Anda di halaman 1dari 2

Endri Teguh Pratama

Achenar

1901110577

1. Perubahan Kognitif Pada Lansia


Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak. Diantara kemampuan yang
menurun secara linier atau seiring dengan proses penuaan adalah:
a. Daya Ingat (memori), berupa penurunan kemampuan penamaan (naming) dan
kecepatan mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori
(speed of information retrieval from memory).
b. Intelegensia Dasar (fluid intelligence) yang berarti penurunan fungsi otak bagian
kanan yang antara lain berupa kesulitan dalam komunikasi non verbal, pemecahan
masalah, mengenal wajah orang, kesulitan dalam pemusatan perhatian dan
konsentrasi.
2. Defenisi Demensia
Dimensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanyaberkembang secara perlahan,
dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan
perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian. Pada usia muda, demensia bisa terjadi
secara mendadak jika cedera hebat, penyakit atau zat-zat racun (misalnya karbon
monoksida) menyebabkan hancurnya sel-sel otak.
a. Kondisi Demensia
Kondis igangguan kognitif pada lanjut usia dengan berbagai jenis gangguan seperti
mudah lupa yang konsisten, disorientasi terutama dalam hal waktu, gangguan pada
kemampuan pendapat dan pemecahan masalah, gangguan dalam hubungan dengan
masyarakat, gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta
gangguan dalam pemeliharaan diri.
b. Tanda Dan Gejala
1) Kesukaran dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
2) Pelupa
3) Sering mengulang kata-kata
4) Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan
5) Cepat marah dan sulit di atur.
6) Kehilangan daya ingat
7) Kesulitan belajar dan mengingatin formasi baru
8) Kurang konsentrasi
9) Kurang kebersihan diri
10) Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
11) Mudah terangsang
12) Tremor
13) Kurang koordinasi gerakan.
c. Pengenalan Dini Demensia
Pengenalan dini demensia berarti mengenali :
1) Kondisi normal (mengidentifikasi BSF dan AAMI):  kondisi kognitif pada
lanjut usia yang terjadi dengan adanya penambahan usia dan bersifat wajar.
Contoh: keluhan mudah – lupa secara subyektif, tidak ada gangguan kognitif
ataupun demensia.
2) Kondisi pre-demensia (mengidentifikasi CIND dan MCI): kondisi gangguan
kognitif pada lanjut usia dengan cirri mudah lupa yang makin nyata dan
dikenali (diketahui dan diakui) oleh orang dekatnya. Mudah lupa subyektif
dan obyektif serta ditemukan performa kognitif yang rendah tetapi belum
ada tanda-tanda demensia.
3) Kondisi demensia : kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan
berbagai jenis gangguan seperti mudah lupa yang konsisten, disorientasi
terutama dalam hal waktu, gangguan pada kemampuan pendapat dan
pemecahan masalah, gangguan dalam hubungan dengan masyarakat,
gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta gangguan
dalam pemeliharaan diri.
d. Strategi Latihan Kognitif
1) Menurunkan cemas
2) Tehnik relaksasi
3) Biofeed back, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan
memodifikasi respon perilaku.
4) Systematic desenzatization. Dirancang untuk menurunkan perilaku yang
berhubungan dengan stimulus spesifik misalnya karena ketinggian atau
perjalanan melalui pesawat. Tehnik ini meliputi relaksasi otot dengan
membayangkan situasi yang menyebabkan cemas.
5) Flooding. Klien segera diekspose pada stimuli yang paling memicu cemas
(tidak dilakukan secara berangsur – angsur) dengan menggunakan
bayangan/imajinasi.
6) Pencegahan respon klien. Klien didukung untuk menghadapi situasi tanpa
melakukan respon yang biasanya dilakukan.
e. Terapi Kognitif
1) Latihan kemampuan social meliputi : menanyakan pertanyaan, memberikan
salam, berbicara dengan suara jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain
2) Aversion therapy : therapy ini menolong menurunkan perilaku yang tidak
diinginkan tapi terus dilakukan. Terapi ini memberikan stimulasi yang
membuat cemas atau penolakan pada saat tingkah laku maladaptive
dilakukan klien.
3) Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan terapis
tentang apa definisi perilaku yang akan dirubah atau konsekuensi terhadap
perilaku itu jika dilakukan. Meliputi konsekuensi positif untuk perilaku yang
diinginkan dan konsekuensi negative untuk perilaku yang tidak diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai