DISUSUN OLEH :
MUSTAKIM 1111020171
2013/2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
memberikan peran penting dalam intilegensi seseorang, yang paling utama adalah
mengingat, dimana proses tersebut melibatkan fungsi kerja otak untuk merekam
dan memanggil ulang semua atau beberapa kejadian yang pernahh dialami.
Delirium. Banyak orang mensalah artikan antara Demensia, Delirium dan Depresi.
Juga tentang respon kognitif yang maladaptive pada seseorang. Hal ini merupaka
kognitif?
Tujuan Umum
2
memahami tentang asuhan keperawatan jiwa khususnya pada klien dengan
gangguan kognitif.
Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
3
Sundeen, 1987. Hal.612). Gangguan kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak,
karena kemampuan pasien untuk berpikir akan dipengaruhi oleh keadaan otak .
rentang perhatian, dan kesulitan berfikir logis. Respon tersebut dapat terjadi secara
episodik atau terjadi terus-menerus. Suatu kondisi dapat reversibel atau ditandai
Fungsi Otak :
1. Lobus Frontalis
Pada bagian lobus ini berfungsi untuk : Proses belajar : Abstraksi, Alasan
2. Lobus Temporal
Diskriminasi bunyi
Perilaku verbal
Berbicara
3. Lobus Parietal
Diskriminasi waktu
Fungsi somatic
Fungsi motoric
4. Lobus Oksipitalis
Diskriminasi visual
5. Sisitim Limbik
Perhatian
Flight of idea
4
Memori
Daya ingat
Secara umum apabila terjadi gangguan pada otak, maka seseorang akan
mengalami gejala yang berbeda, sesuai dengan daerah yang terganggu yaitu :
Impilsif
Regresi
Amnesia
Dimensia
3. Gangguan pada lobus parietalis dan oksipitalis akan ditemukan gejala gejala
4. Gangguan pada sistim limbik akan menimbulkan gejala yang bervariasi antara
lain :
Memori
Disorientasi
Depresi pada lansia seringkali salah didiagnosis sebagai demensia, tabel dibawah
5
Rentang Respon Kognitif
hari)
Proses Fluktuasi luas; dapat Mungkin ada Kronik; lambat namun
penyebab tidak
diketahui
sulit untuk
dibangunkan
Orientasi Pasien disorientasi, Pasien mungkin tampak Pasien disorientasi,
6
Perhatian Selalu terganggu Kesulitan Mungkin utuh; pasien
terganggu menghitung
Isi pikir Inkoheren, bingung; Negatif; hipokondriasis, Tidak teratur, kaya isi
kematian; paranoid
Persepsi Salah penafsiran, Terganggu; pasien Tidak berubah
halusinasi pendengaran;
penafsiran terhadap
7
penilaian meningkat saat menggambar, mengikuti pasien berupaya
status mental berfikir jernih dan perintah biasanya tidak menjawab semua
tahu
Respon kognitif pada umumnya merupakan akibat dari gangguan biologis pada
fungsi sistem saraf pusat. Faktor yang mempengaruhi individu mengalami gangguan
kognitif termasuk:
1. Gangguan suplai oksigen, glukosa, dan zat gizi dasar yang penting lainnya ke
otak
a. Perubahan vaskuler arterisklerotik
b. Serangan iskemik sementara
c. Hemoragi serebral
d. Infark otak kecil multipel
2. Degenerasi yang berhubungan dengan penuaan
3. Pengumpulan zat beracun dalam jaringan otak
4. Penyakit Alzheimer
5. Human Immunodeficiency Virus (HIV)
6. Penyakit hati kronik
7. Penyakit ginjal kronik
8. Defisiensi vitamin (terutama thiamin)
9. Malnutrisi
10. Abnormalitas genetik
1. Hipoksia
8
2. Gangguan metabolik, termasuk hipertiroidisme, hipotiroidisme, hipoglikemi,
Stressor spesifik yang berhubungan dengan gangguan kognitif sering kali tidak
dapat diidentifikasi, walaupun hal ini berubah secara cepat saat ilmu pengetahuan
tentang saraf meningkat, secara umum, ketika mengkaji respon kognitif maladaptif,
proses fikir individu. Oleh karena itu, penilaian stressor individu sangat penting.
kepribadian, kebiasaan dan rutinitas individu. Self-help group dapat menjadi sumber
mekanisme koping yang efektif pada masa lalu akan lebih mampu mengatasi awitan
kesadaran, yang mencerminkan gangguan biologis yang berat dalam otak, mekanisme
koping psikologis pada umumnya tidak digunakan. Dengan demikian perawat harus
9
melindungi pasien dari bahaya dan mengganti mekanisme koping individu dengan
bercanda, depresi, seduktif, dan menarik diri. Mekanisme pertahanan ego yang
- Regresi
- Penyangkalan
- Kompensasi
10
BAB III
3.1 Pengkajian
Faktor Predisposisi
Faktor Presipitasi
Hipoksia
Anemia hipoksik
Histotoksik hipoksia
Hipoksemia hipopoksik
Iskemia hipoksik
Suplai darah ke otak menurun/berkurang
Hipotiroidisme
Hipertiroidisme
Hipoglikemia
Hipopituitarisme
Racun, Infeksi
Gagal ginjal
Syphilis
Aids Dement Comp
Perubahan Struktur
Tumor
Trauma
Stimulasi Sensori
11
Macam Gangguan Kognitif pada Kasus
Delirum adalah : Suatu keadaan proses pikir yang terganggu, ditandai dengan:
Biasanya tiba-tiba
Biasanya singkat/ < 1 bulan
Racun, infeksi, trauma,
Fluktuasi tingkat kesadaran
Disorientasi
Gelisah
Agitasi
Biasanya perlahan
Biasanya lama dan progressif
Paling banyak dijumpai pada usia & gt; 65 th
Hipertensi, hipotensi, anemia. Racun, deficit vitamin, tumor atropi jaringan otak
Hilang daya ingat
Kerusakan penilaian
Perhatian menurun
Perilaku sosial tidak
Ilusi
Halusinasi
Pikiran tidak teratur
Gangguan penilaian dan pengambilan keputusan
Afek labil
Sesuai
Agitasi
Mekanisme koping
Sumber Koping
Pasien
12
Keluarga
Teman
kebutuhan fisik pasien dan masalah perilaku psikososial. Diagnosis keperawatan yang
lengkap menggambarkan semua pengaruh ini terhadap perilaku pasien. Jika disabilitas
keperawatan.
maladaptif:
1. Ansietas
2. Komunikasi, hambatan verbal
3. Konfusi, akut
4. Konfusi, kronis
5. Koping keluarga, penurunan
6. Koping individu, ketidakefektifan
7. Pemeliharaan rumah, gangguan
8. Cedera, resiko
9. Memori, kerusakan
10. Mobilitas fisik, hambatan
11. Performa peran, ketidakefektifan
12. Defisit perawatan diri, mandi/hygiene, berpakaian/berhias, makan, eliminasi
13. Persepsi sensori, gangguan: penglihatan, pendengaran, kinestetik, pengecapan,
peraba, peenghidu
14. Pola tidur, gangguan
15. Interaksi sosial, hambatan
16. Isolasi sosial
17. Proses pikir, gangguan
18. Keluyuran
Gangguan proses pikir berhubungan dengan gangguan otak ditandai dengan :
Interpretasi lingkungan yang tidak akurat
Kurang memori saat ini
Kerusakan kemampuan memberikan rasional
Konfabulasi
13
Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan :
Ketakutan
Disorientasi yang ditandai dengan perilaku agitasi
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan :
Kerusakan kognitif
Kehilangan memori saat ini
Konfabulasi
b. Prioritas :
Menjaga keselamatan hidup
Pemenuhan kebutuhan bio-psiko-sosial
Libatkan keluarga
Pendidikan kesehatan mental
c. Usaha perawatan :
Memfungsikan pasien seoptimal mungkin sesuai kemampuan pasien.
hangata, dan percakapan yang menenangkan pasien sehingga dapat tidur. Obat
delirium.
2. Intervensi pada gangguan persepsi
Biarkan lampu menyala di ruangan untuk mengurangi bayangan
Pastikan keamanan dengan menempatkan pasien dalam ruangan yang memakai
14
3. Komunikasi
Berikan pesan yang jelas
Hindari memberikan pilihan
Gunakan pernyataan langsung dan sederhana
4. Penyuluhan pasien
Berikan informasi tentang penyebab delirium
Ajarkan pasien dan keluarga tentang pengobatan yang diprogramkan
Informasikan tentang pencegahan episode delirium di masa yang akan datang
Rujuk pada lembaga keperawatan kesehatan komunitas jika dibutuhkan
infus intra vena dapat meningkatkan agitasi. Gunakan restrein hanya jika
diperlukan dan jangan pernah meninggalkan pasien delirium yang bisa di restrein
sendirian.
1. Orientasi
Beri tanda yang jelas pada kamar pasien dengan menggunakan namanya
Anjurkan pasien untuk menyimpan barang milik pribadi di dalam kamarnya
Gunakan lampu tidur
Sediakan jam dan kalender
Sediakan surat kabar dan diskusikan berita di surat kabar tersebut bersama
pasien
Orientasikan secara verbal dengan interval yang sering
2. Komunikasi
Perkenalkan diri anda
Tunjukkan sikap positif tanpa pamrih terhadap pasien
Gunakan komunikasi verbal yang jelas dan singkat
Atur suara
Hindari penggunaan kata ganti
Gunakan pertanyaan ya/tidak
Minta satu hal dalam satu kesempatan
Pastikan bahwa komunikasi verbal selaras dengan non-verbal
Pelajari kehidupan masa lalu pasien
Berikan perasaan bebas dan terlindungi
3. Dukung mekanisme koping
15
4. Kurangi keluyuran. Lakukan pemetaan perilaku pasien untuk mengidentifikasi
yang saat ini disetujui oleh FDA. Untuk mengurangi kemunduran kognitif pada
disetujui FDA untuk gangguan ini; obat tersebut menunjukkan manfaat yang
16
Pasien akan memenuhi Pertahankan nutrisi yang Integritas biologis dasar
diperlukan keperawatan
17
Pasien akan aman dari Kaji fungsi sensiori dan sensori dan persepsi yang dapat
memperoleh kacamata,
alat bantu pendengaran,
diperlukan
keadaan yang
membahayakan (mis.,
kurang, dll.)
perlu
perawat-satu pasien.
Pasien akan mengalami Lakukan orientasi realitas Gangguan kognitif merupakan
tingkat harga diri yang Bina hubungan saling ancaman terhadap harga diri;
18
menggunakannya terhadap keberhasilan yang
yang dicapainya
Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
menyampaikan pikiran
dan perasaannya
Pasien akan Awali kontrak dengan Hubungan yang penuh perhatian
19
berikan mereka
kesempatan untuk
berbicara
keluarga dalam
perencanaan pulang
Rencana Penyuluhan Keluarga : Membantu Anggota Keluarga dengan Respon Kognitif Maladaptif
kembali demonstrasi.
Menjelaskan pengaruh Jelaskan kemajuan Keluarga membantu aktifitas
20
berhubungan dengan sifat
petunjuk tertulis.
Merujuk pada sumber Berikan daftar sumber yang Keluarga menjelaskan
21
BAB IV
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tn. R
Umur : 68 tahun
Suku/bangsa : Jawa/indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
22
Sumber data : klien, teman, keluarga
2. Keluhan utama
Ngomel-ngomel
Autoanamnese :
Klien dapat menyebutkan namanya yang dijawab dengan lambat dengan suara
yang agak keras, tetapi klien salah dalam menyebutkan nama siapa ayah dan ibunya serta
Heteroanamnese :
- 1 minggu yang lalu klien sakit panas, disertai bicara ngelantur, gelisah, sulit tidur dan
- Klien sering melihat dan mendengar sesuatu yang terasa pada tangan yang dipasang infus
ada bunyi derap sapi sebanyak 4 (empat) yang sedang berkejar-kejaran (tak-tuk-tak tuk)
- Klien juga tidak mengenal orang-orang disekitarnya yang sebelumnya sudah dikenalnya
- Klien banyak melamun, tidak bisa tidur dan juga tidak mau makan
- Klien pernah mempunyai keinginan untuk mencarai ilmu yang bermanfaat bagi dirinya
dan orang lain sejak 4 bulan yang lalu tetapi klien tidak mampu dalam menjalaninya dan
3. Faktor Predisposisi
23
- tidak ada anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa
- kien pernah menjalani operasi usus buntuk pada bulan desember tahun 2000 di RS kartini
Krian.
- Pengalaman klien yang tidak menyenangkan adalah pada gurunya saat menjalani
4. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran yang meningkat, GCS 456, Refleks fiologis (+), refleks patologis (-).
Tensi 120/70, nadi 80 x/mnt, RR 20 x/mnt, temperatur 37,1 C, BB 44 kg, TB 158 cm.,
takikardia, febris, BB menurun karena nafsu makan yang menurun dan tidak mau makan.
5. Psikososial
a. Genogram
: laki-laki
: perempuan
/ : meninggal
: klien
: meninggal
: kien
b. Konsep diri
Gambaran diri, klien tidak mengeluh tentang gambaran diri yang dimilik, (menerima
24
dir sendiri apa adanya).
Peran, klien sebagai anak yang perlu mengabdi kepada keluarga dengan bekerja
Ideal diri, keinginan yang tidak sesuai dengan kenyataan dan kemampuan yang ada
(mencari ilmu untuk menjaga diri dan membantu orang lain tetapi tidak mampu
untuk mencapainya)
Harga diri, tidakmampuan dalam mencapai tujuan sehingga klien merasa harga
c. Hubungan sosial
Klien menganggap bahwa orang tua merupakan orang yang paling berarti dan perlu
berbakti kepadanya serta berbalas budi. Berbagai faktor di masyarakat yang membuat
klien diterima sebagai anggota kelompok remaja karena mempunyai kepandaian dalam
bidang olah raga (seperti badminton, pingpon, sepak bola dan permaina ringan lainya).
Klien juga mengikuti permainan yang sifatnya totoan dan klien pernah kalah sehingga
berkeinginan untuk mencari ilmu utnuk menambah kamatangan diri dan membantu orang
lain tetapi klien tidak mampu sehingga mengalami gangguan interaksi dan jengkel pada
gurunya.
d. Spiritual
Keyakinan klien terhadapa agama dan keyakinannya masih kuat. tetapi tidak atau
kurang mampu dalam melaksnakan ibadahnya sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
6. Status mental
a. Penampilan
25
Klien tidak rapi dan tidak mampu utnuk merawat dirinya sendiri, berbaring dan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motorik,
gelisah, agitasi.
d. Alam perasaan
Klien nampak ketakutan dan putus asa dan harga diri rendah.
Keadaan ini menimbulkan perubahan afek yang digunakan klien untuk melindungi
dirinya, karena afek yang telah berubah memampukan kien mengingkari dampak
emosional yang menyakitkan dari lingkungan eksternal. Respon emosional klien mungkin
tampak bizar dan tidak sesuai karena datang dari kerangka pikir yang telah berubah.
Perubahan afek adalah tumpul, datar, tidak sesuai, berlebihan dan ambivalen.
Sikap klien terhadap pemeriksa kurang kooperatif, kontak mata kurang serta secara
g. Persepsi
dan pendengaran.
h. Proses berpikir
berdasarkan penilaian pribadi klien terhadap realitas yang tidak sesuai dengan penilaian
26
yang umum diterima. Bentuk pikir non realistik. Penilaian realitas secara pribadi oleh klien
merupakan penilaian subyektif yang dikaitkan dengan orang, benda atau kejadian yang
tidak logis (Pemikiran autistik). Klien tidak menelaah ulang kebenaran realitas. Arus pikir
i. Tingkat kesadaran
j. Memori
Gangguan daya ingat yang baru saja terjadi (kejadian pada beberapa jam atau hari
yang lampau) dan yang sudah lama berselang terjadi (kejadian beberapa tahun yang lalu).
k. Tingkat konsentrasi
l. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan dalam penilaian atau dan lambat dalam pengambilan keputusan.
a. Tidur
Klien sukar tidur karena cemas, gelisah, berbaring atau duduk dan gelisah. Kadang-
kadang terbangun tengah malam dan sukar tidur kemabali. Tidurnya terganggu sepanjang
malam, sehingga tidak merasa segar di pagi hari yang ditandai adanya kien tampak
nagantuk, mata merah dikuatkan oleh cerita keluagra (ayah dan ibu klien)
b. Selera makan
Klien tidak mempunyai selera makan atau makannya hanya sedikit, karea putus
asa, merasa tidak berharga, aktivitas terbatas sehingga bisa terjadi penurunan berat badan.
c. Eliminasi
27
Klien terganggu buang air kecilnya, kadang-kadang ldibantu dan kadang ngompol
8. Mekanisme koping
9. Penatalaksanaan
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium :
Hb : 12,5 gr%
LED : 45 mg/L
Pemeriksaan widal :
S thyphi O : negatif
S. Typhi H : negatif
S. Para A : negatif
S. Para B : negatif
Perawatan
a. Pengobatan etiologik harus sedini mungkin dan di samping faal otak dibantu agar
28
tidak terjadi kerusakan otak yang menetap.
b. Peredaran darah harus diperhatikan (nadi, jantung dan tekanan darah), bila perlu diberi
stimulansia.
c. Pemberian cairan harus cukup, sebab tidak jarang terjadi dehidrasi. Hati-hati dengan
tetapi dapat menimbulkan efek paradoksal, yaitu klien tidak menjadi tenang, tetapi
bertambah gelisah.
d. Klien harus dijaga terus, lebih-lebih bila ia sangat gelisah, sebab berbahaya untuk
dirinya sendiri (jatuh, lari dan loncat keluar dari jendela dan sebagainya) ataupun untuk
orang lain.
dengan kompres es. Klien mungkin lebih tenang bila ia dapat melihat orang atau
barang yang ia kenal dari rumah. Sebaiknya kamar jangan terlalu gelap , klien tidak
9. Dampak masalah
a. Individu
Pola persepsi dalam pemeliharaan kesehatan, klien secara tidak sadar bahwa dirinya
Pola nutrisi dan metabolime, penurunan berat bdan dan pemenuhan kebutuhan
29
Pola eliminasi, bak masih ngompol (kadang-kadang), 2 hari belum BAB setelah
MRS
Pola kognitif, klien tidak bisa konsentrasi dan lambat berbicara dan mengambil
keputusan
b. Keluarga :
sehari-hari seperti kebersihan diri misalnya tidak mau mandi, tidak mau menyisir
Kesejahateraan dan konsep diri, klien merasa kehilangan harga diri, harga diri
rendah, merasa tidak berarti, tidak berguna dan putus asa sehingga klien perlu
diisolasi.
keluarga atau orang yang merawat cukup tinggi, sehingga menimbulkan stres fisik.
Ketegangan tingkat konflik, mengganggu satu atau lebih anggota keluarga berperan
dengann baik .
B. Pohon Masalah
Defisit perawatan diri,
Kekerasan resiko tinggi mandii,kbersihan,
berpakaian
30
Perubahahn sensori-
Akibat perseptual : halusinasi
Intoleransi aktiovitas
pendengaran dan
penglihatan
Masalah utama
Interasaksi sosial dan
keruskan, menarik diri
C. Analisa Data
kirinya.
31
- Klien minta agar tali pengikatnya
dilepas .
Data Obyektif :
(berbunyi tak-tuk-tak-tuk)
lambat
Data Subyektif :
32
mau hanya bisa menghabiskan emoosional yang
disajikan.
Data Obyektif :
kelemahan)
120/ 70 mmHg
Data Subyektif :
Data Obyektif :
33
kontak mata kurang, berpikir tentang
Data Subyektif :
tertutup baju.
penampung (urinal)
Data Obyektif :
34
- Kemauan yang menurun, penampilan
Data Subyektif :
memegang lehernya.
Data Obyektif :
35
- Didapatkan adanya rigiditas (kuduk,
punggung)
D. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko terhadap penyiksaan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan
lihat).
b. Risiko terjadi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
E. Rencana Tindakan
36
a. Risiko terhadap penyiksaan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan
dan lihat).
Batasan kriteria :
Klien tidak akan membahayakan diri, orang lain dan lingkungan selama di rumah sakit.
INTERVENSI RASIONAL
1. Pertahankan agar lingkungan klien 1. Tingkat ansietas atau gelisah akan
pada tingkat stimulaus yang rendah meningkat dalam lingkungan yang penuh
bertanggung jawab
37
klien (setiap 15 menit) penting, karena dengan demikian intervensi
keadaan aman
orientasi
5. Lindungi klien dan keluarga dari 5. Klien halusinasi pada faase berat tidak
Kajiu halusinasi klien yang aman dan pengawasan yang tepat dapat
pengikatan.
pada tiap tahap perawatan dan halusinasinya perlu sokongan keluarga untuk
halusinasi.
38
Haloporidol (2 x 2 mg) dan (pantau tanda-tanda agitasi.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
Batasan kriteria :
Penurunan berat badan, konjunctiva dan membran mukosa pucat, turgor kulit jelek,
dalam 1 minggu
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor masukan, haluaran dan 1. Informasi ini penting untuk membuat
cukup bagi kesehatan dan proses berkenaan dengan kontribusi nutrisi yang
39
Dengan ahli gizi untuk
yang cukup sesuai dengan Cairan infus diberikan pada klien yang
Batasan kriteria :
Kurang rasa percaya pada orang lain, sukar berinteraksi dengan orang lain,
komnuikasi yang tidak realistik, kontak mata kurang, berpikir tentang sesuatu menurut
Klien siap masuk dalam terapi aktivitas ditemani oleh seorang perawat yang
Klien dapat secara sukarela meluangkan waktu bersama klien lainnya dan perawat dalam
INTERVENSI RASIONAL
40
1. Ciptakan lingkungan terapeutik : 1. Lingkungan fisik dan psikososial yang
- bina hubungan saling percaya
terapeutik akan menstimulasi
((menyapa klien dengan rama
kemmapuan klien terhadap kenyataan.
memanggil nama klien, jujur,
menghargai).
- tunjukkan perawat yang
bertanggung jawab
- tingkatkan kontak klien dengan
klien.
klien.
agitasi
41
d. Kurangnya perawatan diri berhubugan dengan kemauan yang menurun
Batasan kriteria :
dalam 1 minggu
INTERVENSI RASIONAL
1. Dukung klien untuk melakukan 1. Keberhasilan menampilkan kemandirian
dilakukaknya.
42
Batasan kriteria :
Klien dapat mengatakan efek terhadap tubuh yang diikuti dengan implemetasi
rencana pengjaran.
Klien dapat mengatan pentingnya mengetahui dan kerja sama dalam memantau
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau tanda-tanda vital 1. Hipotensi ortostatik mungikn terjadi pada
negetukan kaki,pseudoparkinsonisme
4. Beritahu klien bahwa dapat terjadi menstruasi yang tidak teratus atau
43
fungsi seksual dan menstruasi. impotens atau ginekomastik.
F. IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN)
hadap pe- rendah, sedikit orang, dekorasi bahwa klien kadang masih
septual (ha- percaya (menyapa klien dengan tidak enak duduk dan tidur
44
menit) , berontak, ngomel-ngomel,
Melakukan tindakan P
pengawasan Lanjutkan
ketat,mengupayakan dengan
melakukan pengikatan.
45
tim medis dalam memberikan
obat-obatan antipsikotik
obat.
b. Risiko ter- 07.00 1. Memonitor jumlah kalori yang Jam 12.00 WIB
status emo- porsi yang cukup sesuai dengan oleh bapaknya dalam
disediakan RS dihabiskan
46
- Terpasang infus Dex 4 %
masuh flesh ke 4.
Masalah teratasi
hubungan de- rama memanggil nama klien, jujur sendiri dengan nada yang
47
bertahap realistik, kontak mata
memastikan P
Dilanjutkan
mauan yang 07.30 2. Memberi dukungan atas hanya sebatas diseka saja.
48
penghargaan positif untuk penampilan kurang rapi dan
Dilanjutkan
S:
tahuan ke- tensi, nadi, suhi dan respirasi rate menyebutkan maksud dan
luarga dan 07.30 2. Menetapkan bersama klien tujuan dari obat yang
efek samping 08.00 3. Mengamati klien akan adanya - Keluarga mengetahui bahwa
obat anti- EPS, distonia akut (spame lidah, keluhan yang dirasakan
psikotik ber-- wajah, leher dan punggung), klien adalah salah satu efeks
49
dengan menyeret kaki) dan - Suhu 36,7 C, nadi 88 x/mnt
konstan).
psikologisnya.
dan lainnya.
G. CATATAN PERKEMBANGAN
Dx. a
50
O
dangkal
- Halusinasi
Lanjutkan
Dx. c S
tepat
memadai
51
P
Lanjutkan
Dx. d (jam S
10.30 wib) - Setelah infus dilepas dan tali pengikatnya dilepas (jam 10.00) klien
sampoe
Masalah teratasi
Tanggal 13-08- S
Dx. a O
membaik
- Masalah teratasi
52
Dx. c S
memadai
Lanjutkan
Tanggal 17 -08- S
Jam 08.30 wib - Klien mau ketika diajak berolah raga dan mengikuti lomba
53
O
- Psikomotor membaik
Melaksnakan planning
menggambar
- Klien mengajak samalam pada saya dan mengatakan bahwa hari ini
boleh pulang
54
- Komunikasi dua arah baik
A.
Masalah teratasi
rumah sakit
dibutuhkan
H. EVALUASI
Masalah yang muncul selama perawatan di rumah sakit dapat dilakukan tindakan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Respon kognitif maladaptif adalah ketidakmampuan untuk membuat
55
rentang perhatian, dan kesulitan berfikir logis. Macam gangguan kognitif melitputi
terutama pada tingkat kesadaran pasien dimana pasien dengan delirium dapat
berpikir abstrak.
Faktor yang menyebabkan terjadinya respon kognitif pada umumnya
merupakan akibat dari gangguan biologis pada fungsi sistem saraf pusat.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan yang professional, hendaknya kita:
- Dalam memberikan asuhan keperawatan menarik diri hendaknya hubungan saling
percaya dilakukan secara bertahap, mulai dari perawat kemudian perawat lain
konsisten.
- Menerapkan terapi aktivitas kelompok dan stimulus hendaknya dilakukan secara
teratur.
- Memberikan feed back positif setiap melakukan kegiatan dan kemajuan yang
dialami pasien.
- Mampu membedakan klien dengan delirium dan demensia sehingga dapat
56
Daftar Pustaka
Harvey, R. J., Robinson, M. S. & Rossor, M. N. (2003). The prevalence and causes of
dementia in people under the age of 65 years. Journal Neurosurg Psychiatry, 74:
1206-1209.
Mace, N. L. & Rabins, P. V. (2006). The 36-hour day: a family guide to caring for people
with Alzheimer disease, other dementias, and memory loss in later life (4th Ed.)
Kedokteran EGC
57
Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. (1998). Behavioral symptom of dementia. In
Volicer, L., Hurley, A.C. (Eds), Hospice care for patients with advance progressive
58