Anda di halaman 1dari 36

PATOBIOLOGI

ANTI OKSIDAN DAN


RADIKAL BEBAS

Pengertian

Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang


berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal
bebas.
Zat antioksidan adalah substansi yang dapat
menetralisir atau menghancurkan radikal bebas.
Antioksidan juga didefinisikan sebagai senyawasenyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya
radikal bebas oksigen reaktif, yang dapat berasal dari
metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya.
2

Antioksidan juga didefinisikan sebagai senyawasenyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya
radikal bebas oksigen reaktif, yang dapat berasal dari
metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya.
Radikal bebas dapat merusak sel tubuh apabila tubuh
kekurangan zat anti oksidan atau saat tubuh kelebihan
radikal bebas.
Hal ini dapat menyebabkan berkembangnya sel
kanker, penyakit hati, arthritis, katarak, dan penyakit
degeneratif lainnya, bahkan juga mempercepat proses
penuaan.
3

Bahaya Radikal Bebas

Sebagai molekul tidak stabil, radikal bebas selalu


berusaha menyerobot elektron molekul lain di
dalam tubuh untuk membuatnya stabil kembali.
Hal ini dapat menghancurkan bangunan dan
struktur sel-sel tubuh serta mengubah ukuran dan
bentuk mereka.
Bayangkanlah proses perusakan sel ini seperti
perkaratan besi oleh oksigen yang
menghancurkan bentuknya.
Kerusakan sel-sel tersebut pada akhirnya
menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan.
4

Radikal bebas sebenarnya berasal dari molekul


oksigen yang secara kimia strukturnya berubah akibat
dari aktifitas lingkungan.
Aktifitas lingkungan yang dapat memunculkan
radikal bebas antara lain radiasi, polusi, merokok dan
lain sebagainya. Radikal bebas yang beredar dalam
tubuh berusaha untuk mencuri elektron yang ada pada
molekul lain seperti DNA dan sel.
Pencurian ini jika berhasil akan merusak sel dan DNA
tersebut.
5

Dapat dibayangkan jika radikal bebas banyak beredar


maka akan banyak pula sel yang rusak.
Sialnya, kerusakan yang ditimbulkan dapat menyebabkan
sel tersebut menjadi tidak stabil yang berpotensi
menyebabkan proses penuaan dan kanker.
Radikal bebas adalah spesies yang tidak stabil karena
memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari
pasangan elektron dalam makromolekul biologi.
Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang sehat
merupakan sumber pasangan elektron yang baik.
6

Kondisi oksidasi dapat menyebabkan kerusakan


protein dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit
lainnya.
Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan
adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik.
Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat
di alam, terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan
memiliki kemampuan untuk menangkap radikal
bebas.
7

Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan


pangan, antara lain vitamin E, vitamin C, dan
karotenoid.
Yang termasuk ke dalam golongan zat ini antara lain
vitamin, polipenol, karotin dan mineral.
Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada
manusia untuk mencegah terjadinya penyakit.
Antioksidan melakukan semua itu dengan cara
menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses
oksidasi radikal bebas.
8

Sumber Antioksidan

Berdasarkan asalnya, antioksidan terdiri atas


antioksidan yang berasal dari dalam tubuh (endogen)
dan dari luar tubuh (eksogen).
Adakalanya sistem antioksidan endogen tidak cukup
mampu mengatasi stres oksidatif yang berlebihan.
Stres oksidatif merupakan keadaan saat mekanisme
antioksidan tidak cukup untuk memecah spesi
oksigen reaktif.
Oleh karena itu, diperlukan antioksidan dari luar
(eksogen) untuk mengatasinya.
9

Penggolongan Antioksidan

Berdasarkan Sumbernya antioksidan dikelompokkan


menjadi dua kelompok, yaitu ;
Antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari
hasil sintesa reaksi kimia)
Antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan
alami).
Beberapa contoh antioksidan sintetik yg diijinkan
penggunaanya utk makanan dan penggunaannya telah
sering digunakan, yaitu butil hidroksi anisol (BHA), butil
hidroksi toluen (BHT), propil galat, tert-butil hidoksi
quinon (TBHQ) dan tokoferol.
10

Antioksidan-antioksidan tersebut merupakan antioksidan


alami yang telah diproduksi secara sintetis untuk tujuan
komersial.
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah
senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa
golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin,
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional.
Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan
meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol
dan kalkon.
11

Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat,


asam ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain.
Jahe (Zingiber officinale Roscoe) biasa digunakan sebagai
bumbu atau obat tradisional.
Komponen-komponen pedas dari jahe seperti 6 gingerol
dan 6-shogaol dikenal memiliki aktivitas antioksidan
yang cukup.
Dari ekstrak jahe yang telah dibuang komponen
volatilnya dengan destilasi uap, maka dari fraksi non
volatilnya setelah pemurnian, ditemukan adanya empat
senyawa turunan gingerol dan empat macam
diarilheptanoid yang memiliki aktivitas antioksidan kuat.
12

Ada beberapa senyawa fenolik yg memiliki aktivitas


antioksidan telah berhasil diisolasi dari kedelai (Glycine
max L.), salah satunya adalah flavonoid.
Flavonoid kedelai adalah unik dimana dari semua
flavonoid yang terisolasi dan teridentifikasi adalah
isoflavon.
Antioksidan alami biasanya lebih diminati, karena tingkat
keamanan yang lebih baik dan manfaatnya yang lebih
luas dibidang makanan, kesehatan dan kosmetik.
Antioksidan alami dapat ditemukan pada sayuran, buahbuahan, dan tumbuhan berkayu. Metabolit sekunder
dalam tumbuhan yang berasal dari golongan alkaloid,
flavonoid, saponin, kuinon, tanin, steroid/ triterpenoid.

13

Berdasarkan Mekanisme Kerjanya antioksidan


dibedakan menjadi;
antioksidan primer yang dapat bereaksi dengan
radikal bebas atau mengubahnya menjadi produk
yang stabil
sekunder atau antioksidan preventif yang dapat
mengurangi laju awal reaksi rantai
antioksidan tersier.

14

Antioksidan primer berperan untuk mencegah


pembentukan radikal bebas baru dengan memutus
reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk
yang lebih stabil. Contoh ialah enzim superoksida
dimustase (SOD), katalase, dan glutation dimustase.
Antioksidan sekunder berfungsi menangkap
senyawa radikal serta mencegah terjadinya reaksi
berantai. Contoh antioksidan sekunder diantaranya
yaitu vitamin E, Vitamin C,
dan -karoten.
15

Antioksidan tersier berfungsi memperbaiki


kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan oleh
radikal bebas. Contohnya yaitu enzim yang
memperbaiki DNA pada inti sel adalah metionin
sulfoksida reduktase.

16

Jenis Antioksidan

Antioksidan dibagi dalam dua golongan besar yaitu


yang larut dalam air dan larut dalam lemak. Setiap
golongan dibagi lagi dalam grup yang lebih kecil.
Sebagai contoh adalah antioksidan dari golongan
vitamin, yang paling terkenal adalah Vitamin C dan
Vitamin E.
Vitamin C banyak kita peroleh pada buah-buahan
sedangkan vitamin E banyak diperoleh dari minyak
nabati
Antioksidan dari golongan Enzim seperti golongan
enzim Superoksida Dismutse (SODs), Katalase, dan
Peroksidase.
17

Antioksidan golongan Karotenoid seperti likopen dan


Karoten yang banyak terdapat pada buah dan sayuran
Golongan antioksidan lain yang terkenal adalah
antioksidan dari senyawa polifenol dan yang paling
banyak diteliti adalah dari golongan flavonoid yang
terdiri dari flavonols, flavones, catechins, flavanones,
anthocyanidins, dan isoflavonoids.
Sumber senyawa polifenol adalah dari teh, kopi,
buah-buahan, minyak zaitun, cinnamon, dan
sebagainya.
18

Contohnya yg terkenal adalah Resveratrol yg ditemukan


pada buah anggur, Epigalokatekingalat adalah contoh
senyawa polifenol yg terdapat pada teh hijau, theaflavin
pada teh hitam dan sebaginya.
Jadi antara satu makanan dengan yg lain tidak akan bisa
kita simpulkan mana yg paling banyak mengandung
antioksidan yg sangat potensial, sebab mungkin saja
diantara kedua makanan tersebut mengandung jenis
antioksidan yg berbeda.
Lalu mana antioksidan yg terbaik? Perpaduan diantara
antioksidan adalah yg terbaik sebab memberikan efek
sinergi jadi sebaiknya kita mengkonsumsi aneka buah dan
sayuran.
19

Sumber Antioksidan

Antioksidan bisa dengan mudah kita dapatkan dari


makanan. Sayangnya banyak yang tidak mengetahui
bahwa makanan tersebut sebenarnya banyak
mengandung antioksidan sehingga mereka membeli
suplemen antioksidan yang harganya cukup mahal.
Beberapa contoh makanan sumber antioksidan antara
lain :
Vitamin A : Wortel, brokoli, sayur hijau, bayam, labu,
hati, kentang, telur, aprikot, mangga, susu dan ikan.

20

Vitamin C : Lada/merica, cabe, peterseli, jambu biji,


kiwi, brokoli, taoge, kesemek, pepaya, stroberi, jeruk,
lemon, bunga kol, bawang putih, anggur, raspberri,
jeruk kepruk, bayam, tomat dan nanas.
Vitamin E : Asparagus, alpukat, buah zaitun, bayam,
kacang kacangan, biji bijian, minyak sayur, sereal.
Karotin : Beta karoten, lutein, likopen, wortel, labu,
sayur sayuran hijau, buah buah berwarna merah,
tomat, rumput laut.
21

Polipenol : Buah berri, teh, bir, anggur, minyak zaitun,


cokelat, kopi, buah kenari, kacang, kulit buah, buah
delima dan minuman anggur.
Berubahnya minyak menjadi tengik dan berubahnya
warna coklat pada apel setelah dikupas adalah contoh
proses oksidasi. Pencoklatan pada apel setelah dikupas
atau pada just apel terjadi karena senyawa polifenol
teroksidasi, bentuk polifenol teroksidasi ini nantinya
dapat bergabung satu sama lain membentuk senyawa
makromolekul berwarna coklat, dimana senyawa
makromolekul ini nantinya bisa membuat jus apel
menjadi keruh.
22

Hal ini tentu saja tidak diinginkan di industri sebab


akan mengurangi nilai estetika sebuah produk. Kedua
hal tersebut dapat dicegah dengan pemberian
antioksidan.
Uraian diatas adalah contoh manfaat antioksidan bagi
industri.

23

Manfaat Antioksidan

Tubuh kita terdiri dari triliunan sel. Disetiap sel


terjadi reaksi metabolisme yang sangat
kompleks. Diantara reaksi metabolisme
tersebut melibatkan oksigen, seperti yang kita
ketahui oksigen adalah unsur yang sangat
reaktif. Keterlibatan oksigen dalam reaksi
metabolisme di dalam sel dapat menghasilkan
apa yang disebut sebagai reaktif spesies
oksigen seperti H2O2, radikal bebas hydroksil
(OH), dan anion superoksida ( O2-).
24

Molekul-molekul ini memang diperlukan tubuh misalnya


untuk menjalankan sistem metabolisme dan memberi
signal pada sistem syaraf akan tetapi apabila jumlahnya
berlebihan seperti pengaruh gaya hidup (merokok, stress,
konsumsi obat, polusi lingkungan, pengaruh zat kimia
tertentu pada tubuh, radiasi, dll) maka dapat merusak sel
dengan cara memulai reaksi berantai lipid, mengoksidasi
DNA dan protein. Oksidasi DNA berakibat adanya mutasi
dan timbulnya kanker sedangkan oksidasi protein
mengakibatkan nonaktifnya enzim yang dapat
menghambat proses metabolisme. Disinilah pentinganya
kita engkonsumsi antioksidan.
25

Karotenoid berinteraksi dengan vitamin C, vitamin E, dan


Selenium sebagai zat anti oksidan. Karoten berperan
dalam meningkatkan sistem immunitas tubuh melalui
efek anti oksidan. Vitamin A juga menjamin
perkembangan kulit yang sehat, membran mukosa,
kelenjar thymus dan jaringan lymphoid, dan semua hal
yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh.
Vitamin C bersama dengan vitamin E dapat melindungi
sel dari perlawanan peroksidasi lemak didalam sel.
Vitamin C juga dapat berfungsi sebagai pencegah kanker.

26

Sebagai anti oksidan yang sangat kuat, Vitamin E bekerja


dengan cara mencari, bereaksi, dan merusak rantai reaksi
radikal bebas. Beberapa manfaat penggabungan fungsi
anti oksidan vitamin E antara lain dapat mencegah kanker,
penyakit hati, dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh.
Selenium merupakan mineral penting yang berfungsi
untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah
penyakit. Sebagai bagian dari enzim anti oksidan,
Selenium berperan dalam sistem pertahanan tubuh. Dalam
kapasitas anti oksidannya, selenium bekerja sama dengan
vitamin E untuk mencegah terjadinya kerusakan sel
tubuh.
27

Bayi dan balita membutuhkan lebih banyak Selenium


pada masa pertumbuhan Kebutuhan akan Selenium
bagi bayi usia 06 bulan adalah 10 mcg per hari dan
15 mcg per hari untuk anak usia 612 bulan. ASI
adalah sumber selenium terbaik. X Selenium yang
terdapat dalam ASI tergantung pada asupan makan
ibu dan tahap menyusuinya. Bahan makanan sumber
Selenium antara lain: daging, ikan, dan sereal.
Kebutuhan akan selenium bayi dan anak terus
meningkat seiring cepatnya pertumbuhan mereka.
28

Cara Kerja Antioksidan

Jika di suatu tempat terjadi reaksi oksidasi


dimana reaksi tersebut menghasilkan hasil
samping berupa radikal bebas (OH) maka
tanpa adanya kehadiran antioksidan radikal
bebas ini akan menyerang molekul-molekul
lain disekitarnya. Hasil reaksi ini akan dapat
menghasilkan radikal bebas yang lain yang
siap menyerang molekul yang lainnya lagi.
Akhirnya akan terbentuk reaksi berantai yang
sangat membahayakan.
29

Berbeda halnya bila terdapat antioksidan. Radikal bebas


akan segera bereaksi dengan antioksidan membentuk
molekul yang stabil dan tidak berbahaya. Reaksi pun
berhenti sampai disini.
Tanpa adanya antioksidan
Reaktan -> Produk + OH
OH + (DNA,protein, lipid) -> Produk + Radikal bebas
yang lain
Radikal bebas yang lain akan memulai reaksi yang
sama dengan molekul yang ada diekitarnya.
30

Dengan adanya antioksidan


Reaktan -> Produk + OH
OH + antioksidan -> Produk yang stabil
Mengapa antioksidan cenderung bereaksi dengan radikal
bebas terlebih dahulu dibandingkan dengan molekul yang
lain?
Antioksidan bersifat sangat mudah teroksidasi atau bersifat
reduktor kuat disbanding dengan molekul yang lain.
Jadi keefektifan antioksidan bergantung dari seberapa kuat
daya oksidasinya dibanding dengan molekul yang lain.
Semakin mudah teroksidasi maka semakin efektif
antioksidan tersebut.
31

Antioksidan Memerangi Radikal


Bebas

Antioksidan membantu menghentikan proses perusakan


sel dgn cara memberikan elektron kepada radikal bebas.
Antioksidan akan menetralisir radikal bebas sehingga tdk
mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron dari sel
dan DNA. Proses yg terjadi sebenarnya sangat komplek
tapi secara sederhana dpt dilukiskan seperti itu.
Darah kita setiap saat mengalirkan oksigen ke sel-sel
tubuh. Oksigen membantu sel mengubah nutrisi menjadi
energi. Dalam kondisi normal, molekul-molekul di dalam
sel memiliki pasangan elektron yang lengkap sehingga
stabil.
32

Ketika melakukan kontak dengan oksigen, molekul


itu teroksidasi sehingga kehilangan elektron. Molekul
tidak stabil tersebut lalu berubah menjadi apa yang
disebut radikal bebas.
Jadi, radikal bebas adalah produk alamiah hasil
metabolisme sel. Radikal bebas sama alamiahnya
dengan kita menghirup udara.

33

Peranan Antioksidan Pada


Kesehatan

Proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti


kanker kardiovaskuler, penyumbatan pembuluh darah
yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke,
dan tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem
imun tubuh dapat disebabkan oleh stress oksidatif.
Stress oksidatif adalah keadaan tidak seimbangnya
jumlah oksidan dan prooksidan dalam tubuh. Pada
kondisi ini, aktivitas molekul radikal bebas atau
reactive oxygen species (ROS) dapat menimbulkan
kerusakan seluler dan genetika.
34

Kekurangan zat gizi dan adanya senyawa


xenobiotik dari makanan atau lingkungan yang
terpolusi akan memperparah keadaan tersebut.
Bila umumnya masyarakat Jepang atau
beberapa masyarakat Asia jarang mempunyai
masalah dengan berbagai penyakit degeneratif,
hal ini disebabkan oleh menu sehat
tradisionalnya yang kaya zat gizi dan
komponen bioaktif.
35

Zat-zat ini mempunyai kemampuan sebagai


antioksidan, yang berperan penting dalam
menghambat reaksi kimia oksidasi, yang dapat
merusak makromolekul dan dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan.

36

Anda mungkin juga menyukai