Anda di halaman 1dari 17

KETIDAKBERDAYAAN/ KEPUTUSASAAN

KELOMPOK 3 :
AAN ANDRIANSYAH ANGGI GEOPANI
MARLIA TANJUNGAN AGUSTIAN
SEPTINA YOLANDADESKA FITRI Y
APRILIA TRISNAWATI AGUS ARIANTO
TRI PRIYO DEVI ANGGRAINI
WAWAN SERVILIAN PIRDA MERIYANA
YANTIKA WATI HERI WIBOWO
Ketidakberdayaan Dan Keputusasaan
• Ketidakberdayaan memiliki definisi persepsi bahwa
tindakan seseorang secara signifikan tidak akan
mempengaruhi hasil; persepsi kurang kendali terhadap
situasi saat ini atau situasi yang akan terjadi (NANDA, 2012)
• Keputusasaan merupakan suatu keadaan emosional yang
dialami ketika individu merasa kehidupannya sangat berat
untuk dijalani dan dirasa mustahil. Seseorang tersebut
tidak akan memiliki harapan untuk memperbaiki
kehidupannya, , tidak memiliki solusi untuk masalah yang
dialaminya dan ia merasa tidak akan ada orang yang dapat
membantuya menyelesaikanmasalahnya (Carpenito, 563).
Penyebab
Ketidakberdayaan : Keputusasaan :
Menurut Carpenito, 2009 – Faktor kehilangan
– Kurangnya Pengetahuan – Kegagalan yang terus menerus
– Ketidak adekuatan koping sebelumnya – Faktor Lingkungan
(seperti : depresi) – Orang terdekat ( keluarga )
– Kurangnya Kesempatan Untuk Membuat – Status kesehatan ( penyakit yang
Keputusan (Carpenito, 2009). diderita dan dapat mengancam jiwa
Menurut Doenges, – Adanya tekanan hidup
Townsend, M, (2008) – Kurangnya iman
– Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi,
milik pribadi dan kontrol terhadap terapi.
– Hubungan interpersonal:
penyalahgunaan kekuasaan,hubungan
yang kasar.
– Penyakit yang berhubungan dengan
rejimen: penyakit kronis atau yang
melemahkan kondisi.
– Gaya hidupketidakberdayaan:
mengulangi kegagalan dan
ketergantungan.
Manifestasi klinik Keputusasaan
• Mayor (Harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam , berlebihan,
dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang
mustahil isyarat verbal tentang kesedihan.
• Minor ( mungkin ada )
– Fisiologis: Anoreksia, BB menurun
– Emosional: Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain,
Merasa berada diujung tanduk, Tegang, Muak ( merasa ia tidak bisa),
Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani, Rapuh
– Individu memperlihatkan: Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan
dari pembicara, Penurunan motivasi, Keluh kesah, Kemunduran, Sikap pasrah,
Depresi
– Kognitif : PenurunaN kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima,
Hilangnya persepsi waktu tentang masa lalu , masa sekarang , masa datang,
Bingung, Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif, Distorsi proses pikir
dan asosiasi, Penilaian yang tidak logis
Manifestasi klinik ketidakberdayaan
• Mayor
Memperlihatkan atau menutupi (marah, apatis) ekspresi ketidakpuasan atau
ketidakmampuan mengontrol situasi (misalnya ; pekerjaan, penyakit, prognosis,
perawatan, tingkat penyembuhan) yang mengganggu pandangan, tujuan, dan gaya
hidup.

• Minor
Kurangnya prilaku mencari informasi
Apatis
Kebergantungan yg tidak memuaskan pada orang lain
Ansietas
Perilaku buruk
Marah
 Kegelisahan
Perilaku kekerasan
Perilaku menarik diri
Depresi
Pasif
Askep Dengan Ketidakberdayaan

1. Pengkajian
Tanda dan gejala dibedakan menjadi 3 :
• Ringan
– Mengekspresikan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat energy
– Pasif
• Menengah
– Marah
– Tergantung pada orang lain
– Menunjukan ketidakmauan untuk merawat diri
– Tidak menunjukan kemajuan
– Menunjukkan ketidakpuasan terhadap ketidakmampuan dalam menyelesaikan pekerjaan
– Mengungkapkan keraguan dalam penampilan peran
– Ketakutan terhadap perawat yang dianggap sebagai orang asing
– Merasa bersalah
– Ketidakmampuan mencari informasi perawatan
– Tidak adanya partisipasi dalam perawatan kesehatan
– Pasif
• Berat
– Apatis
– Depresi
– Ekspresi marah
2. Analisa Data
Pengelompokan Data
• Data Subyektif
– Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan mengendalikan atau
mempengaruhi situasi.
– Mengungkapakan tidak dapat menghasilkan sesuatu
– Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan untuk melakukan tugas atau
aktivitas sebelumnya.
– Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
– Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri
• Data Obyektif
– Ketidak mampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
– Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan
– Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
– Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas, ketidaksukaan,marah, dan rasa
bersalah
– Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika mendapat perlawanan
– Apatis dan pasif
– Ekspresi muka murung
– Bicara dengan gerakan lambat
– Tidur berlebihan
– Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
– Menghindari orang lain
•  
3. Diagnosa Keperawatan
Ketidakberdayaan

4. Intervensi
• Intervensi Untuk Klien
– Tujuan umum
Klien mampu mengatasi rasa ketidakbeerdayaan yang dialaminyaa
– Tujuan khusus
• Membina hubungan saling percaya
• Mengenali dan mengekspresikan emosinya
• Modifikasi pola kognitif yang negative
• Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenan dengan
perawatanya sendiri
• Klien termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
• Intervensi Keperawatan
– Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar klien merasa aman
dan nyaman saat berinteraksi
• Mengucapkan salam terapiutik
• Berjabat tangan
• Menjelaskan tujuan interaksi
• Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu dengan klien.
– Bantu klien mengenali dan mengekspresikan emosinya
• Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukan respons emosional dan menerima klien
apa adanya.
• Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri (misalnya rasa marah,
frustasi, dan simpati )
• Sediahkan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnyaa suportif, beri waktu klien untuk
berespon.
• Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi, dan klarifikasi.
• Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area situasi kehidupannya yang
tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol.
• Bantu klien untuk mengidentifikasi factor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap ketidakberdayaan.
• Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkan.
– Bantu klien memodifikasi pola kognitif yang negative
• Identifikasi pemikiran yang negative dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi atau substitusi
• Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
• Efaluasi ketepatan persepsi, logika, dan kesimpulan yang dibuat klien
• Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan pendapatannya yang tidak rasional
• Kurang penilaian klien yang negative terhadap dirinya
• Bantu klien untuk menyadari nilai yang dimilikinya batu perilakunya atau perubahan yang terjadi
– Bantu klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan keperawatanya sendiri
• Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang ingin dicapai. Motivasi klien untuk membuat jadwal
aktifitas perawatan dirinya
• Berikan klien prifasi sesuai yang dibutuhkan
• Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika klien berhasil melakukan kegiatan atau
penampilan yang bagus. Motivasi untuk mempertahankan penampilan/ kegiatan tersebut.
– Memotivasi klien untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
• Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawaatan, berikan penjelasan untuk pilihan ini. Bantu klien
untuk menetapkan tujuan yang realistic. Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan pada kegiatan masa lalu.
• Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya. Dukung kekuatan-kekuatan diri
yang dapat diidentifikasi klien
• Identifikasi cara-cara yang dapat dicapaai oleh klien. Dorong untuk berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas tersebut dan
berikan penguatan positif untuk partisipasi dan pencapainnya.
• Dorong kemandiria, tetapi bantu klien jika tidak melakukan. Libaatkan klien daalaam membuatan keputusan tentang
rutinitas keperawatan. Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada klien.
• Adakan suatu konferensi multi disiplin untuk mendiskusikan dan mengembangkan perawatan rutin klien.
• Intervensi Untuk Keluarga
– Tujuan
• Keluarga mampu mengenal masalah ketidakberdayaan pada anggota keluarganya.
• Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ketidakberdayaan
• Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ketidakberdayaan
• Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan ketidakberdayaan
• Keluarga mampu Merujuk anggota keluarga yang mengalami ketidakberdayaan
– Tindakan
• Bina hubungan saling percaya
Dalam membeina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar keluarga merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
– Mengucapkan salam terapiutik
– Berjabat tangan
– Menjelaskan tujuan interaksi
– Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu keluarga.
• Bantu keluarga mengenal masalah ketidakberdayaan yang dialami oleh anggota keluarganya :
– Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian ketidakberdayaan
– Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala ketidakberdayaan.
• Diskusikan dan memotivasi keluarga cara merawat anggota keluarga dengan ketidakberdayaan melalui aktivitas yang dapat
meningkatkan kemampuan klien untuk mengatasi rasa ketidakberdayaan:
– Membuat klien mengekspresikan emosinya
– Membantu klien memodifikasi pola kognitif yang negative
– Membantu klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
– Memotivasi klien untuk mencapai tujuan yang realistik
• Diskusikan dengan keluarga tentang kondisi-kondisi dimana pasien harus dirujuk kefasilitas kesehatan dan bagaimana cara
merujuknya.
5. Implementasi
Pelaksanaan implementasi pada penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan
ketidakberdayaan ini selanjutnya dikembangkan dengan menggunakan pola strategi pelaksanaan
tindakan keperawatan. Strategi ini disusun untuk memudahkan pelaksanaan asuhan klien dan
keluarga dengan ketidakberdayaan. Adapun strategi pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai
berikut.

6. Evaluasi
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang kita lakukan,dapat dilakukan dengan
menilai kemampuan klien dan keluarga :
– Kemampuan klien
• Mampu menganal ketidakberdayaan dan yang dialami
• Mampu mengekspresikan emosi terkait kondisi ketidakberdayaan
• Mampu menyebutkan keputusan terkait rencana perawatanya
– Kemampuan keluarga
• Mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari ketidakberdayaan
• Menyebutkan cara merawat klien dengan ketidakberdayaan
• Mampu mendukung klien berpartisipasi terhadap rencana perawatnya
• Mampu memotivasi klien dalam mencapai tujuan yang realistis
Askep dengan keputusasaan
1. Pengkajian
• Faktor predisposisi
– Biologis,adanya penyakit infeksi yang kronis .
– Faktor psikologis antara lain perasaan terbuang, kehilangan kepercayaan pada
kegiatan spiritual (Towsend, 2019)
– Faktor sosial dan budaya adalah pembatasan aktivitas jangka panjang .
•  Faktor presipitasi
– Faktor presipitasi secara biologis
Riwayat keluarga menderita depresi, status nutrisi, ststus kesehatan secara umum,
pembatasan aktivitas jangka panjang ( stuuartd, 2011).
– Faktor Psikologis.
Stres jangka panjang, Retardasi mental, kemampuan komunikasi verbal kurang,
pengalaman masa lalu kurang menyenangkan dan konsep diri kurang baik.
– Faktor sosial budaya
Adanya hambatan pelaksanaan interaksi sosial, Kehilangan kepercayaan pada
kekuatan spiritual,Kehilangan kepercayaan pada nilai penting, Kurang dukungan
sosial, Putus sekolah dan pemutusan hubungan kerja
• Tanda dan gejala
Data subyektif : persepsi klien yang tidak baik tentang dirinya orang
lain dan lingkungan , mengeluh pusing dan sakit kepala
Data obyektif : kurang terlibat dalam asuhan keperawatan, pasif,
kurang nafsu makan, badan terlihat lesu penurunan berat badan atau
peningkatan berat badan
 
• Mekanisme koping
– Mekanisme koping yang konstrukstif
– Melakukan perubahan perilaku yang menurunkan keputusasaan
– Beradaptasi dengan lingkungannya
– Membangun kepercayaan diri dan bersikap optimis
– Memanfaatkan dukungan keluarga/orang terdekat ( Struart, 2011)
– Fokus pada masalah
– Mekanisme koping dektrukstif
2. Tujuan Tindakan Keperawatan
Klien mampu : Klien menunjukan keputusasaan akan berkurang yang ditandai dengan konsisten dalam membuat
keputusan, adanya harapan. Keseimbangan mood, status gizi yang adekuat, asupan makanan dan minuman yang
adekuat, tidur yang adekuat, dan mengungkapkan kepuasan dalam kualitas hidup.

3. Tindakan Keperawatan
Tindakan untuk pasien
– Pantau afek dan kemampuan membuat keputusan
– Pantau nutrisi ( asupan dan berat badan )
– Kaji kebutuhan spiritual
– Tentukan keadekuatan hubungan dan dukungan sosial lain
– Bantu klien melakukan aktifitas positif
– Dukung partisipasi aktif dalam aktifitas kelompok
– Gali faktor yang berkontribusi terhadap perasaan keputusasaan dengan pasien
– Beri penguatan positif
– Kaji dan dokumnetasikan kemungkinan bunuh diri
– Jadwalkan waktu bersama pasien untuk memberikan kesempatan menggali tindakan koping alternatif
– Bantu klien untuk mengidnetifikasi area harapan dalam kehidupan
– Demosntrasikan harapan dengan mengenalkan penilaian intrinsik dan memandang penyakitnya hanya dari sudut pandang
individu
– Bantu pasien memperluas spiritual diri
– Arahkan mengingat kembali kenangan
– Hindari menutupi kebenaran
– Libatkan pasien secara aktif untuk merawat dirinya
– Dukung hubungan terapeutik dengan orang yang berarti
4. Strategi Pelaksanaan Tindakan
• Fase orientasi
– (Salam terapeutik, evaluasi, validasi, kontrak, topik dan
Tujuan )
• Fase kerja
• Fase terminasi ( evaluasi subyektif, evaluasi obyektif,
Rencana tindak lanjut, kontrak yang akan datang

5. Pendokumentasian
Pendokumentasian di buat dalam SOAP

Anda mungkin juga menyukai