PRESEPTE:
AISYAH SALSABILA
18301077
PRESEPTOR AKADEMIK:
Ns. RINA HERNIYANTI, M.Kep
A. Masalah Utama
Harga diri rendah Situasional
B. Konsep Harga Diri rendah
1. Definisi Harga Diri Rendah
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga, tidak
berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2011). Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai
perasaan yang negative terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan
harga diri merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan
produktivitas,destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu,
mudah tersinggung dan menarik diri secara social. Biasanya harga diri sangat rentan
terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Harga diri tinggi terkait dengan ansietas
yang rendah, efektif dalam kelompok danditerima oleh orang lain.
Sedangkan Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalami trauma
yang terjadi secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, cerai, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karna sesuatu terjadi, misalnya korban
pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara secara tiba-tiba (Dalami dkk, 2009).
2. Penyebab Harga Diri Rendah
a. Faktor Predisposisi
Menurut stuart 2006, berbagai faktor penunjang terjadinya perubahan dalam
konsep diri seseorang. Faktor ini dapat dibagi sebagai berikut :
1) Factor yang mempengaruhi harga diri meliputi penilakan orangtua,
harapan orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berualang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan
ideal diri yang tidak realistis.
2) Factor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotip peran gender
(kesan dan keyakinan tentang apa perilaku yang tepat untuk pria dan
wanita), tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3) Factor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan
orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur social.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian anggota
tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta
menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri: harga diri rendah ini dapat
terjadi secara situasional maupun kronik. (dalam buku Asuhan Keperawatan Jiwa,
Ade Hermawan, hal 147)
1) Situasional : Gangguan konsep diri : harga diri rendah yang terjadi secara
situasional bisa disebabkan oleh trauma secara tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami/isteri, putus sekolah, putus hubungan
kerja, perasaan malu karena sesuatu yaitu korban pemerkosaan, dipenjara
tibatiba. Selain itu, dirawat dirumah sakit juga bisa menyebabkan harga
diri rendah.
2) Kronik : Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronik adalah perasaan
negativ terhadap diri berlangsung lama, yaitu sebelum sakit atau dirawat.
Klien ini mempunyai cara perpikir yang negativ. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya.
Adaptif Maladaptif
7. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pasien harga diri rendah menurut Ridhyalla Afnuhazi (2015)
adalah:
a) Jangka pendek
1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis: pemakaian obat-
obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus.
b) Jangka panjang
1) Menutup identitas
Keperawatan
dihadapi E:
- Informasikan keluarga
bahwa keluarga sebagai
dasar bentuk kognitif
-
9. Evaluasi Keperawatan (Ernawati, dkk, 2009)
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap
tindakan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua jenis yaitu evaluasi
proses atau formatif dilakukan selesai melaksanakan tindakan. Evaluasi hasil atau
simotif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan umum, dan
tujuan khusus yang telah ditentukan. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan SOAP sebagai pola piker, dimana masing-masing huruf tersebut akan
diuraikan sebagai berikut:
A : Analisa ulang terhadap data subjektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih
tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontraindikasi dengan masalah
yang ada.
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien.
3. Klien mampu memilih hal positif diri yang akan dilatih atau dilakukan.
5. Klien mampu menjadwalkan penggunaan kemampuan atau hal positif diri yang
telah dilatih atau dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
INFORMASI UMUM
Inisial Klien : Ny. A
Usia : 22 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Suku : melayu
Bahasa Dominan : Indonesia
Status Perkawinan :-
Alamat : jl. Unggas
FAKTOR PREDISPOSISI dan PRESIPITASI
BIOLOGIS ;
Latar Belakang Genetik
(Riwayat penyakit genetic dalam keluarga (cacat tubuh), kehamilan kembar, riwayat depresi,
riwayat ansietas, riwayat trauma kehamilan dan melahirkan)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
Status Nutrisi
(Riwayat anoreksia, persepsi terhadap BB (terlalu gemuk atau terlalu kurus), riwayat malnutrisi,
rambut rontok)
BB : 52 kg
Kondisi Kesehatan Secara Umum / Riwayat Penyakit Fisik
(Bagaimana kondisi kesehatan klien dahulu dan saat ini)
Klien sangat introvert dan pendiam.
Riwayat Penggunaan Zat
(Apakah ada riwayat penggunaan zat dan putus obat (kapan terjadinya)
Klien tidak ada riwayat penggunaan zat dan putus obat
Paparan Terhadap Racun
(Apakah klien ada terpapar racun kimia dahuu dan saat ini (waktu)
Klien tidak pernah terpapar racun
PSIKOLOGIS
Intelegensia
(Riwayat retardasi mental, kerusakan pada otak, kemampuan membuat penilaian dan keputusan,
kemampuan berkonsentrasi)
Klien mengalami gangguan bermakna yaitu klien masih belum mampu mengambil
keputusan secara ringan walaupun dengan arahan perawat
Kemampuan Verbal
(Adanya gangguan sensori penglihatan dan pendengaran (buta dan tuli), adanya kerusakan area
motoric bicara (pelo, gagap, bisu), adanya pembatasan kontak social dengan keluarga, proses
pengobatan yang mengakibatkan gangguan bicara)
Klien tidak mampu memulai pembicaraan, klien lebih banyak diam, klien menjawab
pertanyaan dengan singkat. Klien menjawab pertanyaan dengan nada pelan lambat.
Konflik Moral
(Adanya konflik dengan norma atau peraturan di masyarakat, pelanggaran norma di masyarakat,
penilaian diri rendah (self depreciation), terlibat tindak criminal/ masalah hukum)
Klien tidak ada konflik di masyarakat
Kepribadian
(Riwayat depresif (perasaan tidak berdaya, pesimistik, selalu dibayangi masa depan yang suram),
mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, introvert)
Introvert, klien lebih banyak menyendiri, berdiri diam, kurang komunikasi, lebih banyak
berada didalam ruangan dari pada diluar untuk berinteraksi dengan masyarakat
Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan
(Pengalaman kehilangan objek, orang yang dicintai, perpisahan, penolakan, tindak kekerasan,
penganiayaan seksual, kehilangan pekerjaan, kehamilan diluar nikah, perselingkuhan, dll)
Pasien mengalami pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, yaitu:
± 5 bulan yang lalu klien putus sekolah, sejak saat itu klien sering murung, bersedih,
menangis, dan mengurung diri dikamar. Kemudia klien selalu mengatakan dirinya bodoh
dan malu terhadap dirinya sendiri.
Konsep Diri
Gambaran Diri
(Persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ikuran, fungsi, keterbatasan, makna, dan
objek yang kontak terus menerus (anting, make up, pakaian, kursi roda, dsb))
Klien lebih banyak menyendiri di ruangan, klien jarang berinteraksi. Jika diajak
bicara klien menjawab pertanyaan dengan singkat.
Identitas Diri
(Kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh dari individu dari observasi dan
penilaian terhadap dirinya, mengakui jenis kelamin sendiri)
Jenis kelamin : perempuan, TB : 160cm, BB: 52kg,
Peran Diri
(Serangkain pola sikap, perilaku. Nilai, dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat
sesuai posisinya di masyarakat, Konfilk peran, peran ganda, ketidakmampuan
menjalankan peran, tuntutan peran tidak sesuai usia)
Klien mampu menjalankan perannya dengan baik.
Ideal Diri
(Persepsi individu tentang seharusnya berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan,
atau nilai yang diyakininya. realistis atau tidak)
Klien Nampak lebih banyak menyendiri, beriam diri, kurang komunikasi, lebih
banyak didalam ruangan.
Harga Diri
(Penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dan menganalis seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami
keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa hara dirinya rendah bila sering mengalami
kegagalan)
Klien tampak hanya berdiam diri tanpa berbicara dengan orang sekitarnya.
Menjawab pertanyaan dengan singkat. Klien tidak memperdulikan lingkungan,
kurang bergairah, selera makan berkurang, berpakaian tidak rapi, afek
datar/kosong, tidak ada kontak mata.
Motivasi Terhadap Kesehatan atau Dalam Menyelesaikan Masalah
(Motivasi klien dalam meningkatkan dan menjaga kesehatan, motivasi klien dalam
menyelesaikan masalah yang dihapinya)
Klien memiliki factor pendukung seperti keluarga. Klien mampu mengantisipasi
kebutuhan sehari-hari. Klien mampu membuat keputusan berdasarkan
keinginannya sendiri. Klien melakukan pemeriksaan kesehatan.
: laki-laki
: perempuan
: klien
Penilaian Terhadap Stressor
Kognitif
Klien mengalami putus sebekolah 5 bulan yang lalu. Dan klien tidak mampu
mengungkapkan apayang dirasakan.
Afektif
Klien malu dan minder Karena putus sekolah. Prasaan yang selalu menyalahkan diri
sendiri.
Fisiologis
Klien susah tidur, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, dan dada selalu
berdebar-debar.
Perilaku
Klien memiliki sikap yang dingin atau lebih banyak diam. Klien tidak ingin di
ganggu, lebih sering diam dan termenung.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Respon Sosial
Klien lebih banyak diam jika di ajak berbicara, dan klien jarang berinteraksi dengan
orang rumah dan lingkungan. tidak mau menatap mata lawan bicara. Tidak mau
mengikuti kegiatan dilingkungan.
Sumber Koping
Personal Ability
(Sumber koping dari kekuatan individu sendiri (hubungan interpersonal, komunikasi,
kecerdasan, perawatan diri, kreativitas)
Klien kurang berinteraksi dan jarang berkomunikasi dengan lingkungan. Sumber
koping nya Orang tua.
Social Support
(Adanya dukungan dalam keluarga dan kelompok terkait peningkatan kesehatan)
Klien memiliki factor pendukung seperti keluarga yang memberi dukungan dalam
kesembuhannya.
Material Assets
(Adanya kekayaan/ tabungan / asuransi kesehatan untuk digunakan ke pelayanan
Kesehatan)
Klien tidak memiliki asuransi kesehatan tetapi Mmempunyai tabungan.
Positif Beliefs
(Keyakinan / penilaian terhadap kesehatan dan pelayanan kesehatan)
Klien yakin akan terhadap kesehatan dirinya, yang mana ia yakin akan
kesembuhan dirinya.
Status Mental
Penampilan
Klien tampak berpakaian kurang rapi tidak sesuai dengan anggota tubuh. Klien
berganti pakaian 1x sehari. Rambut acak-acakan.
Pembicaraan
Klien tidak mau berbicara jika tidak ada yang bertanya kepada dirinya.
Aktivitas motorik
Klien beraktivitas seperti biasa, klien tidak pernah bermasalah dengan yang lain.
Interaksi selama wawancara
Klien menjawab apabila ditanya, tetapi lebih banyak diam. Kontak mata selalu
menatap kebawah jika diajak berinteraksi.
Alam perasaan
Klien merasa tidak mengalami gangguan halusinasi pada dirinya.
Afek
Afek muka klien datar tidak ada ekspresi dari muka klien.
Persepsi
Pasien tidak mengalami gangguan halusinasi baik halusinasi pendengaran,
penglihatan, perabaan, pengecapan, pembauan.
Isi pikir
Isi pikir saat wawancara dengan klien adalah tidak ingin ada yang mengganggu
dirinya
Proses pikir
Pada saat wawancara klien kurang mampu menjawab pertanyaan, kadang-kadang
diam atau asik sendiri melakukan aktivitasnya.
Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien yaitu merasa melayang-layang antara sadar atau tidak
sadar.
Daya Ingat
Klien masi mampu mengingat beberapi memori yang dialaminya.
Kemampuan berhitung
Klien tidak mengalami gangguan tingkat konsentrasi dan berhitung. Klien mampu
berhitung dengan baik.
Penilaian
Klien mengalami gangguan bermakna yaitu masih belum mampu mengambil
keputusan secara ringan walaupun dengan arahan perawat.
Daya tilik diri
Klien tidak mengalami gangguan daya titik dirinya baik gangguan mengingkari
penyakit yang dideritanya maupun menyalahkan hal-hal diluar dirinya.
Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif menghindar
Olahraga mencederai diri
Lainnya tidak mau berkomunikasi
Dengan orang sekitarnya lainnya : __________________
Pohon Masalah
Isolasi Social Menarik Diri Effect
Status Interaksi : SP I
P : Selamat sore bu, P : memandang Ny.A P : perawat ingin K : masih ragu Salam merupakan
boleh saya duduk tersenyum membuka terhadap orang baru kalimat pembuka
disebelah ibu? percakapan dengan yang masuk untuk memulai
K : ekspresi datar
klien dan berharap kelingkungannya suatu percakapan
K : sore, silahkan. bisa diterima oleh sehinga dapat
NyA terjalin rasa
percaya.
P : merasa senang
ada tanggapan atas
salam walaupun
belum diekspresikan
secara tulus
P : wah, suasana sore P : sambil melirik P : ingin memulai K : memberikan Topik ringan akan
ini sangat mendung Ny.A percakapan dengan respon sepintas dan memudahkan
sekali ya bu topic ringan sebelum menunjukkan interaksi lebih
masuk ke kondisi perhatian cukup lanjut
K : diam
Ny.A terhadap P
K : diam
P : Nama ibu siapa? P : masih menjabat P : ingin tahu nama K : ragu-ragu Mengenal nama
tangan pasien pasien pasien akan
memudahkan
K : menoleh sebentar
interaksi
K : saya merasa K : klien berbicara Perawat memahami Klien cukup terbuka Dengan
kurang baik kak, dengan jelas apa yang menyampaikan apa Mengungkapkan
karena saya ngerasa disampaikan klien yang ia rasakan keluhan sehingga
P : perawat
diri saya tidak perawat bisa
mendengarkan dan
berguna dan bodoh menilai kondisi
mempertahankan
klien saat ini
kontak mata
P: oh begitu ya dik, P : menjaga kontak Perawat mengajukan Klien tampak sangat Menwarkan kepada
hari ini saya ingin mata dan meminta kontrak waktu terbuka dan siap klien untuk
mengajak adik kesedian klien dengan klien meluangkan kesediaan waktu
berdiskusi tentang waktunya yang ia miliki
K : tidak mau
masalah yang adik
menatap mata
hadapi saat ini, lebih
perawat
kurang 25 menit
apakah adik bersedia?
P: bisakah adik P : suara jelas Perawat ingin tau hal Klien terlihat ingin Menilai kegiatan
menceritakan hal-hal mempertahankan yang disukai klien mejawab pertanyaan yang bisa dilakukan
apa saja yang adik kontak mata perawat oleh klien
sukai dalam kegiatan K : melirik kearah
sehari-hari? Coba perawat dengan tidak
adik ingat kembali ada ekspresi
kemampuan apa saja
yang dapat adik
lakukan?
K : iya kak, kalau P : kontak mata baik Perawat menjadi Klien diharapkan klien
boleh tau gimana cara pendengar yang baik mengemukakan mengerti dengan
K : menganggukkan
nya kak ? pendapatnya pendapatnya dan
kepala
dapat
mengungkapkannya
P : nah bagus sekali P : perawat menjawab Perawat memberikan Klien tampak Diharapkan klien
adik, caranya adik dengan senyum ide kepada klien mendengarkan saran mampu mengetahui
bisa membagi waktu pertanyaan klien agar klien tidak suka dari perawat cara
adik untuk membaca melamun dan tidak mengembangkan
buku di waktu adik merasa sendiri lagi. hal positif yang ada
lagi senggang. Agar pada dirinya
adik tidak suka
melamun dan tidak
ngerasa sendiri lagi.
K : begitu ya ka, saya K : kontak mata klien Memberi apresiasi Klien menerima Menyemangati
setuju dengan cara kebawah kepada klien dengan baik saran klien agar lebih
itu, nanti akan saya yang diberikan termotivasi
P : tersenyum dan
coba kak.
sambil memberikan
jempol ke klien
P: nah setelah tadi P: bertanya sambil Menggali perasaan Klien cukup terbuka Bersikap empati
kita mendiskusikan mempertahankan klien setelah dalam menjawab terhadap perasaan
hal dan kemampuan kontak mata interaksi pertanyaan klien
positif yang adik
miliki bagaimana
perasaan adik setelah
berbincang-bincang K: klien kembali
tadi? menyimak pertanyaan
klien
P: baik adik, besok P: memopertahankan Perawat berusaha Klien mengatakan Untuk menanyakan
saya akan datang kontak mata untuk kontrak waktu bersedia kesediaan klien
kerumah adik lagi
selanjutnya meluangkan
dan kita
membicarakan hal-hal waktunya kembali
lain dan kembali
menggali perasaan K: mengangguk
adik
NIM : 18301077
- menyerahkan laporan
- Mendapatkan kasus
- Melakukan implementasi
sesuai dengan kasus klien