Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

PRESEPTE:
AISYAH SALSABILA
18301077

PRESEPTOR AKADEMIK:
Ns. RINA HERNIYANTI, M.Kep

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

A. Masalah Utama
Harga diri rendah Situasional
B. Konsep Harga Diri rendah
1. Definisi Harga Diri Rendah
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga, tidak
berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2011). Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai
perasaan yang negative terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan
harga diri merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan
produktivitas,destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu,
mudah tersinggung dan menarik diri secara social. Biasanya harga diri sangat rentan
terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Harga diri tinggi terkait dengan ansietas
yang rendah, efektif dalam kelompok danditerima oleh orang lain.
Sedangkan Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalami trauma
yang terjadi secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, cerai, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karna sesuatu terjadi, misalnya korban
pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara secara tiba-tiba (Dalami dkk, 2009).
2. Penyebab Harga Diri Rendah
a. Faktor Predisposisi
Menurut stuart 2006, berbagai faktor penunjang terjadinya perubahan dalam
konsep diri seseorang. Faktor ini dapat dibagi sebagai berikut :
1) Factor yang mempengaruhi harga diri meliputi penilakan orangtua,
harapan orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang berualang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan
ideal diri yang tidak realistis.
2) Factor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotip peran gender
(kesan dan keyakinan tentang apa perilaku yang tepat untuk pria dan
wanita), tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya.
3) Factor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan
orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur social.

b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian anggota
tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta
menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri: harga diri rendah ini dapat
terjadi secara situasional maupun kronik. (dalam buku Asuhan Keperawatan Jiwa,
Ade Hermawan, hal 147)
1) Situasional : Gangguan konsep diri : harga diri rendah yang terjadi secara
situasional bisa disebabkan oleh trauma secara tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami/isteri, putus sekolah, putus hubungan
kerja, perasaan malu karena sesuatu yaitu korban pemerkosaan, dipenjara
tibatiba. Selain itu, dirawat dirumah sakit juga bisa menyebabkan harga
diri rendah.
2) Kronik : Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronik adalah perasaan
negativ terhadap diri berlangsung lama, yaitu sebelum sakit atau dirawat.
Klien ini mempunyai cara perpikir yang negativ. Kejadian sakit dan
dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya.

3. Tanda dan gejala Harga Diri Rendah


Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan pasien yang
menunjukkan penilaian tentang dirinya dan didukung dengan data hasil wawancara
dan observasi (Kemenkes, RI).
a) Data subjektif
Pasien mengungkapkan tentang:
1) Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimis
4) Penolakan terhadap kemampuan diri.
b) Data objektif
1) Penurunan produktifitas
2) Tidak berani menatap lawan bicara
3) Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
4) Bicara lambat dengan nada suara rendah.
4. Rentang Respon Harga Diri Rendah
Menurut Stuart G.W, 2006

Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Gangguan Kekacauan Depersonalisasi /


diri Harga Diri identitas tidak personal diri
Respon individu terhadap konsep dirinya sepanjang rantang respon konsep diri
yaitu adaptif dan maladaptive (Stuart G.W, 2006) sebagai berikut :
1) Respon adaptif adalah respon yang dihadapi klien menghadapi suatu masalah
dapat menyelesaikan masalah dengan baik :
a) Aktualisasi diri adalah penyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
b) Konsep diri positif adalah merupakan bagaimana seseorang memandang
apa yang ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga
dirinya, penampilan peran serta idntitas dirinya yang positif.
2) Respon mal-adaptif Gangguan konsep diri adalah respon individu dalam
menghadapi masalah dimana individu tidak mampu memecahkan masalah
tersebut.
a) Harga diri rendah merupakan perasaan negative terhadap dirinya sendiri,
termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis,
tidak ada harapan dan putus asa.
b) Kerancauan identitas meurapakan suatu kegagalan individu untuk
mengintegrasikan sebagai identifikasi masa kanak-kanak kedalam
kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Aktuali sasi diri Konsep
diri Kekacauan identitas Adaptif Maladapatif Gangguan Harga diri
Depersonalisasi /tidak personal diri
c) Depersonalisasi adalah suatu perasaan yang tidak realistis di mana klien
tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar dirinya.
5. Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan Harga Diri Rendah
b) Resiko Isolasi Sosial
6. Pohon Masalah
Isolasi social menarik diri

Gangguan Konsep diri : Harga Diri Rendah Cor Problem

Tidak efektifnya koping individu

7. Mekanisme Koping

Mekanisme koping pasien harga diri rendah menurut Ridhyalla Afnuhazi (2015)
adalah:

a) Jangka pendek

1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis: pemakaian obat-
obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus.

2) Kegiatan mengganti identitas sementara (ikut kelompok sosial, keagaman,


politik).

3) Kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetisi olahraga kontes


popularitas).

4) Kegiatan mencoba menghilangkan identitas sementara (penyalahgunaan


obat).

b) Jangka panjang

1) Menutup identitas

2) Identitas negatif: asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan


masyarakat.
8. Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah

Perencanaan adalah proses keperawatan yang penuh pertimbangan sistematis,


mencangkup pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah. Dalam perencanaan
perawat merujuk pada data pengkajian klien dan menyatakan diagnose sebagai
petunjuk dalam merumuskan tujuan klien dan merencanakan intervensi keperawatan
yang diperlukan untuk mencegah, mngurangi, atau menghilangkan masalah kesehatan
klien (Kozier, Erb, Bermain, & Snyder, 2010).

1. Pengkajian Harga Diri Rendah


MASALAH KEPERAWATAN DAN ANALISA DATA

MASALAH DATA SUBJEKTIF DATANOBJEKTIF


KEPERAWATAN

1. - Mengungkapkan - Ekspresi wajah


ingin diakui jati kosong
Gangguan konsep diri :
dirinya
Harga diri rendah - Tidak ada kontak
- Mengungkapkan mata ketika di
tidak ada lagi yang ajak berbicara
peduli
- Suara pelan dan
- Mengungkapkan tidak jelas
tidak bias apa-apa
- Menarik diri dari
- Mengungkapkan hubungan social
dirinya tidak berguna
- Tampak mudah
- Mengkritik diri tersinggung
sendiri.
- Tidak nyaman jadi
pusat perhatian

Resiko isolasi social - Mengungkapkan - Tidak ada kontak


enggan berbicara mata ketika diajak
dengan orang lain berbicara

- Klien malu bertemu - Suara pelan dan


dan berhadapan tidak jelas.
dengan orang lain
-
-
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Intervensi

Keperawatan

1.Gangguan Setelah 3x24 jam Manajemen perilaku


Konsep Diri : pertemuan klien
O:
Harga Diri menunjukkan:
Rendah - Identifikasi harapan untuk
- ekspresi wajah
mengendalikan perilaku
bersahabat,
menunjukkan rasa N :
senang
- Diskusikan tanggung
- ada kontak mata, jawab terhadap perilaku
mau berjabat
- Jadwalkan kegiatan
tangan, mau
terstruktur
menyebutkan nama,
mau - Bicara dengan nada rendah
dan tenang
- menjawab salam,
klien mau duduk - Tingkatkan ativitas fisik
berdampingan dengan kemampuan
dengan perawat,
mau mengutarakan - Hindari sikap menganvam

masalah yang dan berdebat

dihadapi E:

- Informasikan keluarga
bahwa keluarga sebagai
dasar bentuk kognitif
-
9. Evaluasi Keperawatan (Ernawati, dkk, 2009)

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap
tindakan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi dua jenis yaitu evaluasi
proses atau formatif dilakukan selesai melaksanakan tindakan. Evaluasi hasil atau
simotif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan umum, dan
tujuan khusus yang telah ditentukan. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan SOAP sebagai pola piker, dimana masing-masing huruf tersebut akan
diuraikan sebagai berikut:

S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

A : Analisa ulang terhadap data subjektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih
tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang kontraindikasi dengan masalah
yang ada.

P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien.

Evaluasi keperawatan pada masalah Konsep Diri: Harga Diri Rendah :

1. Klien mampu mengidentifikasi hal positif pada dirinya.

2. Klien mampu memilih hal positif dirinya yang dapat digunakan.

3. Klien mampu memilih hal positif diri yang akan dilatih atau dilakukan.

4. Klien mampu memperagakan hal positif diri yang telag dipilihnya.

5. Klien mampu menjadwalkan penggunaan kemampuan atau hal positif diri yang
telah dilatih atau dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi, Ridhyalla. 2015. Komunikasi Terapeutik Dalam keperawatan Jiwa. Yogyakarta:

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Dermawan, D. 2013. Keperawatan Jiwa,


Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Biru

Keliat, B.A. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC


FORMAT PENGKAJIAN Program Studi S1 Keperawatan
KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS STIKes Payung Negeri Pekanbaru
TA. 2020-2021

Nama Mahasiswa : Aisyah Salsabila


Nim : 18301077

INFORMASI UMUM
Inisial Klien : Ny. A
Usia : 22 Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Suku : melayu
Bahasa Dominan : Indonesia
Status Perkawinan :-
Alamat : jl. Unggas
FAKTOR PREDISPOSISI dan PRESIPITASI
BIOLOGIS ;
Latar Belakang Genetik
(Riwayat penyakit genetic dalam keluarga (cacat tubuh), kehamilan kembar, riwayat depresi,
riwayat ansietas, riwayat trauma kehamilan dan melahirkan)
Anggota keluarga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
Status Nutrisi
(Riwayat anoreksia, persepsi terhadap BB (terlalu gemuk atau terlalu kurus), riwayat malnutrisi,
rambut rontok)
BB : 52 kg
Kondisi Kesehatan Secara Umum / Riwayat Penyakit Fisik
(Bagaimana kondisi kesehatan klien dahulu dan saat ini)
Klien sangat introvert dan pendiam.
Riwayat Penggunaan Zat
(Apakah ada riwayat penggunaan zat dan putus obat (kapan terjadinya)
Klien tidak ada riwayat penggunaan zat dan putus obat
Paparan Terhadap Racun
(Apakah klien ada terpapar racun kimia dahuu dan saat ini (waktu)
Klien tidak pernah terpapar racun
PSIKOLOGIS
Intelegensia
(Riwayat retardasi mental, kerusakan pada otak, kemampuan membuat penilaian dan keputusan,
kemampuan berkonsentrasi)
Klien mengalami gangguan bermakna yaitu klien masih belum mampu mengambil
keputusan secara ringan walaupun dengan arahan perawat
Kemampuan Verbal
(Adanya gangguan sensori penglihatan dan pendengaran (buta dan tuli), adanya kerusakan area
motoric bicara (pelo, gagap, bisu), adanya pembatasan kontak social dengan keluarga, proses
pengobatan yang mengakibatkan gangguan bicara)
Klien tidak mampu memulai pembicaraan, klien lebih banyak diam, klien menjawab
pertanyaan dengan singkat. Klien menjawab pertanyaan dengan nada pelan lambat.

Konflik Moral
(Adanya konflik dengan norma atau peraturan di masyarakat, pelanggaran norma di masyarakat,
penilaian diri rendah (self depreciation), terlibat tindak criminal/ masalah hukum)
Klien tidak ada konflik di masyarakat
Kepribadian
(Riwayat depresif (perasaan tidak berdaya, pesimistik, selalu dibayangi masa depan yang suram),
mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, introvert)
Introvert, klien lebih banyak menyendiri, berdiri diam, kurang komunikasi, lebih banyak
berada didalam ruangan dari pada diluar untuk berinteraksi dengan masyarakat
Pengalaman Masa Lalu Yang Tidak Menyenangkan
(Pengalaman kehilangan objek, orang yang dicintai, perpisahan, penolakan, tindak kekerasan,
penganiayaan seksual, kehilangan pekerjaan, kehamilan diluar nikah, perselingkuhan, dll)
Pasien mengalami pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, yaitu:
± 5 bulan yang lalu klien putus sekolah, sejak saat itu klien sering murung, bersedih,
menangis, dan mengurung diri dikamar. Kemudia klien selalu mengatakan dirinya bodoh
dan malu terhadap dirinya sendiri.
Konsep Diri
 Gambaran Diri
(Persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ikuran, fungsi, keterbatasan, makna, dan
objek yang kontak terus menerus (anting, make up, pakaian, kursi roda, dsb))
Klien lebih banyak menyendiri di ruangan, klien jarang berinteraksi. Jika diajak
bicara klien menjawab pertanyaan dengan singkat.

 Identitas Diri
(Kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh dari individu dari observasi dan
penilaian terhadap dirinya, mengakui jenis kelamin sendiri)
Jenis kelamin : perempuan, TB : 160cm, BB: 52kg,

 Peran Diri
(Serangkain pola sikap, perilaku. Nilai, dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat
sesuai posisinya di masyarakat, Konfilk peran, peran ganda, ketidakmampuan
menjalankan peran, tuntutan peran tidak sesuai usia)
Klien mampu menjalankan perannya dengan baik.
 Ideal Diri
(Persepsi individu tentang seharusnya berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan,
atau nilai yang diyakininya. realistis atau tidak)
Klien Nampak lebih banyak menyendiri, beriam diri, kurang komunikasi, lebih
banyak didalam ruangan.
 Harga Diri
(Penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dan menganalis seberapa jauh perilaku
memenuhi ideal diri. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami
keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa hara dirinya rendah bila sering mengalami
kegagalan)
Klien tampak hanya berdiam diri tanpa berbicara dengan orang sekitarnya.
Menjawab pertanyaan dengan singkat. Klien tidak memperdulikan lingkungan,
kurang bergairah, selera makan berkurang, berpakaian tidak rapi, afek
datar/kosong, tidak ada kontak mata.
Motivasi Terhadap Kesehatan atau Dalam Menyelesaikan Masalah
(Motivasi klien dalam meningkatkan dan menjaga kesehatan, motivasi klien dalam
menyelesaikan masalah yang dihapinya)
Klien memiliki factor pendukung seperti keluarga. Klien mampu mengantisipasi
kebutuhan sehari-hari. Klien mampu membuat keputusan berdasarkan
keinginannya sendiri. Klien melakukan pemeriksaan kesehatan.

Pertahanan Psikologis / Self Kontrol


(Kemampuan individu dalam menahan diri terhadap dorongan yang kurang positif)
Klien tidak ingin ada yang mengganggu dirinya.
Riwayat Adanya Tugas Perkembangan Yang Belum Terpenuhi
(Adaya Tugas perkembangan yang belum terpenuhi dari bayi hingga sekarang)
Klien tidak ada riwayat tugas perkembangan yang belum terpenuhi
SOSIAL BUDAYA
Pendidikan
(Tidak sekolah, sekolah, tingkat pendidikan klien)
Klien mengalami putus sekolah
Pekerjaan
(Memiliki pekerjaan tetap/tidak tetap, bekerja/tidak, pekerjaan stressful, pekerjaan resiko
tinggi, beban kerja yang terlalu tinggi)
Klien belum bekerja
Status Sosial
(Tuna wisma, status sosial dengan label negatif, tempat tinggal terisolasi, kegagalan
berperan sosial)
Klien mengalami Kegagalan berperan social Karena klien sangat jarang berinteraksi
di lingkungannya.
Latar Belakang Budaya
(Adanya nilai budaya yang bertentangan dengan nilai Kesehatan)
Klien mengatakan tidak ada nilai budaya yang bertentangan dengan nilai
kesehatan.
Agama dan Keyakinan
(Persepsi klien tantang agama dan keyaninannya)
Klien beragama Islam daan percaya akan adanya tuhan. Klien selalu melakukan
ibadah.
Pengalaman Sosial
(Adanya perubahan dalam kehidupan akibat bencana, perang, kerusuhan, kesulitan dalam
mendapatkan pekerjaan, kesulitan mencari pasangan hidup, adanya perasaan takut
terhadap penolakan di masyarakat)
Adanya perasaan takut terhadap penolakan di masyarakat.
GENOGRAM
Silsilah keluarga 3 generasi

: laki-laki

: perempuan

: klien
Penilaian Terhadap Stressor
 Kognitif
Klien mengalami putus sebekolah 5 bulan yang lalu. Dan klien tidak mampu
mengungkapkan apayang dirasakan.

 Afektif
Klien malu dan minder Karena putus sekolah. Prasaan yang selalu menyalahkan diri
sendiri.
 Fisiologis
Klien susah tidur, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, dan dada selalu
berdebar-debar.
 Perilaku
Klien memiliki sikap yang dingin atau lebih banyak diam. Klien tidak ingin di
ganggu, lebih sering diam dan termenung.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Respon Sosial
Klien lebih banyak diam jika di ajak berbicara, dan klien jarang berinteraksi dengan
orang rumah dan lingkungan. tidak mau menatap mata lawan bicara. Tidak mau
mengikuti kegiatan dilingkungan.
Sumber Koping
 Personal Ability
(Sumber koping dari kekuatan individu sendiri (hubungan interpersonal, komunikasi,
kecerdasan, perawatan diri, kreativitas)
Klien kurang berinteraksi dan jarang berkomunikasi dengan lingkungan. Sumber
koping nya Orang tua.
Social Support
(Adanya dukungan dalam keluarga dan kelompok terkait peningkatan kesehatan)
Klien memiliki factor pendukung seperti keluarga yang memberi dukungan dalam
kesembuhannya.
 Material Assets
(Adanya kekayaan/ tabungan / asuransi kesehatan untuk digunakan ke pelayanan
Kesehatan)
Klien tidak memiliki asuransi kesehatan tetapi Mmempunyai tabungan.
Positif Beliefs
(Keyakinan / penilaian terhadap kesehatan dan pelayanan kesehatan)
Klien yakin akan terhadap kesehatan dirinya, yang mana ia yakin akan
kesembuhan dirinya.
Status Mental
 Penampilan
Klien tampak berpakaian kurang rapi tidak sesuai dengan anggota tubuh. Klien
berganti pakaian 1x sehari. Rambut acak-acakan.

 Pembicaraan
Klien tidak mau berbicara jika tidak ada yang bertanya kepada dirinya.
Aktivitas motorik
Klien beraktivitas seperti biasa, klien tidak pernah bermasalah dengan yang lain.
 Interaksi selama wawancara
Klien menjawab apabila ditanya, tetapi lebih banyak diam. Kontak mata selalu
menatap kebawah jika diajak berinteraksi.

 Alam perasaan
Klien merasa tidak mengalami gangguan halusinasi pada dirinya.
 Afek
Afek muka klien datar tidak ada ekspresi dari muka klien.
Persepsi
Pasien tidak mengalami gangguan halusinasi baik halusinasi pendengaran,
penglihatan, perabaan, pengecapan, pembauan.
 Isi pikir
Isi pikir saat wawancara dengan klien adalah tidak ingin ada yang mengganggu
dirinya
 Proses pikir
Pada saat wawancara klien kurang mampu menjawab pertanyaan, kadang-kadang
diam atau asik sendiri melakukan aktivitasnya.
Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien yaitu merasa melayang-layang antara sadar atau tidak
sadar.

 Daya Ingat
Klien masi mampu mengingat beberapi memori yang dialaminya.
 Kemampuan berhitung
Klien tidak mengalami gangguan tingkat konsentrasi dan berhitung. Klien mampu
berhitung dengan baik.
 Penilaian
Klien mengalami gangguan bermakna yaitu masih belum mampu mengambil
keputusan secara ringan walaupun dengan arahan perawat.
 Daya tilik diri
Klien tidak mengalami gangguan daya titik dirinya baik gangguan mengingkari
penyakit yang dideritanya maupun menyalahkan hal-hal diluar dirinya.

Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif menghindar
Olahraga mencederai diri
Lainnya tidak mau berkomunikasi
Dengan orang sekitarnya lainnya : __________________
Pohon Masalah
Isolasi Social Menarik Diri Effect

Gangguan Konsep Diri : Harga Dirii Rendah


cor problem

Tidak Efektifnya koping individu Cause

MASALAH KEPERAWATAN DAN ANALISA DATA


No MASALAH DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
KEPERAWATAN
1. Gangguan konsep diri : - Klien mengatakan hidupnya - Ekspresi wajah
tidak berguna lagi klien murung
- Klien mengatakan bahwa - Klien menarik diri
dirinya bodoh dari hubungan
- Klien mengungkapkan social dan mudah
bahwa dirinya pemalu tersinggung
- Klien mengatakan tidak - Klien lebih sering
ingin diganggu menyendiri
- Pakaian klien tidak
rapi.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
Gangguan konsep Setelah dilakukan tindakan Promosi Harga Diri
diri: harga diri keperawatan 1x24 jam diharapkan : O:
rendah situasional Kriteria hasil : - Identifikasi budaya, agama,
- Klien mampu menunjukkan ras, jenis kelamin, dan usia
ekspresi wajah besahabat, terhadap harga diri
rasa senang, ada kontak mata, - Monitor verbalisasi yang
mau berjabat tangan, merndahkan diri sendiri
menjawab salam, dan mau - Monitor tingkat harga diri
duduk berdampingan dengan setiap waktu, sesuai
perawat kebutuhan.
- Klien mampu menyebutkan : N:
a. Aspek positif dan - Motivasi terlibat dalam
kemampuan yang dimiliki verbalisasi positif untuk diri
klien. sendiri.
b. Aspek positif keluarga - Diskusikan pengalaman yang
c. Aspek positif lingkungan meningkatkan harga diri.
klien. - Diskusikan alasan mengkritik
- Setelah beberapa kali diri atau rasa bersalah.
interaksi klien mampu - Diskusikan bersama keluarga
membuat rencanakegiatan untuk menetapkan harapan
harian. dan batasan yang jelas.
E:
- Jelaskan kepada keluarga
pentinya dukungan dalam
perkembangan konsep positif
diri pasien.
- Anjurkan mempertahankan
kontak mata saat
berkomunikasi dengan orang
lain.
- Anjurkan mengevaluasi
perilaku.
- Latih cara berpikir dan
berperilaku positif
- Latih meningkatkan
kepercayaan pada
kemampuan dalam
menangani situasi
C:
- Kolobarasi dengan tenaga
kesehatan seperti perawat
tentang pentingnya
memingkatkan harga diri
positif.

Diagnosa Implementasi Evaluasi


Gangguan konsep diri harga SP 1 : S:
diri rendah - Mengidentifikasi - Klien mengatakan
kemampuan dengan kegiatan sehari-harinya
aspek positif yang - Klien selalu
dimiliki mengatakan bahwa
- Menilai kemampuan dirinya tidak berguna
yang dapat digunakan dan bodoh.
- Melatih kegiatan yang O ;
sudah dipilih sesuai - Saat berinteraksi klien
kemampuan. tidak mau menatap
- Menyusun jadwal mata lawan bicara, dan
untuk melakukan terkadang klien selalu
kegiatan yang sudah menunduk.
dilatih. A:
SP 1 tercapai
P:
Intervensi dilanjutkan SP II

ANALISIS PROSES INTERAKSI

Nama klien : Ny. A

Status Interaksi : SP I

Deskripsi Klien : penampilan kurang rapi, pasien menunduk

Tujuan : klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka


permasalahannya.

Nama Mahasiswa : Aisyah Salsabila

Tanggal : 15 juni 2021

Komunikasi Verbal Komunikasi Non Analisa Berpusat Analisa Berpusat Rasional


Verbal Pada Perawat Pada Klien

P : Selamat sore bu, P : memandang Ny.A P : perawat ingin K : masih ragu Salam merupakan
boleh saya duduk tersenyum membuka terhadap orang baru kalimat pembuka
disebelah ibu? percakapan dengan yang masuk untuk memulai
K : ekspresi datar
klien dan berharap kelingkungannya suatu percakapan
K : sore, silahkan. bisa diterima oleh sehinga dapat
NyA terjalin rasa
percaya.
P : merasa senang
ada tanggapan atas
salam walaupun
belum diekspresikan
secara tulus

P : wah, suasana sore P : sambil melirik P : ingin memulai K : memberikan Topik ringan akan
ini sangat mendung Ny.A percakapan dengan respon sepintas dan memudahkan
sekali ya bu topic ringan sebelum menunjukkan interaksi lebih
masuk ke kondisi perhatian cukup lanjut
K : diam
Ny.A terhadap P

P : oohiya bu, P : memandang K Perawat merasa Klien masih Memeperkenalkan


perkenalkan saya sambil menjulurkan bahwa bahwa klien memberikan diri bisa
Aisyah Salsabila tangan harus diberikan tanggapan ragu-ragu menciptakan rasa
mahasiswa stikes penjelasan tentang percaya klien
K : menerima uluran
payung negeri bu. kedatangan P terhadap perawat
P
Akan mengajak ibu
berbincang sedikit-
sedikit

K : diam

P : Nama ibu siapa? P : masih menjabat P : ingin tahu nama K : ragu-ragu Mengenal nama
tangan pasien pasien pasien akan
memudahkan
K : menoleh sebentar
interaksi

K : Alifah K : menyebut nama P : merasa pasien


dengan menunduk enggan berkenalan
P : ibu senangnya P : memandang klien P : perawat ingin K : mulai tertarik Nama panggilan
dipanggil dengan menjalin kedekatan dengan perkenalan merupakan nama
K : melihat kearah P
nama apa ? dengan klien akrab klien
dan menjawab singkat
sehingga
K : ifah lalu menunduk lagu
menciptakan
sehingga
menciptakan rasa
senang akan adanya
pengakuan atas
namanya

P : wah, P : memandang klien P : merasa K : mulai merasa Pujian berguna


kedengarannya enak sambil tersenyum pertanyaan perawat datang untuk mendekatkan
kalau saya manggil mendapat respon untuk membabntu perawat menjalin
adik ifah klien hubungan
therapeutic dengan
K : iya
klien

P : sekarang adik P : mendekatkan diri P : mengkaji daya K ; menjawa sesuai Umur


umurnya berapa ? ke P ingat perawat dengan daya ingat mempengaruhi
yang dimilkinya. daya ingat klien
K : em.. 19 tahun

P : adik suka ngamuk P : bertanya pelan P : kaget, dan sadar K : mengingat-ingat


tidak ? klien mengalami
K : menunduk
halusinasi
K ; engga, saya
p : melihat respon
sukanya ngelamun.
klien
Dan sendirian itu
enak

P : oohiya, bagaimana P : mempertahankan P : perawat Klien tampak Mengungkapkan


kabar adik hari ini ? sikap terbuka, dan menanyakan kondisi terbuka dan keluhan sehingga
apakah ada keluhan tersenyum ke klien klien menjelskan perawat bisa
yang adik rasakan ? kondisinya saat ini menilai kondisi
K : klien tidak
klien saat ini
menatap mata
perawat

K : saya merasa K : klien berbicara Perawat memahami Klien cukup terbuka Dengan
kurang baik kak, dengan jelas apa yang menyampaikan apa Mengungkapkan
karena saya ngerasa disampaikan klien yang ia rasakan keluhan sehingga
P : perawat
diri saya tidak perawat bisa
mendengarkan dan
berguna dan bodoh menilai kondisi
mempertahankan
klien saat ini
kontak mata

P: oh begitu ya dik, P : menjaga kontak Perawat mengajukan Klien tampak sangat Menwarkan kepada
hari ini saya ingin mata dan meminta kontrak waktu terbuka dan siap klien untuk
mengajak adik kesedian klien dengan klien meluangkan kesediaan waktu
berdiskusi tentang waktunya yang ia miliki
K : tidak mau
masalah yang adik
menatap mata
hadapi saat ini, lebih
perawat
kurang 25 menit
apakah adik bersedia?

K : oohiya, boleh kak K : menjawab Perawat memberikan Perawat Perawat berhapa


peratanyaan klien apresiasi waktu menunjukkan sikap prasaan klien tetap
sambil menunduk kepada klien terbuka baik dan percaya
kepada perawat
P : menatap klien
dengan senyum

P: bisakah adik P : suara jelas Perawat ingin tau hal Klien terlihat ingin Menilai kegiatan
menceritakan hal-hal mempertahankan yang disukai klien mejawab pertanyaan yang bisa dilakukan
apa saja yang adik kontak mata perawat oleh klien
sukai dalam kegiatan K : melirik kearah
sehari-hari? Coba perawat dengan tidak
adik ingat kembali ada ekspresi
kemampuan apa saja
yang dapat adik
lakukan?

K : saya sekarang P : klien bercerita Perawat Klien tidak Menilai


setiap harinya suka dengan serius mendengarkan mengatakan kegiatan kemampuan klien
dalam
berdiam didalam dengan penuh apa yang ia sukai
mengungkapkan
ruangan, melamun, perhatian prasaanya.
dan tidak ingin ada
yang mengganggu
saya kak

P: bagaimana kalau P : mempertahankan Perawat membantu Klien tampak Memudahkan klien


saya membantu adik kontak mata, mecatat membuat daftar hal- memahami. dalam
mengidentifikasi
untu membuat daftar kemampuan positif hal positif dan
kemampuan yang
harian hal-hal positif yang dimiliki klien kemampuan yang dimilikinya
dan menggali dimiliki klien
K : melirik perawat
kemampuan adik,
dan menunduk
kemampuan postif
sebentar
apa yang adik miliki?

K : saya suka K : klien bercerita Perawat akan Klien menjawab Menilai


membaca buku, saya dengan bersemangat memberika respon pertanyaan dengan Kemampuan dalam
juga suka menanam kepada klien baik dan suara kecil mengungkapkan
P : perawat
bunga dirumah perasaan dan
mempertahankan
sesekali, dan dirumah kegiatan sehari-
kontak mata
saya juga ada hari.
memelihara kucing
P : wah, bagus sekali P : perawat tersenyum Perwat memberikan Klien tampak Dengan
dik, bagaimana kalau sambil memberikan masukan dan mengerti dengan menanyakan
adik mempertahankan pendapat kepada klien menanyakan pertanyaan pendapat klien
kegiatan positif ini pendapat klien diharapkan klien
K : tampak menjawab
seterusnya? mengenai hal yang dapat lebih
pertanyaan dengan
telah didiskusikan bersemangat
baik
menjalankan hari-
harinya

K : iya kak, kalau P : kontak mata baik Perawat menjadi Klien diharapkan klien
boleh tau gimana cara pendengar yang baik mengemukakan mengerti dengan
K : menganggukkan
nya kak ? pendapatnya pendapatnya dan
kepala
dapat
mengungkapkannya

P : nah bagus sekali P : perawat menjawab Perawat memberikan Klien tampak Diharapkan klien
adik, caranya adik dengan senyum ide kepada klien mendengarkan saran mampu mengetahui
bisa membagi waktu pertanyaan klien agar klien tidak suka dari perawat cara
adik untuk membaca melamun dan tidak mengembangkan
buku di waktu adik merasa sendiri lagi. hal positif yang ada
lagi senggang. Agar pada dirinya
adik tidak suka
melamun dan tidak
ngerasa sendiri lagi.

K : begitu ya ka, saya K : kontak mata klien Memberi apresiasi Klien menerima Menyemangati
setuju dengan cara kebawah kepada klien dengan baik saran klien agar lebih
itu, nanti akan saya yang diberikan termotivasi
P : tersenyum dan
coba kak.
sambil memberikan
jempol ke klien

P: nah setelah tadi P: bertanya sambil Menggali perasaan Klien cukup terbuka Bersikap empati
kita mendiskusikan mempertahankan klien setelah dalam menjawab terhadap perasaan
hal dan kemampuan kontak mata interaksi pertanyaan klien
positif yang adik
miliki bagaimana
perasaan adik setelah
berbincang-bincang K: klien kembali
tadi? menyimak pertanyaan
klien

K: saya sangat senang K: tersenyum ke arah Bersikap terbuka


bisa berbincang- perawat kepada klien
bincang dengan
kakak dan P: megangguk sambil
mngungkapkan tesenyum
perasaan saya

P: baik adik, besok P: memopertahankan Perawat berusaha Klien mengatakan Untuk menanyakan
saya akan datang kontak mata untuk kontrak waktu bersedia kesediaan klien
kerumah adik lagi
selanjutnya meluangkan
dan kita
membicarakan hal-hal waktunya kembali
lain dan kembali
menggali perasaan K: mengangguk
adik

K: baik kak, adik


bersedia
RENCANA KEGIATAN HARIAN

Nama mahasiswa : Aisyah Salsabila

NIM : 18301077

Inisial Pasien : Ny. A

NO Hari / tanggal Rencana tindakan Evaluasi Paraf

1. 14 juni 2021 - membuat laporan Terlaksana


Pendahuluan ( Harga Diri
09.00-12.00
Rendah Situasional )

- menyerahkan laporan

- Mendapatkan kasus

2. 15 juni 2021 - Melakukan pengkajian Terlaksana

13.00- 16.00 - Menegakkan diagnose


keperawatan dan
merencanakan intervensi
keperawatan

3. 16 juni 2021 - Mengumpulkan laporan Terlaksana


pengkajian dan intervensi
13.00-16.00
keperawatan

- Melakukan implementasi
sesuai dengan kasus klien

4. 17 Juni 2021 - mengecek kembali laporan Terlaksana


yang telah dibuat
15.00-17.00
- melakukan response lp dan
lk

5. 18 Juni 2021 - mengecek kembali laporan Terlaksana


yang telah dibuat
08.-16.00
- mengumpulkan lp dan lk

Anda mungkin juga menyukai