Anda di halaman 1dari 28

GANGGUAN NEUROLOGIS

DEGENERATIF: DEMENSIA

Kelompok I
Anila Zulfiana
Dhea Permata Sari
Maulana Inboun
Salima Cerlina
TINJAUAN TEORITIS

Kata Neurolis terdiri dari dua kata yaitu neuro: syaraf dan
logi
(logos): ilmu. Neurologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang syaraf dan berbagai kelainan yang terjadi. Sistem
saraf adalah pusat komunikasi dan pengambil keputusan.
Sistem saraf dibentuk oleh jaringan saraf yang terdiri
atas beberapa macam sel. Komponen utama sistem
saraf adalah sel saraf atau Neuron. Neuron atau sel
saraf bertanggung jawab atas reaksi, transmisi, dan
proses pengenalan rangsang; merangsang aktivitas sel-
sel tertentu dan melepas neurotransmitter
KONSEP PENYAKIT
DEMENSIA
Definisi demensia menurut WHO adalah sindrom neurodegeneratif
yang timbul karena adanya kelainan yang bersifat kronis dan
progesifitas disertai dengan gangguan fungsi luhur multiple seperti
kalkulasi, kapasitas belajar, bahasa, dan mengambil keputusan.
Kesadaran pada demensia tidak terganggu. Gangguan fungsi
kognitif biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi,
perilaku, dan motivasi. (WHO, 2014)
Demensia merupakan keadaan ketika seseorang
mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir
lain yang secara nyata mengganggu aktivitas
kehidupan sehari- hari. (Nugroho, 2015).
Etiologi Demensia
Sindroma
demensi Sindroma
dengan demensia
penyakit dengan
Penyakit yang etiologi etiologi
alzaimer dasar nya tidak penyakit
1 2 dikenal
3 4 yang dapat
5 6
kelainan diobati

Serangan stroke Sindroma Penyakit Jisim


yang berturut- demensia lewy
turut dengan etiologi (Lewy body
yang dikenal diseases)
tetapi belum
PATOFISIOLOGI DEMENSIA

Penderita demensia umumnya terjadi Gejala demensia berikutnya


pada lansia yang tidak memperlihatkan yang muncul biasanya berupa
gejala yang menonjol pada tahap awal, depresi pada lansia. Mereka
lansia pada umumnya mengalami proses
menjaga jarak dengan
penuanaan dan degeneratif.
Kejanggalan awal dirasakan mereka sulit
lingkungan dan lebih sensitif.
mengingat dan sering lupa jika meletak Kondisi seperti ini dapat saja
kan suatu barang. Mereka sering kali diikuti oleh munculnya
menutup-nutupi hal tersebut dan penyakit lain dan biasanya akan
meyakinkan bahwa itu adalah hal yang memperparah kondisi lansia.
biasa pada usia mereka.
WOC DEMENSIA
MANIFESTASI KLINIS
DEMENSIA

Menurunnya daya ingat yang terus


terjadi
Gangguan orientasi waktu dan tempat,
misalnya:
lupa hari, minggu, bulan, tahun, tempat
penderita
Penurunan dan ketidakmampuan
menyusun kata menjadi kalimat yang
Pemeriksaan Diagnostik Demensia
1 Pemeriksaan laboratorium rutin

2 Imaging

3 Pemeriksaan EEG
(Electroencephalogram)
4 Pemeriksaan cairan
otak
5 Pemeriksaan
neuropsikologis
Komplikasi Demensia
Peningkatan resiko infeksi di seluruh bagian tubuh yang terdiri dari:
 Ulkus diabetikus
 Infeksi saluran kencing
 Pneumonia
Thromboemboli, infarkmiokardium:
 Kejang
 Kontraktur sendi
 Kehilangan kemampuan untuk merawat diri
 Malnutrisi dan dehidrasi akibat nafsu makan dan kesulitan dan
 menggunakan peralatan.
Penatalaksanaan Demensia
Penatalaksanaan pada klien dengan
demensia ada berbagai cara antara lain
sebagai berikut:
Farmakoterapi
Dukungan atau Peran Keluarga
Terapi Simtomatik
Pencegahan dan perawatan demensia
MCP Teori/Kasus
Asuhan Keperawatan Demensia
 Pengkajian
o Data subyektif: Pasien mengatakan mudah lupa akan peristiwa yang baru
saja terjadi
o Data Obyektif: Pasien kehilangan kemampuannya untuk mengenali wajah,
tempat dan objek yang sudah dikenalnya
o Hubungan sosial
o Riwayat Spiritual
o Persepsi melibatkan proses berpikir dan pemahaman emosional terhadap
suatu obyek.
o Tingkat kesadaran
o Memori
o Tingkat konsentrasi
o Kemampuan penilaian
Lanjutan…
Diagnosa keperawatan utama demensia
o Kerusakan memori
o Gangguan persepsi sensori
o Gangguan interaksi sosial

Diagnosa keperawatan pendukung demensia


o Defisit perawatan diri
o Ketidakefektifan koping
o Gangguan pola tidur
Lanjutan…
Dx1: Kerusakan memori
Intervensi
NIC:
 Stimulasi memori dengan mengulangi pembicaraan secara jelas diahir
pertemuan dengan pasien
 Mengenali pengalaman masa lalu dengan pasien
 Mennyediaakan gambar untuk mengenal ingatannnya kembali
 Kaji kemampuan klien dalam mengenal sesuatu (jam hari tannggal bulan
tahun)
 Ingatkan kembali pengalaman masa lalu klien dan
Pendidikan Kesehatan Terkait
Dengan Demensia
Edukasi dan pencegahan dementia sebaiknya dijelaskan kepada pasien, keluarga,
dan caregiver mengenai cara untuk merawat pasien, yaitu:
 Menggunakan bahasa yang sederhana untuk berkomunikasi dengan pasien.
 Membuat rutinitas harian, misalnya makan, mandi, tidur, dan lain-lain. Bantu
pasien agar dapat melakukan kegiatan harian secara mandiri.
 Untuk reorientasi, dapat digunakan gambar, tanda, kalender, foto keluarga, dan
jadwal harian.
 Tidak mengkonfrontasi tindakan atau pemikiran pasien yang salah karena
dapat memicu pasien untuk melakukan tindakan yang tidak diinginkan.
Sebaiknya ganti subyek pembicaraan atau memberitahu kebenaran secara
persuasi.
 Lingkungan rumah dibuat agar aman, misalnya tidak meletakkan peralatan
elektronik di toilet, menyimpan benda berbahaya di lemari yang dikunci, dan
Lanjutan…

Pencegahan dementia dilakukan dengan


menghindari dan
mengobati faktor risiko. Pasien juga disarankan
untuk menjalani gaya hidup sehat dengan menjaga
pola makan, melakukan
aktivitas fisik secara rutin, serta melatih
kemampuan kognitif.
Pasien juga sebaiknya membatasi konsumsi
alkohol karena dapat memperburuk fungsi
Pembahasan dan Asuhan Keperawatan Terkait Ka
Kasus: sus
Seorang laki-laki berusia 85 tahun mempunyai riwayat
demensia dirawat di ruang rawat neurologi. Pasien saat ini
mempunyai keterbatasan dalam merespon dengan tepat
pertanyaan yang diberikan dan kadang-kadang tampak gelisah
dan menolak asuhan keperawatan yang diberikan. Pasien
menolak untuk minum obat, memuntahkannya kembali dan
mencengkeram pagar samping tempat tidur ketika perawat
mencoba membalikkan badannya. Hasil pengkajian pasien
mengalami inkontinensia, memerlukan komunikasi terapeutik
untuk membantu kegiatan perawatan dan aktivitas sehari-hari.
Perawat yang merawat pasien menggunakan teknik komunikasi
Lanjutan..
Saat ini pasien tampak lebih gelisah, perlu sering dilakukan
reorientasi terhadap tempat dan perawat membutuhkan orang
lain untuk memegang lengannya ketika akan dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital. Pasien kadang-kadang
mengatakan kepada perawat bahwa di ruangannya ada seorang
anak kecil padahal pasien berada sendiri di ruang perawatan.
Perawat mengabaikan pernyataan pasien dan mengalihkan
perhatian pasien pada topik pembicaraan lainnya. Ketika telah
selesai melakukan asuhan keperawatan pasien tampak tidak
mengingat perawa t tersebut. Perawat merasa sedih dan
bingung serta mengalami kelelahan secara emosional terhadap
 Pengkajian Keperawatan
Nama: Tn. A
Usia: 85 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki

Data Subjektif
Pasien mengalami inkotinensia
Keterbatasan pasien merespon dengan tepat
Pasien tampak gelisah
Pasien menolak asuhan keperawatan yang diberikan oleh pera
wat
Pasien menolak untuk minum obat dan memuntahkannya kem
bali

Data Objektif
Pasien mengatakan kadang-kadang melihat anak kecil di ruang
annya padahal pasien sendiri
Lanjutan…
 Diagnosa Keperawatan
Gangguan memori b.d gangguan neu
rologis
Gangguan interaksi sosial b.d prilaku
menentang
Gangguan persepsi sensori b.d usia la
njut d.d dimensia
Dx1: Gangguan memori b.d gangguan neurologis
Intervensi
Latihan Memori
Observasi:
 Identifikasi masalah memori yang di alami
 Identifikasi kesalahan terhadap orientasi
Terapeutik
 Rencanakan metode mengajar sesuai kemampuan pasien
 Stimulasi memori dengan mengulang pikiran yang terakhir kali diucapkan
 Fasilitasi mengingat kembali pengalaman masa lalu
 Fasilitasi kemampuan kosentrasi
 Stimulasi menggunakan memori pada peristiwa yang baru terjadi
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur latihan
 Ajarkan teknik memori yang tepat
Dx2: Gangguan interaksi sosial b.d prilaku mene
ntang
Intervensi

Modifikasi Prilaku Keterampilan Sosial


Observasi:
 Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan social
 Identifikasi fokus pelatihan keterampilan social
Terapeutik:
 Motivasi untuk berlatih keterampilan social
 Beri umpan balik positif terhadap keterampilan social
 Libatkan keluarga selama latihan keterampilan social
Edukasi:
 Jelaskan tujuan melatih keterampilan social
 Anjurkan mengungkapkan perasaan akibat masalah yang di alami
 Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap interaksi
 Edukasi keluarga untuk dukungan keterampilan social
 Latihan keterampilan social secara bertahap
Dx3: Gangguan persepsi sensori b.d usia lanjut d.d dimensia
Intervensi

Manajemen Halusinasi
Observasi:
 Monitor prilaku yang mengidentifikasi halusinasi
 Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan
 Monitor isi halusinasi
Terpaeutik:
 Pertahankan lingkungan yang aman
 Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi
 Hindari perdebatan tentang validitas halusinasi
Edukasi:
 Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi dukungan
 Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi
Analisis Jurnal
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Demensia Pada Lansia Di
Desa Tumpaan Baru Kecamatan Tumpaan Amurang
Minahasa Selatan.

Latar Belakang: Demensia adalah kemunduran kognitif yang sedemikian


beratnya sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari-hari dan aktivitas sosial.
Kemunduran kognitif pada demensia biasanya diawali dengan kemunduran
memori/daya ingat. Faktor ketidaktahuan, baik dari pihak keluarga, masyarakat
maupun pihak tenaga kesehatan mengenai tanda dan gejala demensia, dapat
menyebabkan demensia
sering tidak terdeteksi dan lambat ditangani.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan dukungan keluarga
dengan kejadian demensia
(p = 0,002). Hasil penelitian yang dilakukan di desa Tumpan Baru Kecamatan
Tumpaan Amurang Minahasa Selatan di dapatkan hasil menunjukkan bahwa
Terapi Modalitas Keperawatan atau Terapi Komplementer Te
rkait Demensia
Beberapa gejala yang timbul dari demensia antara lain.
Gejala perilaku
dan gangguan tidur lansia. Tingginya prevalensi demensia
dan dampak dari perilaku, gangguan pada kualitas tidur
yang disebabkan oleh demensia,
sehingga pentingnya mengembangkan intervensi yang
efektif bagi mereka dengan demensia. Penanganan
demensia dengan menggunakan obat
antipsikotik menyebabkan efek samping. karena itu
pendekatan lain yang
bisa dilakukan untuk mengurangi perilaku tersebut adalah
dengan terapi
Trend dan Issu, Evidance Based Practice d
alam
penatalaksanaan Terkait Demensia
Semakin meningkatnya populasi lansia mencerminkan
adanya peningkatan
pelayanan kesehatan. Sejumlah kebijakan telah dilakukan
oleh pemerintah
untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia. Perawat
memiliki kesempatan untuk melakukan pelayanan kesehatan
dan promosi kesehatan bagi lansia
sebagai integral keperawatan holistik. Penilaian yang holistik
ini akan
membantu perawat mengidentifikasi intervensi keperawatan
Lanjutan…
Lansia Caring Nursing Center merupakan suatu cara dalam
mengatasi
permasalahan kesehatan lansia dengan memadukan
pengelolaan pendidikan, pelayanan kesehatan, penelitian
keperawatan, dan pelayanan informasi
kesehatan sehingga tercipta perawatan terpadu dan
komprehensif bagi
lansia.
Lansia Caring Nursing Center merupakan tempat, khusus
bagi lansia untuk meningkatkan kesehatan lansia,
menambah wawasan kesehatan lansia,
Thank you

Anda mungkin juga menyukai