klien bahwa perilaku atau tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau tidak akan membawa perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan situasi yang terjadi atau mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA, 2011). Tanda dan gejala (Capernito, 2009): •Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan mengendalikan atau mempengaruhi situasi. •Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya. •Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran. •Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri. •Menunjukkan perilaku ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan. •Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu. •Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan. Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya •Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas, ketidaksukaan, marah dan rasa bersalah. •Apatis dan pasif. •Ekspresi muka murung. •Bicara dan gerakan lambat. •Tidur berlebihan. •Nafsu makan tidak ada atau berlebihan. •Menghindari orang lain. •Gagal mempertahankan ide atau pendapat yang berkaitan dengan orang lain ketika mendapat perlawanan. Etiologi Kemungkinan etiologi: •Disfungsi proses berduka •Kurangnya umpan balik positif •Umpan balik negatif yang konsisten Faktor yang berhubungan: a. Patofisiologis Setiap proses penyakit, baik akut maupun kronik dapat menyebabkan ketidakberdayaan atau berperan menyebabkan ketidakberdayaan. Beberapa sumber umum antara lain: Berhubungan dengan ketidakmampuan berkomunikasi, sekunder akibat trauma servikal, infark miokard dan nyeri. Berhubungan dengan ketidakmampuan menjalani tanggung jawab peran, sekunder akibat pembedahan, trauma dan artritis. Berhubungan dengan proses penyakit yang melemahkan, sekunder akibat sklerosis multiple dan kanker terminal. Berhubungan dengan penyalahgunaan zat. Berhubungan dengan distorsi kognitif b. Situasional (personal dan lingkungan) Berhubungan dengan perubahan status kuratif menjadi paliatif Berhubungan dengan perasaan kehilangan kontrol dan pembatasan gaya hidup Berhubungan dengan karakteristik personal yang sangat mengontrol nilai Berhubungan dengan pola makan yang berlebihan Berhubungan dengan pengaruh pembatasan rumah sakit atau lembaga Berhubungan dengan gaya hidup berupa ketidakmampuan Berhubungan dengan rasa takut akibat penolakan Berhubungan dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi Berhubungan dengan umpan balik negatif yang terus menerus Berhubungan denga kurangnya pengetahuan Berhubungan dengan mekenisme koping yang tidak adekuat c. Maturasional Anak remaja : Berhubungan dengan masalah pengasuhan anak Dewasa : Berhubungan dengan peristiwa kehilangan lebih dari satu kali, sekunder akibat penuaan (misalnya pension, defisit sensori, defisit motorik, uang dan orang terdekat) Diagnosa Keperawatan Ketidakberdayaan Tujuan Pasien mampu: Mengenali dan mengekspresikan emosinya. Memodifikasi pola kognitif yang negatif. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan perawatannya sendiri. Memotivasi diri untuk aktif mencapai tujuan yang realistis. Tindakan Keperawatan Mendiskusikan ketidakberdayaan yang dirasakan pasien yaitu penyebab, proses terjadinya masalah, tanda dan gejala dan akibat. Mendiskusikan kondisi kesehatan yang tidak dapat dikontrol oleh pasien. Mendiskusikan pemikiran negatif tentang kesehatan yang dapat menurunkan kondisi pasien. Melatih meningkatkan pemikiran positif, logis dan rasional. Melatih mengembangkan pikiran dan harapan positif (latihan afirmasi positif). Melatih kegiatan yang masih dapat dilakukan walau dalam kondisi sakit. Keluarga mampu: Mengenal masalah ketidakberdayaan pada anggota keluarganya Merawat anggota keluarga yang mengalami ketidakberdayaan Melakukan follow up anggota keluarga yang mengalami ketidakberdayaan Tindakan Keperawatan Keluarga Mendiskusikan kondisi pasien: ketidaberdayaan, penyebab, proses terjadi dan tanda dan gejala Melatih keluarga merawat ketidakberdayaan pasien Melatih keluarga melakukan follow up SP 1 Pasien: Assesmen ketidakberdayaan dan latihan berpikir positif serta afirmasi Bina hubungan saling percaya Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian ketidakberdayaan Bantu pasien mengenal ketidakberdayaan Bantu mengidentifikasi situasi kehidupan yang tidak mampu dikontro loleh pasien Diskusikan pemikiran negatif paien yang dapat menurunkan kondisi pasien Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran positif, logis dan rasional Latih mengembangkan pemikiran dan harapan positif (latihan afirmasi positif) SP 2 Pasien: Evaluasi ketidakberdayaan, manfaat mengembangkan pikiran, dan harapan positif dan latihan afirmasi mengontrol perasaan ketidakberdayaan serta latih kegiatan yang masih dapat dilakukan walaupun sedang sakit
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu