Anda di halaman 1dari 30

AMNESIA PASCA

TRAUMA
Ihdina Hanifa H. I.
30101407207
UNISSULA

Pembimbing:
dr. Rr. Emmy
Kusumawati, Sp.S
Bab I Pendahuluan

 Post Traumatic Amnesia pertama kali digunakan


oleh Symonds pada tahun 1928 yang merujuk pada
periode antara trauma dan pulihnya memori
termasuk saat dimana pasien tidak sadar.

 Data cedera kepala di Indonesia, Makassar


khususnya di Rumah Sakit Dr. Wahidin
Sudirohusodo pada tahun 2007 berjumlah 1078
kasus. Pada penelitian yang dilakukan Tate dkk di
sebuah pusat rehabilitasi, 70% dari pasien yang
mengalami cedera kepala mengalami gangguan
ingatan, baik itu amnesia retrograde maupun
amnesia anterograde, dan gangguan perilaku.

Tate R, Pfaff A, Bagulley I. A multicentre, randomised trial examining the effect of test procedures measuring
emergence from posttraumatic amnesia. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2006(77):841-849.
Bab II Tinjauan Pustaka

 Definisi
 Menurut Brain Injury Association of America, cedera
kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat
kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh
serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi
fisik.
Epidemiologi

 Data epidemiologis tentang cedera kepala di Indonesia


hingga saat ini belum tersedia, namun dari data yang
ada dikatakan dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan.

 Data cedera kepala di Makassar khususnya di Rumah


Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo pada tahun 2005
berjumlah 861 kasus, tahun 2006 berjumlah 817 kasus
dan tahun 2007 berjumlah 1078 kasus.

Tate R, Pfaff A, Bagulley I. A multicentre, randomised trial examining the effect of test procedures measuring
emergence from posttraumatic amnesia. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2006(77):841-849.
Klasifikasi

 Cedera yang tampak pada kepala bagian luar terdiri dari


dua, yaitu secara garis besar adalah trauma kepala
tertutup dan terbuka.
 The Brain and Spinal Cord Organization 2009,
mengatakan trauma kepala tertutup adalah apabila
suatu pukulan yang kuat pada kepala secara tiba-tiba
sehingga menyebabkan jaringan otak menekan
tengkorak.
 Trauma kepala terbuka adalah yaitu luka tampak telah
menembus sampai kepada dura mater.
 Perdarahan Intrakranial
Perdarahan Epidural
Perdarahan Subdural
Perdarahan Subaraknoid
Perdarahan Intraventrikular
Perdarahan Intraserebal
Etiologi Trauma Kepala

 Menurut Brain Injury Association of America, penyebab


utama trauma kepala adalah karena terjatuh sebanyak
28%, kecelakaan lalu lintas sebanyak 20%, karena
disebabkan kecelakaan secara umum sebanyak 19% dan
kekerasan sebanyak 11% dan akibat ledakan di medan
perang merupakan penyebab utama trauma kepala.

 Kecelakaan lalu lintas dan terjatuh merupakan


penyebab rawat inap pasien trauma kepala yaitu
sebanyak 32,1 dan 29,8 per100.000 populasi.

Shrager Y, Squire LR. Amnesia. Scholarpedia;3(8):2789.


Tingkat Keparahan Trauma Kepala Dengan
SKG

 Skala koma Glasgow adalah nilai (skor) yang diberikan


pada pasien trauma kapitis, gangguan kesadaran dinilai
secara kwantitatif pada setiap tingkat kesadaran.
Bagian-bagian yang dinilai adalah :

 Proses membuka mata (Eye Opening)


 Reaksi gerak motorik ekstrimitas (Best Motor Response)
 Reaksi bicara (Best Verbal Response)

Kopelman MD. Disorders of memory. Brain 2002;125:2152-2190


Eye Opening Bes
t Verbal Response
Mata terbuka dengan spontan 4
Menjawab pertanyaan dengan benar 5
Mata membuka setelah diperintah 3
Salah menjawab pertanyaan 4
Mata membuka setelah diberi rangsang nyeri 2
Mengeluarkan kata-kata yang tidak sesuai 3
Tidak membuka mata 1
Bes Mengeluarkan suara yang tidak ada artinya 2
t Motor Response

Tidak ada jawaban 1


Menurut perintah 6

Dapat melokalisir nyeri 5 Trauma kapitis Ringan, Skor Skala Koma


1. Glasgow 14 – 15

Menghindari nyeri 4 Trauma kapitis Sedang, Skor Skala Koma


2. Glasgow 9 – 13

Fleksi (dekortikasi) 3 Trauma kapitis Berat, Skor Skala Koma


3. Glasgow 3–8

Ekstensi (decerebrasi) 2

Tidak ada gerakan 1


Mekanisme Terjadinya Cedera Trauma Kepala

 Beberapa mekanisme yang timbul terjadi trauma


kepala adalah seperti translasi yang terdiri dari
akselerasi dan deselerasi.

 Akselerasi : kepala bergerak ke suatu arah atau tidak


bergerak dengan tiba-tiba suatu gaya yang kuat
searah dengan gerakan kepala, maka kepala akan
mendapat percepatan (akselerasi) pada arah
tersebut.

 Deselerasi : kepala bergerak dengan cepat ke suatu


arah secara tiba-tiba dan dihentikan oleh suatu
benda misalnya kepala menabrak tembok maka
kepala tiba-tiba terhenti gerakannya.

Shrager Y, Squire LR. Amnesia. Scholarpedia;3(8):2789


Manifestasi Klinis

 Tanda-tanda atau gejala klinis untuk


yang trauma kepala ringan:
 Pasien tertidur atau kesadaran yang menurun
selama beberapa saat kemudian sembuh.
 Sakit kepala yang menetap atau
berkepanjangan.
 Mual atau dan muntah.
 Gangguan tidur dan nafsu makan yang
menurun.
 Perubahan keperibadian diri.
 Letargik.

Kopelman MD. Disorders of memory. Brain 2002;125:2152-2190


Manifestasi Klinis

 Tanda-tanda atau gejala klinis untuk


yang trauma kepala berat:
 Simptom atau tanda-tanda cardinal yang
menunjukkan peningkatan di otak
menurun atau meningkat.
 Perubahan ukuran pupil (anisokoria).
 Triad Cushing (denyut jantung menurun,
hipertensi, depresi pernafasan).
 Apabila meningkatnya tekanan
intrakranial, terdapat pergerakan atau
posisi abnormal ekstrimitas.

Kopelman MD. Disorders of memory. Brain 2002;125:2152-2190


Definisi Amnesia

 Amnesia adalah kondisi terganggunya daya ingat.


Penyebab amnesia dapat berupa organik atau
fungsional. Penyebab organik dapat berupa kerusakan
otak, akibat trauma atau penyakit, atau penggunaan
obat-obatan (biasanya yang bersifat sedatif). Penyebab
fungsional adalah faktor psikologis,

Shrager Y, Squire LR. Amnesia. Scholarpedia;3(8):2789


Klasifikasi Amnesia

 Amnesia menyeluruh sekejap


 Amnesia korsakoff
 Amnesia Lakunar
 Amnesia emosional
 Transient global amnesia
 Anterograde amnesia
 Retrograde amnesia

Shrager Y, Squire LR. Amnesia. Scholarpedia;3(8):2789


 Anterograde amnesia : kejadian baru
dalam ingatan jangka pendek tidak
ditransfer ke ingatan jangka panjang yang
permanen. Penderitanya tidak akan bisa
mengingat apapun yang terjadi setelah
munculnya amnesia ini walaupun baru
berlalu sesaat.

 Retrograde amnesia : ketidakmampuan


memunculkan kembali ingatan masa lalu
yang lebih dari peristiwa lupa biasa.

Shrager Y, Squire LR. Amnesia. Scholarpedia;3(8):2789


Proses Pembentukan Memori

 Ingatan atau memori merupakan hasil dari perubahan


kimia atau struktural pada penyaluran sinyal yang
terjadi antar sel saraf satu dan lainnya. Adanya
perubahan tersebut mengakibatkan terbentuknya
semacam “jalur” perambatan sinyal.

 Jalur ini disebut dengan memory traces. Sinyal dapat


berjalan sepanjang memory traces tersebut menuju ke
otak.

Shrager Y, Squire LR. Amnesia. Scholarpedia;3(8):2789


 Pertama-tama, memori disimpan sebagai memori jangka
pendek.

 Proses perubahan memori jangka pendek dan jangka


panjang disebut proses konsolidasi.

 Pada proses tersebut, memori jangka pendek mengalami


perangsangan berulang-ulang sehingga terjadi
perubahan yang lebih permanen pada sel saraf. Hal itu
diduga terjadi pada bagian temporal otak yang disebut
hipokampus.

Shrager Y, Squire LR. Amnesia. Scholarpedia;3(8):2789


 Amnesia anterograde, amnesia ini terkait dengan
kerusakan pada bagian temporal otak yang bertanggung
jawab untuk konsolidasi.

 Orang yang menderita amnesia tipe ini dapat mengingat


apa yang mereka pelajari sebelum terjadinya amnesia,
tapi mereka tidak dapat menyimpan memori baru yang
permanen.

Shrager Y, Squire LR. Amnesia. Scholarpedia;3(8):2789


 Amnesia retrograde biasanya terjadi setelah insiden
yang mengganggu aktivitas listrik otak, misalnya
benturan pada kepala.

 Pada saat itu, memori jangka pendek terganggu


sehingga orang tersebut tidak dapat mengingat kejadian
beberapa jam sebelum insiden tersebut.

 Trauma yang lebih parah dapat pula mengganggu


memori jangka panjang.
Definisi Amnesia Pasca
Trauma
 Amnesia pasca trauma didefinisikan pertama kali oleh
Russell dan Smith sebagai periode setelah trauma kapitis
dimana informasi tentang kejadian yang berlangsung tidak
tersimpan

 Dalam istilah neuropsikologi kognitif, PTA adalah suatu


gangguan pada memori episodik yang digambarkan sebagai
ketidakmampuan pasien untuk menyimpan informasi
kejadian yang terjadi dalam konteks temporospatial yang
spesifik.

Asrini S, Dhanu R, Sjahrir H. Peranan Post Traumatic Amnesia (PTA) dan Parameter Laboratorium Sebagai
Prediktor Terhadap Outcome pada Penderita Trauma Kapitis Akut Ringan-Sedang. USU e-Repository 2008.
Klasifikasi Amnesia Pasca
Trauma
 Post traumatic amnesia dapat dibagi dalam 2 tipe. Tipe
yang pertama adalah retrograde, yang didefinisikan oleh
Cartlidge dan Shaw, sebagai hilangnya kemampuan
secara total atau parsial untuk mengingat kejadian yang
telah terjadi dalam jangka waktu sesaat sebelum
trauma kapitis.

 Tipe yang kedua dari PTA adalah amnesia anterograde,


suatu defisit dalam membentuk memori baru setelah
terjadinya trauma pada otak.

Guise Ed. Amnesia. International Encyclopedia of Rehabilitation 2010.


Anatomi dan Fisiologi Memori
 Ada tiga bagian pada otak yang jika
mengalami kerusakan dapat
menyebabkan gangguan pada memori,
yaitu lobus temporalis medial,
diencephalon dan basal forebrain.

 Hipokampus : peranan penting dalam


mengingat.

 Temporalis medial posterior : Area


terbesar berperan dalam memory
recall.

 Hipokampus/lobus temporalis medial :


memori anterograde.

 Diensefalon/Thalamus : memori
retrograde.

Morgan SZ, Squire L. Neuroanatomy of Memory. Annu. Rev. Neurosci 1993;16:547-563.


Penegakan Diagnosis Amnesia Pasca Trauma

 apa yang dilupakan oleh pasien?


 periode waktu apa yang hilang dari ingatan pasien?

 Gejala Klinis
 Kebingungan
 Disorientasi
 Gelisah
 Agresif
 Mengerang, bertingkah seperti “anak-anak”
 Berperilaku social yang tidak pantas
 Rasa takut atau paranoid
 Hipersensitivitas terhadap cahaya

Gumm K, T T, L O. Post Traumatic Amnesia Screening and Management. In: Traumatology, editor.
The Royal Melbourne Hospital; 2014.
 Gejala Klinis
 Penurunan konsentrasi atau perhatian
 Hilangnya ingatan yang berkelanjutan
 Halusinasi
 Konfabulasi (membuat cerita-cerita yang tidak nyata)
 Pengulangan gerakan atau pikiran
 Hanya fokus pada satu topik
 Siklus tidur terganggu
 Impulsive
 Berkurangnya kemampuan untuk membuat rencana
ataupun menyelesaikan sesuatu

Gumm K, T T, L O. Post Traumatic Amnesia Screening and Management. In: Traumatology, editor.
The Royal Melbourne Hospital; 2014.
Pemeriksaan Penunjang
 Gavelston Orientation and amnesia Test (GOAT)

Bram J, Ekert Jv, Vernooy LP. Development and external validation of a new PTA
assessment scale. BMC Neurology 2012;12(69):1-9.
Penatalaksanaan

 Ada tim untuk melakukan pendekatan dalam rangka


membuat dan menjaga lingkungan yang rendah stimulus,
tenang, dan mendukung proses pemulihan pasien. Pada
tahap awal, hal-hal yang diajurkan adalah :

 Pasien ditempatkan dalam ruang yang berkapasitas khusus


untuk satu pasien.
 Lingkungan yang tenang, untuk mengurangi stimulus eksternal
seperti televisi, radio, lampu terang, dan kebisingan
 Buat lingkungan yang aman dan familiar kepada pasien,
menggunakan benda-benda dan gambar
 Jangan biarkan pasien terstimulasi secara berlebihan.

Tate R, Pfaff A, Bagulley I. A multicentre, randomised trial examining the effect of test procedures
measuring emergence from posttraumatic amnesia. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2006(77):841-849.
Penatalaksanaan

 Pada tahap awal, gunakan pertanyaan-pertanyaan yang


hanya memerlukan jawaban singkat seperti “ya” atau
“tidak”.

 Intervensi bisa focus pada penggunaan teknik


kompensasi seperti notes, diari, ataupun melalui
program-program yang melibatkan partisipasi aktif dari
individu, keluarga dan teman-temannya.

Tate R, Pfaff A, Bagulley I. A multicentre, randomised trial examining the effect of test procedures
measuring emergence from posttraumatic amnesia. J Neurol Neurosurg Psychiatry 2006(77):841-849.
Prognosis

 Amnesia pasca trauma merupakan indikator penting


untuk mengklasifikasikan tingkat keparahan trauma
kepala.
 Semakin lama durasi APT, maka semakin banyak
perubahan neurobehaviour yang dijumpai dan defisit
yang paling sering dijumpai adalah pada memori dan
gejala fisik.
 Semakin cepat dan tepat dalam penanganannya maka
akan semakin baik dalam proses pemulihan.

Nakase-Richardson R, Sepehri A, Sherer M. Classification Schema of Posttraumatic Amnesia Duration-Based


Injury Severity Relative to 1-Year Outcome: Analysis of Individuals with Moderate and Severe Traumatic Brain
Injury. Arch Phys Med Rehabil 2009;90:17-19.
PENUTUP

 Amnesia adalah kondisi terganggunya daya ingat.


Penyebab amnesia dapat berupa organik atau
fungsional.

 Amnesia pasca trauma didefinisikan pertama kali


oleh Russell dan Smith sebagai periode setelah
trauma kapitis dimana informasi tentang kejadian
yang berlangsung tidak tersimpan.

 Post traumatik amnesia dapat dibagi dalam 2 tipe


yaitu amnesia retrograde dan amnesia anterograde
 Pada trauma kepala dengan amnesia pasca trauma, pasien
dapat mengalami kebingungan, disorientasi, amnesia
retrograde ataupun amnesia anterograde bahkan kadang-
kadang gelisah

 Penatalaksanaan pasien amnesia pasca trauma


membutuhkan sebuah tim untuk melakukan pendekatan
dalam rangka membuat dan menjaga lingkungan yang
rendah stimulus, tenang, dan mendukung proses pemulihan
pasien.

 Amnesia pasca trauma merupakan indikator penting untuk


mengklasifikasikan tingkat keparahan trauma kepala.
Semakin cepat dan tepat dalam penanganannya maka akan
semakin baik dalam proses pemulihan.

Anda mungkin juga menyukai