Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keperawatan Komunitas

1. Kebijakan pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia dan

perkembangan kesehatan komunitas

Kebijakan pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini

sudah terfokus pada rencana strategi kementerian kesehatan 2010-2014,

rencana strategi merupakan penjabaran dari sistem perencanaan

pembangunan nasional (UU No.25 Th. 2004). Rencana kementrian

kesehatan merupakan dokumen perencanaanyang bersifat indikatif dan

memuat berbagai program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan

langsung oleh Kementerian Kesehatan untuk kurun waktu tahun 2010-2014,

dengan penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar

Pelayanan Minimal (SPM), dan Millenium Development Goals (MDG’s).

Pembangunan kesehatan diarahkan guna mewujudkan Visi Kementerian

Kesehatan “MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN

BERKEADILAN” (Depkes, 2010).

Misi untuk mencapai visi masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan

ditempuh melalui misi sebagai berikut:

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.

b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya

kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan

c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan

d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik

6
7

Strategi pembangunan kesehatan:

a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani

dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global.

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu

dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya

promotif dan preventif.

c. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk

mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.

d. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang

merata dan bermutu.

e. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan

alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu

sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.

f. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan

berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi

kesehatan yang bertanggungjawab.

Dalam mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan

kesehatan, Kementerian Kesehatan menganut dan menjunjung tinggi nilai-

nilai yang terdiri dari:

a. Pro rakyat bermakna mendahulukan kepentingan rakyat dan

menghasilkan yang terbaik untuk rakyat, tanpa membedakan suku,

golongan, agama dan status sosial ekonomi.

b. Inklusif bermakna melibatkan semua pihak, seluruh komponen

masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor,


8

organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha dan masyarakat akar

rumput.

c. Responsif bermakna menyesuaikan kebutuhan dan keinginan rakyat,

serta tanggap dalam mengatasi permasalahan daerah, situasi dan kondisi

setempat, sosial budaya dan kondisi geografis.

d. Efektif bermakna mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah

ditetapkan, dan bersifat efisien

e. Bersih bemakna menyelenggarakan pembangunan kesehatan harus bebas

dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), bersifat transparan dan

akuntabel.

2. Konsep komunitas

Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh faktor

batasan wilayah, nilai-nilai budaya dan norma-norma dimana setiap anggota

masyarakat saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya (WHO, 1974

dalam Stanhope & Lancaster, 2004). Menurut Talcott, komunitas adalah

suatu sistem yang terdiri dari kelompok formal dan informal yang

berkarakteristik saling ketergantungan dan memiliki fungsi yaitu saling

melengkapi antar anggota kelompok (Basavanthappa, 2008).

Komunitas atau masyarakat merupakan salah satu sasaran dalam

asuhan keperawatan komunitas.Salah satu faktor yang mempengaruhi

kegiatan suatu komunitas adalah status kesehatan. Beberapa masyarakat

berpikir bahwa sehat dan kesejahteraan adalah sama, akan tetapi sehat tidak

selalu menyertai kesejahteraan.


9

3. Konsep pemberdayaan masyarakat dan peran serta masyarakat

a. Pemberdayaan masyarakat

1) Definisi

Pemberdayaan masyarakat ialah suatu upaya atau proses untuk

menumbuhkan kesadaran, kamauan dan kemampuan masyarakat

dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan

meningkatkan kesejateraan masyarakat itu sendiri. Pemberdayaan

dapat juga diartikan sebagai upaya untuk memberikan daya atau

kekuatan kepada masyarakat. Peberdayaan masyarakat adalah unsur-

unsur yang memungkinkan masyarakat mampu mengembangkan diri

untuk meningkatkan harkat dan martabatnya. Dengan kata lain,

memperdayakan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan dan

kemandirian masyarakat, sehingga menjembatani jarak komunikasi

antara petugas (provider) dan kelompok sasaran (communities)

(Zulfitri & Sabrian, 2009).

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses membantu

masyarakat untuk meningkatkan keterampilan dan kebutuhan akan

informasi yang pada akhirnya membuat mereka dapat mengambil

keputusan yang terbaik bagi mereka (Stanhope & Lancaster, 2004).

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses untuk

menciptakan kemampuan individu yang peduli dan dapat

melindungi diri sendiri dari pengaruh dari luar (Clark, 1998). Pada

umumnya proses pemberdayaan dimulai dengan satu atau lebih

motivasi yang memicu seperti adanya krisis dan frustasi (Hitchock,

1999).
10

2) Kriteria pemberdayaan masyarakat

Kriteria pemberdayaan masyarakat terdiri dari Hitchock (1999):

a) Meningkatkan status, penghargaan diri sendiri dan identifikasi

budaya

b) Kemampuan diri untuk menyelesaikan masalah dan mampu

berfikir spontan

c) Kemampuan untuk membuat pilihan dalam meningkatkan sumber

daya yang ada

d) Meningkatkan kemampuan dalam tawar menawar dalam bekerja

sama dengan pihak lain

e) Disiplin terhadap diri sendiri dan kemampuan bekerjasama dengan

orang lain.

3) Tujuan pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan memiliki tujuan

sebagai berikut (Zulfitri & Sabrian, 2009) :

a) Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan

kesehatan bagi individu, kelompok atau masyarakat. Dengan

adanya proses belajar, akan terjadi proses alih informasi, sehingga

dengan informasi yang diterima, akan menimbulkan kesadaran

dan meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan.

b) Timbulnya kemauan atau motivasi, sebagai tindak lanjut dari

adanya pemahaman terhadap kesehatan. Kemauan dan motivasi

merupakan awal akan kecendrungan untuk melakukan suatu

tindakan.
11

c) Timbulnya kemampuan masyarakat dibidang kesehatan. Hal ini

berarti individu, kelompok, maupun masyarakat telah mampu

mewujudkan kemauan dan motivasi dalam bentuk tindakan atau

perilaku sehat.

4) Prinsip pemberdayaan masyarakat

Menurut Zulfitri dan Sabrian (2009), prinsip pemberdayaan

masyarakat terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

a) Menumbuhkembangkan potensi masyarakat

Potensi merupakan suatu kekuatan atau kemampuan yang masih

terpendam. Peran petugas kesehatan (provider) adalah

memampukan masyarakat untuk mengenal dan mengenbangkan

potensi, sehingga masyarakat dapat menemukan upaya-upaya

pemecahan masalah berdasarkan kemampuan yang dimiliki.

b) Mengembangkan gotong-royong masyarakat

Petugas kesehatan bersama para tokoh masyarakat berperan

sebagai penggerak gotong-royong sehingga masyarakat mau

berpatisipasi dan berkontribusi terhadap kegiatan yang telah

direncanakan bersama.

c) Menggali kontribusi masyarakat

Petugas kesehatan bersama-sama dengan tokoh masyarakat harus

mampu menggali kontribusi sebagai bentuk partisipasi

masyarakat, baik dalam bentuk tenaga, ide-ide atau pemikiran,

maupun dana.
12

d) Menjalin kemitraan

Kemitraan adalah suatu jalinan kerja antara berbagai sektor

pembangunan, baik pemerintah, swasta dan lembaga swadaya

masyarakat, serta individu dalam rangka untuk mencapai tujuan

bersama yang disepakati. Peran petugas kesehatan adalah

memotivasi dan memfasilitasi masyarakat untuk menjalin

kemitraan dengan pihak-pihak lain.

e) Desentralisasi

Upaya pemberdayaan masyarakat masyarakat pada hakikatnya

memberikan kesempatan pada masyarakatlokal untuk

mengembangkan potensi daerah atau wilayahnya. Peranan sistem

diatasnya adalah sebagai fasilitator dan motivator.

b. Peran serta masyarakat

1) Definisi

Peran serta masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota

masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan

kesehatan yang terjadi didalam masyarakat itu sendiri (Zulfitri &

Sabrian, 2009).

2) Prinsip penggerakkan peran serta masyarakat

Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan diarahkan melalui

tiga kegiatan umum, yaitu:

a) Kepemimpinan, yaitu dengan melakukan intervensi

kepemimpinan yang bersifat KESUMA (kesehatan untuk semua)


13

bagi semua pimpinan baik formal mapun informal, dari tingkat

atas sampai tingkat terbawah.

b) Pengorganisasian, yaitu dengan melakukan intervensi

“community development” dibidang kesehatan pada setiap

kelompok masyarakat sehingga muncul bentuk UKBM disetiap

kelompok masyarakat.

c) Pendanaan, yaitu mengembangkan sumber dana untuk membiayai

berbagai bentuk kegiatan dibidang kesehatan.

3) Elemen-elemen peran serta masyarakat

Elemen-elemen peran serta masyarakat adalah sebagai berikut

(Zulfitri & Sabrian, 2009) :

a) Motivasi

Dengan adanya motivasi yang timbul dari masyarakat itu sendiri

maka masyarakat akan tergerak untuk berpatisipasi dan berperan

disegala program. Oleh karena itu pendidikan kesehatan sangat

diperlukan untuk menumbuhkan motivasi masyarakat.

b) Komunikasi

Dengan adanya komunikasi yang baik, maka pesan, ide dan

informasi akan dapat tersampaikan dengan baik pula kepada

masyarakat sehingga dapat mendorong timbulnya peran serta

masyarakat.
14

c) Kooperasi

Kerjasama dengan instasi kesehatan dan instansi-instansi dari luar

kesehatan mutlak diperlukan untuk membantu menumbuhkan

peran serta masyarakat.

d) Mobilisasi

Peran serta masyarakat dapat dimulai sedini mungkin, mulai dari

identifikasi masalah, menentukan prioritas, perencanaan,

program, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan program.

4) Metode peran serta masyarakat

Metode yang dapat digunakan untuk mewujudkan peran serta

masyarakat adalah sebagai berikut:

a) Pendekatan masyarakat, yang biasanya ditujuan pada pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal

b) Pengorganisasian masyarakat, yang dapat dikoordinasi oleh lurah

atau kepala desa, dan pembentukan panitia (tim kerja) yang

dibentuk ditiap RT

c) Survei diri (community self survey), dimana tiap tim kerja

melakukan survei dimasyarakat masing-masing untuk kemudian

diolah dan dipresentasikan kepada warganya masing-masing.

d) Perencanaan program, yang dilakukan oelh masyarakat sendiri

setelah mendengan presentasi survei dari tim kerja dan

menentukan bersama prioritas masalah yang akan dipecahkan.

Perencanaan program diarahkan pada terbentuknya dana sehat

dan kader kesehatan.


15

e) Trainning, yang dilakukan untuk para kader kesehatan

f) Rencana evaluasi, yang dalam penyusunannya perlu ditetapkan

kriteria-kriteria keberhasilan program.

4. Konsep keperawatan komunitas

a. Definisi

Keperawatan komunitas adalah suatu area praktek keperawatan

dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keahlian antara

keperawatan dan kesehatan komunitas (Basavanthappa, 2008).

Keperawatan komunitas adalah sutau bidang dalam keperawatan

yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan

masyarakat dengan dukungan peran aktif masyarakat, serta

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif

secara menyeluruh, terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh melalui

proses keperawatan, untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia

secara optimal, sehingga dapat mandiri dalam upaya kesehatannya

(Mubarak, 2006).

Keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan

profesional yang ditunjukkan kepada masyarakat dengan penekanan pada

kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang

optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

pemeliharaan dan rehabilitasi, dengan menjamin keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan masyarakat


16

sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan

keperawatan (CHN, 2003).

Keperawatan komunitas adalah sebuah sintesa praktik keperawatan

dan pelayanan kesehatan publik yang berorientasi pada usaha untuk

mempromosikan, dan memberikan pelayanan kesehatan pada

masyarakat, tidak terbatas pada kelolmpok umur tertentu, berkelanjutan

dan berkesinambungan (Ervin, 2002).

Keperawatan komunitas adalah praktek keperawatan yang berfokus

pada suatu populasi, dan bertujuan untuk promosi kesehatan komunitas.

Kegiatan yang berfokus pada promosi kesehatan masyarakat

menghendaki adanya kolaborasi, proses pengkajian yang sistemasis,

perkembangan perawturan yang ada, dan adanya jaminan aktivitas

terhadap hasil dari promosi kesehatan yang ada di komunitas (Stanhope

& Lancaster, 2004).

b. Prinsip keperawatan kesehatan komunitas

Menurut Stone (2002) prinsip keperawatan kesehatan komunitas terdiri

dari:

1) Pengkajian yang mendasar, peraturan yang terus berkembang, dan

jaminan proses berjalan secara sistematis dan komprehensif

2) Seluruh proses hendaknya terdiri dari proses bekerjasama dengan

perwakilan masyarakat

3) Pencegahan primer merupakan prioritas yang harus dilakukan


17

4) Strategi intervensi merupakan pilihan untuk menghasilkan kondisi

ekonomi, sosial dan lingkungan yang sehat dimana masyarakat

tersebut tumbuh dan berkembang

5) Sumber daya yang tersedia dapat dijadikan sebagai pendukung dalam

upaya kesehatan masyarakat secara maksimal

6) Kesehatan masyarakat adalah promosi yang sangat baik dan

dilindungi melalui kolaborasi dengan anggota organisasi dan praktek

profesi yang lainnya.

c. Tujuan keperawatan komunitas

Tujuan dari keperawatan komuntias adalah meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam upaya mengatasi masalah kesehatan

secara mandiri dan mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Pelayanan keperawatan komunitas diberikan kepada masyarakat dengan

tujuan meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya berbagai

masalah kesehatan atau penyakit kesehatan yang dicapai melalui upaya

pelayanan keperawatan langsung dari indvidu keluarga, kelompok dan

komunitas (Zulfitri, 2009).

d. Sasaran keperawatan komunitas

Sasaran utama dalam praktik keperawatan komunitas adalah

seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, kelompok resiko tinggi

(termasuk kelompok penduduk didaerah kumuh, terisolasi, berkonflik,

dan daerah yang tidak terjangkau pelayanan kesehatan) baik dalam

kondisi sehat maupun sakit (Zulfitri & Sabrian, 2009).


18

1) Individu

Merupakan bagian dari anggota keluarga keadaan sakit atau masalah

kesehatan yang dialami oleh individu dalam sebuah keluarga akan

mempengaruhi anggota keluarga lainnya (fisik, mental, dan sosial).

2) Keluarga

Merupakan unit terkecil dari masyarkat, bila satu atau beberapa

anggota keluarga mengalami masalah kesehatan akan berpengaruh

terhadap anggota keluarga lainnya dan mungkin juga berpengaruh

terhadap keluarga disekitarnya.

3) Kelompok khusus (kumpulan individu yang rawan terhadap

masalah kesehatan)

4) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus (bumil, bayi baru

lahir, balita, anak usia sekolah, dan lansia).

5) Kelompok dengan masalah kesehatan khusus yang memerlukan

pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan (penderita

penyakit menular; TBC, AIDS, penyakit kelamin. Penderita penyakit

tidak menular; DM, CHF, cacat fisik, gangguan mental).

6) Kelompok yang beresiko terserang penyakit (Pekerja Seks

Komersial, kelompok penyalahgunaan narkotik, kelompok pekerja

tertentu)

7) Lembaga sosial, perawatan, rehabilitasi (PSTW, Panti Asuhan,

pusat-pusat rehabilitasi, TPA).

8) Masyarakat

Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dari perilaku

individu, keluarga atau kelompok masyarakat dalam banyak hal:


19

lingkungan, gizi, personal hygiene, kurang pengetahuan tentang

penyakit, pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dll.

e. Startegi intervensi keperawatan komunitas

Dalam pelaksanaan intervensi keperawatan komunitas dapat dilakukan

melalui berbagai strategi yaitu (Zulfitri & Sabrian, 2009):

1) Proses kelompok

2) Pendidikan keperawatan

Memberikan informasi kesehatan dan demonstrasi pendidikan

ketrampilan keperawatan dasar

3) Intervensi profesional keperawatan.

Melakukan tindakan keperawatan komunitas yang memerlukan

keahlian perawat komunitas

4) Kemitraan/ kerjasama

melakukan kerjasama baik lintas program maupun lintas sektoral.

5) Pemberdayaan masyarakat

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah

kesehatan yang ada.

f. Ruang lingkup intervensi keperawatan komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatam komunitas adalah memberikan

asuhan keperawatan langsung dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan

dasar komunitas yang terkait kebiasaan/ perilaku dan pola hidup sehat

sebagi akibat ketidakmampuan masyarakat beradaptasi terhadap

lingkungan internal dan eksternal (Zulfitri & Sabrian, 2009).


20

Lingkungan eksternal seperti, ekonomi, iklim poliyik-sosial-

budaya-agama, kondisi tempat tinggal, sumber-sumber kesehatan dan

komunitas, faktor pengamanan, dan bahaya-bahaya pekerjaan, dapat

menjadi sumber stress dan mempunyai potensi yang berdampak pda

kesehatan individu, keluarga, komunitas dengan cara yang unik dan

selalu berubah.

g. Standar praktek keperawatan komunitas

Seperti praktek proifesi kesehatan lainnya memiliki standart

praktek dan pelayanan keperawatan. Standart praktek keperawatan

kesehatan komunitas berkembang dalam kerangka kerja proses

keperawatan seperti pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi

dan evaluasi (Stone, 2002).

Menurut ANA standart praktek keperawatan kesehatan komunitas

terdiri dari:

1) Perawat mengaplikasikan konsep dasar teori didalam praktek

2) Perawat mengumpulkan data yang komprehensif dan akurat secara

sistematis

3) Perawat menganalisa data yang dikumpulkan mengenai masyarakat,

keluarga dan individu untuk menegakkan diagnosa

4) Pada masing-masing tingkat pencegahan perawat merencanakan

intervensi keperawatan yang spesifik untuk individu yang

membutuhkan
21

5) Perawat mengevaluasi respon masyarakat, keluarga dan individu

untuk melakukan intervensi serta meninjau kembali data dasar dan

diagnosa yang telah ditetapkan

6) Perawat berpatisipasi sebagai contoh dan bagian evaluasi yang lain

untuk meningkatkan kualitas praktek keperawatan

7) Perawat bertanggung jawab secara profesional dalam membangun

dan berkontribusi untuk mengembangkan praktek-praktek profesi

lainnya

8) Perawat berkolaborasi dengan pemberi pelayanan kesehatan lainnya,

tenaga profesional lainnya, dan masyarakat dalam melakukan

pengkajian, perencanaan, implementasi dan program evaluasi bagi

kesehatan masyarakat

9) Perawat memberi kontribusi melalui teori dan praktek didalam

penelitian yang ada di keperawatan kesehatan komunitas.

h. Peran perawat komunitas

Peran perawat komunitas terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

1) Pemberi pelayanan

Memberikan pelayanan keperawatan langsung dan tidak langsung

kepada klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan

melalui individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

2) Pendidik

Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan resiko tinggi

atau kepada kader.


22

3) Pengelola

Merencanakan, mengorganisasikan, mengerakkan dan mengevaluasi

pelayanan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung dan

menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan

keperawatan komunitas.

4) Konselor

Memberikan konseling atau bimbingan kepada kader, keluarga dan

masyarakat tentang masalah kesehatan komunitas.

5) Pembela klien ( Advokator)

Melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam

pelayanan keperawatan komunitas.

6) Peneliti

7) Melakukan penelitian untuk mengembangkan keperawatan

komunitas.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

Dalam mengaplikasikan praktik asuhan keperawatan komunitas

diperlukan pengetahuan penunjang yang berkaitan dengan kesehatan

masyarakat, dalam melihat perspektif proses terjadinya masalah kesehatan

masyarakat yang erat kaitannya dengan ilmu epidemiologi, ilmu statistik

kesehatan sehingga masalah tersebut diketahui faktor penyebab dan alternatif

pemecahannya.

1. Pengkajian
23

Pengkajian merupakan tahap pertama dalam melakukan keperawatan

komunitas yang akan membantu mengumpulkan data untuk menunjang

tegaknya masalah. Pengumpulan data secara akurat dan komprehensif

yang bertujuan: memperoleh informasi kesehatan yang akurat,

pengumpulan data sistematis, kompilasi data, memunculkan data yang

hilang, terindentifikasinya masalah kesehatan.

Pengkajian komunitas merupakan suatu proses dalam upaya mengenal

masyarakat, dimana tujuan dari pengkajian komunitas adalah

mengidentifikasi faktor baik faktor positif maupun faktor negatif yang

mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan

strategi promosi kesehatan (Anderson & Farlane, 2006).

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara

lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis

sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik

individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada

fisiologis, sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan. Kegiatan

dalam pengkajian adalah:

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi

mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat

ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah

tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial, ekonomi dan

spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya.

2) Metode Pengumpulan data:

a) Wawancara
24

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang

berbentuk tanya jawab antara perawat dengan klien atau keluarga

klien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah

kesehatan klien. Wawancara harus dilakukan menggunakan

bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau

keluarga pasien dan selajutnya hasil wawancara atau anamnesa

dicatat dalam format proses keperawatan.

b) Observasi

Observasi dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi

aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka

menegakkan diagnosa keperawatan komunitas. Pengamatan

dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat

dalam format proses keperawatan.

c) Windshield survey

Suatu metode pengumpulan data dengan cara melihat atau

mengobservasi gambaran wilayah dengan cara berjalan

mengelilingi seluruh lingkungan komunitas dengan menggunakan

kelima panca indra (penglihatan, pendengaran, pengecapan,

penciuman dan perabaan).

d) FGD (Focus group Discussion):

Kelompok kecil orang-orang yang berkumpul bersama untuk

merespons atau mendiskusikan beberapa set pertanyaan.

e) Literature review

Mengumpulkan data dari beberapa literatur kepustakaan.

f) Data sekunder dan tersier


25

Mengumpulkan data dari instansi terkait yang secara rutin

dikumpulkan dari sumber data yang telah dipublikasikan. Data ini

diperoleh berbagai instansi dan sumber terpercaya (catatan

kesehatan, catatan pertemuan warga, dokumen publik, statistik).

3) Data pengkajian komunitas

Data yang perlu dikaji didalam pengkajian komunitas terdiri dari:

a) Data inti

Data yang perlu dikaji dalam data inti adalah sejarah atau riwayat

komunitas, data demografi meliputi karakteristik umur, jenis

kelamin, suku bangsa, status perkawinan, nilai dan keyakinan,

tipe keluarga, vital statistik; angka kelahiran, kematian

berdasarkan umur dan penyebab (Anderson & Farlane, 2006).

b) Delapan subsistem yang melingkupinya terdiri dari:

(1) Data lingkungan fisik meliputi:

(a) Luas bangunan

(b) Bentuk bangunan: rumah petak, paviliyun

(c) Jenis bangunan: permanen, semi permanen dan non

permanen

(d) Lantai rumah: semen, keramik, tanah, kayu

(e) Ventilasi

(f) Pencahayaan dan penerangan

(g) Kebersihan

(h) Pengaturan perabot rumah


26

(i) Fasilitas: peternakan, sarana olahraga, sarana hiburan,

sarana ibadah

(j) Batasan wilayah

(k) Kondisi geografis

(2) Pelayanan kesehatan dan social

Pelayanan kesehatan meliputi: lokasi sarana kesehatan, sumber

daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader), jumlah

kunjungan, sistem rujukan. Fasilitas sosial meliputi: pasar,

toko, swalayan, pelayanan konseling dan lain-lain yang

merupakan sistem pendukung bagi komunitas dalam

menyelesaikan masalah (Mubarak, 2006).

(3) Ekonomi

Indikator ekonomi dan sumber-sumber informasi meliputi:

rumah tangga (rata-rata pendapatan biaya perbulan masing-

masing rumah tangga), individu (pendapatan perorang, persen

yang miskin, jenis pekerjaan).

(4) Keamanan dan transportasi

Sistem keamanan lingkungan, penanggulangan bencana, polusi

air dan tanah, jenis sarana transportasi, kondisi jalan.

(5) Politik dan pemerintahan

Terdiri dari sistem pengorganisasian, struktur organisasi,

kelompok organisasi dalam komunitas, peran serta kelompok

organisasi dalam kesehatan, keberadaan kelompok pelayanan

masyarakat dan kebijakan pemerintahan daerah terhadap

kesehatan penduduk (Mubarak, 2006). Pemerintahan (RT, RW,


27

Lurah, Camat, dan seterusnya). Kelompok pelayanan

masyarakat (PKK, LKMD, panti werdha, karang taruna,

posyandu, dan lain-lain). Politik: peran serta partai politik

dalam pelayanan kesehatan, kebijakan pemerintah dalam

pelayanan kesehatan. (Mubarak, 2006).

(6) Sistem komunikasi

Meliputi keberadaan wadah dana sarana umum komunikasi

seperti perkumpulan masyarakatm, sumber informasi, jenis alat

komunikasi yang digunakan dalam komunitas dan cara

penyebaran informasi (Mubarak, 2006).

(7) Pendidikan

Meliputi keberadaan sarana dan prasarana dalam menuntut

ilmu seperti, sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.

(8) Rekreasi

Terdiri dari kebiasaan rekreasi yang biasa dilakukan

masyarakat, fasilitas tempat rekreasi.

b. Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahn data

dengan cara klasifikasi data dan kategorisasi data, tabulasi data dan

interpretasi data.

c. Analisa data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan

menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki


28

sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang

dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah

keperawatan.

d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data diketahui masalah kesehatan dan

keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat

dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian

masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus,

oleh karena itu diperlukan prioritas masalah.

e. Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan

keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai

criteria, diantaranya adalah:

1) Perhatian masyarakat

2) Prevalensi kejadian

3) Berat ringannya masalah untuk diatasi

4) Tersedianya sumber daya masyarakat

5) Aspek politis

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan

menurut Abraham H yaitu:

1) Keadaan yang mengancam kehidupan

2) Keadaan yang mengancam kesehatan

3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan


29

Menurut Stanhope & Lancaster (2004) terdapat 6 kriteria dalam menentukan

prioritas masalah yaitu:

1) Kesadaran komunitas terhadap masalah

2) Motivasi komunitas dalam menyelesaikan masalah

3) Kemampuan perawat untuk mempengaruhi dan memberikan solusi

4) Tersedianya keahlian untuk menyelesaikan masalah kesehatan

5) Keparahan atau keseriusan masalah yang dihasilkan jika tida diselesaikan

6) Kecepatan masalah dapat diselesaikan

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan

baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang

diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah

masalah yang mungkin timbul.

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan

pasti tentang status atau masalah kesehatan pasien yang ditetapkan

berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan

memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat.

Jenis diagnosa dalam keperawatan komunitas terdiri dari

sehat/wallness/potensial dimana komunitas mempunyai potensi untuk

ditingkatkan belum ada data maladaptif atau paparan masalah kesehatan.

Ancaman/risiko yaitu belum terdapat pemaparan masalah kesehatan, namun

sudah ditemukan beberapa data maladaptif yang memungkinkan timbulnya

gangguan atau masalah. Nyata/aktual masalah yang sudah timbul didukung

dengan bebebarapa data maladaptif.


30

Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu:

a) Problem (masalah)

Merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal

yang seharusnya terjadi.

b) Etiologi

Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang

dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang

meliputi:

(1) Perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

(2) Lingkungan fisik, biologis, psikologis dan sosial

(3) Interaksi perilaku dan lingkungan

c) Sign atau symptom (tanda dan gejala)

Merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosa

dan petunjuk timbulnya masalah.

3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana

tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi

masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan

dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan asuhan

keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa keperawatan

yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus

mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang

akan dilaksanakan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

(Anderson & Farlane, 2006).


31

Terdapat 3 tahapan kegiatan perencanaan:

a. Memprioritaskan masalah keperawatan komunitas

b. Merumuskan tujuan umum, tujuan khusus dan kriteria evaluasi

c. Menyusun rencana atau intervensi keperawatan komunitas

4. Implementasi atau pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan

keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan perawat komunitas harus bekerja sama dengan anggota

tim kesehatan lainnya dalam hal ini melibatkan pihak puskesmas,

bidan desa dan anggota masyarakat.

Prinsip yang umum digunakan dalam implementasi pada keperawatan

komunitas adalah:

a. Inovatif

Perawat komunitas harus mempunyai wawasan luas dan mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) dan berdasarkan pada iman dan taqwa (IMTAQ).

b. Integrated

Perawat komunitas harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi,

tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

berdasarkan azas kemitraan.

c. Rasional

Perawat komunitas dalam melakukan asuhan keperawatan harus

menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana

program yang telah disusun

d. Mampu dan mandiri


32

Perawat komunitas diharapkan mempunyai kemampuan dan

kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara

kompeten (Mubarak, 2006).

5. Evaluasi atau penilaian

Evaluasi adalah suatu proses penilaian dari hasil program

kegiatan. (Stanhope & Lancaster, 2004).

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan

tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan

membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses

tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan

membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam

perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan

masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau yang

telah dirumuskan sebelumnya (Anderson & Farlane, 2006).

Anda mungkin juga menyukai