BAB I
PENDAHULUAN
antioksidan
1.4. Manfaat
antioksidan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Antioksidan
dapat memperlambat proses yang dapat diakibatkan oleh radikal bebas seperti
masa sekarang ini sangat banyak diteliti, karena senyawa flavonoid yang
mereduksi resiko yang dapat ditimbulkan oleh radikal bebas dan juga dapat
Pada proses ini dihasilkan zat antara berupa radikal bebas (Lautan, 1997).
5
6
Radikal bebas dan spesies oksigen reaktif (ROS) merupakan radikal hidroksil
(OH), radikal anion superoksida (O2), hidrogen peroksida (H2O2), dan singlet
bebas adalah senyawa oksigen yang reaktif dan tidak memiliki elektron yang
tidak berpasangan. Jika tubuh memiliki kadar radikal bebas yang tinggi
antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari radikal bebas dan
dapat mengurangi atau meredam dampak negatif dari radikal bebas tersebut,
merupakan suatu molekul yang sangat reaktif yang dapat menghambat adanya
dengan A,B,C.
7
Radikal bebas (free radical) atau sering juga disebut reactive oxygen
species (ROS) berasal dari bahasa latin radicalis adalah bahan kimia yang dapat
berupa atom maupun molekul yang tidak memiliki elektron berpasangan pada
lapisan luarnya. Sifat dari radikal bebas adalah sangat reaktif dan memiliki waktu
paruh yang sangat cepat. Radikal bebas akan segera bereaksi dengan cepat dengan
normal terutama apabila jumlahnya terlalu banyak. Akibat dari radikal bebas
dalam jumlah besar adalah gangguan produksi DNA, lapisan lipid pada dinding
dinding pembuluh darah dan akibatnya timbulah atherosklerosis atau lebih dikenal
elektron. Radikal bebas dalam kadar normal dibutuhkan untuk perkembangan sel
dan juga membantu sel darah putih atau leukosit untuk menghancurkan atau
memakan kuman yang masuk ke dalam tubuh. Oleh sebab itu radikal bebas juga
oxidative maka akan mengganggu kerja sistem imun. Sistem imun yang melemah
dapat ditemukan pada perokok baik aktif maupun pasif, hal ini disebabkan
normal. Secara alami dalam tubuh manusia telah memiliki mekanisme pertahanan
terhadap radikal bebas, yaitu antioksidan endogen intrasel yang terdiri atas enzim-
enzim yang disintesis oleh tubuh seperti Superoksida dismutase (SOD), katalase
Dalam Tubuh manusia radikal bebas dapat berasal 2 sumber yaitu endogen
dan eksogen.
a. Sumber endogen
1) Autoksidasi
9
reaktif.
2) Oksidasi enzimatik
seperti, xanthine oksidase, lipoxygenase, aldehid oxidase, amino acid oxidase, dan
prostaglandin synthase.
3) Respiratory burst
jumlah yang besar pada proses fagositosis. Sekitar 70-90 % penggunaan oksigen
b. Sumber eksogen
tersebut dapat berupa obat golongan antibiotik quionoid, obat kanker, serta
jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Radiasi di bagi menjadi radiasi
X dan sinar gamma sedangkan radiasi partikel dapat berupa partikel elektron,
3) Asap rokok
besar, meliputi aldehid, proxida, epoxida, dan radikal bebas lain yang bersifat
reaktif dan destruktif. Pada perokok juga ditemukan peningkatan netrofil pada
sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Asparagales
Suku : Alliacceae
Marga : Allium
a. Akar
Berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar pada
b. Batang
Memiliki batang sejati atau disebut diskus yang berbentuk seperti cakram, tipis
dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh), diatas
diskus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah – pelepah daun dan
batang semu yang berada di dalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi
lapis
c. Daun
ujungnyaruncing, berwarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada
d. Bunga
Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara
melingkar seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai
daun bunga yang berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning –
kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Bunga bawang
butir, bentuk biji agak pipih saat muda berwarna bening atau putih setelah tua
berwarna hitam. Biji bawang berwarna merah dapat digunakan sebagai bahan
Kegunaan lain dari bawang merah ialah sebagai obat tradisional karena
senyawa aliin dan alisin yang berifat bakterisida (Rukmana, 1994). Menurut
(Rodrigues dkk., 2003), kandungan gizi dari bawang merah ialah karbohidrat
13
(11,0 g), protein (1,2 g), serat (0,6 g), lemak (0,30 %) dan beberapa vitamin
seperti vitamin A (0,012 mg), vitamin C (11 mg), thiamin (0,08 mg),
riboflavin (0,01 mg), dan niasin (0,2 mg), dan beberapa mineral seperti fosfor,
kalsium, sodium, besi dan kalium. Bawang merah memiliki bahan – bahan
aktif dengan efek farmakologis pada tubuh. Bahan aktif yang terdapat pada
1. Flavonoid
kolesterol jahat (LDL) dalam darah secara efektif (Jaelani, 2007). Menurut
juga bersifat polar pada bakteri Gram positif daripada lapisan lipid yang
asam amino nukleofilik pada protein dan inaktivasi enzim. Zat antibakteri
2. Saponin
14
penghilangan dinding sel dan pelepasan isi sel yang akhirnya akan
3. Minyak Atsiri
aktivitas enzim allinase. Aroma ini akan tercium bila jaringan tanaman
ini rusak dan enzim allinase akan mengubah senyawa s-alkil sistein
menurut Yuhana dkk (2008) adalah heksil sulfida, metil propil sulfide,
dimetil tiopen, etil isopropyl sulfon, heksil furanon, metil furanon, dan
kerja enzim dalam sel. Menurut Indrawati (2009) minyak atsiri dapat
merah dan senyawa sulfida lain yang terkandung dalam minyak atsiri
bawang merah juga ditemukan adanya aliin dan enzim alinase yang
pada bawang. Adamya senyawa alisin dan dialil disuklfid inilah yang
dan suhu (Amagase, 2001). Alisin hanya memiliki waktu satu hari
5. Kuersetin
bagi kesehatan.
17
2.4. Ekstrak
satu metode ekstraksi yaitu dengan cara maserasi. Maserasi sering disebut sebagai
mengekstrak bahan yang tidak tahan panas atau bahan yang belum diketahui
gerak. kinetik pelarut yang dapat menembus jaringan bahan, sehingga komponen
tidak memerlukan peralatan spesifik, dan dapat digunakan untuk bahan yang tahan
atau tidak terhadap panas serta pada bahan yang belum diketahui kandungannya
tanaman yang akan diekstrak. Menggunakan ukuran bahan yang semakin kecil
adalah radikal bebas yang stabil, berwarna ungu, dan menyerap kuat pada panjang
memudar menjadi kuning pucat seiring dengan penangkapan atom H oleh DPPH.
Metode DPPH banyak digunakan karena prosesnya sederhana, cepat, tepat, dan
tidak tergantung pada kepolaran bahan yang akan diuji. Metode DPPH juga sangat
dengan penangkapan atom H dari senyawa antioksidan bahan uji oleh radikal
bebas DPPH. DPPH adalah radikal bebas stabil. Dalam bentuk teroksidasi, DPPH
akan menerima elektron dari senyawa lain dan membentuk molekul diamagnetik
stabil (Winata, 2011). Metode DPPH ini hanya dapat digunakan untuk mengukur
alkohol.Metode DPPH dapat digunakan pada sampel padatan dan larutan yang
dengan adanya penangkapan atom H dari senyawa antioksidan dari bahan uji oleh
radikal bebas DPPH. Radikal DPPH tersebut kemudian akan mengikat atom H
19
dalam bentuk tereduksi dan berwarna kuning lemah dan juga dihasilkan radikal
bebas pada tahap awal reaksi berlangsung. Setelah itu beberapa molekul DPPH
direduksi oleh satu molekul reduktan yang akan menjadi radikal terakhir yang
Bawang Merah
(Allium cepa L)
Diekstraksi
Antioksidan
Hasil
2.7. Hipotesis
antioksidan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2. Variabel
antioksidan.
17
18
3.3.1. Stabilitas
3.3.2. IC50
3.4.1. Alat
1. Maat pipet
2. pipet tetes
3. neraca analitik
4. penangas air
5. thermometer
3.4.2. Bahan
HCl pekat
selama 48 jam. Setelah 48 jam, kemudian menyaring filtrat dan ampas yang
19
a. Tanin
warna biru tua, hitam kehijauan, atau biru kehitaman menunjukkan adanya
b. Antosianin
100 ˚C. Setelah itu, melakukan interpretasi hasil. Hasil positif apabila berwarna
interpretasi hasil kembali. Hasil positif apabila timbul warna hijau perlahan-lahan.
c. Flavonoid
20
lalu menetesinya dengan 5 tetes H2SO4. Hasil positif apabila terbentuk warna
merah.
3. Metode DPPH
menambahkan 150 µL ekstrak bawang merah 200 ppm kedalam tabung 1-3, ,
2mL larutan DPPH 50 ppm yang telah diletakkan kedalam tabung reaksi.
tabung 4-6, 2mL larutan DPPH 50 ppm yang telah diletakkan kedalam tabung
tabung 7-9, 2mL larutan DPPH 50 ppm yang telah diletakkan kedalam tabung
tabung 10-12, 2mL larutan DPPH 50 ppm yang telah diletakkan kedalam
kedalam tabung 13-15, 2mL larutan DPPH 50 ppm yang telah diletakkan
reaksi 16-18, 2mL larutan DPPH 50 ppm yang telah diletakkan kedalam
150 µL vitamin c 20 ppm kedalam tabung reaksi 19-21, 2mL larutan DPPH 50
reaksi 22-24, 2mL larutan DPPH 50 ppm yang telah diletakkan kedalam
150 µL vitamin c 40 ppm kedalam tabung reaksi 25-27, 2mL larutan DPPH 50
gelombang 517nm.
2mL larutan DPPH 50 ppm yang telah diletakkan kedalam tabung reaksi.
menggunakan skala data rasio. Lalu dilakukan uji normalitas data dengan
(P>0.05) maka dilakukan uji beda parametrik. Jika distribusi data normal
dan varian sama, maka dilanjutkan dengan uji Anova dan dilanjutkan
transformasi data. Bilamana masih tidak normal, maka dilakukan uji beda
Mann-Whitney
BAB IV
HASIL
% inhibisi sampel
BAB V
PEMBAHASAN
25
dalam sampel, didapatkan hasil bahwa ekstrak kental bawang merah mempunyai
antosianin.
suatu radikal bebas stabil yang berwarna ungu tua. Instrumentasi yang digunakan
panjang gelombang maksimal 517 nm. Apabila suatu senyawa yang mengandung
DPPH, DPPH dapat berubah warna menjadi kuning (Atika, 2012). Hal ini
ekstrak bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) yang dapat merubah DPPH
berubah menjadi warna kuning terang, bila dibandingkan pada saat larutan DPPH
yang berwarna ungu saat dilarutkan dalam larutan methanol p.a (Praditasari,
Arni). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat apabila semakin
persamaan garis yang kemudian digunakan untuk mencari nilai IC50 sampel
nilai IC50 sampel. Dari perhitungan didapatkan nilai IC50 sampel adalah 642
mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai IC50
vitamin C sebesar 49 ppm. Dimana semakin kecil nilai IC50 semakin kuat daya
Karena ekstrak bawang dayak ( Eleutherine americana Merr.) terdiri dari beberapa
6.1 Kesimpulan
warna dan aktivitas antioksidan bawang merah (Allium cepa L.), dapat diambil
pada bawang merah (Allium cepa L) stabil pada pH 3 dan 4, stabil pada suhu
kurang dari 25°C, 40°C, dan 60°C, dan dan lama waktu pemanasan setelah
3. Bawang merah (Allium cepa L) memiliki nilai IC50 sebesar 642 ppm
dan merupakan golongan senyawa yang lemah yang dapat menangkal radikal
bebas.
6.2 Saran
1. Bagi Institusi
berhubungan mengenai uji stabilitas zat warna dan aktivitas antioksidan pada
34
35
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi mengenai zat warna pengganti zat warna sintetis
dan bagaimana cara mengolah zat warna tersebut dengan benar agar kandungan
zat warna dan uji aktivitas antioksidan mengenai bawang merah (Allium cepa
pada bawang merah (Allium cepa L) yang ditanam di pulau Jawa dan di luar
Pulau Jawa serta perbandingan kandungan zat warna dari kedua daerah yang
berbeda.
36
DAFTAR PUSTAKA
Anita Sarah Hidayah., Kiki Mulkiya., Leni Purwanti. 2015. Uji Aktivitas
Dewi T., Alifah I., Bhayangkara TP., dan Jason GJ. 2016. Pengujian Aktivitas
Erry AL., Rafika Sari., dan Sri W. 2013. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah
Kesuma Sayuti dan Rina Yenria. 2015. Antioksidan Alami dan Sintetik.
Rahayu, S., N. Kurniasih, & V. Amalia. 2015. Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa
Kimiya. 2: 1- 8.
35