Anda di halaman 1dari 25

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan Pasien

Gangguan Jiwa Pasca Pasung Terhadap Pengetahuan, Sikap dan


Intensi Kader Kesehatan

Disusun oleh :
Mursid Andi Setyawan
J210130058

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
GANGGUAN JIWA?
GANGGUAN JIWA
 Gangguan jiwa merupakan kondisi dimana terjadi penurunan
fungsi kerja otak yang mempengaruhi kondisi fisiologik dan
mental. Gangguan jiwa dapat disebabkan oleh kekacauan pikiran,
presepsi dan tingkah laku dimana individu tidak mampu
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan
dan masyarakat.
 Tanda dan Gejala
 ketengangan, rasa putus asa, murung, gelisah, cemas, tekut , pikiran buruk.
 Gangguan presepsi : merasa mendengar bisikan-bisikan padahal bisikan tersebut tidak ada .
Lanjutan ......
 Gangguan kemauan : pasien biasanya memiliki kemampuan yang lema, susah
membuat keputusan atau memulai aktifitas, susah untuk merawat diri sendiri
sehingga terlihat kotor
 Gangguan psikomotor : pasien melakukan pergerakan yang berlebihan seperti
melocat-locat, berlari tanpa sebab atau bahakan diam lama tidak bergerak sama
sekali/mematung.
 Penaganan sebagai berikut
1. Terapi pisokfarmaka
2. Terapi somatic
3. Terapi mordalitas
PEMASUNGAN
Pemasungan
 Definisi pemasungan menurut Riskesdas 2013 adalah tindakan
mengikat atau mengasingkan orang dengan gangguan jiwa.
Peningkatan dapat dilakukan dengan menggunakan materi atau
alat mekanik yang dipasang atau ditempelkan pada tubuh sehingga
tangan, kaki atau kepala menjadi terbatas pergrakanya
 Faktor penyebab pemasungan
• Faktor predisposisi
• Faktor pemungkin
• Faktor penguat
Lanjutan ......

 Dampak Pemasungan
 Secara tidak langsung keluarga menambah beban mental darn penderitanya
akibat memasung fisik hak asasi penderita
 Tindakan yang dilakukan tersebut mengakibatkan orang yang dipasung tidak
dapat menggerakan anggota badanya dengan leluasa sehingga terjadi atrofi.
 Pasien akan merasa terbuang
 Terjadi trauma pada pasien
Lanjutan ......

 Cara pencegahan pemasungan


 Memberikan pendekatan pendidikan terhadap keluarga
 Menunjukan empati terhadap keluarga
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang gangguan jiwa
 Melibatkan peran aktif masyarakat dan keluarga guna memberikan dukungan terhadap penderita
gangguan jiwa
 Mengawasi secara langsung perkembangan pasien
 Membangun kerja sama yang baik dari berbagai pihak tekait untuk mengatasi gangguan jiwa
 Memastikan bahwa keluarga dan warga mampu dan mudah menghubungi petugas kesehtan
 Menciptakan kader kesehatan yang lebih tanggap dal permasalah jiwa
Lanjutan ......

 Larangan Pemasungan
Larangan pemasungan tercantum pada UU no 18 tahun 2014 bab IX ketentuan
pidana pasal 86 yang berbunyi:
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan pemasungan, penelantaran,
kekerasaan dan menyuruh orang lain untuk melakukan pemasungan,
penelantaran, dan/atau kekerasan terhadap ODMK dan ODGJ atau tindakan
lainya yang melanggar hak asasi ODMK dan ODGJ, dipidana sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Defisit Perawatan Diri

 Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat


adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Kurangnya perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat keberssihan diri, makan secara mandiri dan
toileting (Buang air besar dan buang air kecil) secara mandiri.
 Tindakan yang bisa dilakukan kader pada pasien:
 Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri.
 Melatih pasien berdandan.
 Melatih pasien makan secara mandiri.
 Menjelaskan pasien harus melakukan BAK/BAB secara mandiri
Lanjutan.....

 Tindakan yang bisa dilakukan kader pada keluarga pasien:

 Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
 Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma.
 Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien untuk
mejaga perawatan diri pasien.
 Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu mengingatkan pasien
dalam merawat diri (sesuai jadwal yang telah disepakati).
 Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilanpasien dalam merawat diri.
Harga Diri Rendah

 Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berati dan rendah diri
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adanya hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai keinginan
sesuai ideal diri.
 Tanda dan gejala
 Mengejek dan mengritik diri
 Mengalami gejala fisik misalnya : tekanan darah tinggi
 Sulit bergaul
 Penolakan terhadap kemampuan diri
 Tidak menerima pujian
 Tidak berani menatap lawan bicara
 Merusak diri (Melukai diri sendiri, Bunuh diri)
 Kurang memperhatikan diri sendiri
Lanjutan.....

 Tindakan yang bisa dilakukan kader pada pasien


 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
 Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan.
 Melatih kegiatan pasien yang dipilih sesuai kemampuan
 Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuan
 Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
 Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksana kegiatan
 Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan pasien.
Lanjutan.....

 Tindakan yang bisa dilakukan kader pada keluarga


pasien
 Diskusikan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien
 Anjurkan motivasi pasien agar menunjukan kemampuan yang dimiliki
 Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukankegiatan
yang sudah dilatihkan pasien dengan petugas kesehatan
 Anjurkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku
Menarik Diri

 Menarik diri merupakan suatu percobaan untuk menghindari interaksi dan


hubungan dengan orang lain. Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu
mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berati dengan orang lain.
 Tanda dan gejala
 Ekspresi terlihat sedih
 Menghindari orang lain, tampak menyendiri, lebih memilih memisah dengan orang lain
 Tidak ada kontak mata, sering menunduk
 Berdiam diri dikamar
Lanjutan.....

 Menolak berhubungan dengan orang lain, memutuskan


pembicaraan, atau pergi saat diajak bicara
 Tidak tampak melakukan kegiatan sehari-hari, perawatan diri
kurang, dan kegiatan rumah tangga tidak dilakukan
 Posisi janin saat tidur (meringkuk)
Lanjutan....

 Tindakan kader yang bisa dilakukan pada pasien


 Membina hubungan saling percaya
 Membantu pasien menyadari perilaku isolasi sosial
 Melatih pasien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
 Tindakan kader yang bisa dilakukan pada keluarga pasien
 Melatih keluarga merawat pasien isolasi sosial, seperti menganjurkan pengobatan yang
berkelanjutan dan mencegah putus obat
 Memperagakan cara berkomunikasi dengan pasien
 Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikan cara berkomunikasi dengan
pasien
Halusinasi

 Halusinasi merupakan gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa


adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh
pacaindra. Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang
mengalami prubahan sensori prespsi, serta merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penciuman, pasien meraskan
simulasi yang sebetulnya tidak ada.
Lanjutan.....

 Tindakan kader yang bisa dilakukan pada pasien


 Membantu pasien mengenali halusinasi dengan cara berdiskusi dengan pasien
tentang isi halusinasi (apa yang dilihat/didengar), waktu terjadi halusinasi, situasi
yang menyebabkan halusinasi muncul, dan respons pasien saat halusinasi muncul
 Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
 Menghardik halusinasi
 Bercakap-cakap dengan orang lain
 Melakukan aktivitas yang terjadwal
 Menggunakan obat secara teratur
Lanjutan.....

 Tindakan kader yang bisa dilakukan pada keluarga pasien


 Diskusikan masalah yang dihadai keluarga dalam merawat pasien
 Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi
 Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat
pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien
 Buat perencanaan atau jadwal kegiatan pasien.
Perilaku Kekerasan
 Perilaku kekerasan adalah suatu kondisi dimana hilangnya kendali perilaku seseorang
yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku kekerasan pada
diri sendiri dapat berupa melukai diri sendiri atau bahkan bunuh diri. Perilaku
kekerasan pada orang lain dapat berupa tindaka agresif yang ditunjukan untuk melukai
atau membunuh orang lain. Perilaku kekerasan pada lingkungan dapat berupa merusak
lingkungan, seperti melempar kaca, genting dan semua yang ada dilingkungan
 Tanda dan gejala
1. Merasa tidak aman 5. Tekanan darah meningkat Mudah tersinggung
2. Muka merah 6. Bawel
3. Nafas pendek 7. Mudah jengkel
4.Pandangan tajam
Lanjutan.....

 Penaganan dan perawatan pasien gangguan jiwa dengan perilaku


kekerasaan
 Bina hubungan saling percaya
 Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasaan saat ini dan masa lalu
 Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
 Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasaan
 Latih pasien mengontrol perilaku kekerasaan secara fisik, yaitu latihan napas
dalam dan pukul bantal/kasur, secara verbal/sosial, secara spiritual, serta patuh
minum obat.
Lanjutan.....

 Tindakan kader pada keluarga


 Diskusikan masalah yang dihadapi kelurga dalam merawat pasien
 Diskusikan dengan keluarga tentang perilaku kekerasaan (penyebab,
tanda gejala serta perilaku yang muncul akibat daari perilaku
tersebut)
 Diskusikan bersama keluarga kondisi kondisi pasien yang perlu
segera dilaporkan
Peran serta pemerintah daerah dan masyarakat

 Dalam pasal 147 tahun 2014 menyatakan bahwa bahwa pemerintah.


Pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab dalam melakukan
upaya peneymbuhan penderita gangguan jiwa yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang berwenang ditempat yang tepat dan tetap menghormati hak
asasi manusia. Pemasungan tentu saja bertentangan dengan dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 147 tersebut, tindakan
pemasungan bukan merupakan upaya penyembuhan serta buakan dilakukan
oleh tenaga kesehatan berwewenang dan tentu saja melanggar hak asasi
manusia. Seharusnya untuk merawat penderita kesehatan jiwa digunakan
fasilitas kesehatan khusus yang memenuhi syarat bukan dipasung.
MATUR SUWUN

Anda mungkin juga menyukai