Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KOGNITIF

OLEH

Kelompok 5

ARNITA
YULIATUL MUSLIMAH
JULITA

REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL) PIDIE


POLTEKKES KEMENKES ACEH
PRODI D III KEPERAWATAN
BANDA ACEH
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT, terima kasih Saya ucapkan atas rahmat dan

Karunia Allah yang telah mempermudah dalam pembuatan asuhan keperawatan ini,

hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu. Tanpa bantuan dari Allah, Saya bukanlah

siapa-siapa. Selain itu, Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada orang tua,

keluarga, serta pasangan yang sudah mendukung hingga titik terakhir ini.

Penulis menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan,

seperti menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan

pembaca lain. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kalimat atau kata-

kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Allah.

Demikian penulis ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca hasil

penulisan makalah penulis yang penuh kekurangan.

Sigli, Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan Makalah ......................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi........................................................................................ 3
B. Rentang Respon........................................................................... 4
C. Klasifikasi.................................................................................... 4
D. Etiologi........................................................................................ 5
E. Manifestasi Klinis ....................................................................... 6
F. Perjalanan Penyakit..................................................................... 7
G. Penatalaksanaan........................................................................... 7
H. Obat Untuk Gejala Demensia...................................................... 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Kognitif adalah kemampuan berpikir dan memberikan rasional, termasuk

proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan. Kognitif

memberikan peran penting dalam intilegensi seseorang, yang paling utama adalah

mengingat, dimana proses tersebut melibatkan fungsi kerja otak untuk merekam

dan memanggil ulang semua atau beberapa kejadian yang pernahh dialami.

Gangguan kognitif yang paling sering ditemui meliputi Demensia dan

Delirium. Banyak orang mensalah artikan antara Demensia, Delirium dan

Depresi. Juga tentang respon kognitif yang maladaptive pada seseorang. Hal ini

merupaka tugas perawat sebagai tenaga professional yang mencakup bio-psiko-

sosial yang memberikan asuhan keperawatan khususnya pada klien dengaan

gangguan kognitif yang akan dibahas oleh kelompok kali ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari gangguan kognitif?

2. Apa definisi gangguan kognitif ?

3. Bagaimana rentang respon gangguan kognitif ?

4. Apa saja klasifikasi gangguan kognitif ?

5. Bagaimana etiologi gangguan kognitif ?

6. Bagaimana manifestasi klinis gangguan kognitif ?

7. Bagaimana perjalanan penyakit gangguan kognitif ?

1
8. Bagaimana penatalaksanaan gangguan kognitif ?

9. Apa saja obat untuk gejala demensia ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui asuhan

keperawatan gangguan kognitif ditinjau secara teoritis.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Fungsi kognitif adalah kemampuan untuk memberikan alasan,

megingat, persepsi, orientasi, memperhatikan, serta memberikan keputusan

(Stuart dan Laraia, 1998). Sehingga gangguan kognitif merupakan respon

maladaptive yang ditandai dengan adanya gangguan daya ingat, disorientasi,

inkoheren, salah persepsi, penurunan perhatian serta sukar berpikir logis.

Gangguan ini membuat individu berada dalam kebingungan, tidak mampu

menghubungkan kejadian saat ini dengan kejadian yang lampau.

Gangguan kognitif (cognitive impairment disorders) disebabkan oleh

kerusakan neuron temporer atau permanent, mengakibatkan tidak berfungsinya

proses kognitif (misalnya fungsi otak yang lebih tinggi) yang meliputi memori,

penalaran, orientasi, persepsi dan perhatian (Isaacs Ann, 2005).

Sindrom otak organic adalah gangguan jiwa yang psikotik atau non

psikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi

jaringan otak ini disebabkan oleh penyakit seperti meningo-ensefalitis,

gangguan pembuluh darah otak, tumor otak, dan lain sebagainya. Gangguan

mental organic adalah suatu gangguan patologi yang jelas, misalnya tumor

otak, penyakit serebrovaskuler, atau intoksikasi obat (Mansjoer Arif, 2001).


B. Rentang Respon

Fungsi kognitif dapat berfluktuktuasi sepanjang rentang respon adaptif

dan maladaptive. Fluktuasli ini sangat dipengaruhi oleh tingkat

kecemasan klien. Gangguan kognitif ini kebanyakan dialami oleh klien dengan

gangguan mental organic dan gangguan ini dapat terjadi secara episodic atau

terus menerus.

Respon adaptif                                                             Respon maladaptive

Berpikir logis Pelupa Ketidakmampuan


Koheren Kadang lupa mengambil keputusan
Rasional Kadang tidak dapat Inkoheren
Dapat mengambil berpikir jenrih Disorientasi
keputusan Kadang salah persepsi Kehilangan daya ingat
Kadang tidak dapat Tidak mampu
mengambil keputusan memfokuskan perhatian
Salah persepsi

C. Klasifikasi

1. Demensia

Demensia adalah gangguan fungsi kognitif yang ditandai oleh

penurunan fungsi intelektual yang berat yang disertai kerusakan daya ingat ;

pemikiran abstrak dan daya nilai ; emosi dan kepribadian (Stuart dan Laraia,

1998).

Demensia adalah gangguan progresif kronik yang dicirilkan dengan

kerusakan berat pada proses kognitif dan disfunsi kepribadian serta perilaku

(Isaacs Ann, 2005). Demensia merupakan suatu sindron yang ditandai oleh

berbagai gangguanm fungsi kogniitf tanpa gangguan kesadaran.


Ganggua fungsi kognitif antara lain pada intelegansi, belajar dan daya

ingat, bahasa, pemecahan masalah, orientasi, persepsi, perhatian dan

konsentrasi, penyesuaian, dan kemampuan bersosialisasi.

2. Delirium

Delirium adalah fungsi kognitif yang kacau, ditandai dengan

kekacauan kesadaran yang meliputi salah persepsi dan perubahan proses pikir

(Stuart dan Laraia, 1998). Umumnya gangguan ini terjadi dalam waktu

singkat (biasanya satu minggu, jarang terjadi lebih dari satu bulan). Delirium

adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran yang

biasanya tampak dalam bentuk hanbatan pada fungsi kognitif .

3. Amnestik

Gangguan amnestik adalah gangguan kognitif yang dicirikan dengan

kerusakan memori yang parah dan ketidakmampuan untuk mempelajari

materi baru, dapat terjadi konfabulasi dan apatisme. Yang akan dibahas

selanjutnya adalah kedua gangguan kognitif yang lasim terjadi yaitu demensia

dan delirium.

D. Etiologi

Demensia Delirium
¨       Penyakit vaskuler seperti hipertensi, ¨       Penyakit akut atau kronis seperti
arterosklerosis. jantung congestive, pneumonia,
¨       Penyakit Parkinson penyakti ginjal dan hati, kanker dab
¨       Gangguan genetika ; korea stoke.
Huntington atau penyakit pick ¨       Faktor hormonal dan nutrisi seperti
¨       Infeksi virus HIV yang menyerang diabetes, ketidakseimbangan adrenal
system saraf pusat atau tiroid, malnutrisi dan dehidrasi.
¨       Gangguan struktur jaringan otak ¨       Kehilangan penglihatan dan
seperti tekanan normal hidrosefalus pendengaran
dan trauma. ¨       Obat-obatan antipsikotik,
Demensia Delirium
antihistamin, antidepresan, dan
antiparkinson.

E. Manifestasi Klinis

Demensia Delirium
¨      Afasia ; kehilangan kemampuan ¨      Agitasi, gerakan yang tidak terarah,
berbahasa. tremor, ketakutan, kecemasan,
¨      Apraksia ; rusaknya kemampuan depresi, euphoria, apatis dan
melakukan aktivitas motorik gangguan pola tidur.
sekalipun fungsi sensorinya tidak ¨      Terdapat pula kemungkinan gangguan
mengalami kerusakan. bicara, inkoherensi, disorientasi,
¨      Agnosia ; kegagalan mengenali atau gangguan memori, dan persepsi yang
mengidentifikasi obyek atau benda salah seperti ilusi dan haslusinasi.
umum walaupun fungsi sensorinya ¨      Gangguan kesadaran dan pemahaman;
tidak mengalami kerusakan. berkurangnya kemampuan untuk
¨      Konfabulasi ; mengisi celah-celah mempertahankan perhatian
ingatannya dengan fantasi yang terhadap seautu hal.
diyakini individu yang terkena ¨      Pikiran yang kacau dan percakapan
¨      Sundown syndrome ; membruknya yang melantur
disorientasi di malam hari ¨      Gangguan siklus tidur-bangun
¨      Reaksi katastrofik ; respon takut atau ¨      Perubahan psikomotor (misalnya
panic dengan potensi kuat menyakiti hiperaktif, hipoaktif, agitasi,
diri sendiri atau orang lain. mengantuk)
¨      Perseveration phenomenon ; perilaku
mengulang, meliputi mengulangi
kata-kata orang lain.
¨      Hiperoralitas ; kebutuhan untuk
mecicipi dan mengunyah benda-
benda yang cukup kecil untuk
dimasukan ke mulut
¨      Kehilangan memori ; awalnya hanya
hal-hal yang baru terjadi, dan
akhirnya gangguan ingatan masa lalu
¨      Disorientasi waktu, tempat, dan orang
¨      Berkurangnya kemampuan
berkonsentrasi atau mempelajari
materi baru
¨      Sulit mengambil keputusan
¨      Penilaian buruk ; individu ini tidak
mempunyai kewaspadaan
lingkungan tentang keamanan dan
keselamatan
F. Perjalanan Penyakit

1. Delirium adalah gangguan akut dengan awitan cepat, yang biasanya bias

disembuhkan bila segera dibati.

2. Demensia adalah gangguan kronis dengan awitan lambat dan biasanya

berprognosis buruk

G. Penatalaksanaan

1. Delirium

Pengobatan difokuskan pada identifikasi dan penyembuhan penyebab

utama sambil mendukung proses fisiologik klien dalam menjaga dan

meningkatkan keselamatan. Pengobatan akut berbasis rumah sakit

biasanya diindikasikan untuk gangguan ini.

2. Demensia

Pengobatan diarahkan pada tujuan jangka panjang, yaitu mempertahakan

kualitas hidup pasien gangguan degeneratif dan progresif ini.

a. Pendekatan tim multidispliner meliputi upaya kolaboratif dari

profesional Keperawatan, kedokteran, nutrisi, psikiater, psikologi,

pekerja social, farmasi, dan rehabilitasi.

b. Fokus keluarga

c. Penatalaksanaan berfokus komunitas ; melakukan kunjungan rumah,

adult day care service, memberikan perawatan pribadi bagi klien,

menyediakan kelompok pendukung, penyuluhan masayarakat dan

keluarga, pengumpulan dana dan aktivitas melobi untuk penelitian dan

tindakanlegislatif.
d. Intervensi farmakologik

Tujuannya adalah memperlambat laju penurunan kondisdi klien

dengan obat yang meningkatkan kadar asetilkolin dan membantu

mempertahankan fungsi neuronal serta penatalaksanaan perilaku dan

gejala yang menimbulkan stress.

H. Obat Untuk Gejala Demensia

Nama
Dosis
Klasifikasi Generik/Nama Rasional Penggunaan
Harian Biasa
Dagang
Obat Takrin (cognex) 40 mg/hari (10 mg Mempengaruhi enzim
antikolinesterase 4x/hari) asetilkilinesterase, yang
memecah asetilkolin. Obat-
obatan ini memungkinkan
asetilkolin tinggal lebih
lama di sinaps

Donepezil 5 mg/hari (sekali


(Aricept) sehari)
Antioksidan Vitamin E 400-800 IU/hari Diberikan berdasarkan
aktivitas melawan proses
oksidasi, yang mensintesis
radikal sitotoksik sintesis.
Ansietas dan agitasi Lorazepam 0,25 mg/hari,
Benzodiazepine (Ativan) dapat ditingkatkan
(BZA) menjadi 2x/hari
Antiansietas non- Buspiron (BuSpar) 15-160 mg/hari
BZA
Antikonvulsan Karbamazepin 200 mg/dua kali
(tegretol) sehari
Divalproleks 250 mg/dua kali
(Depakote) sehari
Halusinasi dan
perilaku menyerang
Antipsikotik
Topikal Haloperidol 0,25 mg/hari atau
Nama
Dosis
Klasifikasi Generik/Nama Rasional Penggunaan
Harian Biasa
Dagang
(haldol) 2 x sehari
Atipikal 0,5 mg/hari atau 2
Risperidon x sehari
(risperdal)
Depresi
Antidepresan Nefazodon 50 mg/hari, dapat
(serzone) ditambah menjadi
400 mg/hari denga
jadwal 2 x sehari
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Respon kognitif maladaptif adalah ketidakmampuan untuk membuat

keputusan, kerusakan memori dan penilaian, disorientasi, salah persepsi,

penurunan rentang perhatian, dan kesulitan berfikir logis. Macam gangguan

kognitif melitputi Delirium dan Demensia.

Terdapat beberapa perbedaan antara Delirium, Demensia, dan Depresi,

terutama pada tingkat kesadaran pasien dimana pasien dengan delirium dapat

mengalami penurunan tingkat kesadaran.

Delirum adalah suatu keadaan proses pikir yang terganggu, ditandai

dengan: Gangguan perhatian, memori, pikiran dan orientasi

Sedangkan demensia adalah suatu keadaan respon kognitif maladaptif

yang ditandai dengan hilangnya kemampuan intelektual/ kerusakan memori,

penilaian, berpikir abstrak.

Faktor yang menyebabkan terjadinya respon kognitif pada umumnya

merupakan akibat dari gangguan biologis pada fungsi sistem saraf pusat.

B. Saran

Sebagai tenaga kesehatan yang professional, hendaknya kita:

1. Dalam memberikan asuhan keperawatan menarik diri hendaknya

hubungan saling percaya dilakukan secara bertahap, mulai dari perawat

kemudian perawat lain serta pada klien lainnya


2. Membuat kontrak yang dibuat bersama klien hendaknya dilakukan secara

konsisten.

3. Menerapkan terapi aktivitas kelompok dan stimulus hendaknya

dilakukan secara teratur.

4. Memberikan feed back positif setiap melakukan kegiatan dan kemajuan

yang dialami pasien.

5. Mampu membedakan klien dengan delirium dan demensia sehingga

dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat.


DAFTAR PUSTAKA

Hutapea, Ronald. 2005. Sehat dan Ceria Diusia Senja. PT Rhineka Cipta: Jakarta.
Tjokronegroho, Arjatmo. Hendra, Utama .2003. Kecerdasan Pada Usia Lanjut Dan
Demensia . FKUI: Jakarta.
Nugroho, W.2009. Keperawatan Gerontik & Geriatric. Edisi 3. EGC. Jakarta.
Constantinides, P, 2004. General Pathobiology. Appleton & lange.
Kushariyadi, 2010. Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia Dengan Demensia Pada
Pasien Home Care. http://ejournal. umm.ac. id/index.php /keperawatan
/article/viewArticle/389..
Asosiasi Alzheimer Indonesia. 2003. Konsesus Nasional. Pengenalan dan
Penatalaksanaan Demensia Alzheimer dan Demensialainya. Edisi 1
Jakarta.
Stanley,Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi2. EGC: Jakarta.
Nugroho,Wahjudi. 2004. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Buku Kedokteran.
EGC.Jakarta
Boedhi-Darmojo, (2009), Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi 4. Jakarta :
FKUI.
Setiati, Siti. 2003. Ilmu Penyakit Dalam, jilid III, edisi IV, FKUI, Jakarta.
Kushariyadi.2010. Askep pada Klien Lanjut Usia. Salemba Medika : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai