Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun tidak mampu
bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Isolasi sosial menarik
diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive,
mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).
Tanda dan gejala:
Data Subyektif:
a. Mengungkapkan untuk memulai hubungan/ pembicaraan
b. Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
c. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain
Data Obyektif:
a. Kurang spontan ketika diajak bicara
b. Apatis
c. Ekspresi wajah kosong
d. Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat berbicara
IV. Proses Terjadinya Masalah
Hasil riset Malhi (2008) menyimpulkan bahwa Harga Diri Rendah diakibatkan oleh
rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini menyebabkan berkurangnya tantangan dalam
mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya
hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal.
Secara umum gangguan konsep diri Harga Diri Rendah dapat terjadi secara
situasional dan kronik (Iyus Yosep, 2010).
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya kecelakaan, putus sekolah, perceraian,
PHK, perasaan malu karena sesuatu terjadi pada dirinya (perkosaan atau pernah
dipenjara), termasuk dirawat di rumah sakit yang dapat terjadi karena:
- Privacy klien yang kurang diperhatikan
- Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh tidak sesuai harapan karena penyakit
yang dialami
- Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai privacy klien misalnya: berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan sebelumnya
b. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung sebelum sakit/dirawat, dimana
klien mempunyai cara berpikir yang negatif.
V. Rentang Respon
Isolasi sosial
HARGA DIRI
RENDAH KRONIS
TUK:
1. Klien dapat 1. Setelah 1 kali interaksi, 1. Bina hubungan saling percaya dengan meng-gunakan prinsip
membina klien menunjukkan komunikasi terapeutik :
hubungan eskpresi wajah Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non
verbal.
saling percaya bersahabat, menun-
Perkenalkan diri dengan sopan.
dengan jukkan rasa senang, Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
disukai klien.
perawat. ada kontak mata, mau
Jelaskan tujuan pertemuan.
berjabat tangan, mau Jujur dan menepati janji.
Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
menyebutkan nama,
Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
mau menjawab salam,
klien mau duduk
berdampingan dengan
perawat, mau
mengutarakan masalah
yang dihadapi.
2. Klien dapat 2. Setelah 1 kali interaksi 2.1. Diskusikan dengan klien tentang:
mengidentifikasi klien menyebutkan: Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan.
Kemampuan yang dimiliki klien.
aspek positif o Aspek positif dan
2.2 Bersama klien buat daftar tentang:
kemampuan yang
dan Aspek positif klien, keluarga, lingkungan.
dimiliki klien.
Kemampuan yang dimiliki klien.
kemampuan o Aspek positif
2.3. Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian
keluarga.
yang dimiliki. negatif.
o Aspek positif
lingkung-an klien.
3. Klien dapat me- 3. Setelah1 kali interaksi 3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat
dilaksanakan.
nilai klien menyebutkan
3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan
kemampuan kemampuan yang dapat pelaksanaannya.
yang dimiliki un- dilaksanakan.
tuk
dilaksanakan
4. Klien dapat 4. Setelah 1 kali interaksi 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
merencanakan klien membuat rencana setiap hari sesuai kemampuan klien:
kegiatan sesuai kegiatan harian kegiatan mandiri.
kegiatan dengan bantuan.
dengan
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien.
kemampuan
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien
yang dimiliki
lakukan.
5. Klien dapat 5. Setelah1 kali interaksi Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan.
melakukan klien melakukan
Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien.
kegiatan sesuai kegiatan sesuai jadual Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien.
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah
rencana yang yang dibuat.
pulang.
dibuat.
6. Klien dapat 6. Setelah 1 kali interaksi 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
memanfaatkan klien memanfaatkan merawat klien dengan harga diri rendah.
sistem pendu- sistem pendukung yang 6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di
kung yang ada. ada di keluarga. rawat.
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J, (1998). Buku Saku Diagnosa keperawatan (terjemahan), Edisi 8, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Johnson, B.S, (1995). Psichiatric-Mental Health Nursing Adaptation and Growth, Edisi 2th, J.B
Lippincott Company, Philadelphia
Maramis,W.F (1998). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press, Surabaya
Stuart GW, Sundeen SJ. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Townsend, M.C, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikitari
(terjemahan), Edisi 3. Jakarta: EGC.
Yosep, Iyus., S.Kp., M.Si. 2010. Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung: PT Refika Aditama.
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
STRATEGI PELAKSANAAN
HARI PERTAMA PRAKTEK
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:
Mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimis,
penurunan produktifitas, penolakan terhadap kemampuan diri, terlihat dari kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera makan kurang, tidak
berani menatap lawan bicara, dan lebih banyak menunduk.
2. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
3. Tujuan Khusus:
a. Klien mampu menyebutkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Klien mampu menyebutkan menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c. Klien mampu memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
d. Klien mampu melakukan kemampuan yang sudah dipilih
e. Klien mampu menyebutkan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian
4. Tindakan Keperawatan
a. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c. Membantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
d. Melatih kemampuan yang sudah dipilih
e. Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian
Kerja
” x, apa saja kemampuan yang x miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya! Apa pula
kegiatan rumah tangga yang biasa xlakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar?
Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan
dan kegiatan yang xmiliki “.
” xdari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah
sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3
yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini.
”Sekarang, coba xpilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O
yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita
latihan merapikan tempat tidur ibu”. Mari kita lihat tempat tidur xCoba lihat, sudah rapikah
tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah
kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan,
dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah
bawah/kaki. Bagus !”
” xsudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba xlakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau xlakukan tanpa
disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan xx(tidak) melakukan.
Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi Subyektif
“Untuk hari ini x sudah sangat bagus karena x mau bekerja sama dengan saya, apa
yang x rasakan sekarang?“
b. Evaluasi Objektif
“Jadi setelah tadi yang saya ajarkan, coba sekali lagi x praktekan ke saya cara
berkenalan.”
2. Tindak Lanjut
Yah, ternyata xbanyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah xpraktekkan dengan baik sekali.
Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. X mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis
istirahat, jam 16.00”
3. Kontrak yang akan datang
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Xmasih ingat kegiatan apa lagi
yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci
piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan
ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”