Anda di halaman 1dari 22

PROSES KEPERAWATAN RESPON

KOGNITIF & GANGGUAN MENTAL


ORGANIK

Di Sampaikan Oleh :
Ns. Sri Supami, Skep. S.Pd,
MKes
KOGNITIF
Kemampuan berfikir dan memberi rasional termasuk
proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan
memperhatikan. (Stuart & Sundeen, 2007).
Rentang Respons Kognitif
Respons adaptif Respons Maladaptif

 Decisiveness - Periodic - = mampu


membuat
 Memori baik indecisiveness keputusan
 Orientasi penuh - Pelupa - Kerusakan
memori
 Persepsi akurat - Kadang-kadang & penilaian
 Perhatian bingung - Disorientasi
terfokus - Kadang-kadang - Mispersepsi
 Koheren, mispersepsi - Perhatian =
t’fokus
berpikir logis - Pikiran kacau- Sulit memberi
- Kadang-kadang alasan logis
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Faktor Predisposisi
 Penyebab : Gangguan Fungsi SSP
Gangguan Pengiriman nutrisi
Gangguan Peredaran darah
 Penuaan
- Kumulatif degeneratif jaringan otak
Penuaan
- Racun dalam jaringan otak, kimia toksik/logam berat
respons kognitif maladaptif.
 Neurobiologi
- Peny. Alzheimer’s
- Gangguan metabolik (penyakit liver kronik, GGK, defisit vit,
malnutrisi).
Anorexia nervosa / bulimia nervosa risiko tinggi .

 Genetik
Penyakit otak degeneratif herediter (Huntington’s chorea)

2. Stressor Presipitasi
a. Hipoksia : Anemia hipok, Histoktosik hipok, Hipoksemia hipok,
Iskemik hipoksia Suplai darah ke otak.
b. Gangguan Metabolisme
Malfungsi endokrin : Underprod/overprod hormon
Hipotiroidisme, Hipertiroidisme, Hipoglikemia dll.
c. Racun, infeksi
gagal ginjal, siphilis, “AIDS dement. Comp”

d. Perubahan Strukur
Tumor, trauma

e. Stimulasi Sensori
Stimulus
Misal : - Lingkungan < stimulus halusinasi
- Penerangan dan aktifitas di ICU yang konstan
bingung, delusi, halusinasi.
3. Perilaku
Delirium proses berfikir terganggu, ditandai dengan :
gangguan perhatian, memori, pikiran dan orientasi.
Demensia respons kognitif maladaptif ditandai hilangnya
kemampuan intelektual (kerusakan memori, penilaian,
berpikir abstrak)

4. Sumber Koping
 Klien
 Keluarga, teman

5. Mekanisme Koping
Dipengaruhi pengalaman masa lalu
Regresi, Rasionalisasi, denial, intelektualisasi
KARAKTERISTIK DELIRIUM & DEMENSIA
DELIRIUM DEMENSIA
Onset Biasanya tiba-tiba Biasanya perlahan
Lama Biasanya singkat (<1bulan) Biasanya lama dan
progresif
Umur Semua umur Paling banyak >65 tahun
Stressor Racun, infeksi, trauma, Hipertensi, hipotensi,
hipertermia anemia, racun, defisit
vitamin, tumor, atropi
jaringan otak
Perilaku Fluktuasi tingkat kesadaran, Hilangnya daya ingat,
disorientasi, gelisah, agitasi, kerusakan penilaian,
ilusi, halusinasi, pikiran tak perhatian menurun,
teratur, gangguan penilaian perilaku sosial tidak
dan pengambilan keputusan, sesuai, afek labil, gelisah,
afek labil agitasi
 Diagnosis Keperawatan
Menurut Nanda :
Ansietas
Komunikasi, kerusakan verbal
Risiko tinggi terhadap cidera
Sindrom defisit perawatan diri (mandi/kebersihan,
makan, berpakaian/berhias, toileting)
Perubahan sensori/perseptual (penglihatan,
pendengaran, pengecap, perabaan dan penghidu)
Gangguan pola tidur
Perubahan proses pikir
Contoh dx kep :
 Gangguan proses pikir
 Resiko tinggi terhadap cidera
 Kerusakan komunikasi verbal

 Identifikasi Hasil
Klien dapat mencapai fase kognitif yang optimum
 Perencanaan
- Prioritas : menjaga keselamatan hidup
- Pemenuhan kebutuhan biopsikososial
- Libatkan keluarga, berikan pendidikan kesehatan mental
- Usaha perawat : memfungsikan Klien seoptimal mungkin
sesuai kemampuan Klien.
 Implementasi
Intervensi Delirium
1. Kebutuhan fisiologis
- Prioritas : menjaga keselamatan hidup
- Kebutuhan dasar keseimbangan nutrisi dan cairan
- Jika Klien sangat gelisah pengikatan perlu dan tidak
ditinggal sendiri.
- Gangguan tidur kolaborasi pemberian obat tidur
gosok punggung, susu hangat,
bercakap lembut libatkan keluarga
- Disorientasi ruangan yang terang
- Orietasikan pada situasi lingkungan
- Kolaborasi dengan medis untuk pemberian obat tidur
gangguan tidur

temani menjelang tidur, susu hangat, gosok punggung,


bercakap lembut.
- Penerangan selama tidur
- Sokongan dan ketenangan dari keluarga

2. Halusinasi
Lindungi Klien & orang lain dari perilaku merusak
Ruangan : aman, barang minimal
Perawatan 1-1 + perawatan ketat
Orientasi realita berulang
Dukungan, rasa aman, orientasi realita
konsisten dari keluarga & petugas
3. Komunikasi
Pesan jelas, sederhana, beri pilihan terbatas
“Sekarang bulan pebruari”
“Bapak mau mandi sebelum makan ?”
Sulit : “Jam berapa bapak ingin mandi ?”
4. Pendidikan Kesehatan
Mulai saat klien berubah’?Tentang yang terjadi padanya
Sebelumnya Perawat harus tahu :
masalah Klien, stressor, pengobatan, rencana
perawatan, usaha pencegahan, rencana perawatan di
rumah.
Penjelasan diulang beberapa kali
Beri petunjuk tertulis
Libatkan anggota keluarga
agar dapat lanjutkan perawatan di rumah
Intervensi Demensia
1. Orientasi
Tujuan ; membantu klien berfungsi di lingkungannya
Tulis nama petugas pada kamar klien : jelas, basar,
terbaca
Orientasikan barang pribadi, waktu tempat, orang
Penerangan dimalam hari
Jam besar, kalender harian/lembaran tulisan besar,
koran
Kontak personal dan fisik aktifitas kelompok

Kesadaran mengapa dirawat, kerjasama, memelihara


harga diri, membuat percaya diri, berhubungan dengan
lingkungan melalui panca indra, interaksi personal,
identifikasi. Proses pulang.
2. Komunikasi
Komunikasi verbal, ringkas, = terburu-buru
Topik percakapan dipilih oleh Klien
Pertanyaan tertutup
Pelan dan diplomatis dalam menghadapi persepsi yang
salah
Empati, hangat, perhatian

3. Penguatan Koping
Koping yang lalu lebih kuat di pakai

kaji dg sabar kecemasan, coba <


4. Kurangi Agitasi
Agitasi didorong melakukan sesuatu yang tidak biasa
& tidak jelas
Beri penjelasan pilihan
Jadual harian individual
Penyaluran energi : perawatan mandiri, pakai kekuatan &
kemampuan dengan tepat
Saat agitasi : senyum, sikap bersahabat

5. Keluarga dan Masyarakat


Siapkan keluarga dan fasilitas di masyarakat
Perlu bantuan dalam merawat 24 jam di rumah
Perawatan di rumah di program oleh puskesmas
Prinsip konservatif Myra Levines
Penerapannya pada dx keperawatan :
Gangguan Kognitif

Tujuan : mempertinggi fungsi kognitif yang optimal


a. Konservasi energi
Intervensi :
1) Nutrisi adekuat
2) Catat intake – output
3) Observasi tanda vital
4) Kesempatan istirahat & di rangsang
5) Bantu pergerakan
6) Kaji gangguan fisiologis
7) Kaji stress, bantu mengatasi/menghindari

berhubungan dengan perilaku yang menggunakan energi

b. Konservasi integritas stroke


Intervensi :
1) Kaji fungsi sensori dan persepsi
2) Beri kaca mata, alat bantu dengar, tongkat
3) Observasi dan jauhkan alat-alat berbahaya
4) Supervisi pemberian obat
5) Lindungi dari bahaya

Perlindungan/keselamatan dari ancaman bahaya


kecelakaan
c. Koservasi integritas personal
Intervensi :
1) Orientasi realitas
2) Hubungan saling percaya
3) Dorong untuk mandiri
4) Identifikasi Minat, keterampilan beri kesempatan
untuk menggunakan
5) Beri pujian
6) Tehnik komunikasi terapeutik

Pemeliharaan harga diri


d. Konservasi sosial
Intervensi :
1) Kontak keluarga dan teman dekat
2) Dorong untuk berhubungan dengan orang lain
3) Didik keluarga dan klien
4) Ijinkan keluarga / orang terdekat membantu merawat
5) Bertemu keluarga secara teratur
6) Libatkan keluarga dalam perencanaan pulang

Pemeliharaan hubungan sosial : dengan orang terdekat


EVALUASI

 Realitas, tidak pesimis


 Ditunjukan pada :
1. Orientasi waktu, tempat, orang
2. Interaksi sosial
3. Perawatan mandiri
4. Status nutrisi
5. Fungsi kognitif
6. Klien terhindar dari cidera

DELIRIUM
Klien kembali pada fungsi sebelumnya
Klien dapat memelihara tingkat optimal persepsi sensori
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai