Oleh:
Nama : Gisela Tania Irwanto
NRP : 1523013057
1
BAB I
LATAR BELAKANG
Low Back Pain atau yang dikenal oleh masyarakat umum sebagai nyeri pinggang merupakan
gejala seperti kekakuan otot, nyeri yang menjalar, keterbatasan gerakan, dan nyeri lokal pada
daerah punggung. Hal ini dapat terjadi karena penyebab yang non-specific (penyebab yang tidak
jelas) atau penybab yang diketetahui (seperti HNP, infeksi, osteoporosis, rheumatoid arthritis,
fraktur, atau tumor).
Tujuan pembuatan referat ini adalah mengetahui lebih dalam mengenai defiinisi, gejala,
patofisiologi, faktor risiko, diagnosa, tatalaksana dan edukasi Low Back Pain, serta
penanganan non-medikamentosa lebih lanjut di Rehabilitasi Medik yang bertujuan
untuk memperingan keluhan pasien dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
NYERI PUNGGUNG BAWAH (LBP)
Nyeri Punggung bawah (NPB) adalah rasa nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah
yang bisa merupakan nyeri lokal maupun radikuler, maupun keduanya. Nyeri ini terasa antara sudut
iga terbawah (T-12) dan lipat bokong bawah yaitu regio lumbo-sakral dan sering serangannya
disertai dengan sciatica, yaitu penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki. Nyeri juga bisa menjalar ke
daerah lain atau sebaliknya nyeri yang berasal dari tempat lain yang bermanifestasi di daerah
punggung bawah (referred pain). 4
1. klasifikasi menurut waktu :
Akut: kurang dari 4 minggu
Subakut: 4 minggu – 12 minggu/3 bulan
Kronis: lebih dari 12 minggu/3 bulan
2. Klasifikasi menurut Nyeri:
Nyeri lokal
Nyeri menjalar
Nyeri radikuler
Nyeri karena spasme otot
3. Klasifikasi menurut penyebab
Nyeri punggung bawah non-spesifik
Nyeri punggung bawah spesifik
Foto X-Ray
Myelografi
Computed Topografi Scan (CT-Scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Electro Miography ( EMG ) / Nreve Conduction Study ( NCS )
Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi fisik pasien
dimana mungkin perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pambedahan.
Medikamentosa
Obat-obat analgesik
Analgetik narkotik
Analgetik antipiretik
Golongan salisiilat (aspirin)
Golongan Paraaminofenol (paracetamol)
Golongan Pirazolon (Dipiron)
Golongan asam organik lain
Derivat asam fenamat (Natrium mecoflenamat)
Derivat asam propionat (AINS: ibuprofren, nalproksen, ketoprofen,
indoprofen)
Derivat asam asetat (Na Diklofenak)
Derivat Oksikam (Piroxicam)
Non-Medikamentosa
Fisioterapi
Terapi panas
Elektro Stimulus
Akupunctur
Ultrasound
Radiofrequency Lesioning
Spinal endoscopy
Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)
Elektro Thermal Disc Decompression
Trans Cutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
Traction
Pemijatan atau massage
Latihan LBP
a. Lying supine hamstring stretch
b. Knee to chest stretch
c. Pelvic Tilt
d. Sitting leg stretch
e. Hip and quadriceps stretch
f. Alat Bantu
1. Back corsets
2. Tongkat jalan
Bedah
Operasi
Tipe operasi yang dilakukan oleh dokter bedah tergantung pada tulang belakang/punggung
pasien. Biasanya prosedurnya menyangkut pada laminectomy yang mana menghendaki
bagian yang diangkat dari vertebral arch untuk memperoleh kepastian apa penyebab dari
LBP pasien. Jika disc menonjol atau bermasalah, para ahli bedah akan melakukan bagian
laminectomy untuk mencari tahu vertebral kanal, mengidentisir ruptered disc ( disc yang
buruk ), dan mengambil atau memindahkan bagian yang baik dari disc yang bergenerasi,
khususnya kepingan atau potongan yang menindih saraf.
Ahli bedah mungkin mempertimbangkan prosedur kedua yaitu spinal fusion, jika si pasien
merasa membutuhkan keseimbangan di bagian spinenya. Spinal fusion merupakan operasi
dengan menggabungkan vertebral dengan bone grafts. Kadang graft tersebut
dikombinasikan dengan metal plate atau dengan alat yang lain.
Ada juga sebagian herniated disc ( disc yang menonjol ) yang dapat diobati dengan
teknik percutaneus disectomy, yang mana discnya diperbaiki menembus atau melewati
kulit tanpa membedah dengan menggunakan X-ray sebagai pemandu. Ada juga cara lain
yaitu chemoneuclolysis, cara ini menggunakan penyuntikan enzim-enzim ke dalam disc.
Cara ini sudah jarang digunakan.
Edukasi
Larangan
a. Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.
b. Membawa beban yang berat.
c. Duduk terlalu lama.
d. Memakai sepatu hak tinggi.
e. Menulis sambil membungkuk terlalu lama.
f. Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau
menggunakan kasur yang terlalu empuk.
Anjuran
a. Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang.
b. Duduk tegak 90 derajat.
c. Gunakanlah sepatu yang nyaman.
d. Jika ingin duduk dengan jangka waktu yang lama, istirahatkan kaki di
lantai atau apa saja yang menurut pasien nyaman.
e. Jika mempunyai masalah dengan tidur, taruhlah bantal di bawah lutut atau
jika tidur menyamping, letakkanlah bantal diantara kedua lutut.
f. Hindari berat badan yang berlebihan.
g. Ketika memerlukan berdiri dalam waktu lama salah satu kaki diletakkan
diatas supaya sudut ferguson tidak terlalu besar ( sudut ferguson adalah
sudut kemiringan sakrum dengan garis horisontal )
BAB III
KESIMPULAN
Nyeri punggung adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah yang bisa
merupakan nyeri lokal maupun radikuler maupun keduanya. Nyeri terasa antara
sudut T12 yaitu regio lumbo-sakral dan sering disertai sciatica, yaitu penjalaran
nyeri kearah tungkai dan kaki. Nyeri bisa menjalar ke daerah lain atau sebaliknya
nyeri yang berasal dari tempat lain yang bermanifestasi di daerah punggung bawah
(referred pain). Ada 4 tipe nyeri yaitu nyeri lokal, nyeri menjalar, nyeri radikuler
dan nyeri oleh spasme otot. Nyeri punggung bawah non-spesifik adalah suatu gejala
tanpa penyebab yang jelas dan spesifik. Sekitar 90% pasien adalah non-spesifik.
Nyeri punggung bawah spesifik karena HNP, infeksi osteoporosis, RA, Fraktur dan
tumor.
Menurut epidemiologi, NBP merupakan 10 penyakit yang paling banyak di dunia dan
sekitar 90% penderita NPB merupakan penderita NPB non-spesifik. National Safety
Council melaporkan bahwa sakit akibat kerja yang frekuensi kejadiannya paling
tinggi adalah sakit atau nyeri pada punggung, yaitu 22% dari 1.700.000 kasus. Hal ini
dapat menjadi faktor risiko nyeri punggung bawah apabila usia, lama jam duduk,
posisi duduk, masa kerja dengan sikap duduk, kebiasaan merokok, dan berat badan
berlebih.
Penegakan diagnosis NPB dilakukan dengan anamnesis adalah dengan melihat sifat
nyeri yang biasanya mendadak dan berhubungan dengan posisi pekerjaan secara
mekanis dan ergonomis tidak menguntungkan. Nyeri dapat timbul saat itu juga ataupun
dalam beberapa jam, dapat juga berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan.
Peregangan otot akan sembuh dalam waktu kurang lebih seminggu. Nyeri punggung
bawah biasanya terletak di daerah lumbosakral dan nyeri dapat menyebar ke tungkai
bawah dan kaki. Keluhan yang didapati karena penyebab lain tidak terjadi secara
mendadak tetapi secara bertahap. NPB yang disebabkan oleh faktor mekanis akan
bertambah nyeri saat beraktivitas dan berkurang saat berisitirahat (contoh: HNP).
NPB yang disebabkan oleh faktor mekanis meningkat pada waktu aktivitas dan
nyeri paling hebat pada waktu sore hari dimana penderita telah selesai
beraktifitas. NPB yang ditimbulkan akibat gangguan medis paling hebat pada
waktu pagi hari saat penderita bangun dari tidur. Kanker, baik jinak maupun
ganas menimbulkan nyeri saat penderita berbaring dan karena itu nyeri paling
hebat pada malam hari. Untuk memperkuat diagnosa, dilakukan pemeriksaan
fisik motorik, sensorik, refleks, dan test-test seperti (test patrick, test contra
patrick) untuk menilai apakah adanya peradangan pada daerah sacroiliaca.
Pemeriksaan penunjang dapat diberikan untuk memberikan gambaran yang
jelas mengenai saraf yang terganggu, dapat digunakan EMG dan MRI.
Untuk dapat mengatasi nyeri dapat diberikan medikamentosa, atau non-
medikamentosa seperti terapi panas, akupunctur, USD, MWD, TENS, Massage
dan latihan juga dapat diberikkan untuk meregangkan otot-otot yang diduga
mengalami spasme seperti; lying supine hamstring stretch, knee to chest
stretch, pelvic tilt, sitting leg stretch, hip and quadriceps stretch, alat bantu,
back corsets, dan tongkat jalan. Apabila mengalami NYB yang parah dan
derajat semakin meningkat, atau ditemukan disc yang menonjol atau
bermasalah, para ahli bedah akan melakukan bagian laminectomy untuk
mencari tahu vertebral kanal, dan mengambil atau memindahkan bagian yang
buruk dari disc yang bergenerasi, khususnya kepingan atau potongan yang
menindih saraf.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ropper AH, Brown RH. Pain in the back, neck and extremities. Dalam: Adams and Victor’s: Principles of Neurology. Eight
Edition. New York: McGraw Hills, 2005 p.168-169
2. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, et al. Back and Neck Pain. Dalam Harrison’s Principles of Internal Medicine. 18 Edition. New
York: McGraw-Hill, 2012 p. 341.
3. Kelompok Study Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Nyeri Punggung Bawah. 2003.
4. Mahadewa, T.G.B., & Maliawan, S. Diagnosis dan Tatalaksana Kegawatdaruratan Tulang Belakang. Jakarta: Sagung Seto.
2009 p. 156-162
5. Roger Chou. In the Clinic Low Back Pain. American College of Physician 2014.
6. Greenberg MS. Spine and Spinal Cord. In Greenberg MS (eds). Handbook of Neurosurgery, 5th ed. New York: Theme 2001 p.
285-351
7. Lee TJ. Pharmacologic treatment for low back pain: one component of pain care. Phys Med Rehabil Clin Am 2010; p. 30-36
8. Purwanto, Henny P, Moh. Ari A. Pengaruh Terapi Akupunktur terhadap penurunan tingkat Nyeri pasien Low Back Pain (LBP)
di Polineurologi RSUD Dr. Harjono Ponorogo.
9. Ni Putu L, Theresia I, Engline A Hubungan Lama Duduk Dengan Kejadian Low Back Pain pada Operator Komputer Perusahaan
Travel di Manado Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015
10. Meliala L. Patofisiologi Nyeri pada nyeri punggung bawah. Dalam Meliala L, dkk (Ed). Nyeri Punggung Bawah. Kelompok
Studi Nyeri PERDOSSI, 2003; hlm 17-28.
TERIMA KASIH