duduk mandiri dari telentang
Belum bisa berjalan dengan pola yang benar
(Hemiplegic gait, standing balance inadekuat, transfer weight
bearing inadekuat).

2. Diagnosa Fisioterapi
Impairment :
Kelemahan anggota gerak Upper Extremity dextra dan
Lower Extremity dextra
Tonus postural tinggi
Tightness pada Deltoideus middle dextra , Flexor elbow
dextra, Flexor wrist dextra, Adduktor hip bilateral, Tendon
achilles bilateral
Belum bisa ke duduk mandiri dari telentang
Belum bisa berjalan dengan pola yang benar
(Hemiplegic gait, standing balance inadekuat, transfer
weight bearing inadekuat).

Activity limitation:

Tidak bisa jongkok


Tidak bisa toileting mandiri
Tidak bisa turun tangga
Tidak bisa mengendarai motor
Participation limitation :
Tidak dapat bekerja (mengajar di TPA, les privat, sekolah
TK)
Tidak bisa membantu keluarga mengerjakan pekerjaan rumah
tangga

VI. Program Pelaksanaan Fisioterapi


1. Pengumpulan data program fisioterapi dari dokter
rehabilitasi medik
Tanggal : 18 Oktober 2016
Oleh : dr. Ira Mistivani, Sp.KFR-K
Program fisioterapi :
Latihan koordinasi dan sitting dynamic balance
Gentle Stretching pada flexor elbow dextra untuk
mengurangi spastisitas
Gentle Stretching pada dorsoflexor (gastrochnemeus)
Untuk membantu transfer, ambulatory and, walker.

2. Tujuan
Tujuan jangka pendek
Menormalkan tonus postural
Mengurangi tightness
Meningkatkan fungsional anggota gerak ekstremitas atas dan
bawah tubuh
Reedukasi gerak Upper Extremity dan Lower Extremity
Meningkatkan balance, transfer weight bearing
Koreksi postur
Memperbaiki pola berjalan
Tujuan jangka panjang
Meningkatkan kemampuan fungsional berjalan dengan pola
yang benar.

Metode Pemberian Fisioterapi

Uraian Tindakan Fisioterapi

BOBATH
PNF
GAIT TRAINING

Bobath

Inhibisi pola fleksi pada elbow


Tujuan : Inhibisi spastik pola fleksi pada elbow
Posisi pasien : Tidur terlentang
Posisi terapis : Disamping pasien

Cara 1: Handling Fisioterapis menggenggam di palmar hand


pasien
Cara 2 : Fiksasi di posterior arm
Cara 3 : Fiksasi di posterior

PNF

Upper Extremity dan Lower Extremity


Teknik Rhythmical Initiation
Teknik Irradiasi

Posisi pasien : Tidur terlentang


Posisi terapis : Disamping pasien

Rhythmical Initiation
Upper extremity
Fleksi adduksi eksorotasi dengan fleksi elbow
Ekstensi abduksi endorotasi
Fleksi abduksi eksorotasi
Ekstensi adduksi endorotasi
Lower extremity
Fleksi abduksi endorotasi
Ekstensi adduksi eksorotasi

Irradiation

Gerakan sesuai patron scapula yaitu :


Elevasi anterior depresi posterior

Elevasi posterior depresi anterior

Latihan Berdiri Stabil

Transfer weight bearing

Balance

Gait Training

Program untuk dirumah

Edukasi untuk koreksi postur


Latihan kegiatan mandiri menggunakan tangan kanan
Latihan di pinggir bed
Latihan berjalan

NOTULENSI

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai