Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

“KEPUTUSASAAN”

Oleh :
Arie Merdekawati
18301081

Dosen pembimbing :
Ns. Rina Herniyanti, M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


1. Definisi keputusasaan

Menurut NANDA (2015-2017), keputusasaan adalah keadaan subyektif ketika


seorangindividu memandang keterbatasan atau tidak adanya pilihan alternative serta tidak
mampumemobilisasi energy untuk kepentingannya sendiri. Keputusasaan menurut NANDA
inimemiliki beberapa batasan karakteristik, diantaranya: gangguan pola tidur, kurang inisiatif,
pasif, meninggalkan orang yang diajak bicara, penurunan selera makan, kurang kontak
mata,dan sebagainya. Factor- faktor yang berhubungan yakni: isolasi soasial, penurunan
kondisifisiologis, stress jangka panjang, serta kehilangan nilai kepercayaan.Keputusasaan
merupakan suatu keadaan emosional yang dialami ketika individu merasa kehidupannya sangat
berat untuk dijalani dan dirasa mustahil.

2. Pohon masalah

ketidakberdayaan

keputusasaan

Resiko bunuh diri

Batasan karakteristik:

a. gangguan pola tidur


b. isyarat verbal (mis, putus asa, menghela nafas)
c. kurang inisiatif
d. kurang keterlibatan dalam asuhan
e. kurang kontak mata
f. mengangkat bahu sebagai respon terhadap orang yang mengajak bicara
g. pasif
h. penurunan efek
i. penurunan selera makan
j. penurunan verbalisasi

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


Faktor yang berhubungan:

a. isolasi social
b. kehilangan kepercayaan pada kepercayaan spiritual
c. kehilangan kepercayaan pada nilai penting
d. pembatasan aktivitas jangka panjang
e. penurunan kondisi fisiologis
f. riwayat diabaikan
g. stress jangka panjang

3. Pengkajian
a) Identitas klien

Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal

masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.

b) Keluhan utama

Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien: apa

yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.

Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui apa

yang mereka pikir dan rasakan adalah :

a. Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan

b. Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah

c. Perilaku koping yang adekuat selama proses

c) Faktor predisposisi

Faktor predisposisi yang mempengaruhi rentang respon keputusasaan adalah:

a. Faktor Genetic : Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam

keluarga yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap

optimis dalam menghadapi suatu permasalahan

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


b. Kesehatan Jasmani : Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup

yang teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih

tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik

c. Kesehatan Mental : Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama

yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak

berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya

sangat peka dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan.

d. Struktur Kepribadian

e. Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan

menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap

stress yang dihadapi.

d) Faktor presipitasi

Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:

1. Faktor kehilangan

2. Kegagalan yang terus menerus

3. Faktor Lingkungan

4. Orang terdekat ( keluarga )

5. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)

6. Adanya tekanan hidup

7. Kurangnya iman

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


e) Respon Emosional

Mayor (harus ada):

1. individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapka perasaannya tapi
dapat merasakan
2. tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
3. tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4. hampa dan letih
5. perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6. tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.

Minor (mungkin ada)

1. Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
2. Merasa berada diujung tanduk
3. Tegang
4. Muak ( merasa ia tidak bisa)
5. Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6. Rapuh

f) Respon Kognitif

Mayor ( harus ada)

1. Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan

membuat keputusan

2. Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah

yang dihadapi saat ini

3. Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir

4. Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )

5. Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap

6. Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang

ditetapkan

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


7. Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan

8. Tidak dapat mengenali sumber harapan

9. Adanya pikiran untuk membunuh diri.

Minor (mungkin ada)

1. Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima

2. Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang

3. Bingung

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


4. Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif

5. Distorsi proses pikir dan asosiasi

6. Penilaian yang tidak logis

4. Diagnosa keperawatan: keputusasaan

5. Tindakan keperawatan

a. Tujuan
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengenal masalah keputusasaannya
3) Berpartisipasi dalam aktivitas
4) Menggunakan keluarga sebagai system pendukung
b. Tindakan keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
Ucapkan salam - Perkenalkan diri : sebutkan nama dan panggilan yang disukai
- Jelaskan tujuan pertemuan - Dengarkan klien dengan penuh perhatian - Bantu
klien penuhi kebutuhan dasarnya
2) Klien mengenal masalah keputusasaannya
Beri kesempatan bagi klien menggungkapkan perasaan - Tetapkan adanya
perbedaan antara cara pandang klien terhadap kondisinya dengan cara pandang
perawat terhadap kondisi klien - Bantu klien mengidentifikasi tingkah laku yang
mendukung putus asa - Diskusikan dengan klien cara yang biasa dilakukan
untuk mengatasi masalah, tanyakan manfaat dari cara yang digunakan - Dukung
klien untuk menggungkapkan pengalaman yang mendukung pikiran dan
perasaan yang positif - Berikan penghargaan yang sungguh-sungguh terhadap
usaha klien dalam mencapai tujuan, memulai perawatan diri, dan berpartisipasi
dalam aktivitas.
3) Klien bartisipasi dalam aktivitas
Identifikasi askep positif dari dunia klien - Dorong klien untuk berpikir yang
menyenangkan dan melawan rasa putus asa. - Dukung klien untuk
mengungkapkan pengalaman yang mendukung pikiran dan perasaan yang
positif. - Berikan penghargaan yang sunguh-sungguh terhadap usaha klien
dalam mencapai rujuan, memulai perawatan diri, dan berpartisipasi dalam
aktivitas

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


4) Klien menggunakan keluarga sebagai sistem pendukung
a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga - Ucapkan salam - Perkenalkan diri -
Jelaskan tujuan pertemuan - Buat kontrak pertemuan
b. Idntifikasi masalah yang dialami keluarga terkait kondisi putus asa klien
c. Diskusikan upaya yang telah dilakukan keluarga untuk membantu klien mengatasi
masalah dan bagaimana hasilnya.
d. Tanyakan harapan keluarga untuk membantu klien mengatasi masalahnya
e. Diskusikan dengan kluarga tentang keputusasaan - Arti, penyebab, tanda-tanda, akibat
lanjut bila tidak diatasi - Psikofarmaka yang diperoleh klien : manfaat, dosis, efek
samping, akibat bila tidak patuh minum obat - Cara keluarga merawat obat - Akses
bantuan bila keluarga tidak dapat mengatasi kondisi klien

6. Evaluasi keperawatan
1. Membina hubungan saling percaya
2. Memodifikasi pola kognitif dan negative
3. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan
perawatannya sendiri.

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


DAFTAR PUSTAKA

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Keliat, B.A., Helena, N.C.D., dan Farida, P. 2007. Manajemen Keperawatan

Psikosisial dan Kader Kesehatan Jiwa: CMHN (Intermediate Courese).Jakarta:

EGC.

Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Pratice of Psychiatric Nursing, 8th Edition.St. Louis:
Mosby.

Stuart, G. W, dan Sundeen, S. J. 2002.Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.

Suliswati, dkk. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Varcarolis. 2006. Fundamentalis of Psychiatric Nursing Edisi 5. St.Louis; Elsevier.

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


FORMAT PENGKAJIAN Program Studi S1 Keperawatan
KEPERAWATAN JIWA STIKes Payung Negeri Pekanbaru
KOMUNITAS TA. 2020-2021

Nama Mahasiswa : Arie Merdekawati


Nim : 18301081

INFORMASI UMUM
Inisial Klien : Ny. S
Usia : 38 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Melayu
Bahasa Dominan : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Mayjen
FAKTOR PREDISPOSISI dan PRESIPITASI
BIOLOGIS ;
Latar Belakang Genetik
(Riwayat penyakit genetic dalam keluarga (cacat tubuh), kehamilan kembar, riwayat depresi,
riwayat ansietas, riwayat trauma kehamilan dan melahirkan)
Tidak ada riwayat penyakit genetic

Status Nutrisi
(Riwayat anoreksia, persepsi terhadap BB (terlalu gemuk atau terlalu kurus), riwayat
malnutrisi, rambut rontok)
Klien mengatakan nafsu makan nya berkurang

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


Kondisi Kesehatan Secara Umum / Riwayat Penyakit Fisik
Kondisi kesehatan secara umum bagus. Tidak ada riwayat penyakit dahulu dan juga saat
ini

Riwayat Penggunaan Zat


Tidak ada riwayat penggunaan zat dan putus obat pada klien baik masa lalu maupun saat
ini

Paparan Terhadap Racun


Tidak ada paparan racun kimia dahulu dan saat ini

PSIKOLOGIS
Intelegensia
Klien sulit berkonsentrasi

Kemampuan Verbal
Klien hanya berdiam diri

Konflik Moral
Klien saat ini belum bisa melakukan perannya menjadi seorang ibu

Kepribadian
Klien terlihat murung, klien tampak sedih dan merasa kehilangan yang begitu berat

Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan


Kehilangan anak kedua nya ( karena anak kedua ini adalah anak yang di nanti- nati)

Konsep Diri
 Gambaran Diri
Klien terlihat sedih, dan hanya berdiam diri. Penilaian klien terhadap diri sendiri, ia
merasa dirinya putusasa atas apa yang terjadi
 Identitas Diri
Klien merasa belum mampu menjadi ibu, karena telah kehilangan anak keduanya

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


 Peran Diri
Perilaku dan sikap yang diharapkan oleh masyarakat yaitu menjadi pribadi yang bisa
kembali aktif berinteraksi, mulai dari keluarga sendiri hingga lingkungan rumah.
 Ideal Diri
Menurut klien seharusnya klien bisa berperilaku sebagai ibu yang adil sebagai ibu
yang sudah memiliki anak pertama, tetapi klien belum bisa mewujudkan itu karena
klien sedang merasa sedih dan putus asa atas kehilangan anak kedua nya
 Harga Diri
Klien belum merasa ideal dalam sosok seorang ibu dan istri, karena ia masih merasa
belum bisa menjadi seorang ibu

Motivasi Terhadap Kesehatan atau Dalam Menyelesaikan Masalah


Klien ingin meningkatkan dan mejaga kesehatan untuk menjaga keluarga kecil nya,
motivasi klien untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah keluarga kecil nya.

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


Pertahanan Psikologis / Self Kontrol
Klien mampu menahan diri terhadap dorongan yang kurang positif

Riwayat Adanya Tugas Perkembangan Yang Belum Terpenuhi


(Adaya Tugas perkembangan yang belum terpenuhi dari bayi hingga sekarang)
Tidak ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi

SOSIAL BUDAYA
Pendidikan
Klien lulusan sarjana
Pekerjaan
Klien tidak bekerja
Status Sosial
Status social klien terganggu
Latar Belakang Budaya
Tidak ada latar belakang budaya yang bertentangan

Agama dan Keyakinan


Menurut klien agama merupakan pedoman dalam hidupnya

Pengalaman Sosial
Klien melihat mengalami pengalam social yang tidak baik

GENOGRAM

Keterangan :
Suami anak pertama

klien (istri) anak kedua

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


Penilaian Terhadap Stressor
 Kognitif
Klien masih sulit berkonsentrasi
 Afektif
Klien sedih karema anak kedua nya meninggal
 Fisiologis
Fisik klien masih lemah
 Perilaku
Klien belum bisa menghadapi dan mengontrol stressor
 Respon Sosial
Klien masih merespon lambat dan terkadang menunduk sambil menangis

Sumber Koping
 Personal Ability
Sumber koping klien yaitu keluarga, keluarga yang bisa membantu klien dalam
menghadapi stressor

 Social Support
Keluarga klien yaitu suami selalu mendukung dalam peningkatan kesehatan

 Material Assets
Klien tidak memiliki tabungan kesehatan

 Positif Beliefs
Klien yakin akan pelayanan kesehatan bisa membantu jika dibutuhkan

Status Mental
 Penampilan
Klien tidak rapi(selalu murung dan menangis)

 Pembicaraan
Klien hanya menunduk dan menangis saat diajak berbicara

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


 Aktivitas motorik
Aktivitas motoric klien lemah

 Interaksi selama wawancara


Klien hanya menunduk dan menangis, kontak mata tidak ada

 Alam perasaan
Klien sedih dan putusasa

 Afek
Emosi klien cepat berubah

 Persepsi
Menurut klien masalah yang ia hadapi harus tetap dia hadapi dan menjadi sebuah
pembelajaran

 Isi pikir
Klien mengatakan gagal menjadi seorang ibu

 Proses pikir
Proses piker klien terganggu

 Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran pasien baik

 Daya Ingat
Daya ingat klien bagus

 Kemampuan berhitung
Kemampuan berhitung klien baik

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


 Penilaian
Klien mampu mengambil keputusan dengan baik

 Daya tilik diri


Klien mengatakan dia merasa belum pantas dan tidak percaya diri

Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
 Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah  reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif  menghindar
Olahraga mencederai diri
Lainnya _______________ lainnya : __________________

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


ANALISA DATA
No Data Masalah keperawatan
Data subjektif : Keputusasaan
Klien mengatakan nafsu makan berkurang
Klien mengatakan sering menangis karena kehilangan
anak nya
Data objektif :
Klien menghindari kontak bicara

SP 1 Pasien : Assesmen keputusasaan dan latihan berfikir positif melalui penemuan harapan
dan makna hidup
1. Bina hubungan saling percaya
a) Fase orientasi
Salam Perawat : Assalamualikum buk. selamat siang
Klien : waalaikumsalam, siang
Perawat : perkenalkan saya perawat arie yang bertugas untuk membantu mempercepat
penyembuhan perasaan ibu sekarang.
Perawat : boleh saya tau siapa nama ibuk ?
Klien : nama saya Ny.S (dengan nada pelan)
Evaluasi validasi
Perawat : “bagaimana keadaan ibu hari ini ?
Klien : (menangis ) saya sedang tidak baik-baik semnjak kehilangan anak kedua saya
Kontrak
Perawat : oh iya, boleh saya mintak waktu ibu sebentar untuk berbincang
Klien : mengangguk Perawat : berapa lama ibu mau kita berbincang ?apakah 30 boleh
?
Klien :mengangguk
Perawat : dimana sebaiknya kita berbincang buk, apakah di kamar ibu ini saja ?
Klien : mengangguk

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


b) Fase kerja
Perawat : baiklah, kalau boleh tau, apa yang menyebabkan ibu murung dan tidak mau
keluar kamar, dan nafsu makan ibu menurun?
Klien : saya selalu terbayang wajah anak kedua saya yang sudah meninggal, saya
merasa gagal menjadi seorang ibu, untuk saat ini saya belum bisa melakukan peran saya
menjadi seorang ibu, maka dari itu saya sering menyendiri di kamar.
Perawat : jika ibu ingin meluangkan semua apa yang ibu rasakan saat ini saya siap
mendengarkannya.
Klien : untuk saat ini saya lebih suka menyendiri dikarnakan sulit untuk berkonsentrasi.
Perawat : maaf sebelumnya buk. Ibu harus bisa mengiklaskan kepergian anak ibu ,jika
ibu seperti ini terus bagaimana dengan anak ibu yang pertama, ibu masih mempunyai
anak dan suami lagi.
Klien : untuk saat ini saya belum bisa, karena saya selalu terpikir kepada anak kedua
saya yang lama menantikannya.
Perawat : tetapi jika ibu seperti ini kasian kepada anak petama ibu dan suami ibu.
Klien : baiklah sus, saya mencoba untuk mengikhlaskan anak kedua saya walaupun
sulit bagi saya.
Perawat : bagus kalau ibu mau mencobanya ini demi kebaikan ibuk dan keluarga ibu
Klien : mengangguk
c) Fase terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan :
Perawat : bagaimana perasaan ibu saat ini Setelah kita berbincang ?
Klien : saya merasa sedikit tenang dan akan mencoba mengiklaskan anak saya
Perawat : wah bagus sekali jika ibu ingin mencobanya, apakah boleh besok boleh kita
berbincang lagi disini ?
Klien : boleh sus (mengangguk)
Perawat : baiklah kalau begitu jam 08.00 besok diruangan ini ya buk, apakah ada yang
ingin ibu tanyakan lagi sebelum saya pamit?
Klien : tidak sus
Perawat : baiklah kalau begitu saya pamit dulu ya buk, selamat sore
Strategi pelaksanaan selanjutnya, sama dengan SP 1 dengan kegiatan yang dimiliki
klien sesuai dengan kemampuan pasien lainnya. (yang belum dilatih)

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


FORMAT RENCANA KEGIATAN HARIAN

Nama mahasiswa : Arie Merdekawati


Nim : 18301081
Inisial pasien : Ny. S
Hari/tanggal Waktu (jam) Rencana evaluasi paraf
tindakan
Senin 21 juni 08.30 1. kontrak Terlaksana
2021 belajar
2. menerima
kasus
Selasa 22 juni 09.00 Membuat dan terlaksana
2021 mengumpulkan
laporan
pendahuluan
Rabu 23 juni 09.00 Membuat terlaksana
2021 format
pengkajian
Jumat 25 juni 13.00 Pengumpulan terlaksana
2021 format
pengkajia

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


ANALISIS PROSES INTERAKSI
API pada klien dengan keputusasaan
Inisial klien : Ny.S
Tanggal : 26 juni 2021
Jam : 08.00 – 12.00 WIB
Status interaksi : Pertemuan ke 1 (Fase orientasi)
Lingkungan : Perawat dan klien duduk berhadapan di dalam rumah klien
dengan keadaan nyaman, tenang, dan santai.
Deskripsi klien : Penampilan klien tampak tidak rapi
Tujuan (berorientasi pada klien) :klien mampu Meningkatkan Perbaikan
Perubahan Persepsi dan harga dirinya dan mampu mengotrol rasa kehilangan yang
berhubungan dengan perasaan yang tidak berguna
1. Komunikasi verbal
Komunikasi non verbal analisa berfokus pada perawat analisa berfokus pada klien
rasional P : Assalamualaikum, selamat pagi buk? Perkenalkan saya perawat arie,
sebelumnya dengan ibu siapa?
K : wa’alaikumussalam, selamat pagi sus. Panggil saja Ny.S
P : boleh saya duduk di sebelah buk?
K : iya boleh sus, silahkan.

1. Komunikasi Non verbal


P : Memandang klien dan tersenyum.
K : menunduk dan menangis
 Analisa berpusat pada perawat
Ingin membuka percakapan dengan klien
 Analisa berpusat pada klien
Memberikan tanggapan positif atas kehadiran perawat.
 Rasional
Ucapan salam perawat kepada klien menunjukkan penghargaan perawat kepada
klien. Penghargaan kepada orang lain merupakan modal awal seseorang dapat
membuka diri dengan orang lain.

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


 Komunikasi verbal
P : Bagaimana perasaan ibu hari ini? Saya akan menemani ibu disini selama 20
menit. K : (diam dan menunduk )
 Komunikasi Non verbal
P : Tetap memandang klien dan tersenyum.
K : pandnagan mata kebawah menunduk
 Analisa berpusat pada perawat
Merasa sulit untuk memulai percakapan karena klien memberikan respon
sedikit lambat
 Analisa berpusat pada klien Klien
mendengarkan pertanyaan perawat sambill merenung
 Rasional
Perawat mencoba menggali kondisi klien dengan pertanyaan terbuka serta
memberi kesempatan klien mengeksplorasikan apa yang dirasakannya.
2. Komunikasi verbal
P : Bagaimana kalau kita mengobrol tentang apa yang ibu rasakan sekarang?
Saya siap mendengarkan sesuatu yang ingin ibu sampaikan.Bagaimana kalau
kita lakukan disini saja?
K : Iya, sus
 Komunikasi Non verbal
P :Memandang dan tersenyum kepada klien
K : Pandangan sering menunduk terhadap perawat yang bertanya
 Analisa berpusat pada perawat
Ingin mengetahui perasaan yang dirasakan pasien
 Analisa berpusat pada klien
Klien tampak menerima dan terbuka dengan diskusi yang akan dilakukan
dengan perawat
 Rasional
Untuk mendapatkan persetujuan dari pasien.
P : Bagaimana perasaan ibu Setelah anak ibu meninggal? Apakah dengan
dengan cara ibu murung seperti ini dapat merubah suasana ?
K : Saya merasakan bahwa gagal menjadi seorang ibu.
P : Memandang klien

Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru


K : Menatap perawat dan terlihat sedih. Ingin mengetahui keadaan klien saat ini
terhadap musibah yang telah terjadi
P : Apakah ibu merasa tidak berharga? Apakah ibu setelah kejadian tersebut
sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi?
K : Iya benar sus, semenjak kejadian itu, saya tidak bisa berkonsentrasi dan
selalu teringat wajah anak saya.
P : Memandang dan menyimak apa yang dikatakan klien
K : Penuh kekawatiran, memandang perawat, dan sesekali memandang ke arah
kanan dengan tatapan mata yang sendu. Mencoba menggali lebih dalam tentang
masalah klien Klien tampak trauma terhadap kejadian tersebut Mengeksplorasi
permasalahan klien dan bertujuan untuk mengidentifikasi masalah utama klien.
P : Apakah ibu pernah mengalami stress berlebihan terhadap kondisi tubuh ibu
saat ini? Dan apakah hubungan social ibu juga berubah setelah kejadian itu
terjadi?
K : tidak sampai seperti itu sus, hanya saja saat kehilangan anak kedua saya, hal
itulah yang membuat saya jadi kurang percaya diri dan membuat saya menjdi
tidak semangat
P : Memandang klien dan mendengarkan klien dengan baik
K : klien tampak murung. Perawat berusaha mendengarkan ungkapan klien
P : Mendengarkan dengan penuh perhatian.
K : Suara klien terdengar pelan dan menunduk. Perawat berusaha menyimak
kembali cerita klien Klien tampak sangat sedih dan tidak percaya diri
P : apakah ibu harus seperti ini terus ?
K : tidak sus, saya akan mencoba mengiklaskannya
P : Memandang klien dengan pandangan tersenyum.
K : Menunduk
Perawat berusaha memberi reinforcement (+)
Klien terlihat sedikit bersemangat mengungkapkan apa yang menjadi
rencananya Reinforcement (+) meningkatkan rasa percaya diri klien, teknik
eksplorasi dengan memberikan pertanyaan terbuka bertujuan untuk
menjelaskan pikiran dan perasaan klien
P : Bagaimana perasaan Mba setelah kita mengobrol?
K : alhamdullillah jauh lebih tenang, sus.
P : Suara jelas, tersenyum dan sikap terbuka
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru
K : Memandang perawat serta wajah tampak lebih rileks
Perawat mengevaluasi perasaan klien.Klien terlihat sedikit rileks menjawab
pertanyaan perawat.
Evaluasi subjektif membantu perawat mengevaluasi hasil proses penyelesaian
masalah yang diajarkan
P : ibu, untuk pertemuan selanjutnya kita akan membicarakan tentang cara
mengiklaskan orang yang telah pergi. Bagaimana? Jam berapa mba bersedia
untuk mengobrol lagi? Dan mau berapa lama?
K : Oke, sus.Terserah suster saja.
P : Mendengarkan penjelasan dari klien dengan serius
K : Menjawab dengan suara yang jelas Perawat membuat kontrak pertemuan
dan menentukan topik pembicaraan
Klien terlihat setuju dengan kontrak yang ditawarkan perawat Menyepakati
kontrak merupakan bentuk penghargaan kepada klien, hal ini dapat
meningkatkan rasa percaya diri klien dan memotivasi klien mempertahankan
perilaku baru
P : ibu, mau dimana tempatnya?
K : Di sini saja, sus.
P : Memperhatikan klien
K : Mendengarkan kata-kata perawat dengan serius dan menjawab dengan suara
jelas Perawat merasa senang atas kemampuan klien menyepakati kontrak dan
menentukan pilihan tempat. Klien mencoba memahami perawat Kemampuan
klien menentukan tempat dan waktu interaksi menunjukkan kemampuan klien
dalam penilaian dan pengambilan keputusan sederhana
P : Baiklah ibu, kita akan ketemu lagi minggu depan jam 12.00, di ruang tamu
ibu ini, kita akan terapkan cara ,mengiklaskan dengan baik. Sampai bertemu
lagi.
K : Iya sus, terima kasih.
P : Memandang klien dan berbicara dengan sopan.
K : Menganggukkan kepala
Perawat puas dengan interaksi yang dilakukan dengan klien Klien tampak
senang karena perawat membantunya dalam mengatasi masalahnya Terminasi
adalah saat untuk mengubah perasaan dan memori serta unstuk mengevaluasi
kemajuan klien dan tujuan yang telah dicapai
Tim Keperawatan Jiwa STIKes Payung Negeri Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai