Oleh:
Pembimbing:
Desember, 2019
DAFTAR ISI
A. Definisi ........................................................................................... 4
B. Klasifikasi ...................................................................................... 5
C. Epidemiologi .................................................................................. 6
D. Etiologi ........................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................... 8
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan gangguan
muskuloskeletal yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang
kurang baik. Low back pain merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat
yang nyata dan merupakan penyakit nomor dua setelah influenza. Kira-kira 80%
kelompok studi nyeri PERDOSSI pada bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah
penderita nyeri sebanyak 4456 (25% dari total kunjungan), dimana 1598 orang
(35,86%) merupakan penderita nyeri kepala dan 819 orang (18,37%) adalah
Kasus Low Back Pain atau nyeri punggung bawah kebanyakan disebabkan
oleh proses mekanis yaitu terhitung 97%. 70% kasus nyeri punggung bawah
Intervertebral disc, spinal stenosis dan fractur. Sedangkan 3% sisa penyebab dari
Low back pain adalah karena proses non mekanis, nyeri peralihan, 1% kasus nyeri
punggung bawah dapat menjadi penyakit yang serius atau disebut dengan tanda
bahaya/red flag sign yang merupakan tanda dan bahaya nyeri punggung bawah
yang dapat disebabkan oleh keadaan patologis yang serius yang mengarah pada
2
kersakan jaringan yang berhubunga dengan trauma, repetitive microtrauma, dan
Postural overload.4
Dalam istilah nyeri punggung bawah dikenal istilah “red flags” dan “yellow
faktor psikologis yang sering ditemukan pada penderita NPB dan memberi
Dari uraian diatas, sangat penting untuk mengetahui tanda dan gejala bahaya
nyeri punggung bawah baik “red flag” atau “yellow flag” untuk intervensi lebih
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Red flags adalah gejala atau tanda fisik yang memberi petunjuk akan adanya
suatu kelainan serius yang mendasari nyeri. Dalam rangka triase pada penilaian
awal pasien dengan nyeri punggung bawah yang paling pertama harus
dengan mencari adanya red flags, ini bisa didapat dari anamnesa dan pemeriksaan
fisik red flags untuk macam-macam penyakit berbeda beda. Keadaan yang perlu
tindakan cepat ( red flag) adalah jika terdapat tanda adanya fraktur, tumor atau
infeksi dan adanya sindrom kauda equina. Sebanyak 1% penderita nyeri punggung
bawah disebabkan oleh keganasan baik tumor primer atau metastasis dan 4%
nyeri punggung bawah disebabkan fraktur. Sedangkan kauda equina sindrom dan
progresifitas penyakit, kecatatan dan nyeri dalam waktu yang lama.Yellow flag
merupakan indikator yang digunakan untuk menilaio nyeri punggung bawah akut,
yang dapat diaplikasikan secara luas untuk menilai penyebab dari masalah nyeri
punggung bawah.8,9
4
B. Klasifikasi
a. Red Flag8,9
Kemungkinan fraktur Kemungkinan tumor atau Kemungkinan adanya
infeksi defisit neurologis
Berdasarkan riwayat
Adanya riwayat Usia >50 tahun Terdapat
trauma berat atau <20 tahun. kelemahan
Adanya riwayat Adanya riwayat progresif
trauma yang kanker. Adanya disfungsi
terjadi pada Terdapat gejala kandung kemih
orang tua atau konstitutional dan usus.
pasien dengan (demam,
osteoporosis penurunan berat
badan)
Penggunanan obat
–obatan
Pasien dengan
imunosupresi
Nyeri memburuk
pada malam hari
atau telentang
Dari pemeriksaan fisik
Adanya defisit
neurologis (kaki
atau perineum
dengan keluhan
nyeri punggung
bawah)
b. Yellow flag10
aktif
5
Kecenderungan untuk mengalami depresi, moral rendah, dan menarik
Masalah kompensasi
C. Edemiologi
terjadi pada orang dewasa dalam hidupnya. Hal ini merupakan masalah biasa,
D. Etiologi
factor spesifik dan non spesifik, namun dalam suatu penelitian menyebutkan
a. Penyebab spesifik
6
Postur jelek saat duduk dan berdiri
punggung bawah:
Overweight
Merokok
Hamil
Depresi
Okupasi/pekerjaan.
7
BAB III
PEMBAHASAN
Red flag/ tanda bahaya pada pasien nyeri punggung bawah dapat
dipikirkan adanya kemungkinan fraktur. Hal ini dapat digali dengan anamnesis
pasien adanya riwayat trauma berat, Adanya riwayat trauma yang terjadi pada
orang tua atau pasien dengan osteoporosis. Pada orang tua terutama wanita ang
tahun atau lebih bisa mencapai 40% Dibandingkan dengan pasien dengan LBP
kecacatan. Sayangnya, hanya sepertiga dari kasus yang benar didiagnosis karena
banyak manula yang menganggap tulang dan sendi rasa sakit sebagai bagian dari
memeriksa manula awitan akut dengan keluhan nyeri punggung bawah/ LBP lokal
yang mungkin atau mungkin tidak hadir dengan kejang otot paraspinal. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa usia yang lebih tua, penggunaan kortikosteroid, dan
trauma yang signifikan adalah faktor risiko patah tulang vertebra. Tempat umum
8
Mekanisme fraktur yang paling umum adalah karena fleksi gerakan atau trauma
yang menyebabkan fraktur irisan anterior. Karena vertebra posterior tetap utuh
dan vertebra anterior yang kolaps sembuh tanpa kembali tinggi sehingga muncul
kelainan kyphotic tanpa menekan sumsum tulang belakang. Jenis lain fraktur
dinding anterior atau posterior. Jenis fraktur ini tidak mempengaruhi sumsum
kompresi aksial seluruh tubuh vertebral atau bagian posterior vertebra yang dapat
adanya suatu massa dapat dilihat dari anamnesis terhadap pasien. Pasien dengan
usia >50 tahun dengan keluhan nyeri punggung bawah dapat dipikirkan adanya
penyebab LBP yang dikaitkan dengan tumor tulang belakang. Mayoritas tumor ini
terkait dengan metastasis dan hanya sedikit merupakan tumor primer. Sumber
LBP metastasis yang umum adalah prostat dan ginjal, tumor ganas primer (mis.,
kordoma, plasmacytoma, atau limfoma) juga ditemukan pada orang dewasa yang
lebih tua. Tidak seperti orang dewasa muda, manula tidak mungkin memilikinya
eosinofilik, dan kista tulang aneurysmal). Secara klinis, gejala khas tumor tulang
diperburuk oleh gerakan, lebih buruk di malam hari, dan tidak bisa diredakan
9
dengan istirahat. Selain itu, pasien dapat mengalami kelemahan dan merasakan
adanya benjolan.11
dikeluhkan. Nyeri raikular dapat dihaslkan dari invasi atau penekanan dari radix
saraf oleh adanya tumor.dan terkadang fraktur patologis menyebabkan iritsi radix.
Pada pasien dengan keluhan nyeri punggung bawah usia <20 tahun biasanya
osteoblastoma, kista tulang aneurisma, dan giant sel tumor. Sedangkan jenis
tumor ganas pada usia muda adalah Osteosarkoma dan ewing sarcoma.12
Adanya riwayat kanker pada pasien denga keluhan nyeri punggung bawah
dapat dicurigai adanya suatu metastasis dari sumber kanker primer. Tumor tulang
belakang dapat dibagi menjadi dua yaitu tumor primer yang memang berasal dari
tulng belakang itu sendiri dan jaringan sekitarnya adapula tumor sekunder atau
metastasis yang beraal organ sekitarnya yang menyebar secara hematogen dan
himfatik dan berlokasi di tulang belakang dan jaringan sekitarnya, dimana tulang
belakang divaskularisasi dan berdekatan dengan system drainase vena dan limfe
terutama plexus vena batson’s secara umum suspek metastasis tumor. Metastasis
tumor sekitar 97% paling sering merupakan tuor tulang belkang yang dikenal
dengan adenokarsinoma yang paling banyak berasal dari paru, payudara, prostat,
tulang belakang, hal ini terhitung pada pasien dengan metastasis tulang sebelum
meninggal sekitar 50% sampai 70% terutama berasal dari kanker payudara dengan
persentase 80%, dan sebanyak 10% pasien dengan metastasis dapat ditangani
10
dengan pembedahan. Tempat paling sering mengalami metastasis kanker pada
tulang belakang terhitung 70% adalah pada torakolumbar, lumbal. Sacrum 20% ,
pasien dengan keluhan nyeri punggung bawah dengan keluhan penyerta demam,
Salah satu jenis infeksi pada tulang belakang adalah osteomielitis vertebral (VO).
tua yang disebabkan oleh infeksi tulang belakang. Insiden VO meningkat pada
usia tua, Meskipun tingkat insiden VO yang dilaporkan dalam populasi umum
hanya berkisar dari 2,5 kasus hingga kasus per 100.000 orang/ tahun, angka
infeksi jauh dan berkembang biak di arteriol metafisis dari tulang vertebral yang
11
menyebabkan pembentukan mikroabses, nekrosis tulang, dan fistula dalam tulang.
b. Kedua, VO tuberkular dapat terjadi pada manula yang telah tertular infeksi
tulang dan tetap di tulang vertebral. Kemunduran yang teragregasi pada kekebalan
seseorang atau insiden tertentu (mis., Osteoporosis, trauma, atau infeksi non-
c. Ketiga, basil gram negatif aerob pada pria yang lebih tua pada kasus infeksi
saluran kemih dapat mencapai tulang belakang lumbal melalui pleksus Batson dan
inguinal karena adanya abses di m. psoas. Hal ini dapat diperparah pada usia lebih
meningkatkan mortalitas rawat inap VO. Dokter harus curiga terhadap VO jika
pasien dengan usia tua disertai beberapa penyakit komorbid yang disebutkan di
atas dan menunukkan menunjukkan demam dan / atau LBP yang tidak dapat
12
tulang belakang dapat dilakukan untuk investigasi lebih lanjut. Biopsi biasanya
piogenik, yang melibatkan infeksi diskus dan tulang belakang yang berdekatan.
umum sekitar 0,2 hingga 2,4 kasus per 100.000 orang. sementara itu untuk orang
melaporkan laki-laki berusia 70 tahun atau lebih tua ditampilkan enam kali lebih
bawah 70 tahun. Demikian juga perempuan berusia 70 tahun atau lebih cenderung
tiga kali lipat menunjukkan spondylodiscitis non-TB piogenik dari pada usia lebih
muda. 10
beresiko untuk kejadian fraktur tulang belakang selain terdapat adanya riwayat
trauma yang signifkan. Tergantung jenis dan cara fraktur, beberapa fraktur
13
Pasien dengan keadaan imunokompromise akibat peggunaaan obat obatan steroid
dan penyakit kronik seperti infeksi TB merupakan salah satu pertanda adanya
Nyeri memburuk pada malam hari atau telentang merupakan tanda bahaya
dari nyeri punggung bawah. Kecurigaan adanya suatu sebab patologis berupa
adanya tumor yang ditandai dengan gejala khas tumor tulang belakang yang
oleh gerakan, lebih buruk di malam hari, dan tidak bisa diredakan dengan
istirahat.11
radiculitis jebakan), Hernia Nukleus Pulposus (HNP) yang terbagi menjadi hernia
sendi sakroiliaka, lalu menjalar ke atas daerah leher). Pada lesi mekanis keluhan
berkurang saat istirahat dan bertambah saat aktivitas. Pada penderita HNP duduk
agak bungkuk memperberat nyeri. Batuk, bersin atau manuver valsava akan
memperberat nyeri. Pada penderita tumor, nyeri lebih berat atau menetap jika
berbaring.
14
Gambar 3. Gambaran HNP akibat pergesera diskus intervertebralis
suatu patologis deficit neurologis. Hal ini biasa terjadi pada kasus sindrom kauda
equina dengan manifestasi meliputi retensi urin, kesulitan memulai berkemih, dan
penurunan sensasi uretra. Biasanya, manifestasi dimulai dengan retensi urin dan
antara lain inkontinensia alvii, konstipasi, kehilangan tonus dan sensasi anal.13
dan membuat pasien mengalami keterbatasan, Memiliki rasa takut dan mengalami
penurunan aktivitas, Asumsi bahwa dengan perawatan pasif lebih bermanfaat dari
pada aktif, kecenderungan untuk mengalami depresi, moral rendah, dan menarik
diri dari masyarakat, memiliki masalah finansial dan social, masalah kompensasi.
15
Di dalam daftar keluhan yellow-flagsberisi gejala klinik yang relatif lebih
nyeri tulang belakang bawah. Gerakan pada tulang belakang termasuk fleksi,
ekstensi dan lateral fleksi dari tulang belakang bagian lumbal. Gerakan tersebut
menyebabkan kelainan, seperti adanya osteofit atau fusi pada korpus vertebrae.
dermatomnya, peningkatan nyeri saat batuk, bersin atau pada prosedur tes straight
leg raise dan tes kontralateralnya dapat digunakan untuk memprediksi adanya
pemeriksaan MRI.
16
dan mendokumentasikan pemeriksaan neurologis secara baik dapat menjadikan
Triase diagnostik untuk mengecualikan patologi spesifik dan nyeri akar saraf
Penilaian faktor prognostik (tanda kuning) seperti faktor yang terkait dengan
pendek obat antiinflamasi non-steroid dan opioid lemah. Dianjurkan sekolah dan
dan gabapentin. Perawatan invasif pada umumnya tidak dianjurkan pada nyeri
17
BAB IV
PENUTUP
flag dan yellow flag. Red flags adalah gejala atau tanda fisik yang memberi
petunjuk akan adanya suatu kelainan serius yang mendasari nyeri. Dalam rangka
triase pada penilaian awal pasien dengan nyeri punggung bawah yang paling
nyerinya, yaitu dengan mencari adanya red flags, ini bisa didapat dari anamnesa
dan pemeriksaan fisik red flags untuk macam-macam penyakit berbeda beda.
Keadaan yang perlu tindakan cepat ( red flag) adalah jika terdapat tanda adanya
fraktur, tumor atau infeksi dan adanya sindrom kauda equina. Sebanyak 1%
penderita nyeri punggung bawah disebabkan oleh keganasan baik tumor primer
kauda equina sindrom dan infeksi terjadi sebanyak 0,04% dan 0,01%.6,7
Beberapa kelainan yang masuk kategori red flag dan perlu curiga adanya
patologi spinal adalah sebagai berikut: Nyeri punggung pada usia <20 th dan >55
th, Nyeri tidak membaik dengan istirahat atau perubahan posisi, Nyeri tidak
Muncul demam, malaise, dan penurunan berat badan, Resiko tinggi fraktur seperti
18
Sedangkan yang termasuk pada kategori yellow flag atau faktor-faktor
adalah sebagai berikut: Disosiasi antara sifat nyeri verbal dan non verbal,
dissociation between verbal and non-verbal pain behaviour, penyebab cedera yang
bekerja.5
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Pinzon, R. 2012. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran: profil Klinis Pasien Nyeri
Punggung Bawah Akibat Hernia Nukleus Pulposus. CDK-198/ vol. 39 no.
10.
4. Tibbut David. Low Back Pain. Look for The Red Flag Sign. Sourthen Sudan
Medical Journal. 2010; 4(1): 1-2.
5. Moosaje. Approach to the Lower Back Pain. SAMJ. 2014; 105(12): 1-3
6. Jarvik JG, Deyo RA. Diagnostic evaluation of low back pain with emphasis
on imaging. Ann Intern Med. 2002; 137(7):586–597.
7. Deyo RA, Rainville J, Kent DL. What can the history and physical
examination tell us about low back pain?. JAMA.1996; 268(6):760–765.
10. Concannon M, Bridgen A. Lower Back Pain: A Need for Throught out
Treatment. University of Hudderfields. 2010; 21(1): 1-5.
11. Wong AYL, Karpinen J, Samartziz D. Low back pain in older adults: risk
factors, management options and future directions. Scoliosis and Spinal
disorder. 2017; 12(14): 1-23.
12. Ciftdemir M, Kaya M, Selcuk E, Yalniz E. Tumors of the spine. WJO. 2016;
7(2): 109-116.
20
13. Dawodu ST, Bechtel KA, Beeson MS, Humphreys SC, Kellam JF, et all.
Cauda equina and conus medullaris syndromes. March 2013. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/1148690-overview#aw2aab6b2b4, 27
Oktober 2013.
15. Koes BW, Tulder MW van, Thomas S. Diagnosis and treatment of low back
pain. BMJ. 2006; 332: 1430-1434.
21