Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN JIWA HARGA DIRI RENDAH (HDR)


DI RUMAH SAKIT JIWA Dr. AMINO GONDHOUTOMO
SEMARANG

Disusun Oleh:
Eka wahyuningsih
114034

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO

SEMARANG

2015
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH

I. Kasus (Masalah Utama) : Harga Diri Rendah


a. Pengertian
Penilaian negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara
langsung atau tidak langsung diekspresikan (Schult dan Videbeck, 1998)
Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan
(Fitria,Nita.2009.Hlm:5)

a. Penyebab
Menurut Anonim (2013), Banyak faktor yang menyebabkan seseorang
mengalami harga diri rendah, diantaranya:
1. Pola asuh keluarga: Pola asuh yang diterapkan di keluarga sangat
berpengaruh terhadap bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri.
Pola asuh yang permisif cenderung kurang terkontrol sehingga seseorang
menjadi tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak bisa
diterima masyarakat. Sebaliknya, pola asuh otoriter kadang menyebabkan
masalah maladaptif dalam menilai diri.
2. Tekanan/trauma: Banyak faktor yang bisa menyebabkan timbulnya
trauma, misalnya kekerasan fisik, seksual, dan peristiwa lainyang bisa
mengancam seseorang hingga tidak bisa lepas dari bayang-bayang
kejadian yang tidak menyenangkan tersebut.
3. Keadaan fisik: Harga diri seseorang juga dipengaruhi oleh kondisi fisik.
Kondisi fisik yang mempunyai kekurangan atau cacat akan membuat
seseorang merasa minder. Akibatnya mereka cenderung menarik diri
untuk menyembunyikan kekurangannya.
b. Ketidak berfungsian secara sosial: Ketidakberfungsian secara sosial disini adalah
tidak mampunya seorang indivu menempatkan dirinya dalam fungsi sosial. Misalnya
seorang kepla rumah tangga yang menganggur, akan merasa rendah diri dalam
kehidupan sosialnya

Penyebab dari gangguan jiwa gangguan harga diri rendah dapat disebabkan karena 2
faktor yaitu :
1. Situasional
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis yang dapat terjadi secara
situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya
harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban pemerkosaan, atau
menjadi narapidana sehinggan harus masuk penjara. Selain itu, dirawat dirumah
sakit juga bisa menyebabkan rendahnya harga diri seseorang dikarenakan
penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman, harapan
yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta perlakuan
petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.
2. Kronik
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis biasanya sudah berlangsung sejak
lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum dirawat. Klien sudah
memiliki pikiran negatif sebelumnya dirawat dan menjadi semakin meningkat
saat dirawat.
(Fitria, Nita.2009.Hlm:7)
Harga diri rendah dapat disebabkan karena terganggunya salah satu atau lebih dari
5 konsep diri. Komponen konsep diri menurut Sulistyawati (2005) dan
kusumawati dan Katono 2010, mengungkapkan bahwa komponen konsep diri
terdiri dari :
1. Citra tubuh (body image)
Adalah individu terhadap tubunya baik disadari maupun tidak disadari
meliputi persepsi masalalu atau sekarang mengenai ukuran, bentuk fungsi
penampilan dan potensi tubuh. Individu yang menemui tubuhnya apa adanya
biasanya memiliki harga diri yang tinggi daripada individu yang tidak
menyukai tubuh.
2. Ideal diri (self ideal)
Adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai
standart pribadi, dibentuk oleh gambaran tipe orang yang diinginkan,
sejumlah aspirasi dan tujuan yang ingin dicapai berdasarkan norma
masyarakat.
3. Harga diri (self esteem)
Merupakan penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa
seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri
diperoleh dari diri sendiri dan oranglain yaitu dicintai, dihormati, dihargai.
Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan,
sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila mengalami
kegagalan,tidak dicintai atau merasa tidak diterima di lingkungan.
4. Peran (self role)
Adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai, tujuan yang dihadapkan oleh
masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu didalam kelompok sosialnya.
5. Identitas diri (self identiy)
Adalah kesadaran akan dirinya yang bersumber dari obsesi dan penilaian yang
merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai sesuatu kesatuan
yang utuh, berhubungan dengan jenis kelamin.
(Purwanto, Teguh.2009.Hlm:73-77)
c. Tanda dan Gejala
Berikut ini adalah tanda dan gejala klien dengan gangguan harga diri rendah :
1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimitis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatan diri
8. Berpakaian tidak rapi
9. Selera makan berkurang
10. Tidak berani menatap lawan bicara
11. Lebih banyak menunduk
12. Bicara lambat dengan nada suara lemah

II. Proses Terjadinya Masalah


a. Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis adalah penolakan orangtua
yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab
personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami
kegagalan,serta menurunnya produktivitas.
(Fitria, Nita.2009.hlm:7)
c. Proses Terjadinya Masalah (Patofisiologi)
Berdasarkan hasil riset Malhi 2008 menyimpulkan bahwa harga diri rendah
diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan
berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah
menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal. Dalam tinjauan life span
history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah masa kecil sering
disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapai
masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak
diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau
pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan
menuntut lebih dari kemampuannya.
Bila kondisi klien dibiarkan tanpa ada intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan
kondisi dimana klien tidak memiliki kemauan untuk bergaul dengan orang lain
(isolasi sosial) (Fitria, Nita.2009.hlm:7)

III. Pohon Masalah


Isolasi Sosial

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah Core Problem


Gangguan citra tubuh, ideal diri, harga diri,
peran dan identitas diri

Pohon masalah Ganggian konsep diri: Harga Diri Rendah (Fitria. 2009)

IV. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

Masalah Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif

Isolasi sosial -Klien mengungkapkan tidak - Ekspresi wajah kosong


berdaya dan tidak ingin - Tidak ada kontak mata
hidup lagi ketika diajak berbicara
- Mengungkapkan enggan - Suara pelan dan tidak
berbicara dengan orang lain jelas
- Klien malu bertemu dan
Gangguan konsep diri:
harga diri rendah berhadapan dengan orang
lain

- Mengungkapkan ingin - Merusak diri sendiri


diakui jati dirinya - Merusak orang lain
- Mengungkapkan tidak ada - Menarik diri dari
lagi yang peduli hubungan sosial
Mengungkapkan tidak bis - Tampak mudah
apa-apa tersinggung
Mengungkapkan dirinya - Tidak mau makan dan
tidak berguna tidak tidur
Mengkritik diri sendiri

I. Diagnosa keperawatan
1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah

II. Rencana tindakan keperawatan


Diagnosa : Harga diri rendah
Tujuan umum : Klien tidak terjdai gangguan konsep diri: harga diri rendah/klien akan
meningkat hara dirinya
Tujuan khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
SP I
 Bina hubungan saling percaya
 Beri kesmpatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
 Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
 Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2) klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
SP II
 Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan, diskusikan kemampuan
dan aspek positif yang dimiliki
 Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi
pujian yang realistis
 Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
SP III
 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
 Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang kerumah
4) Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
SP IV
 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
SP V
 Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
 Beri pujian atas keberhasilan klien
 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah
6) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
SP VI
 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
 Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

V. Masalah Keperawatan
1. Isolasi Sosial : menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Gangguan citra tubuh
Data yang perlu dikaji :
1. Subyektif
a. Mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna
b. Mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu
c. Mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk beraktivitas atau bekerja
d. Mengungkapkan dirinya malas melakukan perawatan diri (mandiri, berhias,
makan, atau toileting).
2. Obyektif
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimitis
d. Tidak menerima pujian
e. Penurunan produktivitas
f. Penolakan terhadap kemampuan diri
g. Kurang memperhatikan perawatan diri
h. Berpakaian tidak rapi
i. Berkurang selera makan
j. Tidak berani menatap lawan bicara
k. Lebih banyak menunduk
l. Bicara lambat dengan nada suara lemah
(Fitria,Nita.2009.hlm:9)

VI. Diagnosa Keperawatan


Harga diri rendah

VII. Rencana Tindakan Keperawatan


Tujuan :
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
3. Pasien dapat menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan.
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih.

Tindakan Keperawatan :

1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.


Untuk membantu pasien agar dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek
psoitif yang masih dimilkinya, perawat dapat :
a. Mendiskusikan sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimilki pasien
seperti kegiatan pasien, dirumah, dalam keluarga dan lingkungan keluarga
serta lingkungan terdekat pasien.
b. Memberi pujian yang realistik atau nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penialian yang negatif.
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan. Untuk tindakan
tersebut. Anda dapat :
a. Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat dilakukan saat
ini berdasarkan kemampan yang telah diidentifikasi.
b. Membantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
c. Memperlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3. Membatu pasien memilih atau menetapkan kemampuan yang akan dilatih.
Tindakan keperawatan yang akan dilakukan adalah :
a. Mendiskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan dan memilih
kemampuan yang akan dilatih.
b. Memberikan dukungan dalam memilih kemampuan yang paling mudah
dilakukannya.
c. Membantu pasien memilih kemampuan sesuai dengan kondisi pasien saat ini
4. Melatih kemampuan yang dipilih pasien. Untuk tindakan keperawatan tersebut,
anda dapat melakukan :
a. Motivasi pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
b. Mendiskusikan cara melaksanakan kemampuan yang dipilih
c. Memberi contoh cara melaksanakan kemampuan yang dipilih
d. Membantu pasien melakukan sendiri kemampuan yang dipilih
e. Memberi dukungan dan pujian kepada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
pasien.
5. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih. Untuk
mencapai tindakan keperawatan tersebut anda dapat melakukan hal-hal berikut :
a. Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih
secara mandiri
b. Membantu pasien memasukkan kemampuan yang telah dilatih dalam jadwal
kegiatan sehari-hari pasien.
Berikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
(Keliat.2007.hlm:118-119)
DAFTAR PUSTAKA

Fitria,Nita.2009.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi


Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP).Jakarta : Salemba Medika.

Keliat.2007.Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN (Basic Course).Jakarta : Buku


Kedokteran EGC.

Purwanto, Teguh.2009.Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta :Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai