Anda di halaman 1dari 8

Lansia dengan Gangguan

Persepsi Sensor

KELOMPOK 3
Perubahan Kognitif Pada Lanjut Usia

Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan


otak. Diantara kemampuan yang menurun secara linier
atau seiring dengan proses penuaan adalah:
 Daya Ingat (memori), berupa penurunan kemampuan
penamaan (naming) dan kecepatan mencari kembali
informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori
(speed of information retrieval from memory).
 Intelegensia Dasar (fluid intelligence) yang berarti
penurunan fungsi otak bagian kanan yang antara lain
berupa kesulitan dalam komunikasi non verbal,
pemecahan masalah, mengenal wajah orang, kesulitan
dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi (Meutia,
2012).
Demensia

 Demensia adalah sindrom penurunan kognitif


dan fungsional, biasanya terjadi dikemudian hari
sebagai akibat neurodegenarif dan proses
serebrosvaskuler (Killin, 2016). Demensia terjadi
akibat kerusakan sel-sel otak dimana system saraf
tidak lagi bisa membawa informasi ke dalam otak,
sehingga membuat kemunduran pada daya ingat,
keterampilan secara progresif, gangguan emosi, dan
perubahan perilaku, penderita demensia sering
menunjukkan gangguan perilaku harian (Pieter and
Janiwarti, 2011).
Pengenalan Demensia

Menurut Asrori dan putri (2014), menyebutkan ada


beberapa tanda dan gejala yang dialami pada
Demensia antara lain :
 Kehilangan memori
 Kesulitan dalam melakukan rutinitas pekerjaan
 Masalah dengan bahasa
 Disorientasi waktu dan tempat
 Tidak dapat mengambil keputusan
 Perubahan suasana hati dan kepribadian
Pengenalan Dini Demensia

Pengenalan dini demensia berarti mengenali :


 Kondisi normal : kondisi kognitif pada lanjut usia yang
terjadi dengan adanya penambahan usia dan bersifat wajar.
Contoh: keluhan mudah-lupa
 Kondisi pre-demensia : kondisi gangguan kognitif pada lanjut
usia dengan ciri mudah lupa yang makin nyata dan dikenali
(diketahui dan diakui) oleh orang dekatnya.
 Kondisi demensia : kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia
dengan berbagai jenis gangguan seperti mudah lupa yang
konsisten, disorientasi terutama dalam hal waktu, gangguan
pada kemampuan pendapat dan pemecahan masalah,
gangguan dalam hubungan dengan masyarakat, gangguan
dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual serta
gangguan dalam pemeliharaan diri.
Latihan Kognitif Pada Lansia

 Strategi Latihan Kognitif


 Menurunkan cemas
 Tehnik relaksasi
 Biofeedback, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan
memodifikasi respon perilaku.
 Systematic desenzatization : dirancang untuk menurunkan perilaku
yang berhubungan dengan stimulus spesifik misalnya karena
ketinggian atau perjalanan melalui pesawat. Tehnik ini meliputi
relaksasi otot dengan membayangkan situasi yang menyebabkan
cemas.
 Flooding. Klien segera diekspose pada stimuli yang paling memicu
cemas (tidak dilakukan secara berangsur – angsur) dengan
menggunakan bayangan/imajinasi
 Pencegahan respon klien. Klien didukung untuk menghadapi situasi
tanpa melakukan respon yang biasanya dilakukan.
 Terapi Kognitif

 Latihan kemampuan social meliputi : menanyakan


pertanyaan, memberikan salam, berbicara dengan suara
jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain
 Aversion therapy : terapi ini menolong menurunkan
perilaku yang tidak diinginkan tapi terus dilakukan. Terapi
ini memberikan stimulasi yang membuat cemas atau
penolakan pada saat tingkah laku maladaptive dilakukan
klien.
 Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien
dan terapis tentang apa definisi perilaku yang akan dirubah
atau konsekuensi terhadap perilaku itu jika dilakukan.
Meliputi konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan
dan konsekuensi negative untuk perilaku yang tidak
diinginkan.
 Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai