Anda di halaman 1dari 35

by Ns.

Rikiy

Reguler 21 Prodi D III Keperawatan


Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
2020
PENDAHULUAN
Marah adalah perasaan jengkel dan tidak nyaman karena tidak
terpenuhinya/ancaman kebutuhan: fisik, psikologik dan sosial

Perilaku kekerasan adalah respon terhadap perasaan marah yang


dapat membahayakan diri, orang
lain dan lingkungan intervensi, agar pasien
dapat mengontrol perilakunya.

Asuhan keperawatan RISIKO PERILAKU KEKERASAN diberikan,


agar pasien dapat mengontrol perilakunya dan keluarga
mampu melakukan perawatan risiko perilaku kekerasan.
PENGERTIAN

Risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku


yang memperlihatkan individu tersebut dapat
mengancam secara fisik, emosional dan atau
seksual kepada orang lain (Herdman, 2012).

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku


yang bertujuan untuk melukai seseorang secara
fisik maupun psikologis.

Perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal,


dan atau fisik yang diarahkan pada diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
Faktor Predisposisi

 Biologis
Heriditer, gangguan jiwa, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan
riwayat penggunaan NAPZA.

 Psikologis
Pengalaman gagal kehidupan yang mengakibatkan perasaan frustasi ,
gagal dan tidak berguna.

 Sosiokultural
Pembelajaran sosial yang membenarkan perilaku kekerasan:
- korban kekerasan
_ kontrol sosial yang kurang (pembenaran perilaku kekerasan)
Faktor Presipitasi

 Presipitasi dapat bersifat faktor eksternal maupun


internal dari individu.

 Faktor internal:
 perasaaan gagal dan kehilangan

 Faktor eksternal:
 Korban kekerasan, lingkungan yang stresful (ribut, padat,
dihina).
Tanda dan Gejala
Data Subjektif:
 Ungkapan perasaan kesal, kecewa
 Ungkapan ingin memukul
Data Objektif:
• Wajah memerah dan tegang
• Pandangan tajam
• Mengatupkan rahang dengan kuat
• Mengepalkan tangan
• Bicara kasar
• Suara tinggi, menjerit atau berteriak
• Mondar-mandir
• Melempar atau memukul benda/orang lain
Proses Keperawatan
PENGKAJIAN

Wawancara:
 Apa penyebab perasaan marah?
 Apa yang dirasakan saat terjadi
kejadian/penyebab marah?
 Apa yang dilakukan saat marah?
 Apa akibat dari cara marah yang
dilakukan?
 Apakah dengan cara yang digunakan
penyebab marah hilang?
Observasi:
 Wajah memerah dan tegang
 Pandangan tajam
 Mengatupkan rahang dengan kuat
 Mengepalkan tangan
 Bicara kasar
 Mondar mandir
 Nada suara tinggi, menjerit atau
berteriak
 Melempar atau memukul
benda/orang lain
Contoh Pengkajian : …………………….

Data: Klien mengatakan ingin memukul


ibunya karena keinginannya tidak dipenuhi,
yang biasa dilakukan jika marah adalah
memukul dan menendang pintu. Klien
berbicara dengan nada tinggi dan suara keras,
tangan mengepal, mata melotot

Dokumentasikan dalam kartu berobat klien


Diagnosis Keperawatan

1. Perilaku Kekerasan

2. Risiko Perilaku Kekerasan


Alur Asuhan Keperawatan

KELUARGA Klien

Perawat menemui klien:


•Lakukan pengkajian
•Latih satu cara untuk mengatasi
Pertemuan I dengan Keluarga
risiko perilaku kekerasan
•Perawat menemui keluarga : •Jika klien mendapatkan terapi
- Identifikasi masalah yang Pertemuan II dengan Keluarga psikofarmaka, maka hal pertama
dialami pasien dan keluarga Perawat kembali menemui yang dilatih perawat adalah
- Identifikasi kemampuan keluarga : tentang pentingnya kepatuhan
keluarga dalam merawat • Latih keluarga untuk merawat minum obat.
risiko perilaku kekerasan risiko perilaku kekerasan
•Perawat menemui pasien • Sampaikan hasil tindakan yang
telah dilakukan terhadap
pasien
• Diskusikan hal yang perlu
keluarga lakukan, yaitu
memantau jadual kegiatan
pasien dan memberi pujian
TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan Keperawatan Untuk klien

2. Tindakan Keperawatan Untuk


Keluarga
1. TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK KLIEN

Tujuan : Pasien mampu:


1. Membina hubungan saling percaya
2. Menjelaskan penyebab marah
3. Menjelaskan perasaan (tanda dan gejala) saat terjadi penyebab
marah
4. Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah dan
akibatnya
5. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
6. Melakukan kegiatan mengontrol perilaku kekerasan:
 Fisik : menyalurkan kemarahan
 Minum obat secara teratur
 Menceritakan / menulis proses terjadinya perilaku kekerasan
 Berbicara yang baik
 Kegiatan ibadah
Tindakan Keperawatan

1. Orientasi
 Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan klien
 Perkenalkan diri : nama, nama panggilan yang perawat
sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan klien
yang disukai
 Evaluasi: Tanyakan perasaan dan keluhan klien saat ini
 Validasi: Tanyakan cara yang digunakan
 Buat kontrak asuhan : apa yang akan lakukan dan
tujuannya, berapa lama, dan tempatnya dimana
 Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi
yang diperoleh untuk kepentingan terapi
 Tunjukkan sikap empati
 Penuhi kebutuhan dasar klien
2. Menjelaskan penyebab marah
Diskusikan bersama klien penyebab/alasan rasa
marah/perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu

3. Menjelaskan perasaan saat penyebab marah/


perilaku kekerasan terjadi

4. Diskusikan tanda-tanda perilaku kekerasan yang


dialami klien
 Tanda dan gejala subjektif : perasaan
 Tanda dan gejala objektif : tanda fisik
4. Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah
• Diskusikan bersama klien perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan pada saat marah:
Verbal
terhadap orang lain
terhadap diri sendiri
terhadap lingkungan
• Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya

5. Menyebutkan cara mengontrol rasa marah/perilaku kekerasan


Diskusikan cara mengontrol perilaku kekerasan, yaitu dengan
cara patuh minum obat, cara fisik, cara verbal/tulis, cara
sosial, dan spiritual.
6. Mengontrol rasa marah/perilaku kekerasan
Latih klien mengontrol perilaku kekerasannya
secara :
 Patuh minum obat
 Fisik: tarik nafas dalam, pukul kasur atau
bantal.
 Verbal/tulis
 Sosial: menyatakan secara asertif rasa
marahnya
 Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan
klien
SP Pengkajian dan Latihan Nafas Dalam dan
Memukul Kasur / Bantal

1. Identifikasi penyebab, tanda dan gejala, perilaku


kekerasan yg dilakukan, akibat perilaku kekerasan
2. Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan: fisik,
obat, verbal, spiritual
3. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
cara fisik 1 & 2
4. Masukkan pada jadual kegiatan
untuk latihan fisik (tarik nafas dalam, pukul kasur /
bantal).
SP Latihan Minum Obat

1. Evaluasi : tanda dan gejala perilaku kekerasan


2. Validasi : kemampuan melakukan tarik nafas
dalam dan pukul kasur dan bantal
3. Tanyakan manfaat melakukan latihan dan
menggunakan cara fisik (tarik nafas & pukul
bantal/kasur), beri pujian
4. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan obat (jelaskan 6 benar: benar nama,
benar jenis benar dosis, benar waktu, benar
cara, kontinuitas minum obat dan dampak jika
tidak kontinu minum obat)
5. Masukkan pada jadual kegiatan: latihan fisik
dan minum obat
SP Latihan Cara Verbal & Sosial

1. Evaluasi: tanda dan gejala perilaku kekerasan


2. Validasi : kemampuan pasien melakukan tarik nafas
dalam, pukul kasur dan bantal, jadual minum obat
3. Tanyakan manfaat melakukan latihan tarik nafas dalam,
pukul kasur dan bantal, dan manfaat minum obat, beri
pujian
4. Latih menceritakan/menulis perilaku kekerasannya
5. Latih cara mengontrol perilaku kekerasan secara verbal
(tiga cara, yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak
dengan benar)
6. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik, minum
obat, dan latihan cara bicara yang baik .
SP LATIHAN CARA SPIRITUAL

1. Evaluasi: tanda dan gejala perilaku kekerasan


2. Validasi: kemampuan klien melakukan tarik nafas dalam,
pukul kasur dan bantal, minum obat dengan benar dan
patuh, bicara yang baik
3. Tanyakan manfaat latihan tarik nafas dalam, pukul kasur dan
bantal, patuh minum obat, dan menerapkan cara bicara yang
baik, beri pujian
4. Latih mengontrol marah dengan cara spiritual (2 kegiatan)
5. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan fisik, minum
obat, verbal, dan spiritual.
2. TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK
KELUARGA

Tujuan : Keluarga mampu :


1. Mengenal masalah risiko perilaku kekerasan
2. Mengambil keputusan untuk merawat risiko perilaku
kekerasan
3. Merawat risiko perilaku kekerasan
4. Memodifikasi lingkungan yang mendukung pasien
mengontrol rasa marah/perilaku kekerasan
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Tindakan:
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat
klien.
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses
terjadinya perilaku kekerasan/ risiko perilaku kekerasan.
3. Melatih keluarga cara merawat risiko perilaku kekerasan.
4. Membimbing keluarga merawat risiko perilaku kekerasan.
5. Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan
lingkungan yang mendukung klien untuk mengontrol rasa
marah/ risiko perilaku kekerasan
6. Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang
memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan
kesehatan
7. Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan
secara teratur.
STRATEGI PELAKSANAAN
KELUARGA
SP MENGENAL MASALAH DALAM MERAWAT
RISIKO PERILAKU KEKERASAN DAN LATIHAN
CARA MERAWAT: CARA FISIK

1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam


merawat klien
2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan
proses terjadinya perilaku kekerasan (gunakan
booklet/leaflet)
3. Jelaskan cara merawat perilaku kekerasan
4. Latih satu cara merawat perilaku kekerasan: fisik
(tarik nafas & pukul kasur / bantal)
5. Anjurkan membantu klien sesuai jadual dan
memberi pujian
SP Latihan Cara Merawat: Memberi Obat

1. Evaluasi: kemampuan keluarga mengidentifikasi


gejala perilaku kekerasan klien
2. Validasi: kemampuan keluarga dalam
merawat/melatih klien cara fisik (tarik nafas & pikul
bantal/kasur), beri pujian
3. Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam
merawat
4. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
5. Latih cara memberikan/ membimbing minum obat
6. Anjurkan membantu klien minum obat sesuai
jadual dan memberi pujian.
SP Latihan Cara Merawat : Membimbing Latihan Cara
Sosial

1. Evaluasi: kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku


kekerasan pasien
2. Validasi: kemampuan keluarga dalam dalam membimbing klien
melaksanakan latihan fisik (tarik nafas & pukul bangal/kasur, dan
memberikan obat; beri pujian
3. Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat
4. Jelaskan cara mengontrol rasa marah dengan cara verbal
(meminta, menolak, mengungkapkan perasaan)
5. Latih cara verbal/sosial
6. Anjurkan membantu klien melakukan kegiatan/latihan sesuai
jadual dan memberi pujian.
SP Latihan Cara Merawat : Membimbing Latihan
Cara Spiritual

 Evaluasi: kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku


kekerasan klien
 Validasi: kemampuan keluarga merawat/melatih klien cara fisik,
kepatuhan minum obat, dan cara verbal/sosial; beri pujian
 Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat
 Jelaskan cara mengontrol rasa marah dengan cara spiritual
 Latih cara spiritual
 Jelaskan follow up ke Puskesmas, tanda kambuh
 Identifikasi kendala atau kesulitan dalam melakukan kegiatan
 Jelaskan cara mengontrol rasa marah klien jika sudah terjadi perilaku
merusak diri dan atau lingkungan
 Latih cara pengekangan dan proses rujukan
 Anjurkan membantu klien melakukan kegiatan/latihan sesuai jadual dan
memberi pujian.
Evaluasi Kemampuan Klien

Pasien mampu:
Menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku
kekerasan, perilaku kekerasan yang biasa dilakukan dan
akibat perilaku kekerasan.
Mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai
jadual:
• secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur
• secara sosial/verbal: meminta, menolak, dan
mengungkapkan perasaan dengan cara baik
• secara spiritual
• terapi psikofarmaka
 Mengidentifikasi manfaat latihan yang dilakukan dalam
mencegah perilaku kekerasan
Evaluasi Kemampuan Keluarga

Keluarga mampu :
1. Mengenal masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
(pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya risiko
perilaku kekerasan)
2. Mengambil keputusan merawat risiko perilaku kekerasan
3. Merawat risiko perilaku kekerasan
4. Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
mendukung pasien mengontrol perasaan marah
5. Mengevaluasi manfaat asuhan keperawatan dalam
mencegah perilaku kekerasan pasien
6. Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal tanda
kambuh dan melakukan rujukan.
Salam Sehat
Tanpa
Marah

Anda mungkin juga menyukai