Otak : Pada lansia akan terjadi penurunan berat otak sebesar 10%. Selain itu
kehilangan sel saraf banyak ditemukan di bagian hippocampus dan korteks
cerebri yang ingatan jangka pendek terganggu.
Medulla spinalis : Pada lansia terjadi penurunan fungsi akson dalam medula
spinalis menurun 37% penurunan kognitif, koordinasi, keseimbangan,
kekuatan otot, reflek, perubahan postur dan waktu reaksi.
Peningkatan jumlah flak senile, protein amiloid, endapan pigment
lipofusin gangguan transportasi internal neuron sehingga
penghantaran impuls terhambat.
Pada penuaan hilangnya neuron terjadi pada lapisan tertentu dari bagian
otak, tetapi tidak selalu menyeluruh mengenai SSP. Perubahan ini dapat
mempengaruhi dalam pembebasan neurotransmitter kimia sehingga
mengakibatkan:
Asetilkolin menurun Alzheimer
Dopamin menurun kesulitan memulai pergerakan, kekakuan, tremor Parkinson
Serotonin menurun insomnia, penurunan mood (depresi)
b) Sistem Saraf Perifer
Perubahan yang terjadi pada system saraf autonom
Nervus Optikus : Penurunan penglihatan, ketajaman penglihatan, lapang pandang, atropi optic,
respon pupil
Nervus Okulomotorik, Troklear, Abducens : Gangguan gerakan mata (ptosis), diplopia binocular dan
monocular
Nervus Glosofaringeal dan Vagus : Gangguan bicara, elevansi palatum, retraksi lidah, kontraksi
faring, reflex muntah
Nervus Aksesorius : Penurunan kekuatan otot atau atrofi sternokleidomastoideus dan trapeziuz
3. Kognisi-Komunikasi
Sejumlah hambatan komunikasi mungkin terjadi sebagai akibat dari stroke atau
Sensasi terganggu baik pada hemiplegia bagian kanan maupun bagian kiri.
Deficit penglihatan atau kebutaan lapang pandang pada satu sisi, yaitu sisi
yang terpengaruh (hemianopsia)
5) Psikososial
Defisit neurologis yang menyebabkan penarikan diri, isolasi, dan rasa asing
mungkin menyebabkan klien lansia lebih bingung dan mengalami disorientasi.
Hilangnya fungsi tubuh dan gangguan gambaran diri mungkin turut berperan
terhadap hilangnya harga diri klien.
Delirium Dementia
- Akut - Kronis
- Gangguan - Gangguan
kesadaran fungsi kognitif
https://www.y https://www.y
outube.com/w outube.com/w
atch?v=FstSYkol atch?v=bXA5Qu
d5c MLWRg
Sindrom neuropsikiatri kompleks yang Kondisi akut, biasanya berlangsung
ditandai dengan onset akut, fluktuasi, selama satu hingga tujuh hari
tingkat perubahan kesadaran, (Flaherty et al., 2011), meskipun
kurangnya perhatian, dan pemikiran
yang tidak teratur dapat bertahan selama beberapa
(Inouye, 2006 dalam Marcantonio, 2011; Martinez, Tobar,
hari atau beberapa minggu
& Hill, 2015). (AMDA,2008)
Penyebab Delirium
MULTIFAKTORAL
Salah satunya
PROSES PENUAAN
• peningkatan • rasa kantuk, gejala • keadaan hiperaktif
gairah, tenang, dan / atau dan hipoaktif
kegelisahan, perilaku tidak bergantian
agitasi, delusi, dan tertarik.
/ atau tingkah
laku agresif.
https://www.youtube.com/w
atch?v=cRZtF9F1mJU&t=345s
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308374-
T31141-Uji%20kesahihan.pdf
Adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara
perlahan dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan
kemampuan untuk memusatkan perhatian dan bisa terjadi kemunduran
kepribadian.
Tanda dan Gejala :
Terjadi penurunan dalam ingatan, seperti kemampuan untuk mengingat
waktu untuk mengenali orang, tempat dan benda.
Penderita memiliki kesulitan dalam menemukan dan menggunakan kata
yang tepat dan pemikiran yang abstrak.
Sering terjadi perubahan kepribadian.
Klasifikasi :
a) Demensia Primer
Frontotemporaldementia (Pick’sdisease).
b) Demensia Sekunder.
HIV/AIDS-associated dementia.
Progressive supranuclearpalsy.
Menurut sumber lain, dimensia dibagi menjadi:
Demensia Kortikal
Seperti yang dijumpai pada penyakit Alzheimer’s dan Pick,
penyakit ini ditandai dengan defisit memori yang dini dan
biasanya penderita menunjukkan gejala defisit visuospasial,
gangguan berbahasa (afasia), afraksia dan agnosia.
Demensia Subkortikal
Seperti yang dijumpai pada sindroma parkinson’s,
hidrosefalus komunikan dan progressive supranuclearpalsy.
Didapatkan gejala proses berpikir yang lamban.
Merupakan salah satu bentuk demensia Faktor Resiko :
yang paling sering ditentukan di klinik.
Usia
Etiologi : Perempuan
Kerusakan berat neuron korteks dan Riwayat keluarga/genetik (Kromosom
hippocampus.
14, 19, dan 21)
Penimbunan amiloid dalam
pembuluh darah intrakranial. Down syndrome
Perubahan morfologis dan biokimia Riwayat trauma kepala
pada neuron-neuron (penurunan zat
neurotransmitter yang berfungsi Cerebrovascular disease
untuk menyampaikan sinyal antara Penyakit: hipertensi, diabetes miletus,
satu sel otak ke sel otak yang lain.)
Adanya lesi: plak senilis. dislipidemia, dan atherosklerosis,
Faktor lain: Stres oksidatif akibat serta proses inflamasi)
radikal bebas.
Tanda Dan Gejala : panas, ia dapat saja menceburkan diri kepancuran air
ditengah kota dengan pakaian lengkap.
Pada stadium dini/awal :
Perubahan kepribadian, biasanya negatif : depresi,
Mudah lupa, kehilangan ingatan ringan, hilangnya curiga/ paranoid, kasar, bahkan kejam.
memori terbaru. Kemampuan berbicara memburuk sampai
Pengurangan kapasitas dalam menyelesaikan pembentukan suku kata yang tidak masuk akal.
masalah. Terjadi disfagia.
Keterbatasan kemampuan untuk mengatasi situasi Terjadi inkotinensia.
yang kompleks dan berpikir abstrak.
Emosi yang labil, apatis.
Pada stadium terminal /akhir :
Deprsesi sudah dapat terjadi pada tahap ini.
Kemampuan penderita menjadi sangat terbatas.
Tidak mampu untuk mengurus kebutuhan dasar,
Pada stadium lanjut: memerlukan bantuan total, Memerlukan bantuan
Perilaku penderita menjadi lebih tidak menentu dan dalam segala bidang perawatan diri termasuk
aneh. makan, minum dan toileting.
Kecenderungan sering berkelana Mereka tidak mampu untuk mengenali anggota
Marah yang meledak-ledak. keluarganya.
Penderita dapat mengalami kehilangan kemampuan Anggota keluarga harus waspada untuk mencegah
untuk mengingat wajahnya, tempat, atau objek yang agar penderita tidak terluka.
sudah dikenalnya, kehilangan suasana keluarganya. Kematian terjadi akibat komplikasi : infeksi,
Sering mengulang-ulang cerita, karena lupa telah malnutrisi, atau dehidrasi.
menceritakannya.
Lupa apa yang akan dikatakannya atau tidak dapat
mengingat kata-kata.
Timbul perilaku ekspulsif, misalnya ; pada saat udara
Ketika seseorang mengalami penuaan, resiko untuk mengalami
stroke meningkat. Insufisiensi vaskuler akibat stroke dapat
mendorong terjadinya iskemik dan kadang-kadang nekrosis pada
jaringan otak yang secara normal disuplai dan dipelihara oleh
pembuluh darah yang terkena stroke tersebut.
Faktor Resiko :
Hipertensi Hiperlipidemia
Gout Dehidrasi
Aterosklerosis berat Stenosis mitral
Infarkmiokardial tak bergejala Anemia
Kadar serum trigliserida yang tinggi Merokok
Obesitas
Klasifikasi : darah akibat anemia, obat-obatan
c) Stroke emboli
Ketika suatu trombus terbentuk di dalam suatu pembuluh darah besar dan tiba-
tiba terpecah, kemudian masuk ke otak, suatu stroke embolik mungkin terjadi.
Penyebab umum stroke embolik adalah suatu mikro embolus yang dibawa ke otak
sebagai akibat dari fibrilasi atrial.
e) Stroke hemoragik Tanda dan gejala:
Disebabkan oleh pecahnya Sakit kepala
Mual
suatu pembuluh darah di Sinkop
https://www.youtube.com/watch?v=DeCFtuD41WY
Mini-Cog
2. Pencegahan Sekunder
Pengkajian, diagnosis, penentuan tujuan, dan intervensi ketika deficit
neurologis terjadi
Tujuan secara keseluruhan adalah untuk mencegah terjadinya kehilangan
kesehatan tambahan dan untuk mengembalikan klien pada tingkat
kemampuan berfungsi mereka secara maksimum.
3. Pencegahan tersier
Resiko cedera
Gangguan memori
1 Penurunan kendali otot, massa Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas Gangguan mobilitas
otot, kekuatan otot Nyeri saat bergerak fisik
Kontraktur Enggan melakukan pergerakan
Nyeri Merasa cemas saat bergerak
Kekakuan sendi