Anda di halaman 1dari 48

Oleh:

Ns. Agnes Dewi Astuti, M.Kep.,Sp.Kep.Kom.


 Ketidakmampuan klien menilai dan merespon
terhadap realita
 Ketidakmampuan klien membedakan
rangsangan internal dan eksternal, lamunan
dan kenyataan
 Ketidakmampuan klien memberi respon
secara akurat, perilaku dukar dimengerti dan
mungkin menakutkan.
 Disebut pula repson neurobiologik
 Ditemukan pada klien skizofrenia dan
psikotik lain.
terganggu Fungsi
kognitif
Fungsi Fungsi
sosial pikir

Fungsi Fungsi
motorik persepsi
Fungsi
emosi
Adaptif Maladaptif

 Pikiran logis • Kadang- • Gangguan


 Persepsi akurat kadang prose proses pikir/
 Emosi pikir waham
konsisten terganggu • Kesukaran
dengan • Ilusi emosi
pengalaman • Emosi • Perilaku tidak
 Perilaku cocok berlebihan/ terorganisir
 Hubungan kurang • Isolasi sosial.
sosial • Perilaku tidak
harmonis biasa
 Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak/
susuna saraf pusat
 Psikologik
Keluarga, pengasuhan dan lingkungan
 Sosial Budaya
kehidupan sosbud, misalnya kemiskinan,
konflik sosbud, kehidupan terisolasi, tingkat
stres yang tinggi.
 Adanya hubungan yang bermusuhan,
tekanan, isolasi, pengangguran yang disertai
perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak
berdaya.
 Penampilan tidak rapi, tidak sesuai dan tidak
serasi
 Pembicaraan tidak terorganisir
 Aktivitas menurun/ meningkat, impulsif/
tidak pikir panjang, gerakan katatonik dan
gerakan abnormal
 Alam perasaan: suasana emosi yang
memanjang diserta perilaku apatis.
 Interaksi bermusuhan, mudah tersinggung,
curiga, waham, kontak mata kurang, tertawa
sendiri, bicara sendiri
 Persepsi :
ketidakmampuan dalam mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus sesuai dengan
informasi yang diterima melalui panca indera.

Kondisi maladaftif
1. Ilusi : Ada stimulus, persepsi yang salah.
2. Halusinasi: Tidak ada stimulus, ada persepsi.
 Halusinasi Pendengaran (Auditoric)
 Halusinasi Penglihatan (visual)
 Halusinasi Penghidu (Olfactory)
 Halusinasi Pengecap (Gustatory)
 Halusinasi Peraba (Tactile)
 Halusinasi Cinesthetic ( merasa badan
bergerak)
 Klien berkomunikasi kadang inkoheren, tidak
berhubungan, berbelit dan tidak logis.
 Isi Pikir  WAHAM
yaitu keyakinan seseorang yang berdasarkan
penilaian realitas yang salah
 Waham agama
 Waham kebesaran
 Waham somatik
 Waham curiga
 Waham nihilisik
 Waham sisip pikir
 Waham siar pikir
 Waham kontrol pikir
Masalah yang sering muncul:
 Alexitemia: kesulitan menentukan dan
menjelaskan emosi
 Apatis: kurangnya perasaan, emosi, minat
dan perhatian pada individu lain maupun
lingkungan
 Anhedonia: ketidakmampuan atau kurangnya
kemampuan mengalami perasaan puas,
senang, intim dan akrab.
 FAKTOR PREDISPOSISI
 FAKTOR PRESIPITASI
 SUMBER KOPING
 RESPON KOPING
◦ FUNGSI KOGNITIF/ PROSES PIKIR
◦ FUNGSI PERSEPSI
◦ FUNGSI EMOSI
◦ FUNGSI MOTORIK
◦ FUNGSI SOSIAL
Isolasi sosial : menarik diri

Kerusakan interaksi sosial

Kerusakan komunikasi

Defisit perawatan diri

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

Kurang motivasi

Gangguan identitas pribadi


Risiko menciderai diri sendiri dan orang lain

Perubahan sensori persepsi:


halusinasi...

Gangguan pola tidur


 Bina hubungan saling percaya
 Identifikasi apakah klien ada mengkonsumsi
alkohol atau obat bius
 Kaji isi, frekuensi, waktu, perasaan dan
tindakan yang berhubungan dengan
halusinasi
 Tanggapi halusinasi dengan kalimat bahwa
saya percaya Anda mendengar suara.... Tapi
saya sendiri tidak mendengarnya.
 Bantu klien menjelaskan kebutuhan yang
mungkin direfleksikan dalam isi halusinasi
 Bantu klien dalam mengidentifikasi hubungan
antara halusinasi dan kebutuhan yang
direfleksikan
 Sarankan dalam penguatan hubungan
interpersonal dalam memenuhi kebutuhan
Tetapkan hubungan saling percaya

Identifikasi isi dan jenis waham

Kaji intensitas, frekuensi dan lama waham

Identifikasi stressor waham

Identifikasi stres terbesar yang baru terjadi

Hubungkan onset waham dan onset stres


Jelaskan pada klien bahwa kita mengerti apa
yang dirasakan klien, tapi kita sulit untuk
mempercayainya karena hal tersebut tidak
sesuai.

Penuhi KDM klien

Identifikasi kebutuhan emosional klien

Jangan mendukung pembicaraan berulang


tentang waham
Oleh:
Ns. Agnes Dewi Astuti, M.Kep.,Sp.Kep.Kom.
 Kelompok adalah kumpulan individu yang
mempunyai hubungan satu dengan yang lain,
saling bergantungan, serta mempunyai
norma yang sama (Stuart dan Sundeen,
1991).
 TAK merupakan terapi yang bertujuan
mengubah perilaku pasien dengan
memanfaatkan dinamika kelompok.
 TAK bertujuan memberikan fungsi terapi bagi
anggotanya, yang setiap anggota
berkesempatan untuk menerima dan
memberikan umpan balik terhadap anggota
yang lain, mencoba cara baru untuk
meningkatkan respons sosial, serta harga
diri, memberikan dukungan pendidikan,
meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah, dan meningkatkan hubungan
interpersonal.
Terapeutik

Rehabilitatif
 Pasien diorientasikan pada kenyataan yang
ada di sekitar pasien yaitu diri sendiri, orang
lain yang ada di sekeliling pasien atau orang
yang dekat dengan pasien, serta lingkungan
yang pernah mempunyai hubungan dengan
pasien pada saat ini dan masa yang lalu.
1. Sesi I : pengenalan orang

2. Sesi II : pengenalan tempat

3. Sesi III : pengenalan waktu


Oleh:
Ns. Agnes Dewi Astuti, Mkep.,Sp.Kep.Kom.
 Suatu keadaan seseorang mengalami kelainan
dalam kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-
hari secara mandiri.
 Tidak ada keinginan untuk mandi secara
teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor,
bau badan, bau nafas, dan penampilan tidak
rapi.
 Keadaan ini adalah gejala perilaku negatif dan
menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam
keluarga maupun masyarakat.
 Kebersihan diri (mandi)
Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur,
pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan
penampilan tidak rapi.
 Berdandan atau berhias
Kurangnya minat dalam memilih pakaian yang
sesuai, tidak menyisir rambut, atau mencukur kumis.
 Makan
Mengalami kesukaran dalam mengambil,
ketidakmampuan membawa makanan dari piring ke
mulut, dan makan hanya beberapa suap makanan
dari piring.
 Toileting
Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk
melakukan defekasi atau berkemih tanpa bantuan.
Kurangnya perawatan diri
pada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan
proses pikir sehingga
kemampuan untuk
melakukan aktivitas
perawatan diri menurun.
 BIOLOGIS
Penyakit Kronis yang menyebabkan klien
tidak mampu melakukan perawatan diri

 SOSIAL
Kurangnya dukungan dan latihan kemampuan
perawatan diri dan lingkungannya
 Kerusakan kognisi atau perceptual
yang menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri
Adaptif Maladaptif
Pola perawatan diri Kadang peperawatan Tidak melakukan
seimbang diri kadang tidak perawatan diri pada
saat stres

Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan


mampu ntuk berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri

Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien


mendapatan stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan
perawatan dirinya

Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli


dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresso (Ade, 2011)
 FISIK
Bau badan, pakaian kotor, rambut dan kulit
Kotor, penampilan tidak rapi

 Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri dan
renda diri.

 Sosial
Interaksi kurang, tidak mampu untuk
berperilaku sesuai norma.
 Gangguan kebersihan diri
 rambut kotor
 gigi kotor
 kulit berdaki dan bau
 kuku panjang dan kotor.

 Ketidakmampuan berhias/berdandan
 rambut acak-acakan
 pakaian kotor dan tidak rapi
 pakaian tidak sesuai
 pada pasien laki-laki tidak bercukur
 pada pasien wanita tidak berdandan.
 Ketidakmampuan makan secara mandiri
 ketidakmampuan mengambil makan
sendiri
 makan berceceran
 makan tidak pada tempatnya.

 Ketidakmampuan BAB atau BAK secara


mandiri
 BAB atau BAK tidak pada tempatnya
 tidak membersihkan diri dengan baik
setelah BAB/BAK.
Gangguan pemeliharaan kesehatan
Effect (BAB, BAK, mandi, makan dan minum)

Core
DEFISIT PERAWATAN DIRI
problem

Menurunnya motivasi dalam


Cause Perawatan Diri

Isolasi Sosial: menarik diri


Tujuan
 Pasien mampu melakukan kebersihan diri
secara mandiri.
 Pasien mampu melakukan berhias/berdandan
secara baik.
 Pasien mampu melakukan makan dengan
baik.
 Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara
mandiri.
Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri
1. Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
2. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan
diri.
3. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan
diri.
4. Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga
kebersihan diri.
Melatih pasien berdandan/berhias.
1. Untuk pasien laki-laki, latihan meliputi:
 berpakaian,
 menyisir rambut,
 Bercukur.
2. Untuk pasien wanita, latihannya meliputi:
 berpakaian,
 menyisir rambut,
 berhias.
Melatih pasien makan secara mandiri.
1. Menjelaskan cara mempersiapkan makan.
2. Menjelaskan cara makan yang tertib.
3. Menjelaskan cara merapihkan peralatan
makan setelah makan.
4. Praktik makan sesuai dengan tahapan
makan yang baik.
Melatih Pasien melakukan BAB/BAK secara
mandiri.
1. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai.
2. Menjelaskan cara membersihkan diri
setelah BAB dan BAK.
3. Menjelaskan cara membersihkan tempat
BAB dan BAK.
Tujuan
Keluarga mampu merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kurang perawatan
Diri agar klien dapat melakukan perawatan diri
secara mandiri.
Keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung
agar kemampuan pasien dalam perawatan dirinya meningkat.
1. Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi
keluarga dalam merawat pasien.
2. Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma.

3. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri


yang dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri
pasien.
4. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien
dan membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri
(sesuai jadwal yang telah disepakati).
5. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan
pasien dalam merawat diri.
6. Latih keluarga cara merawat pasien dengan defisit perawatan
diri.
1. Pasien dapat menyebutkan hal berikut:
a. Penyebab tidak merawat diri.
b. Manfaat menjaga perawatan diri.
c. Tanda-tanda bersih dan rapi.
d. Gangguan yang dialami jika perawatan diri
tidak diperhatikan.

2. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri


secara mandiri dalam hal berikut:
a. Kebersihan diri
b. Berdandan
c. Makan
d. BAB/BAK
3. Keluarga memberikan dukungan dalam
melakukan perawatan diri.
a. Keluarga menyediakan alat-alat untuk
perawatan diri.
b. Keluarga ikut serta mendampingi pasien
dalam perawatan diri.
Tn. K (50 tahun) sudah satu minggu di rawat di
bangsal psikiatri RSJ L. Saat dilakukan pengkajian,
Tn. K tampak pucat, menolak berinteraksi,
berpakaian lusuh, dan tercium bau tidak sedap.
Saat ditanya apakah sudah mandi, Tn. K
menggeleng dan menolak untuk dimandikan, Tn. K
berkata, “Buat apa mandi”.
1. Tentukan masalah keperawatan utama dari
kasus tersebut !
2. Tuliskan data subjektif dan data objektif untuk
menegakkan masalah keperawatan !
3. Susunlah intervensi keperawatan untuk masalah
keperawatan !

Anda mungkin juga menyukai