Anda di halaman 1dari 33

Asuhan Keperawatan Jiwa

B y ………………… Ns. Rikiy

Prodi D3 Keperawatan Reguler 21


Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
2020
N A P Z A
NAPZA :

( Narkotika;

Psikotropika;

dan Zat adiktif lainnya )


Narkotika : adalah suatu obat atau zat alami, sintetis,
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan turunnya
kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri dan
perubahan kesadaran yang dapat menimbulkan
ketergantungan akan zat tersebut secara terus menerus.
Contoh : Ganja Heroin, Kokain, Morfin, Amfetamin, dll

UU No 22 Thn 1997 ttg Narkotika : adalah zat atau obat


berbahaya yang berasal dati tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan
Narkotika Alami :yaitu zat dan obat yang
langsung dapat dipakai sebagai narkotik tanpa
perlu adanya proses permentasi, isolasi dan
proses lainnya terlebih dahulu karena bisa
langsung dipakai dengan sedikit proses
sederhana. Bahan alami tersebut umumnya tidak
boleh dipakai untuk pengobatan secara langsung
karena terlalu berisiko.
Contoh : Narkotika alami
Ganja dan daun koka
Narkotika sintetis : adalah jenis narkotika yang
memerlukan proses yang bersifat sintetis untuk keperluan
medis dan penelitian sebagai penghilang rasa
sakit/analgetik.
Contoh : Amfetamin, Metadon, Dekstropropakasifen,
Deksamfetamin, dsb nya
Narkotika sintetis dapat menimbulkan dampak sbb :
1. Depresan : membuat pemakai tertidur atau tidak
sadarkan diri
2. Stimulan : membuat pemakai semangat dalam
beraktifitas kerja dan badan terasa segar
3. Halusinogen : dapat membuat pemakai jadi ber
halusinasi yang mengubah perasaan serta pikiran
Narkotika semi sintetis : yaitu zat yang dibuat dengan
cara isolasi, ekstraksi, dsb, seperti :Heroin, Morfin,
Kodein, dll

Psikotropika : adalah zat/obat baik sintetis maupun


semi sintetis yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental
dan perilaku. Yang masuk golongan ini adalah obat-obat
Stimulansia seperti : ampehtamine (shabu-shabu, whiz,
dan shulp), ekstasi (metamfetamin), Halusinogen,
Sedativa dan Hipnotika (barbiturat, benzodiazepin)
merupakan golongan stimulan yang dapat merusak daya
ingat dan kesadaran, ketergantungan secara fisik dan
psikologis
Zat Psikoaktif : Golongan zat yg bekerja secara
selektif, terutama pada otak shg menimbulkan
perubahan pd perilaku, emosi, kognitif, & persepsi
kesadaran seseorang

Zat Adiktif lainnya:


Suatu bahan/zat, bahan kimia, dan biologi dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat
membahayakan kesehatan lingkungan hidup secara
langsung dan tidak langsung yang mempunyai sifat
karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, dan
iritasi.
Zat adiktif ini tidak termasuk narkotika dan
psikotropika tetapi mempunyai pengaruh merusak
fisik jika disalahgunakan
Zat adiktif, antara lain : minuman keras (minuman
beralkohol) yang meliputi :
a. Minuman keras gol. A (kadar ethanol 1% - 5%) seperti
beer, green sand
b. Minuman keras gol. B (kadar ethanol ≥ 5% - 20%)
seperti anggur malaga
c. Minuman keras gol C (kadar ethanol ≥ 20% -55%)
seperti brandi, wine, whisky
Alkohol dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari bila
kadarnya dalam darah mencapai 0,5% dan hampir semua
akan mengalami gangguan koordinasi bila kadarnya dalam
darah mencapai 0,10%

Zat adiktif lainnya : adalah Nikotin, Votaile, dan


Solvent/inhalasia
Penyalahgunaan Napza

Adalah suatu penyimpangangan perilaku yang disebabkan


oleh zat yang terus menerus sampai terjadi masalah.

Penyalahgunaan Ketergantungan napza

Sindrom Putus Zat Toleransi Zat


Sindrom Putus Zat : suatu kondisi dimana individu yang
menggunakan napza berupaya untuk menurunkan atau
menghentikan penggunaan sehingga akan menimbulkan
gejala kebutuhan biologi terhadap napza

Toleransi Zat : kondisi dimana klien yang menggunakan


napza memerlukan peningkatan jumlah yang di konsumsi
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki
Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Eksperimen Situasional Ketergantungan

Rekreasional Penyalahgunaan
Rentang Respon
Eksperimental : kondisi pengguna tahap awal, yang disebabkan rasa
ingin tahu dari remaja sesuai dengan masa tumbuh kembangnya, klien
biasanya ingin mencari pengalaman yang baru atau yang sering disebut
dengan coba-coba

Rekreasional : Penggunaan zat adiktif pada waktu berkumpul dengan


teman sebaya. Misalnya pada malam mingguan atau saat perayaan ulang
tahun. Penggunaan zat ini dianggap rekreasi

Situasional : sudah merupakan kebutuhan bagi diri sendiri. Sering kali


penggunaan ini merupakan cara untuk melarikan diri dari masalah yang
dihadapi. Misal : saat stres, putus pacar, frustasi, dll
Penyalahgunaan : Penggunaan zat yang sudah cukup
patologis, sudah mulai digunakan secara rutin, minimal
selama 1 bulan, sudah terjadi penyimpangan perilaku,
mengganggu fungsi dalam peran dilingkungan sosial,
pendidikan, dan pekerjaan

Ketergantungan : Penggunaan zat yang sudah cukup


berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan psikologis,
ketergantungan fisik ditandai dengan adanya tolenransi
dan sindrom putus zat
Faktor Penyebab Penyalahgunaan Napza
Faktor Internal :
1. Masalah kepribadian : cenderung usia remaja yang
memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri rendah
(HDR)
2. Inteligensia : umumnya berada pada taraf dibawah rata-
rata dari kelompoknya usianya
3. Usia : umumnya remaja dengan alasan kondisi sosial
dan psikologis yang membutuhkan pengakuan,
identitas, kelabilan emosi. Kalau orang dewasa rata-rata
alasan nya untuk penenang
4. Dorongan kenikmatan dan rasa ingin tahu
5. Sebagai pemecah masalah
Faktor Eksternal :

1. Keluarga : adalah keluarga yang memiliki riwayat


ketergantungan narkoba, manajemen yang kacau,
konflik yang tinggi dan tanpa penyelesaian, orang tua
yang otoriter, keluarga yang perfeksionis, keluarga yang
neurosis
2. Kelompok teman sebaya (peer Group)
3. Adanya kesempatan : ketersediaan dan kemudahan
memperoleh narkoba
Tanda dan Gejala Intoksikasi
Opiat, Ganja, Sedatif-Hipnotik, Alkohol, Amfetamine :
 Eforia
 Mengantuk
 Bicara cadel
 Konstipasi
 Penurunan kesadaran
 Mata merah
 Mulut kering
 Banyak bicara dan terbawa
 Napsu makan meningkat
 Gangguan persepsi
 Kurang pengendalian diri
 Jalan sempoyongan
 Mengantuk dan memperpanjang tidur
 Hilang kesadaran
 Penurunan kemampuan menilai
Sambungan : tanda dan gejala intoksikasi ……

 Selalu terdorong untuk bergerak


 Berkeringat
 Gemetaran
 Cemas
 Depresi
 Paranoid

Tanda dan Gejala Putus Zat


Opiat, Ganja, Sedatif-Hipnotik, Alkohol, dan Amphetamine :
 Nyeri
 Mata dan hidung barair
 Perasaan panas dingin
 Diare
 Gelisah, dan tidak bisa tidur
 Tangan gemetar
 Perubahan persepsi
Sambungan : tanda dan Gejala Putus Zat ………

 Gangguan daya ingat


 Depresi
 Muka merah
 Mudah marah
 Mual, muntah
 Kelelahan
 Energi berkurang
Dampak Penggunaan Napza

1. Bagi diri sendiri. Berupa :


a. Gangguan funsi otak
b. Intoksikasi (keracunan)
c. Overdosis(OD)
d. Kekambuhan
e. Gangguan prilaku (mental dan sosial)
f. Gangguan kesehatan
g. Menurunnya nilai, masalah ekonomi, dan hukum
2. Bagi keluarga : gangguan rasa nyaman, rasa malu
karena ada anggota keluarga pengguna dan pecandu,
merasa bersalah, dan menutupi perbuatan anggota
keluarga
3. Bagi pendidikan/sekolah : merusak disiplin dan
menurunnya motivasi belajar, perilaku kekerasa dan
perkelahian pelajar, dan merusak hubungan sosial
4. Bagi masyarakat, bangsa, dan negara : terciptanya
hubungan antara pengedar dan korban, terbentuknya
pasar gelap napza, menurunnya daya tahan dan
kesinambungan pembangunan, meningkatnya
kejahatan, tercipta masyarakat yang kurang produktif
Penanggulangan Masalah Napza

1. Pencegahan
 Penkes tentang napza
 Deteksi dini perubahan prilaku
 Menolak secara tegas (“say no to drugs”) katakan tidak pada narkoba

2. Pengobatan : dengan detoksifikasi (upaya untuk menurunkan atau


menghentikan gejala putus zat), dengan 2 cara yaitu :
 Detoksifikasi tanpa substitusi : klien ketergantungan putau (heroin)
yang berhenti menggunakan zat tidak diberi obat untuk
menghilangkan gejala putus zat tersebut
 Detoksifikasi dengan substitusi : diberikan obat pengganti setara
dengan zat yang digunakan. Misal : pengguna heroin diberi kodein,
metadon, dll; pengguna sedatif-hipnotik dan alkohol diberi jenis anti
ansietas misal diazepam. Pemberian obat pengganti dilakukan dengan
dosis menurun secara bertahap dan dengan pengawasan
3. Rehabilitasi :
 Adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara
utuh dan terpadu melalui pendekatan non
medis, psikologis, sosial, dan religi agar
pengguna napza yang mengalami sindroma
ketergantungan dapat mencapai kemampuan
fungsional secara maksimal
 Tujuannya pemulihan dan pengembangan klien
baik fisik, mental, sosial, dan spiritual
Mekanisme Koping

Penyalahgunaan zat adiktif adalah suatu representasi dari


mekanisme pertahanan diri yang tidak sukses dan tingkah laku
adaptif yang tidak adekuat atau tidak berkembang

Koping yang biasa digunakan yaitu :


1. Denial dari masalah
2. Proyeksi merupakan tingkah laku untuk melepaskan diri
dari tanggung jawab
3. Rasionalisasi
Diagnosa Keperawatan

1. Gannguan proses pikir


2. Gangguan persepsi sensori (visual /penglihatan,
pendengaran,rasa, raba, dan atau penciuman
3. Gangguan konsep diri (harga diri rendah /
HDR)
Diagnosa Keperawatan Menurut Nanda :

1. Gangguan sensori persepsi pada penggunaan halusinogen


2. Gangguan hubungan sosial manipulatif
3. Gangguan konsep diri : HRD
4. Tidak mampu mengenal kualitas yang positif dari diri
sendiri
5. Gangguan pemusatan perhatian
6. Partisipasi keluarga yang kurang dalam program terapi klien
7. Menolak mengikuti aktifitas program
Perencanaan

Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan


tindakan keperawan pada klien dengan Gangguan
Penggunaan Zat Adiktif, adalah :
1. Agar tidak terjadi ancaman terhadap kehidupan
2. Tidak memburuknya keadaan kesadaran klien
3. Aman dari kecelakaan terutama pada kondisi
intoksikasi
Setelah masa detoksifikasi :
1. Termotivasi untuk mengikuti program terapi
jangka panjang
2. Mengenal hal-hal positif pada dirinya
3. Menggunakan koping yang sehat dalam
mengatasi masalahnya
4. Keluarga bekerjasama dalam program terapi
klien
5. Keluarga mempunyai kemampuan untuk
merawat klien dirumah
Tindakan Keperawatan

1. Penkes jiwa untuk pencegahan penggunaan zat


adiktif
2. Mengganti koping respon yang sehat, pengganti
tingkah laku penyalahgunaan zat
3. Membahas dengan klien tingkah laku
penyalahgunaan zat dan resiko penggunaan
4. Membantu klien untuk mengudentifikasi
masalah penyalahgunaan zat
5. Memotivasi klien agar mau mengikuti program
terapi
6. Konsisten memberikan dukungan dan
pengalaman bahwa klien mempunyai kekuatan
untuk menghadapi masalah yang akan datang
7. Memberikan perawatan fisik; observasi tanda
vital, makanan, keseimbangan cairan dan
kejang
8. Memberikan dukungan sesuai dengan terapi
detoks
Evaluasi

1. Klien mencapai keutuhan fisik dan harga diri


secara alamiah
2. Tingkah laku klien merefleksikan
meningkatnya pengertian tentang adanya
hubungan antara stress dengan kebutuhan untuk
menggunakan napza
3. Sumber koping klien adekuat untuk membantu
klien berubah
4. Klien mengenal kecemasannya dan sadar akan
perasaannya
5. Klien menggunakan koping yang
adaptif
6. Klien mempunyai alternatif atau
belajar pendekatan alternatif untuk
mengatasi stress dan ansietasnya
7. Klien mampu secara periodik tetap
tidak menggunakan napza
Sehat Tanpa
Narkoba

TangQiu

Anda mungkin juga menyukai