Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 7

Nabilah Eka Suci


Melly Dian
Indah Maulidiah
Siti Zubaedah
Eprillia w
Riska Mianti
Rizka Ayuningtyas
DEFINISI
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan
memori yang dapat mempengaruhi aktifltas sehari-hari.

Demensia adalah keadaan dimana seseorang mengalami


penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, dan
penurunan kemampuan tersebut menimbulkan gangguan
terhadap fungsi kehidupan sehari-hari.

Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia bukanlah


sekedar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang
disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tenentu sehingga
terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku.
ETIOLOGI

 REVERSIBLE  NON REVERSIBLE


D : Drugs 1) 1. Penyakit degeneratif:
E : Emotional 2) 2. Penyakit vaskuler:
M : Metabolik 3) 3. Demensia traumatik
E : Eye & Ear 4) 4. lnfeksi
N : Nutritional
T : Trauma
I : Infection
A : Arterosklerosis
PATOFISIOLOGI
TANDA & GEJALA
 Gejala awal:
Psikologis
Fatigue
Mudah lupa
Gagal dalam
tugas  Gejala Umum:
Mudah lupa
Aktivitas
 Gejala lanjut: terganggu
Gangguan Disorientasi
kognitif Cepat marah
Gangguan afektif Kurang
Gangguan konsentrasi
Perubahan kognitif

 Kehilangan memori yang pada umumnya


diketahui oleh pasangan atau orang terdekat.
 Kesulitan berkomunikasi atau menemukan kata-
kata yang tepat.
 Kesulitan melakukan penalaran atau memecahkan
masalah.
 Kesulitan menangani tugas-tugas yang rumit.
 Kesulitan melakukan perencanaan dan
pengaturan.
 Kesulitan melakukan koordinasi dan fungsi
motorik.
 Mengalami kebingungan
 Perubahan psikis
CONTOH TERAPI KOGNITIF LANSIA

1. Terapi Dengan Puzzle


2. Terapi Teka Teki
3. Terapi Bermain Catur
4. Terapi Dengan Keterampilan
5. Terapi Bermain Tebak – tebakan
6. Terapi Belajar
Penatalaksanaan

1. Farmakoterapi:
Dementia alzheimer digunakan obat-obatan antikoliesterase seperti Donepezil,
Rivastigmine, Galantamine , Memantine
Dementia vaskuler membutuhkan obat-obatan anti platelet seperti Aspirin ,
Ticlopidine , Clopidogrel untuk melancarkan aliran darah ke otak sehingga
memperbaiki gangguan kognitif.
Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi
perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati
tekanan darah tinggi atau penyakit yang berhubungan dengan stroke.
Jika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat anti-depresi
seperti Sertraline dan Citalopram.
Untuk mengendalikan agitasi, sering digunakan obat anti-psikotik (misalnya
Haloperidol , Quetiapine dan Risperidone)

2. Dukungan atau Peran Keluarga

3. Terapi Simtomatik
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian data
Identitas Klien (Nama , alamat, usia , agama , jenis kelamin, dll)
Riwayat Kesehatan ( Riwayat penyakit atau masalah kesehatan saat ini, yang lalu, dan keluarga)

Pengkajian Fisik
Pengkajian kebutuhan dasar
Kemandirian dalam melakukan aktifitas

Pengkajian keseimbangan
Perubahan Posisi Atau Gerakan Keseimbangan.
Gaya Berjalan Atau Gerakan.

Pengkajian Head To Toe atau pengkajian per-sistem.


Bagaimana postur tulang belakang lansia: (Tegap , membungkuk, kifosis , skoliosis , lordosis

Tanda-tanda vital dan status gizi: (Suhu , tekanan darah, nadi , respirasi , berat badan , tinggi badan
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE:
1. Kepala: Inspeksi dan palpasi; Kulit kepala dan rambut; warna, dll
2. Mata: Inspeksi retina, iris, konjungtiva, sklera ikterus (kekuningan) atau tidak. Ditemukan strabismus
(mata menonjol keluar), riwayat katarak, Kuantitas bulu mata, kelenjar, kornea, alat bantu penglihatan. Tes
uji penglihatan
3. Hidung: lnspeksi; kesimetrisannya, kebersihannya, mukosa kering atau lembab, terdapat peradangan atau
tidak. Palpasi; sinus frontal dan maksilaris terhadap nyeri tekan. Tes uji penciuman atau fungsi olfaktorius
4. MuIut dan tenggorokan: lnspeksi; bibir, mukosa mulut, lidah, palatum, area tonsilar. Jumlah gigi, gigi
yang karies dan penggunaan gigi palsu, stomatitis, kesulitan mengunyah serta kesulitan menelan. Palpasi;
lidah dan dasar mulut terhadap nyeri tekan dan adanya masa. Tes uji fungsi saraf fasial dan glosofaringeal
dengan memberikan perasa manis, asam, asin, manis.
5. Telinga: lnspeksi; tragus dalam keadaan normal atau tidak. Kaji struktur. struktur telinga dengan otoskop
untuk mengetahui adanya serumen, otorhea, obyek asing dan lesi. Tes suara, tes Weber, tes Rine
1.Pengkajian Status Mental Lansia: Pengkajian
 ldentifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan SPMSQ
 Identifikasi Aspek Kognitif dari fungsi mental dengan MMSE
Psikososial
 ldentifikasi masalah emosional (Geriatric Depression Scale/GDS)
2. Pengkajian Status Sosial
Kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang, sikap klien pada orang lain, hubungan dengan
anggota keluarga
3. Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan Kebiasaan merokok, minum kopi, alkohol, napza,
obat tanpa resep)
4. Pengkajian Lingkungan (Pemukiman atau rumah, sanitasi, risiko ecelakaan atau jatuh)
5. Pemanfaatan Layanan Kesehatan
 Kunjungan ke Posyandu Lansia.
 Kunjungan ke Puskesmas atau Rumah Sakit atau Dokter atau tenaga kesehatan.
 Pembiayaan kesehatan atau asuransi kesehatan.
6. Tingkat Pengetahuan/Sikap
 Pengetahuan tentang kesehatan atau perawatan.
 Sikap tentang kesehatan atau perawatan.
6. Leher: Inspeksi; pembesaran kelenjar thyroid. Palpasi area trachea. Raba JVP untuk menentukan
tekanan pada otot jugularis.
7. Dada: Inspeksi; bentuk dada, retraksi. Inspeksi; irama dan frekuensi pernafasan. Palpasi; adanya
tonjolan-tonjolan abnormal, taktil fremitus, perabaan suhu tubuh, tak ada nyeri tekan, krepitasi Perkusi;
paru-paru. Auskultasi; bunyi nafas tambahan antara Iain mengi Krekels bunyi discontinue singkat dan
eksplosif dan terdengar keras pada saat inspirasi. Ronkhi atau bunyi gemuruh continue dapat terdengar
Iebih jelas pada saat ekspirasi, frictio rub pleural atau bunyi tajam dan terdengar seperti orang memarut.
8. Abdomen: lnspeksi; bentuk, kaji gerakan pernafasan. Palpasi; adanya benjolan, permukaan abdomen,
pembesaran hepar dan Iimfa dan kaji adanya nyeri tekan. Perkusi; adanya udara dalam abdomen,
kembung. Auskultasi; bising usus
9. Genetalia: lnspeksi; Pada pria. Bentuk, kesimetrisan ukuran skrotum, kebersihan, kaji adanya
haemoroid pada anus. Pada wanita. Kebersihan, karakter mons pubis dan labia mayora serta
kesimetrisan labia mayora. Klitoris. Palpasi; Pada Pria. Batang lunak, ada nyeri tekan, tanpa nodulus atau
dengan nodulus, plapasi pula skrotum dan testis mengenai ukuran, letak dan warna.
10. Ekstremitas: lnspeksi; warna kuku dan jari-jari tangan, Penggunaan alat bantu, rentang gerak,
deformitas, tremor, edema kaki. Lakukan tes jari ke hidung. Kaji kekuatan otot ekstrimitas dengan
melakukan pengujian kekuatan otot. Palpasi; Permukaan kuku licin, turgor kulit. kaji reflek-reflek
patologis. Untuk mengetahui adanya keseimbangan saraf.
11. lntegumen: Inspeksi; kebersihan, warna kulit, kontur, tekstur dan Iesi. Palpasi; kasar atau halus
permukaan kulit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Gangguan memori berhubungan dengan proses penuaan ditandai


dengan tidak mampu melakukan kemampuan yang dipelajari
sebelumnya, merasa mudah lupa, tidak mampu mengingat
peristiwa, tidak mampu mengingat perilaku tertentu yang
dilakukan
• Deficit perawatan diri (dimensia) berhubungan dengan gangguan
psikologis ditandai dengan tidak mampu mandi, minat melakukan
perawatan diri kurang, menolak melakukan perawatan diri
• Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan usia lanjut
ditandai dengan respon tidak sesuai disorientasi waktu,
tempat,orang atau situasi.
• Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan
psikologis ditandai dengan menunjukan respon tidak sesuai,
disorientasi orang ruang dan waktu.
• Resiko jatuh ditandai dengan usia >65 tahun (pada dewasa)
INTERVENSI KEPERAWATAN

1.Gangguan memori berhubungan dengan Orientasi realita


proses penuaan ditandai dengan tidak mampu - Monitor perubahan orientasi
melakukan kemampuan yang dipelajari - Orientasikan orang tempat dan waktu
sebelumnya, merasa mudah lupa, tidak - Gunakan symbol dalam orientasi lingkungan
mampu mengingat peristiwa, tidak mampu Edukasi
mengingat perilaku tertentu yang dilakukan - Ajarkan keluarga perawatan orientasi realita
Intervensi: Latihan memori -Manajemen dementia
- Identifikasi masalah memori yang dialami - Identifikasi riwayat fisik social psikologis
- Monitor perubahan memori selama terapi - Orientasikan tempat waktu dan orang
- Lakukan stimulasi memori, jika perlu - Fasilitasi orientasi dengan symbol
- Ajarkan teknik memori yang tepat - Ajarkan keluarga cara perawatan dimensia
INTERVENSI KEPERAWATAN
2. Defisit perawatan diri berhubungan
dengan gangguan psikologis ditandai dengan
tidak mampu mandi, minat melakukan
perawatan diri kurang, menolak melakukan
perawatan diri
Intervensi: Manajemen dementia
Dukungan perawatan diri : mandi  Identifikasi riwayat fisik social psikologis
 Identifikasi usia dan budaya dalam dan kebiasaan
membantu kebersihan diri  Orientasikan tempat waktu dan orang
 Pertahankan kebiasaan kebersihan diri  Fasilitasi orientasi dengan symbol
 Fasilitasi mandi sesuai kebutuhan  Ajarkan keluarga cara perawatan dimensia
 Ajarkan kepada keluarga cara memandikan
pasien
INTERVENSI KEPERAWATAN
3. Resiko jatuh ditandai dengan usia >65 tahun
Intervensi: Cegahan jatuh
 Identifikasi faktor resiko jatoh
 Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan
resiko jatoh
 Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
 Atur tempat tidur mekanis pada posisi terendah
 Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
 Orientasi realita
 Monitor perubahan orientasi
 Orientasikan orang tempat dan waktu
 Gunakan symbol dalam mengorientasikan
lingkungan
INTERVENSI KEPERAWATAN
4. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan psikologis
ditandai dengan menunjukan respon tidak sesuai, disorientasi orang ruang dan
waktu.
Intervensi: Promosi komunikasi
 Periksa kemampuan penglihatan
 Hindari penataan letak lingkungan tanpa memberitahu
 Jelaskan lingkungan pada pasien
 Ajarkan keluarga cara membantu pasien berkomunikasi
Manajemen dementia
 Identifikasi riwayat fisik social psikologis dan kebiasaan
 Orientasikan tempat waktu dan orang
 Fasilitasi orientasi dengan symbol
 Ajarkan keluarga cara perawatan dimensia
INTERVENSI KEPERAWATAN

5. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan usia lanjut ditandai dengan


respon tidak sesuai disorientasi waktu, tempat,orang atau situasi.
Intervensi:
Manajemen dementia
 Identifikasi riwayat fisik social psikologis dan kebiasaan
 Orientasikan tempat waktu dan orang
 Fasilitasi orientasi dengan symbol
 Ajarkan keluarga cara perawatan dimensia
Manajemen halusinasi
 Monitor dan sesuaikan tingkat aktifitas dan stimulasi lingkungan
 Pertahankan lingkungan yang aman
 Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat mengontrol perilaku
THANKS! ANY
QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai