Sistem genitourinari: - vesika urinaria - uretra - otot dasar panggul Sistem neurologis - SSP - Perifer Merupakan kontainer / penampung urin Mampu membesar / berdilatasi sesuai peningkatan urin Daya tampung orang dewasa 400-600 ml Sensasi berkemih timbul bila urin > 150 ml Dinding vesika urinaria terdiri atas otot-otot detrusor Spinkter uretra intrinsik terbentuk dari perpanjangan vesica urinria di dasar panggul Intrinsik uretra bagian distal (bag. Dalam dari leher uretra) Ekstrinsik uretra terbentuk dari jaringan otot2 dasar pelvis Vesika urinaria dan uretra diinervasi oleh serat saraf simpatis dan parasimpatis Spinkter intrinsik bagian distal diinervasi oleh saraf otonom dan somatis Mekanisme spinkter ekstrinsik diinervasi oleh nervus pudendal Basal ganglia dan lobus frontal menekan reflek kontraksi detrusor, sehingga miksi dapat ditunda Pons merupakan miksi yg mengkoordinasi kontraksi detrusor dan relaksasi spinkter sehingga pengeluaran urin dapat dilakukan S2-4 refleks spinal yang mengendalikan fungsi urinaria Setelah urin 150-200 cc “strechreseptor” mengirimkan pesan sakral dan pusat miksi di SSP Pusat miksi di SSP: (+) : miksi (-) : miksi ditunda Anatomi : ukuran dan massa menurun, usia 80 thmassa menurun 25%, usia 75 th aliran darah turun Fungsi penurunan fungsi terjadi pada usia 40 th - variasi individu - fungsi menurun 1% pertahun - kemampuan mengkonsentrasikan urin menurun - kapasitas bladder menurun (dari 400 cc300 cc) - detrusor melemah - residu urin meningkat - kontraksi involunter meningkat - spinkter melemah Vaginitis atropi pada perempuan Hipertropi prostat Gerak dan kemampuan mobilisasi terganggu Fungsi penglihatan menurun Suatu kondisi dimana hilangnya kemampuan involunter urin sebagai suatu masalah sosial atau masalah kebersihan dan secara objektif terjadi. Faktor resiko Pria wanita •Riw. Operasi prostat dan lainnya •Riw. Kehamilan & jumlah anak pada tractur urinarius •Riw. Operasi pelvik, vesika urineria, •Keluhan / masalah prostat uterus •Infeksi di daerah vagina Keluhan nyeri waktu miksi Riwayat infeksi traktus urinarius Penyakit kronik Medikasi Masalah konstipasi Jumlah cairan yg diminum per hari Masalah dalam mobilisasi Kesulitan membaca tanda dan menemukan toilet di tempat umum Tanda dan gejala gangguan fungsi berkemih 1. Berapa lama klien dpt menahan keinginan berkemih atau dapatkah klien menahan keinginan berkemih sampai tiba di toilet 2. Dapatkah klien menahan kencing saat batuk, tertawa, bersin 3. Berapa kali terbangun dari tidur u. berkemih di malam hari 4. Setelah berkemih, apakah klien merasa kandung kemihnya benar2 kosong 5. Pada pria, apakah klien mengalami kesulitan dalam mengawali berkemihnya Bila klien mengalami inkontinensia urin 1. Kapan atau sudah berapa lama inkontinensia urin terjadi 2. Apa telah dilakukan dalam mengatasi inkontinensia urin 3. Apakah ada hal khusus yang membuat masalah inkontinensia urin membaik atau memburuk 4. Apakah masalah inkontinensia urin terjadi sepanjang hari atau hanya pada waktu2 tertentu 5. Apakah ada rasa nyeri waktu berkemih Sikap dan konsekwensi psikososial: 1. Apakah klien pernah membicarakan masalah inkontinensia urin dan mencari pertolongan 2. Apakah ada aktivitas yg berubah sejak masalah inkontinensia urin terjadi 3. Apakah kegiatan seperti berbelanja atau berjalan2 dikurangi karena menghindari masalah inkontinensia urin Lingkungan : 1. kaji letak kamar mandi 2. Penggunaan urinal untuk mengurangi frekuensi ke kamar mandi Hitung residu urin Data lab : urinalisis ISK Pengkajian fisik : 1. Kognitif : mood, motivasi, status mental 2. Neurologis : mobilisasi, perineal sensasi 3. Abdominal : distensi bladder, massa pelvic 4. Vaginal: kondisi kulit / mukosa, marshall test, prolaps 5. Prostat tipe Deskripsi Karakteristik Patofisiologi penyebab Stress Keluarnya Terjadi Lemahnya Prolapse urin ketika spinkter atau bersamaan terjaga atau prostatekto dg tdk tidur mi, spinkter meningkatny lemah atau a rusak tek.intraabd ominal Urin berjumlah sedikit atau sedang Urgensi Tdk dapat Sering Instabilitas Kerusakan menahan berkemih, detrusor CNS karena kencing nokturia stroke, Urin tumor, berjumlah parkinson, sedang atau radiasi tipe Deskripsi Karakteristik Patofisiologi penyebab Over Keluarnya urin Sulit Obstruksif Obstruksi flow secara periodik memulai bladder, karena atau terus berkemih underactiv hoperprostat menerus karena detrusor , striktur adanya over uretra, distensi atau neuropati obstruksi Fungsion Keluarnya urin Mungkin Fungsi dan G3 al karena berkomplika bladder mobilisasi ketidakmampua si dg normal atau status n atau ketidak masalah kognitif, tdk ada keinginan medis tersedia mencapai toilet, lainnya toliet, karena masalah depresi, mobilisasi, g3 marah kognitif, lingkungan Perubahan pola eliminasi : stress, urgensi, fungsional Defisit pengetahuan ttg fungsi normal s.kemih Cemas Gangguan harga diri Perubahan pola tidur Resiko tinggi infeksi dan kerusakan kulit Mencegah terjadinya iinkontinensia urin Mengosongkan kandung kemih Mengatasi inkontinensia Mencegah infeksi Meningkatkan harga diri klien Pertahan pola hidup sehat dg meminum cairan + 1500 cc setiap hari dengan menurunkan pemasukan cairan di sore hari. Minum secara teratur, jangan menunggu saat haus Hindari kafein dan alkohol, terutama menjelang waktu tidur Cegah konstipasi dg konsumsi makanan yg berserat 1. Latihan otot dasar panggul (kegel’s exercise) 2. Latihan kandung kemih 3. Modifikasi lingkungan 4. Pembalut Dikenalkan pertama kali oleh AH. Kegel, akhir tahun 1940-an. U. terapi setelah melahirkan. Dikembangkan sbg terapi inkontinensia urin t.u stress inkontinensia urin Tidak ada kontraindikasi latihan ini. Dilakukan pada klien yg kemampuan kognitif baik Keberhasilan terletak pada motivasi dan disiplin klien. (Kep. Gerontik 2) Ditujukan u. mebcapai kemampuan mengendalikan kandung kemih rentang waktu 24 jam Latihan ini paling baik u.type urgensi, dikombunasi dg kegel’s exercise akan makin efektif. Ada 2 macam latihan : 1. reedukasi bladder dilakukan oleh klien mandiri, kognitif klien harus baik, tujuannya kemampuan mengendalikan fungsi kemih meningkat 2. Toileting terjadwal Latihan kandung kemih oleh perawat, tujuan : mempertahankan klien tetap kering dan mencegah inkontinensia urin (Kep. Gerontik 2) Warna toilet dibuat berbeda Pencahayaan harus cukup Jarak kamar mandi dan tempat tidur harus dekat Kamar mandi dilengkapi dg “grab bar” (tempat pegangan pada dinding). Anjurkan klien u.kenakan pakaian yg mudah dibuka Pertimbangkan kemampuan finansial klien Perhatikan jumlah urin yg keluar tentukan jenis pembalut Hindari bagian berplastik menempel langsung kepada kulit Bagian muka dan belakang diperhatikan, karena berpengaruh pada keseimbangan dan kenyamanan pembalut. Terimakasih