Anda di halaman 1dari 6

PENDEKATAN DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA PADA KASUS LOW

BACK PAIN
Approach To Diagnosis And Treatment In Case Of Low Back Pain

Marhamah, N.¹, Arum, S.S.¹, Lidiawati.³

¹Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Surakarta

²Bagian Ilmu Kedokteran Fisik Dan Rehabilitasi Rsud Ir. Soekarno Sukoharjo

Korespondensi: Sekar Sulistyo Arum. Alamat email: J510215125@ums.ac.id

ABSTRAK

Pendahuluan nyeri punggung bawah atau low backpain (LBP) merupakan nyeri yang dirasakan di
punggung bawah, bukan suatu penyakit maupun diagnosis penyakit akan tetapi istilah bagi sindrom nyeri
yang dirasakan diarea anatomi yang terserang dengan berbagai macami lama insiden nyeri.

Presentasi kasus Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke poliklinik Rehabilitas medik RSUD
Sukoharjo untuk memeriksakan pinggang belakangnya yang terasa sakit atau nyeri , ini adalah
pemeriksaan pertama yang dilakukan oleh pasien , pasien menggaku keluhan sudah 3 bulan dirasakan.

Diskusi: diagnosis klinis Low back Pain et spondilosis ditegakan dengan melihat hasil rontgen yaitu
ditemukan spondilolistesis pada L4-L5 pada vertebrae lumbal L1-L5. Goal rehabilitas medic pada kasus
ini adalah menghilangkan rasa nyeri dan mempertahankan kekuatan otot. Terapi yang digunakan adalah
terapi infrared dan TENS (transcutaneous Electrical Nerves Stimulation).

Kesimpulan: untuk menghilangkan atau meredakan rasa nyeri pada pasien dengan LBP dapat
menggunakan terapi-terapi non –farmakologi seperti TENS dan Infrared terapi dan untuk terapi
farmakologi yang dapat digunakan adalah golongan OAINS.

Kata kunci: LBP,Low Back Pain, TENS

ABSTRACT

Introduction Low back pain (LBP) is pain that is felt in the lower back, is not a disease or a diagnosis for
a disease but is a term for a pain syndrome that is felt in the affected anatomical area with various
variations in the duration of pain.

Case presentationA 60-year-old man came to the Medical Rehabilitation Polyclinic at RSUD Sukoharjo
to check his back that was aching or painful, this was the first examination carried out by the patient, the
patient admitted that the complaint had been felt for 3 months

Discussion:The clinical diagnosis of Low back Pain et spondylosis was confirmed by looking at the X-ray
results, which found spondylolisthesis at L4-L5 in the L1-L5 lumbar vertebrae. The goal of medical
rehabilitation in this case is to relieve pain and maintain muscle strength. The therapy used is infrared
therapy and TENS (transcutaneous Electrical Nerve Stimulation)..
130
Prociding Call For Paper Thalamus Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desember 2021
Conclusion:to relieve or relieve pain in patients with LBP can use non-pharmacological therapies such
as TENS and infrared therapy and for pharmacological therapy that can be used are NSAIDs.

Keywords: LBP,Low Back Pain, TENS

131
PENDAHULUAN Nyeri punggung bawah atau low back pain bisa

Nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP) diarenakan akibat bermacam abnormalitas yang

adalah masalah kesehatan yang cukup besar di semua terdapat pada tulang belakang, otot, diskus

negara maju dan paling sering ditemukan pada pusat intervertebralis, sendi, ataupun bagian lain yang

kesehatan primer. Low back pain (LBP), bukan suatu menunjang tulang belakang. Abnormalitas ini yakni

penyakit maupun diagnosis bagi sebuah penyakit abnormalitas kongenital maupun abnormalitas

akan tetapi memicu pada istilah yang digunakan pertumbuhan tulang yang terbentuk dari spondilosis

untuk sindrom nyeri yang diderita pada daerah dan spondilolistesis, kiposkoliosis, spina bifida,

anatomi yang terdampak dengan beraneka macam kelainan korda spinalis, trauma minor yakni regangan

lama berlangsungnya nyeri. Biasanya diartikan dan cela whiplash, patah tulang yakni jatuh,
kecelakaan trasportasi sepeda motor (Andini,2015).
dengan nyeri, otot yang tegang, maupun rasa
kaku yang terdapat di punggung bawah, dengan Faktor-faktor yang mempengaruhi low back pain

atau tanpa nyeri kaki. Punggung bawah. Faktor-faktor yang menyebabkan insiden low back
menanggung beban yang sangat besar ketika pain yaitu faktor individu dan faktor pekerjaan.
manusia melakukan gerakan dan bertindak. Faktor individu juga pekerjaan bisa ditinjau
sebagai sumbu tengah tubuh pada kehidupan berlandaskan faktor pencetus sebagai berikut: Umur,

sehari-hari(Pristianto et al.,2021). Prevalensi Jenis kelamin, Indeks massa tubuh, aktivitas fisik,

penyakit musculoskeletal yang ada di Indonesia beban kerja dan sikap kerja (Mulfianda, R., 2021).

dilihat dari diagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu Low back pain (LBP) terjadi oleh karena
11,9 persen dan menurut diagnosis atau insiden yaitu berbagai pemicu dan keadaan patologis ada
24,7 persen sementara itu di provinsi Lampung kalanya sulit untuk didiagnosis, low back pain
jumlah prevalensi penyakit musculoskeletal menurut dikelompokkan berdasarkan waktu penyebab nyeri
diagnosis juga indikasi yakni 18,9 persen. Prevalensi saat akut dan nyeri seperti terasa menusuk, dalam dan
penyakit musculoskeletal paling tinggi bersumber terus-menerus ataupun mendadak. Seseorang tidak
pada pekerjaan adalah petani, nelayan atau buruh mampu rehat dengan nyaman juga saat bergerak
sebesar 31,2 persen . Prevalensi meninggi secara komponen punggung yang terkena bertambah nyeri
berlanjut juga menggapai titik tertinggi pada usia 35 dan terjadi selama kurang dari 8 minggu. Nyeri
sampai 55 tahun. Saat umur seseorang meningkat, kronis cenderung berlanjut dan tidak mereda. Nyeri
risiko mengalami low back pain (LBP) menjadi kadang terjadi untuk beberapa hari namun adakalanya
bertambah tinggi mengingat kejadian abnormalitas memerlukan waktu selama satu sampai beberapa
pada diskus intervertebralis saat lanjut usia. . Low minggu. Terkadang nyeri bisa timbul terus-menerus
back pain bisa diakibatkan karena berbagai penyakit namun untuk kekambuhan dapat disebabkan oleh
muskuloskeletal, gangguan psikologis dan gerakan aktivitas fisik yang sederhana. Kelompok Low back
yang kurang benar. Sejumlah 90% insiden LBP pain berdasarkan pemicunya yakni:Low back pain
bukan dikarenakan kelainan organik, akan tetapi traumatic, Low back pain yang dipengaruhi oleh
akibat kesalahan sikap tubuh saat bekerja.(Wu, A. et proses degenerative, Low back pain oleh penyakit
al.,2021) inflamasi (Hayashi,2004).

Etiologi Low back pain Laporan kasus

132
Prociding Call For Paper Thalamus Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desember 2021
Seorang laki-laki berusia 60 tahun diantar benjolan pada posisi berdiri postur tubuh terlihat
keluarganya ke poliklinik Rehabilitas medik RSUD normal, Feel (Meraba) Nyeri tekan pada L1-L5,tidak
Sukoharjo untuk memeriksakan pinggang teraba panas dan tidak ada pembengkakan, Move
belakangnya yang terasa sakit atau nyeri , ini adalah (Gerakan) pemeriksaan luas gerak sendi dalam batas
pemeriksaan pertama yang dilakukan oleh pasien , normal,manual muscle testing rata-rata 5, sensibilitas
pasien menggaku keluhan sudah 3 bulan dirasakan. dalam batas normal , untuk pemeriksaan visual
Nyeri dirasakan saat pasien terjatuh ketika hendak analog scale (VAS) terdapat nyeri tekan 6,nyeri
membetulkan atap rumah, pasien terjatuh dalam beraktivitas 5,nyeri saat duduk 6.Pemeriksaan
posisi terduduk. Nyeri diperberat ketika pasien solat Laseque negatife dan pemeriksaan patric
dan bangun dari duduk. Nyeri berkurang saat pasien negative.Pemeriksaan penunjang dilakukan Rontgen
istirahat.Pasien tidak ada maslah saat BAK dan BAB Lumbosacral AP-Laterar, terlihat Spondilolistesis
, Saat pasien batuk tidak merasa nyeri atau sakit di pada L4-L5.
bagian belakang, nyeri tekan +, adanya kesemutan
pada bagian paha pasien dan telah dirasakan lama
sebelum pasien jatuh dan mengeluhan nyeri pada
bagian pinggang bawah. Riwayat sakit saat ini pasien
merasakan nyeri pada pinggang bawah dan tidak
menjalar ke kaki.

Untuk sehari-hari pasien biasa mengangkat beban


berat dan duduk lama saat berkerja sebelum pension.
Untuk riwayat penyakit dahulu seperti hipertensi ,
asma, diabetes mellitus, alergi obat, riwayat stroke
disangkal oleh pasien, dan untuk riwat jantung pasien
telah menderita penyakit jantung selama satu tahun
belakangan ini dan rutin untuk minum obat. Untuk Gambar 1: Foto Hasil Rontgen Pasien
riwayat penyakit keluarga pasien mengatakan di Pembahasan
keluarga tidak ada keluhan seperti dirinya.Pasien
Kasus ini merupakan kasus low back pain
tinggal bersama istri dan cucunya, pasien dulu
yang sering terjadi di poliklinik rehabilitas medik,
berkerja sebagai PNS di salah satu kantor di
diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan fisik dan
sukoharjo dan sekarang sudah pension, untuk biaya
pemeriksaan penunjang rontgen. Diagnosi Klinis low
pengobatan pasien menggunakan BPJS kesehatan.
back pain et spondilosis ditegakan dengan melihat
Pemeriksaan fisik pasien untuk untuk kesan umum
hasil rontgen yaitu ditemukan Spondilolistesis pada
baik , Status gizi kesan baik, derajat kesadaran
L4-L5 pada Vertebrae lumbal L1-L5.Penyebabnya
kompos mentis,berat badan pasien 60kg dan tinggi
bias disebabkan oleh trauma atau kelaian kongenital,
badan 158cm, indek masa tubuh pasien 24.Status
pada tulang . Aspek rehabilitas medik impairment
general dilihat dari ekstermitas atas dan ektermitas
tampak spondilolisthesis L4-L5, tedapat disability
bawah terilat dalam batas normal. Untuk pemeriksaan
yaitu terbatasnya gerak ,kesulitan untuk solat, untuk
status lokalis dilakukan dengan Look (dilihat) kulit
handicap yang diraskan pasien adalah kesulitan
tidak ada kemerahan atau kebiruan , tidak terlihat ada

133
Prociding Call For Paper Thalamus Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desember 2021
dalam pekerjaan rumah seperti mengangkat air dan Gambar 2: Infrared
membersihkan rumah. Problem medis pada kasus ini
adalah nyeri yang diraskan dan adanya keterbatasan
gerak, Goal rehabilitas medic pada kasus ini adalah
menghilangkan rasa nyeri dan mempertahankan
kekuatan otot. Terapi yang dilakukan adalah terapi
Infrared dan TENS(transcutaneous Electrical Nerves
Stimulation) , terapi infared adalah salah satu jenis
terapi dalam bidang rahabilitas yang menggunakan
gelombang elektromagneti infamerah. Efek-efek
Terapi
fisiologis terapi infrared mengaktifkan reseptor panas
superfisial pada kulit yang nantinya dapat mengubah
hantaran atau konduksi dari saraf sensorik saat
menghantar nyeri sehingga nyeri bisa berkurang.
Terapi panas bisa menyebabkan vasodilatasi dan
mengoptimalkan aliran darah. TENS (transcutaneous
Electrical Nerves Stimulation) adalah terapi dengan
menggunakan energi listrik yang berfungsi untuk
merangsang system saraf melalui permukaan kulit
untuk mengurangi rasa nyeri.

Gambar 3 : TENS terapi

134
Prociding Call For Paper Thalamus Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desember 2021
Pristianto, A., Wijianto, W., Susilo, T. E., Naufal,
A. F., Rahman, F., & Addiningsih, Y. (2021).
Edukasi program aquatic exercise dalam
mengurangi keluhan serta meningkatkan
kemampuan fungsional pasien nyeri pinggang
kronik. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Multidisiplin, 4(3), 190-193.

Rahmawati, A. (2021). Risk Factor of Low Back Pain.


Jurnal Medika Hutama, 3(01 Oktober), 1601-1607.
Retrieved from
https://jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/articl
Gambar 4 : Alat TENS
e/view/323
KESIMPULAN

Kasus ini menggambarkan low back pain pada pasien Rizki, M. M., & Saftarina, F. (2020). Tatalaksana
lanjur usai sangat menggangu aktifitas sehari-hari. Medikamentosa pada Low Back Pain
Untuk menghilangkan atau meredakan rasa nyeri dapat Kronis. Jurnal Majority, 9(1), 62-68.
menggunakan terapi-terapi non –farmakologi seperti
TENS dan Infrared terapi dan untuk terapi farmakologi Wu, A., March, L., Zheng, X., Huang, J., Wang,
yang dapat digunakan adalah golongan X., Zhao, J., ... & Hoy, D. (2020). Global low
OAINS(Rizky,2020) untuk prognosis pada kasus Low back pain prevalence and years lived with
back pain adalah Dubia ad bonam. disability from 1990 to 2017: estimates from the
DAFTAR PUSTAKA Global Burden of Disease Study 2017. Annals of
translational medicine, 8(6).
Andini, F. (2015). Risk factors of low back pain
in workers. Jurnal Majority, 4(1).
Z. Mutia. 2018. Hubungan Posisi Duduk dan
Lama Waktu Duduk Terhadap Kejadian Nyeri
Hayashi, Y. (2004). Classification, diagnosis, and
Puggung Bawah (NBP) pada Penjahit Sektor
treatment of low back pain. Japan medical
Informal diKecamatan Laweyan Kota Surakarta.
association journal., 47(5), 227-233.
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mulfianda, R., Desreza, N., & Maulidya, R.
(2021). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada
Karyawan di Kantor PLN Wilayah Aceh. Journal
of healthcare technology and medicine, 7(1), 253-
262

135

Anda mungkin juga menyukai