Anda di halaman 1dari 8

SOAL-SOAL

PROSES KEPERAWATAN
Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu: Nia Restiana, M.Kep

Disusun Oleh:
Kelas IIA
Nur Aisyah Carlyani E2114401011

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2022/2023
1. Tingkat Kesadaran
a. Bingung
Kebingungan atau disorientasi adalah penurunan kesadaran yang membuat
seseorang kesulitan untuk berpikir jernih dan membuat keputusan. Seseorang yang
sedang kebingungan dapat menunjukkan tanda-tanda berupa:

1) Berbicara tidak jelas


2) Sering terdiam lama ketika berbicara
3) Kurang mengenali waktu dan tempat ia berada
4) Lupa mengenai pekerjaan yang sedang dilakukan

Pasien tidak mampu menjawab satu atau lebih dari tiga pertanyaan orientasi
(waktu, tempat, dan orang) dengan benar. Beberapa pasien tidak dapat menjawab
semua tiga pertanyaan orientasi dengan benar, tetapi percakapan mereka masih bisa
walaupun hanya beberapa pertanyaan yang dijawab.

b. Sedasi
Sedasi adalah penggunaan obat anestesi untuk menghasilkan penurunan tingkat
kesadaran, sehingga menimbulkan rasa mengantuk dan menghilangkan rasa cemas
tanpa kehilangan komunikasi lisan. Seringkali dikombinasikan dengan obat anti
nyeri agar pasien lebih nyaman.

c. Stupor
Stupor merupakan kondisi penurunan kesadaran yang dapat menjadi suatu
kondisi mental yang serius dimana seseorang tidak dapat menanggapi suatu
percakapan yang normal.
Stupor atau obtundasi adalah penurunan kesadaran yang menyebabkan seseorang
sama sekali tidak dapat merespons percakapan. Seseorang yang mengalami stupor
hanya bisa merespons rangsangan secara fisik, misalnya cubitan atau garukan yang
menimbulkan rasa sakit.

d. Orientasi Waktu, Tempat dan Orang


1) Orientasi Waktu
Orientasi waktu adalah kemampuan individu untuk memahami waktu,
tanggal, hari, musim, bulan, rasio waktu, tahun, sekarang, masa depan, atau
masa lalu. Orientasi ini disebut juga dengan orientasi temporal.

2) Orientasi Tempat
Orientasi lokasi atau spasial yaitu kemampuan untuk memahami ruang
atau batas tempat yang ditempati serta hubungannya dengan tempat lain.

3) Orientasi Orang
Orientasi personal atau perorangan merupakan kemampuan individu
untuk menunjukkan identitas diri dan orang-orang di sekitarnya.

2. Memori
a. Gangguan Daya Ingat Jangka Panjang
Hilangnya ingatan jangka panjang ketika kamu kesulitan mengingat informasi
yang telah berlalu dalam waktu yang cukup lama. Ini banyak terjadi pada sebagian
besar orang seiring dengan bertambahnya usia, yang artinya adalah proses yang
normal dari penuaan.
Akan tetapi, hilangnya memori jangka panjang juga bisa menjadi tanda masalah
yang lebih serius, seperti demensia. Penyebabnya beragam, bisa karena stres,
depresi, kurang asupan vitamin B-12, obat-obatan, hingga hidrosefalus. Gejala yang
muncul berupa lupa kata-kata yang sifatnya umum digunakan, membutuhkan waktu
lebih lama untuk mengerjakan tugas, perubahan perilaku dan suasana hati.

b. Gangguan Daya Ingat Jangka Pendek


Gangguan dalam mengingat suatu hal atau kejadian merupakan salah satu gejala
dari gangguan memory atau mudah lupa yang dapat disebut dengan amnesia.
Ingatan yang hilang bisa berupa hal yang baru saja terjadi atau kenangan yang telah
lama terjadi. Orang yang mengidap amnesia juga biasa nya mengalami kesulitan
dalam mempelajari informasi baru atau membentuk ingatan baru.
Pada dasarnya gangguan memory ini dapat disebabkan oleh penyebab yang
ringan hingga penyebab yang berat. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami gangguan ingatan :
1) Dehidrasi atau kurangnya cairan tubuh, kondisi ini dapat menyebabkan
seseorang kehilang konsentrasi sehingga dapat menyebabkan gangguan
memori pula.
2) Kelelahan fisik
3) Stress psikologis.

Kondisi lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja otak sehingga


menimbulkan amnesia dapat meliputi:
1) Cidera pada kepala, misalnya akibat kecelakaan.
2) Stroke.
3) Ensefalitis atau peradangan otak.
4) Penyakit atau kondisi tertentu, misalnya penyakit Alzheimer dan tumor
otak.
5) Ketergantungan minuman keras untuk jangka panjang.
6) Trauma psikologis, misalnya pada korban kejahatan seksual.

Terganggunya ingatan jangka pendek (contohnya: hal-hal yang baru saja


terjadi/dibicarakan) memang merupakan salah satu gejala penyakit Alzheimer’s.
Namun, banyak kondisi lain yang dapat menyebabkan keluhan serupa, misalnya
depresi.
Kalau masih dapat mengingat kembali dengan petunjuk (misalnya kembali
ke tempat semula), maka biasanya ini bukanlah gejala Alzheimer, melainkan lebih
sering karena terlalu lelah atau overload informasi.
Bagaimana Membedakan Lupa Normal dan Lupa Demensia?Kalau lupa
biasa -apalagi pada lansia- biasanya dapat mengingat kembali, mungkin dalam
waktu yang lebih lama atau dengan pancingan. Untuk activity daily living
(ADL) juga masih mandiri. Sedangkan pada demensia, lupa akan hal yang baru
sehingga akan bertanya berulang-ulang. ADL-nya juga perlu dibantu

c. Gangguan Daya Ingat Saat Konfabulasi


Konfabulasi adalah jenis gangguan memori saat terdapat celah sehingga
penderitanya mengatakan suatu informasi yang dibuat-buat (tanpa sengaja),
disalahartikan, atau terdistorsi. Orang dengan konfabulasi tidak berbohong. Mereka
tidak memiliki intensi untuk menipu atau membohongi.
3. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Konsentrasi adalah kemampuan klien untuk memfokuskan perhatian dalam waktu
tertentu. Berhitung merupakan kemampuan klien untuk mengerjakan tugas hitungan
yang sederhana maupun kompleks. Cara mengujinya yaitu dengan wawancara, perawat
menyebutkan benda dan meminta klien untuk mengulangi, atau menghitung mundur
sederhana.
a. Mudah dialihkan
Perhatian klien mudah dialihkan dari satu objek ke objek lain

b. Tidak mampu konsentrasi


Klien selalu diam saat pertanyaan pertama kali diajukan yang dibuktikan
dengan pada saat perawat bertanya, "apakah ibu suka mendengar lagu?" klien diam
saja, kemudian pertanyaan diulang kembali dan ibu tersebut baru menjawab, "IYA".

c. Tidak mampu berhitung


Tidak mampu melakukan penambahan atau pengurangan pada benda – benda nyata

4. Status Mental
Pemeriksaan status mental merupakan pemeriksaan mental yang komprehensif
dimaksudkan untuk memasukkan penilaian keseluruhan dari kepribadian subjek,
kognitif, emosional, dan status perilaku.
a. Penampilan
Istilahyangbiasadigunakan: tampak sehat, sakit, agak sakit, kelihatan tua,
kelihatan muda, kusut, seperti anak-anak, kacau dsb.) Hal ini dilakukan dengan cara
Mengamati bentuk tubuh, postur, ketenangan, pakaian, dandanan, rambut, dan
kuku, tanda kecemasan

b. Bicara
(digambarkan dalam kecepatan produksi bicara, dan kualitasnya, seperti banyak
bicara, tertekan, lambat, gagap, disprosodi, spontan, keras, monoton, mutisme, dsb.)
Mengamati selama proses wawancara Logorrhea : bicara yang banyak sekali,
bertalian dan logis
Flight of idea : pembicaraan dengan kata- kata yang cepat dan terdapat loncatan
dari satu ide ke ide yang lain, ide-ide cenderung meloncat/ sulit dihubungkan.
Asosiasi longgar : pergeseran gagasan- gagasan dari satu subjek ke subjek lain yang
tidak berhubungan, jika berat, pembicaraan menjadi kacau atau membingungkan
(inkoheren)

c. Aktivitas Motorik
Mengamati dan/atau memeriksa cara berjalan, gerakan dan aktivitas pasien saat
wawancara.
1) Lesu, tegang, gelisah
Ketegangan yang ditandai dengan merasa tegang, lesu, tidak dapat
istirahat tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, gelisah.

2) Agitasi
Yaitu gerakan anggota tubuh yang menunjukkan kegelisahan

3) TIK
Gerakan-gerakan kecil yang tidak terkontrol pada otot muka

4) Grimasen
Gerakan otot muka yang berubah- ubah dan tidak dapat di kontrolkan oleh klien

5) Tremor
Jari-jari tampak gemetar ketika klien mengulurkan tangan dan
merentangkan jari-jari

6) Kompulsif
Kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang kali mencuci
tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan, dan sebagainya.

5. Proses Pikir
a. Sirkumstansial (pembicaraan yang berbelit-belit, tetapi sampai pada tujuan
pembicaraan).
b. Tangensial (pembicaraan yang berbelit-belit, tetapi tidak sampai pada tujuan
pembicaraan).
c. Kehilangan asosiasi (pembicaraan tidak memiliki hubungan antara satu kalimat dan
kalimat lainnya, serta klien tidak menyadarinya.
d. Flight of ideas (pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya, masih
ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan).
e. Blocking (pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali).
f. Perseverasi (pembicaraan yang diulang berkali-kali).
g. Neologism (Neologisme adalah istilah, kata, atau frasa yang relatif baru dan jarang
dipakai yang mungkin sedang dalam proses memasuki penggunaan umum, tetapi
belum sepenuhnya diterima ke dalam bahasa umum. Neologisme sering didorong
oleh perubahan budaya dan teknologi.)

6. Isi Pikir
a. Obsesi (pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya).
b. Fobia (ketakutan yang patologis / tidak logis terhadap objek/situasi tertentu.
c. Hipokondria (keyakinan terhadap adanya gangguan pada organ dalam tubuh yang
sebenarnya tidak ada).
d. Depersonalisasi (perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang, atau
lingkungan).
e. Ide yang terkait (keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi di lingkungan,
bermakna, dan terkait pada dirinya).
f. Pikiran magis (keyakinan klien tentang kemmpuannya untuk melakukan hal-hal
yang mustahil / diluar kemampuannya).

7. Waham
a. Agama (keyakinan klien yang berlebihan terhadap suatu agama dan dikatakan
secara berulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan).
b. Somatik (keyakinan klien tentang tubuhnya dan dikatakan secara berulang, tetapi
tidak sesuai dengan kenyataanya)
c. Kebesaran (keyakinan klien yang berlebihan terhadap kemampuannya dan
dikatakan secaar berulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan ).
d. Curiga(keyakinanklienbahwaadaseseorangataukelompokyangberusaha merugikan
atau mencederai dirinya dan dikatakan secara berulang, tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan).
e. Nihilistik (keyakinan klien bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal dan
dikatakan secara burulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

8. Waham yang bizar:


a. Sisip pikir (keyakinan klien bahwa ada ide/ pikiran orang lain yang disisipkan
dalam pikirannya dan dikatakan secara berulang, tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan).
b. Siar pikir (keyakinan klien bahwa oarang lain mengetahui apa yang dipikirkannya,
walaupun dia tidak mengatakan kepada orang tersebut, dikatakan secara berulang,
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan).
c. Kontrol pikir (keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar).

Anda mungkin juga menyukai